PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI PEMVRNIAN VRANIL NITRAT SEKSI 400

dokumen-dokumen yang mirip
PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 600

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SISTEM SEKSI 900 (PENGENDAPAN DAN SENTRIFVGASI) PADA PILOT CONVERSI PLANT

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 700

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 800

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 100 PCP

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 1200 PCP

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

2. STIRRED TANK REAKTOR (REAKSI TANGKI BERPENGADUK) Cara mengoperasikan : 1. Masukkan bahan yang akan diproses kedalam reactor. 2.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. pengontrol agar dapat bekerja secara otomatis. Terdapat tiga switch menjalankan

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pemurnian Etanol dengan Menggunakan Alat Sistem

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SETTING DAN KALIBRASI INSTRUMEN PROSES PADA TANGKI DI-301 INSTALASI PEMURNIAN DAN KONVERSI

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

PEMBUATAN ZIRKONIL NITRAT DARI ZIRKON OKSIKLORID UNTUK UMPAN EKSTRAKSI ZR-HF DENGAN MIXER-SETTLER (MS)

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

Kata kunci : pelarutan, yellow cake, asam nitrat, konsentrasi, temperatur, laju pengadukan.

PEMUNCUTAN U3Si2 OARI CACALAN PROOUKSI PEB OISPERSI BERISI U3Si2 - AI MENCCUNAKAN TEKNIK ELEKTROLISIS

ANALISIS UNSUR PENGOTOR Fe, Cr, DAN Ni DALAM LARUTAN URANIL NITRAT MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

EKSTRAKSI STRIPPING URANIUM MOLIBDENUM DARI GAGALAN PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

Memahami sistem pembangkitan tenaga listrik sesuai dengan sumber energi yang tersedia

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER

PENENTUAN LUAS MUKA SERBUK OKS IDA HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI PELET U02 SINTER

PENGARUH LAJU ALffi DAN SURU P ADA STRIPPING URANIUM PROSES PUREX SIKLUS SA TU SECARA

PEMODELAN SIMULASI KONTROL PADA SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN PLC

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

Bab IV PERANCANGAN SISTEM KONTROL NUTRISI HIDROPONIK NFT TUMBUHAN TOMAT

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01)

DESIGN SIMULATOR FRESH WATER TANK DI PLTU DENGAN WATER LEVEL CONTROL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM PEB U3Siz-AI PASCA IRRADIASI MELALUI PEMISAHAN PENUKAR ANION DENGAN METODA SPEKTROMETER ALPHA

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

PROSES EKSTRAKSI-STRIPPING UO2(NO3)2 BERIMPURITAS HASIL PELARUTAN DARI YELLOW CAKE

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

PETUNJUK PENGOPERASIAN

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

Lampiran A : Perangkat Percobaan Kontaktor Gas Cair

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. energi yang salah satunya bersumber dari biomassa. Salah satu contoh dari. energi terbarukan adalah biogas dari kotoran ternak.

PENGARUH KONSENTRASI URANIUM DALAM PROSES ELEKTRODEPOSISI HASIL EKSTRAKSI DENGAN TBPjOK

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN URANIUM KONSENTRASI RENDAH DENGAN METODA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

Bab V Analisis Hasil Pengolahan Data

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

KARAKTERISASI SERBUK UO 2 DARI YELLOW CAKE LIMBAH PUPUK FOSFAT MASRIPAH UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada Gambar 3.1 menunjukan blok diagram sistem dari keseluruhan alat yang dibuat. Mikrokontroler. Pemantik Kompor.

BAB II LANDASAN TEORI

1. Bagian Utama Boiler

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

MEMBUAT TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS DAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

PROSES EKSTRAKSI-STRIPPING UO2(NO3)2 BERIMPURITAS HASIL PELARUTAN DARI YELLOW CAKE

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

PEMUNGUTAN URANIUM DI DALAM KERAK CaF2 DENGAN PELARUT ASAM NITRAT

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 7 WETTED WALL COLUMN

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

Lampiran 2. Dosis pupuk NPKMg-TE untuk pemupukan bibit kelapa sawit Dura x Pisifera standar kebun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam skala besar, proses pemindahan air tidak mungkin dilakukan secara

ISSN * R. Didiek Herhady dan **Sigit PROSES ULANG BAHAN BAKAR BEKAS CARA BASAH PENDAHULUAN ABSTRAK

LOGO RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI DAN PENANGGULANGAN KEBOCORAN GAS LPG BERBASIS SENSOR TGS2610

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

PENGOPERASIAN SISTEM AIR ElEBAS MINERAL SEBAGAI PENUNJANG PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF. Sri Maryanto Pusat Teknologi Limbah RAdioaktif, BATAN

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM

3 Metodologi Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

KRITERIA PEMILIHAN POMPA UNTUK MENGALIRKAN LARUTAN ASAM FOSFAT KE MIXER SETTLER PADA PROSES RECOVERY URANIUM DARI ASAM FOSFAT

BAB III METODE PENELITIAN. FPMIPA UPI, Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, dan

BAB II DASAR TEORI. Alat ukur level adalah alat-alat instrumentasi yang dipergunakan untuk. 1. Mencegah kerusakan dan kerugian akibat air terbuang

Gambar 3.1. Alur Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI SISTEM KENDALI INSTRUMENTASI INDUSTRI

EKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)

MP-10 MAHAMERU. Weigher. Model. Operation Manual. Quick Guide HMI Operational Making Program System Check Troubleshooting MACHINES INDUSTRY

Transkripsi:

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI PEMVRNIAN VRANIL NITRAT SEKSI 400 Eddylndarto PENDAHULUAN Latar belakang Proses pemurnian (Seksi 400) adalah salah satu rangkaian proses yang sangatlah penting dalam proses konversi dari pengolahan yellow cake menjadi U02, Bila pada seksi 400 ini dilewatkan dalam rangkaian proses konversi maka hasil akhir U02 tidak memenuhi persyaratan derajad nuklir karena masih banyak pengotornya maka peralatan mekanik dan alat kontrolnya perlu perbaikan yang sudah rusak sehingga dapat berfungsi kembali untuk proses pemurnian uranium. Sebelum operasi yang sesungguhnya menggunakan uranium maka perlu uji fungsi peralatan dan alat kontrolnya sehingga dalam proses yang sesungguhnya dapat berfungsi dengan baik seperti yang diinginkan ( persyaratan derajat nuklir ) dengan melaksanakan tata cara yang benar pad a pelaksanaan pengujian peralatan sub sistim seksi 400 pad a fasilitas PCP Maka uji fungsi semua peralatan pokok dan pendukung harus dilakukan dengan tatacara operasi secara benar yang diperlukan untuk menjamin agar peralatan pad a seksi 400 dapat bekerja secara benar dan hubungannya dengan instrument pengendali, penguncianlinterlock dan alarm. Oengan dilakukan perbaikan peralatan yang rusak dan uji fungsi semua peralatan pokok dan pendukung maka seksi 400 ( Pemurnian Uranium) siap untuk proses operasi ekstraksi dan reekstraksi. Maksud dan Tujuan Oengan melakukan perbaikan komponen serta peralatan pada seksi 400 ( pemurnian Uranium) maka sitem proses tersebut dapat beroperasi sebagaimana mestinya dan dilakukan uji fungsi peralatan dalam proses ekstraksi supaya dapat menghasilkan Uranil Nitrat yang murni sesuai dengan yang dipersyaratkan ( memenuhi derajat nuklir.) Alat dan Bahan Peralatan yang ada pada seksi 400 MS-401/402 ( Mixer Settler) -401 dan ( Mixer Settler) -402 LOIC-403 ( pengatur ketinggian Larutan fasa air dan organic) inverter ( pengatur motor pengaduk pad a Mixer Setler ) A-40 1 A 1 sid 8 I 401 B 1 sid 8 I 402 1 sid 16 I 501 0-401 A I 401 B P-401 A I 401 B I 402 A I 402 B I 403 A I 403 B I 404 A P-404 B I 405 A I 405 B I 406 1407 I 501/502 V-405 A I 405 B I 405 C 1501 1502 1503 1504 F-501 562

Alat yang ada pada seksi 200 ( pendukung) A-200 A-202/203/204/205/206/207 D-202/203 F-20 1/303 A/303 B P-202/203/204/2051206/207/304 AI304 B V-202/203/204120512061207/210/211/212/213 dan semua alat pad a seksi 1200 Instrumen terkait: lihat daftar instrumen untuk seksi 400, 500, 200, 300, dan 1200 Bahan Air Bebas Mineral ( ABM ) TBP - Kerosen 20 % Udara tekan Air pendingin. Cara kerja Uji fungsi 1. Sistem VOG Yakinkan bahwa plan telah diatur secara benar sesuai petunjuk operasi Diatur dan lakukan sesuatu sehingga V-1201/1202/1203 kosong Amati dan lakukan sesuatu sehingga ada jumlah yang cukup ABM dalam C 1201. Jalankan kipas K-1201 A atau K-1201 B dan hubungkan tombol "otomatis" HS 1202.1 Operasikan pompa P1201 A atau P-1201 B dan atur penunjuk aliran FI-1201 sesuai dengan petunjuk operasi Alirkan air pendingin kepada jaket C-1201 2. Penyediaan larutan HN03 (make up); disimulasikan dengan ABM Larutan HN03 digantikan dengan ABM; Tangki V-203 =100 liter 1 BS Tangki V-204 =100 liter 1 BS' Tangki V-205 =1200 liter 1 CX Tangki V-206 = 200 liter ABM Tangki V-207 =1000 liter 1 AX (diisi dengan 20 % TBP-kerosine) Masukan larutan ke tangki V-210 /211/212/213 dan tangki berturut turut V 203/204/2051206 dan atur ketinggian larutan dengan membaca gelas penduga LG/203/204/205/2061207/208/209/21 0/213. Pindahkan sekitar 45 liter larutan dari V-206 ke tangki V-501 dengan menggunakan pompa P-206 Pindahkan larutan dari tangki V-207 ke tangki V-504 dengan menggunakan p-207 Naikkan set LSL-502 sampai LAL-502 menjadi bekerja, kemudian ulangi operasi ini sampai keadaan mantap Atur pompa dosis dengan kecepatan alir P-203 =10 L/j P-204 =10 L/j 1 BS 1 BS' 563

P-205 = 42,8 L/j 1 ex P~06=12 L~ ABM P-502 = 55,1 IL/j 1 AX P-207 = 55,1 IL/j : ABM Jumlah larutan make-up harus eukup untuk menjalankan seluruh pereobaan, kalau tidak isilah kembali tangki V-203120412051206/207 sesuai petunjuk operasi. 3. Pengisian baterai mixer-settler Diatur plan untuk memindahkan larutan sebagai berikut: Tangki Pompa AlaUbagian yang diisi V-504 V-207 V-206 V-401'IP-401 A/B MS-401 (tingkat 8) V-203 P-203 V-204 P-204 V-205 - P-206 P-502 P-207 P-205 MS-40 1 (fingkat 16) MS-401 (tingkat 13) MS-402(tingkat 16) V-50 1 MS-401 (tingkat 1) V-504 Diatur limpahan semua tingkat mixer-settler agar didapat 50 % fasa air dan 50 % fasa organik pad a tiap mixler-settler Dimulai mengisi dengan fasa air dengan menjalankan P-203 dan P-205 Bila dalam MS-40 1,Iarutan mulai mengisi tingkat ke 13; jalankan P-204 untuk arus 1 BS. Bila dalam MS-402 larutan mulai mengisi pengenap tingkat I, hentikan pompa P-205 Bila dalam MS-401 larutan mulai mengisi tingkat 8, turunkan keeepatan alir pompa P-203 dan P-204 hingga 2,8 I/jam dan jalankan P-401 untuk arus 1 AF Dlatur katup-katup sesuai manual operasi untuk mengirim arus 1 AF, mula-mula ke tingkat ke-7 kemudian ke tingkat ke 9 baterai MS-401 o Diaur ulang umpan ke tingkat ke 8 Bila dalam MS-401 larutan menepai pengenap tingkat.1, hentikan pompa P-203, P204 dan P-401 A Jalankan semua peneampur, aturlah keeepatan'pada titik seperti dsibawah ini: Aliran Kebutuhan 1 AF 22 liter 1 BS 27 liter 1BS 15 liter 1ex 64 litet ct Dlatur katup-katup manual untuk menampung arus l' AW (dad bngkat pe-ama MS-401) dalam V-404 A melalui D-401 B dan arus 1 CW (dari tingkat terakhir MS402) dalam V-405 A., lihat dan sesuaikan dengan petunjuk operasi Hidupkan pompa P-502 untuk memasukkan larutan da(am MS-401 tingkat 1: 564

ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 Dioperasikan secara manual LDIC-403, sehingga fasa air tidak keluar dari pengenap tingkat pertama. Bila level pada LR-502 sekitar 50 %, hidupkan pompa P-207 untuk memulihkan - larutan yang telah dikirimkan ke baterai Bila MS-401 pad a tingkat ke 16 telah terisi dengan fasa organik, jalankan pompa P-203, P 204 dan P-401 secara pelan biarkan LDIC-403 ke operasi otomatis untuk mendapat 50 % fasa air dan 50 % fasa organik dalam tingkat pertama Dlatur sinyal pada LDR-403 Biarkan larutan melimpah langsung dari MS-401 ke MS-402. Operasikan secara manual LDIC-412 sehingga fasa air pad a pengenap tingkat pertama tidak mengalir keluar Bila fasa organik mulai mengisi tingkat kedua MS=402, geserlatur katup sesuai petunjuk manual dan tampunglah arus ke dalam V-403 Diatur sehingga LR-405 menjadi beroperasi Diatur kecepatan alir pompa P-403 A dan pompa P-403 B pada 55,1 I/jam Diturunkan set LSH-405 dan atur agar: LAL-405 bekerja Dinaikkan set LSL-405 dan atur agar LAL-405 bekerja Bila harga pad a LR-405 sekitar 50 %, dijalankan pompa P-403 A dan teruskan pengisian MS-402 Bila larutan mulai mengisi tingkat ke-delapan; dihentikan pompa P-403 A dan jalankan pompa P-403 B. 1. Bila tingkat ke-enambelas MS-402 telah terisi dengan fasa organik, jalankan P-205 dan secara pelan atur agar LDIC 412 pad a posisi operasi otomatis sehingga didapat 50 % fasa air dan 50 % fasa organik dalam pengenap tingkat' pertama 2. Diatur sinyal pada LDR-412 3. Pengisian dengan fasa organik akan memerlukan waktu paling tidak 3,5 jam Kebutuhan cairan make-up selama pengisian bagian kedua adalah sebagai berikut: Aliran Kebutuhan 1 AF 14,2 liter 1 s 3,3 liter 1 BS' 3,3 liter 1 CX- 1 AX 190 liter 4. Menjalankan plan tanpa pemungutan kembali salven Turunkan set LDSH-403 sampai suatu harga yang lebih rendah daripada set "interface level" pada LDIC-403 PEMBAHASAN Pengoperasian untuk uji fungsi pada seksi 400 ( Pemurnian uranium) perlu semua subsistem pendukung harus juga dapat berfungsi apabila salah satu tidak dapat berfungsi maka seksi 400 (pemurnian ) juga tidak berfungsi dengan baik karena saling bergantung fungsinya : Seksi 200 / make up ( penyediaan umpan ) yang menyediakan larutan : HN03, ABM, TBP Kerosen,pada seksi ini harus siap tidak boleh kekurangan larutan umpan. Seksi 500 / Regenerasi TBP-kerosen yang telah dipakai untuk ekstraksi supaya dapat dipakai lagi untuk ekstraksi, seksi ini harus siap karena juga sebagai umpan TBP-kerosen Seksi 700 untuk menyimpan limbah hasil ekstraksi ( rafinat ),harus siap menampung limbah yang tidak terekstrak. Seksi 1200.untuk menyalurkan gas buang hasil proses ekstraksi, harus siap dan harus beroperasi lebih dulu sebelum operasi ekstraksi dilakukan. Seksi 600 untuk menampung uranium murni hasil ekstraksi, harus siap menampung hasil ekstraksi yang dioperasikan secara sinambung. Dari semua seksi yang terkait harus semua berfungsi sesuai dengan urutannya maka proses ekstraksi pad a seksi 400 dapat pula berfungsi dengan baik. 565

Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 KESIMPULAN Dengan perbaikan peralatan yang rusak atau tidak dapat berfungsi dengan penggantian, perbaikan atau modifikasi sehingga dapat berfungsi lagi peralatan yang sebelumnya tidak berfungsi sekarang berfungsi adalah : Inverter sudah berfungsi untuk memutar motor pengaduk pada MS 401 dan MS 402. Pompa dosis sudah dapat berfungsi sebagai umpan dan hasil produk ekstraksi. LDIC sudah berfungsi untuk mengatur ketinggian fasa air dan fasa organik secara kesinambungan. Kran manual untuk pengatur ketinggian larutan sudah tidak bocor. Semua peralatan sudah berfungsi maka seksi 400 ( Pemurnian uranium) dapat berfungsi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Diagram P & I untuk seksi 300, dok. 22004.Y.0002 s.d 0012 [2] Operation manual, dok. 220,042.007 [3] Kurva kalibrasi untuk tangki / vessel dan pompa dosis [4] Instrumen list untuk seksi 200, 300 dan 1200, dok 22004.L,001 0 [5] Component list, dok 22004.L.0003 566