PENENTUAN LUAS MUKA SERBUK OKS IDA HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI PELET U02 SINTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN LUAS MUKA SERBUK OKS IDA HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI PELET U02 SINTER"

Transkripsi

1 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PENENTUAN LUAS MUKA SERBUK OKS IDA HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI PELET U02 SINTER Aminhar, Mujinem, Sugeng Rianto ABSTRAK PENENTUAN LUAS MUKA SERBUK OKS IDA HASIL PROSES OKSIDASI-REDUKSI PELET U02 SINTER. Telah dilakukan penentuan luas muka serbuk oksida hasil proses oksidasi-reduksi pelet U02 sinter menggunakan surface areameter model sorptomatic 1800 sebagai bagian karakterisasi serbuk untuk kontrol kualitas, apakah nilai luas muka memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu 4,5 ± 1 m2fgr. Metode analisis didasarkan pada teori BET yaitu pengukuran volume adsorbate yang teradsorpsi f terdesorspsi isotherm is sebagai lapisan tunggal pad a temperatur N2 cairo Gas pengisi yang digunakan adalah gas N2, memiliki luas bagian molekul 16, m2. sam pel dipreparasi dengan outgassing selama 2 jam pada 150 C, mmhg, kemudian ditimbang dengan teliti. Alat dikalibrasi menggunakan bahan standard A1203,diperoleh hasil luas mukanya sebesar 0,613 m2fgr, berarti nilai tersebut masuk daerah penerimaan 0,576 ± 0,042 m2fgr. Hasil penentuan luas muka serbuk oksida hasil proses oksidasi dan reduksi masing-masing adalah = 0,5656 m2fgr dan = 0,6661 m2fgr. Nilai luas muka serbuk oksida ini berbeda jauh dari nilai spesifikasi yang dipersyaratkan. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa hal antara lain, preparasi sam pel yang belum sempurna dan telah terjadi pergeseran sifat fisik serbuk oksida hasil proses oksidasreduksi dari sifat aslinya khususnya luas muka. Kata Kunci : Surface areameter Sorptomatic, adsorbate, White test, BET luas muka. PENDAHULUAN Pad a peletisasi di Laboratorium Bidang Bahan' Bakar Nuklir (B3N-PTBN) sering ditemui kegagalan pelet yang cukup berarti, yang mungkin disebabkan antara lain oleh karakter serbuk yang belum terpenuhi dan paramater - parameter lainnya proses selama peletisasi. Pelet-pelet yang gagal dan tidak memenuhi syarat penampilan fisik tersebut biasanya mengalami retak, bergelembung bahkan pecah. Jumlah pelet yang gaga 1 dinilai masih memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga dilakukan proses olah ulang(1) untuk mengembalikannya menjadi bahan baku awal lagi sebagai serbuk U02, melalui proses oksidasi-reduksi. Proses oksidasi adalah perlakuan terhadap gagalan pelet sinter dengan cara pemanasan pada suhu 700 C selama 7 jam dengan kondisi atmosfir sehingga berubah menjadi serbuk U308. Sedangkan proses reduksi adalah perlakuan terhadap bahan hasil oksidasi (U308) dengan cara pemanasan pad a suhu 800 C selama 2 jam dengan kondisi dialiri gas H2odiharapkan hasil proses reduksi adalah serbuk U02. Sebelum dijadikan umpan untuk proses peletisasi, serbuk oksida hasil proses oksidasireduksi tersebut dikarakterisasi secara fisik & kimia, salah satu diantaranya adalah analisis luas muka serbuk. Persyaratan luas muka serbuk U02 sebagai bahan pembuatan pelet elemen bakar nuklir reaktor daya, yaitu berkisar 4,5 ± 1 m2fgr (2). Dengan demikian maka serbuk hasil proses oksidasi-reduksi.dianalisis luas mukanya untuk mengetahui apak"lh luas mukanya memenuhi persyaratan tersebut. Alat yang digunakan untuk analisis luas muka serbuk adalah Surface Areameter Sorptomatic seri 1800 buatan Carlo Erba Italy. Prinsip kerjanya didasarkan atas kemampuan sensor tekanan mengukur bervariasi tekanan yang dihasilkan dari proses adsorpsi dan desorpsi isothermis bagian volume adsorbate gas nitrogen (N2) yang dimasukkan pada kondisi temperatur nitrogen cair sebagai lapisan tunggal (monolayer) atau menentukan berapa bagian volume adsorbate yang diserap oleh sam pel (Va) dari jumlah volume total adsorbate yang dimasukkan (Vi)[3.4J.Dengan mengetahui jumlah volume adsorbate yang dimasukkan dan mengetahui jumlah volume adsorbate 229

2 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN yang tidak diserap pad a berbagai tekanan kesetimbangan (Pa), maka volume adsorbate yang diserap sam pel pada berbagai tekanan kesetimbangan Pa dapat dihitung. Jadi data keluaran proses yang sebenarnya adalah data tekanan gas, untuk itu dibuatlah program pengolahan data dan tampilannya sehingga data akhir analisis sudah berupa data luas muka m2fgr. Metode analisis luas muka diawali dengan operasi white test untuk mendapatkan kurva hubungan volume gas yang dimasukkan terhadap tekanan hasil proses. Data tekanan operasi white test diolah berdasar hukum gas ideal PV = nrt. Untuk analisis luas muka adalah bersifat isothermis dan jenis gas sama, maka tekanan proses merupakan fungsi dari volume gas, P = f{v). Pad a operasi sampel akan dihasilkan data variasi tekanan kesetimbangan (Pa) yang memungkinkan diketahuinya volume gas yang diadsorpsi pada keadaan tersebut (Va). Data-data yang didapat pada operasi sampel selanjutnya diolah dengan persamaan BET ( Brunauer-Emmett- Teller ). Yang perlu diperhatikan dari aplikasi persamaan BET adalah berdasarkan teori analisis luas muka akan memberikan data yang representatif untuk daerah tekanan relatif 0,05 sampai dengan 0,35. Untuk mendapatkan tekanan relatif yang dapat memenuhi teori BET maka proses adsorpsi desorpsi gas N2 pad a suhu cairnya memerlukan kondisi tingkat kevakuman tertentu dalam manual a/at dipersyaratkan mmhg. Upaya lain untuk mendapatkan hasil analisis yang representatif, sebelum dianalisis sam pel serbuk oksida uranium dipersiapkan terlebih dahulu dengan dikenakan proses outgassing, yaitu pengusiran gas dan uap air yang terkandung dalam sam pel dengan pemanasan selama waktu tertentu disertai pemvakuman, sehingga pada peristiwa adsorpsi dan desorpsi gas dapat mengisi ke seluruh permukaan serbuk termasuk ke dalam porinya. Sebelum digunakan analisis, alat surface area digunakan untuk menganalisis bahan standard AI203 dengan spesifikasi 0.576±0.042 m2fgr untuk mengetahui kehandalannya. Diperoleh data analisis standard m2fgr, yang berarti alat siap untuk analisis. Pada analisis luas muka serbuk oksida uranium, sam pel dipreparasi pada suhu 150 C selama 2 jam dengan kondisi vakum mmhg. Setelah dipreparasi di unit outgassing, sampel dipindahkan ke unit analisis. Parameter-parameter analisis yang ditetapkan pad a analisis serbuk oksida uranium adalah tekanan operasi pada 850 mmhg, waktu adsorpsi 6 menit, kesetimbangan adsorpsi dibuat 6 titik. TEORI Secara garis besar Surface Areameter bekerja berdasarkan atas kemampuan sensor tekanan mengukur bervariasi tekanan yang dihasilkan dari proses adsorpsi dan desorpsi isothermis bagian volume adsorbate gas nitrogen (N2) yang dimasukkan pada kondisi temperatur nitrogen cair sebagai lapisan tunggal (monolayer) atau menentukan berapa bagian volume adsorbate yang diserap oleh sam pel (Va) dari jumlah volume total adsorbate yang dimasukkan (Vi). Dengan mengetahui jumlah volume adsorbate yang dimasukkan dan mengetahui jumlah volume adsorbate yang tidak diserap pada berbagai tekanan kesetimbangan (Pa), maka volume adsorbate yang diserap sam pel pada berbagai tekanan kesetimbangan Pa dapat dihitung. Pelaksanaan analisis luas permukaan melalui dua tahapan proses yaitu operasi white test untuk mendapatkan kurva kalibrasi buret yang menggambarkan hubungan volume gas tertentu yang dimasukkan terhadap respon tekanan yang muncul dan operasi sam pel untuk mengetahui volume gas yang terserap oleh sampel pada berbagai tekanan kesetimbangan. Data variasi tekanan proses yang diperoleh dari operasi white test dan operasi sampel, selanjutnya diolah menggunakan gabungan persamaan gas ideal dan persamaan BET. Tahapan proses analisis surface area dapat dijelaskan sebagai berikut adalah : 1. Operasi White test ( Operasi tanpa sam pel) Operasi white test adalah analisis yang dikerjakan tanpa sam pel atau analisis buret kosong, dengan cara memasukkan sejumlah volume gas adsobate yang telah diketahui volumenya ke dalam buret sam pel kosong secara berulang dan mengukur kenaikan tekanan yang dihasilkan.hingga diperoleh tekanan jenuh. Tujuannya untuk mengetahui korelasi antara volume gas yang dimasukkan dan respon tekanan yang dihasilkan, sehingga dari operasi white test akan diperoleh kurva kalibrasi buret yang menggambarkan korelasi antara volume adsorbate dan respon 230

3 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 tekanan yang dihasilkan. Hubungan antara volume gas dan tekanan ini dapat dijelaskan dengan teori gas ideal: PV = nrt Dimana : P = V = n = R = T = Tekanan gas Volume gas Jumlah mol gas Tetapan Suhu kelvin (1 ) Pada operasi surface area karena dikerjakan pada suhu tetap dan jenis gas yang sama maka nilai N, R dan T pada persamaan di atas adalah tetap, sehingga volume gas merupakan fungsi tekanan atau dapat ditulis sebagai V = f (P). Pemasukan volume gas yang sudah diketahui secara berulang, Vi1, Vi2, Vi3 dan seterusnya memberikan data kenaikan tekanan kesetimbangan Pi1, Pi2, Pi3 dan seterusnya sampai diperoleh keadaan tekanan jenuh Po. Operasi white test harus dikerjakan untuk setiap penggunaan buret yang berbeda 2. Operasi Sam pel Operasi sam pel adalah analisis luas permukaan terhadap sam pel serbuk tertentu, dikerjakan dengan cara memasukkan gas adsorbate ke dalam buret berisi sam pel serbuk dan akan menghasilkan data kena!kan variasi tekanan kesetimbangan Pa'1, Pa'2, Pa'3 dan seterusnya. Dengan memplot kurva kenaikan tekanan pad a operasi sam pel terhadap kurva kenaikan tekanan pada operasi white test, maka volume adsorbate yang tidak diserap (Vg) pada titik-titik kesetimbangan Pa'1, Pa'2, Pa'3 dapat diketahui, sehingga dengan mudah volume adsorbate yang diserap sam pel (Va) dapat dihitung. Dengan prinsip serupa volume adsorbate yang didesorpsi dapat pula.dihitung. Titik-titik Va yang telah didapat dari operasi sampel memungkinkan perhitungan luas permukaan serbuk menggunakan persamaan BET sebagai berikut : ----=--x-+-- Pa (C-l) Pa 1 Va(Po-Pa) VmC Po VmC... (2) Dimana : Pa = Tekanan kesetimbangan adsorpsi Po = Tekanan jenuh adsorpsi Va = Volume gas yang diserap pad a tekanan kesetimbangan Pa Vm = Volume gas yang diserap sebagai lapis an tunggal C = Tetapan energi adsorpsi Pal Po = Tekanan relatif Untuk sistem yang sama maka nilai Vm dapat ditulis dengan : dan nilai C tetap, sehingga persamaan BET Pa Va(Po-Pa) = m Pa + b Po... (3) Persamaan 3 tampak sebagai persamaan linier biasa y = mx + b, dengan nilai m adalah kemiringan garis dan nilai b adalah interseptnya. Berdasarkan studi yang telah dibuktikan dinyatakan bahwa persamaan BET memiliki kelinieran yang baik pada daerah nilai tekanan relatif (Pa/Po) berkisar 0,05-0,

4 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 C-1 m=-- VmC 1 b= VmC C=_1_ Vmb ISSN (4)... (5) Jika nilai C pada persamaan ( 5 ) disubsitusikan ke dalam nilai C pada persamaan ( 4 ) dapat ditulis sebagai berikut : 1-1 m = Vmb 1 1 =~- b Vm * _ Vm Vmb... (6) 1 Vm= m+ -b... (7) Nilai Vm pada persamaan (7) inilah yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan luas permukaan serbuk. Jika nilai - nilai Va yang diperoleh pada setiap titik tekanan kesetimbangan analisis sam pel dibuat grafik dengan ordinat Pa y= Va(Po - Pa) dan absis Pa x = --- Po maka dengan mudah nilai Vm pad a persamaan (7) dapat ditentukan. Proses selanjutnya mengkonversi besaran volume gas menjadi besaran luas permukaan dengan cara sebagai berikut : 1. Menghitung jumlah molekul gas yang diserap dalam setiap 1 cc (Z) Z = molekul 22414cc... (8) 2. Menghitung luas yang ditutupi oleh 1 cc gas yang diserap ( So ) So = Z * a (9) dim ana, a = luas bagian molekul gas 3. Menghitung luas yang ditutupi oleh Vm cc gas ( S ) S = So * Vm 4. Menghitung luas permukaan spesifik serbuk (SS )adalah : S So * Vm Z * a * Vm SS=-= ----=--- W W W... (10)... (11) dimana, W = berat sam pel serbuk 232

5 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 VACCUM N 2 GAS REDUCED o MEASURlt~G UNIT 8 S.e Gambar 1. skematik a/at Ukur surface Area Sorptomatic 1800 TATA KERJA 1. Alat Seperangkat Surface areameter Sorptomatic 1800 Timbangan analitis Sendok sam pel Tabling dewar Seperangkat komputer Corong sam pel Seperangkat buret sam pel 2. Bahan - Gas N2 UHP - Udara tekan - N2 cair - Grease vakum rotary Isolatif gas - Sam pel serbuk hasil oksidasi-reduksi 3. Cara Kerja 1. Pemanasan Alat Surface areameter dipanasi selar.la 30 menit dengan pengesetan sebagai Power ON - Tekanan operasi N2 ( Pe ) : 850 mmhg N2 measurement system 2 kg/cm2 N2 level Air system k~/cm2 3 kg/cm berikut : 233

6 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN Pelaksanaan Analisis A. Analisis White test buret kosong tanpa sampel ( kalibrasi buret) Buret kosong dilakukan outgassing dengan parameter, suhu = 150 C, selama 2 jam dengan tingkat kevakuman = mmhg Buret pengukuran dipindahkan dan dipasang pada unit analisis Kevakuman buret diperiksa harus minimal mm Hg dengan mengaktifkan V4 dan membuka kran valve buret, jika sudah tercapai Surface areameter diset sebagai berikut : Time Adsorpsi & Desorpsi 6 ' Saklar Introduction piston y.j Introduction Dial Total = 13; Reduced = 7 Saklar V1, V2, V3, piston Auto Saklar Coolant ON Saklar 1/4 1/2 1/2 Saklar putar MODE ADS Ditunggu hingga analisis selesai V4 di OFF B. Preparasi Sam pel Standard Dan Sam pel Serbuk Oksida Uranium - Sam pel standard dan sam pel serbuk oksida uranium masing - masing beratnya ± 5 gr, dimasukkan ke dalam buret pengukuran yang telah ditimbang dan telah dikalibrasi Buret pengukuran berisi sam pel dilakukan outgassing dengan parameter, suhu =150 C, selama 2 jam dengan tingkat kevakuman = mmhg. Setelah proses outgassing selesai, kemudian buret berisi sam pel ditimbang dengan teliti sebagai berat kering sam pel C. Analisis Bahan Standard Dan Sam pel Serbuk Oksida Uranium Buret pengukuran dipasang pada tempatnya di unit analisis Kevakuman buret diperiksa harus minimal mm Hg dengan mengaktifkan V4 dan membuka kran valve buret, jika sudah tercapai Surface areameter diset sebagai berikut : Time Adsorpsi & Desorpsi 6 ' Saklar Introduction piston y.j Introduction Dial Total = 10; Reduced = 7 Saklar V1, V2, V3, piston Auto Saklar Coolant ON Saklar 1/4 1/2 1/4 Saklar putar MODE ADS Ditunggu hingga analisis selesai V4 di OFF HASIL DAN PEM BAHASAN Serbuk oksida hasil proses oksidasi-reduksi dilakukan penentuan luas mukanya menggunakan alat Surface areameter Sorptomatic seri Hasil analisis penentuan luas muka tersebut ditanlpilkan pada Tabel1. Tabel1. Hasil analisis luas muka A1203. U30a dan U02 No Nama Sam pel Hasil Pengujian ~ 0,6130 0,5656 0,6661 Keterangan SDesifikasi, m2j 0.576± ,5 ± 1 234

7 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 Dari Tabel 1. terlihat hasilluas muka sampel standard AI203 adalah sebesar 0,6130 m2jg, serbuk U30S (hasil proses oksidasi) sebesar 0,5656 m2jg dan serbuk U02 (hasil proses reduksi) sebesar 0,6661 m2jg. Untuk hasil luas muka sam pel standar AI203 sebesar 0,6130 m2jg, harga ini masih memenuhi spsesifikasi (0,576±0.042 m2jgr ), yang berarti alat Surface areameter Sorptomatic seri 1800 dalam keadaan siap untuk analisis. Sedangkan untuk serbuk uranium oksida hasil proses reduksi luas mukanya sebesar 0,6661 m2jg, nilai ini berbeda jauh dari nilai spesifikasi yang dipersyaratkan (4,5 ± 1 m2jg). Hal ini dimungkinkan oleh beberapa hal antara lain: >- Preparasi sampel yang belum sempurna memungkinkan masih ada sebagian gas pengotor yang terperangkap dalam pori dan menghambat adsorpsi gas N2 oleh sam pel. Dugaan ini muncul karena keadaan serbuk hasil proses oksidasi-reduksi tampak bergumpal dibandingkan serbuk umpan awalnya. Untuk itu perlu dilakukan optimasi preparasi pada analisis selanjutnya, dengan penambahan waktu outgassing atau menaikkan suhu outgassing menjadi 200 C, dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan terjadinya perubahan sifat sam pel >- Kemungkinan telah terjadi pergeseran sifat fisik serbuk oksida hasil oksidasi- reduksi dari sifat aslinya khususnya luas muka. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya pertumbuhan butir atau penyatuan batas butir pada waktu proses sintering. Proses oksidasi-reduksi tidak menjadikan kembalinya sifat fisis serbuk oksida seperti sifatnya seperti semula. KESIMPULAN Dari kegiatan penentuan ini diperoleh data luas muka serbuk hasil oksidasi U30S adalah sebesar 0,5656 m2jgr dan luas muka serbuk oksida hasil reduksi U02 sebesar 0,6661 m2jgr, nilai luas muka serbuk oksida ini berbeda jauh dari nilai spesifikasi yang dipersyaratkan. Hal ini dimungkinkan oleh beberapa hal antara lain, preparasi sampel yang belum sempurna dan telah terjadi pergeseran sifat fisik serbuk oksida hasil proses oksidasi-reduksi dari sifat aslinya khususnya luas muka. DAFTAR PUSTAKA '[1] TRI YULIANTO, Diktat Pelatihan Supervisor Dan Operator IEBE, Serpong Maret 2009 [2] ANONIM, Buku Petunjuk Kendali Kualitas Fabrikasi Elemem Bakar Nuklir, 198 [3] S. LOWELLI"lntroduction to Powder Surface Area", John Wiley & Sons, New York, 1991 [4] ANON 1M, Sorptomatic 1800 Instruction Manual, Carlo Erba Strumentazione, Italy,

8 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 1100 PCP Agus Sartono, Sardjono AK ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI SUB SISTEM SEKSI 1100 PCP. Telah dilakukan revitalisasi dan pengujian Sub.Sistem 1100 pad a unit Pilot Convertion Plant (PCP) di Instalasi Elemen Bakar Eksperimental yang terdiri dari sistem tungku Oksidasi untuk memproses Amonium diuranat (ADU) menjadi serbuk U30S, dan sistem tungku Reduksi untuk memproses serbuk U30S menjadi serbuk U02. Perbaikan dilakukan pad a sistem panel kendali dengan mengganti seluruh komponen yang rusak, kemudian dilakukan pengujian untuk meyakinkan bahwa perbaikan yang dilakukan telah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian pada komponen pengganti menunjukkan bahwa panel kendali tersebut dapat beroperasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pengujian kebocoran pad a tanur oksidasi yang telah diperbaiki tidak mendapatkan indikasi adanya kebocoran pada seal yang diganti, demikian juga dengan pengujian kebocoran pad a tanur reduksi juga tidak ditemukan indikasi kebocoran pada sistem tanur tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanur tersebut dapat dioperasikan dengan aman. Kata kunci : revitalisasi, tanur, oksidasi, reduksi. PENDAHULUAN Salah satu program Bidang Bahan Bakar Nuklir di tahun 2009 adalah revitalisasi Laboratorium Pemurnian dan Konversi Yellow cake atau biasa dikenal dengan PCP, yaitu sebuah laboratorium. pemrosesan uranium dari bahan yellow cake yang diperoleh dari alam hingga diperoleh serbuk U02 derajat nuklir. Rangkaian pemrosesan uranium ini terdiri dari pelarutan yellow cake, pemurnian, pemekatan, pengendapan, pemisahan serbuk, kalsinasi dan reduksi. Selain jalur utama proses untuk memperoleh serbuk U02 derajat nuklir tersebut terdapat pula sub unit pendukung seperti penyiapan umpan, penyiapan larutan, pengolahan larutan induk, penyimpanan larutan limbah, dan pelarutan gagalan serbuk. Keseluruhan rangkaian ini dalam pengoperasiannya diawasi secara simultan dari ruang kendali sehingga setiap perubahan parameter proses yang ada dilapangan akan terekam di ruang kendali, dan tindakan yang diperlukan untuk mengantisipasi setiap perubahan dapat dilakukan dari ruang kendali. Beberapa tindakan yang tidak dapat dilakuakan dari ruang kendali masih harus dilakukan secara in-situ, sehingga keberadaan operator dilapangan juga masih diperlukan. Seperti halnya dengan sistim Oksidasi dan reduksi pada seksi 1100, setiap tindakan perubahan parameter dilakukan dan diamati secara langsung di lapangan, sedangkan setiap terjadi kegagalan operasi, maka kegagalan tersebut akan termonitor dari ruang kendali. PERBAIKAN SUB SISTEM SEKSI1100 PCP Seksi 1100 merupakan bagian dari PCP yang terdiri dari beberapa peralatan yaitu : Tanur Oksidasi, Tanur Reduksi, Sistim penyaring gas buang, panel kendali proses Oksidasi dan Reduksi, Sistim penyaring Ammonium Diural (ADU), dan Sistim pasivasi serbuk U02. Perbaikan Seksi 1100 dilakukan secara menyeluruh mulai dari Tanur Oksidasi dan reduksi beserta panel kendali dan rangkaian pendukungnya, seperti glovebox, menara cuci gas buang dan sebagainya. 236

PEMBUATAN SISTEM PERANGKAT LUNAK ALAT SURFACE AREA METER SORPTOMATIC 1800

PEMBUATAN SISTEM PERANGKAT LUNAK ALAT SURFACE AREA METER SORPTOMATIC 1800 PEMBUATAN SISTEM PERANGKAT LUNAK ALAT SURFACE AREA METER SORPTOMATIC 800 Sugeng Rianto, Mujinem, Aminhar L Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang E-mail : sugeng-r@batan.go.id

Lebih terperinci

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz

OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 OPTIMASI PROSES REDUKSI HASIL OKSIDASI GAGALAN PELET SINTER UOz Ratih Langenati, Ngatijo, Lilis Windaryati, Agus Sartono, Banawa Sri Galuh, Mahpudin

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 700

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 700 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 700 R. Suryadi ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI SUB SISTEM SEKSI 700. Merujuk pada program kerja B3N-PTBN

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 800

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 800 ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 800 Noor Yudhi ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI SUB SISTEM SEKSI 800, telah dilakukan perbaikan alat tunggal

Lebih terperinci

PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK)

PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK) PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK) Moch. Rosyid, Endang Nawangsih, Dewita -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER

Lebih terperinci

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER

PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI REDUKSI PELET U02 SINTER Banawa Sri Galuh, Asminar, Rahmiati ABSTRAK PENENTUAN DENSITAS KETUK SERBUK URANIUM OKSIDA HASIL PROSES OKSIDASI

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 600

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 600 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 600 Yatno Dwi AS, Aminhar ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI SUB SISTEM SEKSI 600. Telah dilakukan perbaikan

Lebih terperinci

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI

PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI No. 12/ Tahun VI. Oktober 2013 ISSN 1979-2409 PENENTUAN RASIO O/U SERBUK SIMULASI BAHAN BAKAR DUPIC SECARA GRAVIMETRI Lilis Windaryati, Ngatijo dan Agus Sartono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN

Lebih terperinci

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK

PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK PROSES PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK Ngatijo, Rahmiati, Asminar, Pranjono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMURNIAN YELLOW CAKE DARI LIMBAH PABRIK PUPUK. Telah dilakukan

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SISTEM SEKSI 900 (PENGENDAPAN DAN SENTRIFVGASI) PADA PILOT CONVERSI PLANT

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SISTEM SEKSI 900 (PENGENDAPAN DAN SENTRIFVGASI) PADA PILOT CONVERSI PLANT Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SISTEM SEKSI 900 (PENGENDAPAN DAN SENTRIFVGASI) PADA PILOT CONVERSI PLANT Aminhar L ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI SISTEM

Lebih terperinci

PRINSIP DAN TEKNIK PENGGUNAAN GAS SORPTION ANALYZER (GSA) Oleh: Sudarlin, M.Si Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga 2012

PRINSIP DAN TEKNIK PENGGUNAAN GAS SORPTION ANALYZER (GSA) Oleh: Sudarlin, M.Si Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga 2012 A. Pengantar PRINSIP DAN TEKNIK PENGGUNAAN GAS SORPTION ANALYZER (GSA) Oleh: Sudarlin, M.Si Jurusan Kimia UIN Sunan Kalijaga 2012 Gas Sorption Analyzer (GSA) tidak termasuk alat analisis instrument karena

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 100 PCP

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 100 PCP PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI SVB SISTEM SEKSI 100 PCP Triarjo, Sugeng Rianto, Djoko Kisworo ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI SUB SISTEM SEKSI 100 PCP. PCP ( Pilot Coversion Plant) adalah instalasi pabrik pembuatan

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24

PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 65 Tangerang Selatan ABSTRAK PEMODELAN

Lebih terperinci

ROADMAP PENDIRIAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR KAPASITAS 710 TON/fAHUN

ROADMAP PENDIRIAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR KAPASITAS 710 TON/fAHUN ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ROADMAP PENDIRIAN PABRIK BAHAN BAKAR NUKLIR TIPE PWR KAPASITAS 710 TON/fAHUN Agus Sartono DS, Bambang Galung S ABSTRAK ROAD MAP PENDIRIAN PABRIK BAHAN

Lebih terperinci

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER

ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 ANALISIS KANDVNGAN PENGOTOR DALAM PELET VOz SINTER Asminar ABSTRAK ANALISIS KANDUNGAN PENGOTOR DALAM PELET U02 SINTER. Telah dilakukan analisis pengotor

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT ISSN 1979-2409 Optimalisasi Proses Pemekatan Larutan UNH Pada Seksi 600 Pilot Conversion Plant (Iwan Setiawan, Noor Yudhi) OPTIMALISASI PROSES PEMEKATAN LARUTAN UNH PADA SEKSI 600 PILOT CONVERSION PLANT

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI TVNGKV HERAEVS Ngatijo, Pranjono ABSTRAK PERBAIKAN DAN UJI FUNGSI TUNGKU HERAEUS. Telah dilakukan perbaikan Tungku Heraeus

Lebih terperinci

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009 ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009 Sri Wahyuningsih ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009. Pemantauan radioaktivitas

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI PEMVRNIAN VRANIL NITRAT SEKSI 400

PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI PEMVRNIAN VRANIL NITRAT SEKSI 400 PERBAIKAN DAN VJI FVNGSI PEMVRNIAN VRANIL NITRAT SEKSI 400 Eddylndarto PENDAHULUAN Latar belakang Proses pemurnian (Seksi 400) adalah salah satu rangkaian proses yang sangatlah penting dalam proses konversi

Lebih terperinci

PADUAN LOGAM U-Zr ABSTRAK PENDAHULUAN. Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN

PADUAN LOGAM U-Zr ABSTRAK PENDAHULUAN. Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGUTIAN HASn. PROSES DENSITAS HYDRIDING-DEHYDRIDING DAN FRAKSI SERBUK PADUAN LOGAM U-Zr Aminhar, Mujinem ABSTRAK PENGUJIAN DENSITAS DAN FRAKSI SERBUK

Lebih terperinci

PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER

PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGUJIAN KADAR AIR, RASIO DIU, KANDUNGAN F DAN CL, DAN KEKASARAN PERMUKAAN PELET UOz SINTER Lilis Windaryati, Pranjono, Torowati ABSTRAK PENGUJIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi hidrogen klorida (HCl) dan waktu hidrotermal terhadap kristalinitas SBA-15, maka penelitian ini dilakukan dengan tahapan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKS IDA SINTER

ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKS IDA SINTER ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKS IDA SINTER Ngatijo, Siamet Pribadi, Agus Sartono ABSTRAK ANALISIS STRUKTUR-MIKRO PELET URANIUM OKSIDA SINTER.

Lebih terperinci

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM

PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM PENENTUAN NILAI LIMIT DETEKSI DAN KUANTISASI ALAT TITRASI POTENSIOMETER UNTUK ANALISIS URANIUM Torowati dan Banawa Sri Galuh Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Kawasan Puspiptek, Serpong ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI S u n a r d i Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Sebelum dilakukan sintesis katalis Cu/ZrSiO 4, serbuk zirkon (ZrSiO 4, 98%) yang didapat dari Program Studi Metalurgi ITB dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan asam nitrat 1,0

Lebih terperinci

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Gambar 3.1 di bawah ini memperlihatkan diagram alir dalam penelitian ini. Surfaktan P123 2 gr Penambahan Katalis HCl 60 gr dengan variabel Konsentrasi

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN PENGUJIAN KINERJA CORROSION TEST MACHINE

PERBAIKAN DAN PENGUJIAN KINERJA CORROSION TEST MACHINE ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 PERBAIKAN DAN PENGUJIAN KINERJA CORROSION TEST MACHINE Johanna M.C. Johari, Dedy Haryadi, Yatno DAS, M.AIi Akbar, Iwan Setiawan, Suyoto ABSTRAK PERBAIKAN

Lebih terperinci

logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT

logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT B.48 logo l RANCANG-BANGUN AKUISISI DATA DAN KONTROL UNTUK OPTIMASI PROSES PEMBUATAN GEL AMONIUM DIURANAT Ir. Moch. Setyadji, MT. Prof. Drs. Sahat Simbolon, M.Sc. Drs. Damunir Aryadi, ST. Wijiono, SP.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT ISSN 1979-2409 Proses Re-Ekstraksi Uranium Hasil Ekstraksi Yellow Cake Menggunakan Air Hangat dan Asam Nitrat (Torowati, Pranjono, Rahmiati dan MM. Lilis Windaryati) PRSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif 1) dan A.C. Prasetyowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, Serpong,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah melakukan pengujian maka diperoleh beberapa data, diantaranya adalah data pengujian penghembusan udara bertekanan, pengujian kekerasan Micro Vickers dan pengujian

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 5: Cara uji oksida-oksida nitrogen dengan metoda Phenol Disulphonic Acid (PDS) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C

ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C No. 14/Tahun VII. Oktober 2014 ISSN 1979-2409 ANALISIS KERUSAKAN TABUNG ALUMINA TUNGKU SINTER MINI PADA PROSES PEMANASAN SUHU 1600 O C Triarjo, Sugeng Rianto, Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT

SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN SERBUK HALUS U02 DENGAN V ARIASI KANDUNGAN PELUMAS Zn-STEARAT Taufik Usman ABSTRAK SINTERING SUHU RENDAH ATAS KOMPAKAN

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN : Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Pembuatan Katalis HTSC Proses pembuatan katalis HTSC menggunakan metoda kopresipitasi. Katalis yang dihasilkan selanjutnya dikarakterisasi dan diuji aktivitasnya. III.1.1

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesa Katalis Dalam penelitian ini, katalis disintesis menggunakan metode impregnasi kering. Metode ini dipilih karena metode impregnasi merupakan metode sintesis yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM

ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM ANALISIS UNSUR-UNSUR PENGOTOR DALAM YELLOW CAKE DARI LIMBAH PUPUK FOSFAT SECARA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM Asminar, Rahmiati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 20 Serpong Tangerang

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metoda gravimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN

PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN PEMUNGUTAN URANIUM DARI LIMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN Torowati ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DARI LlMBAH URANIUM CAIR HASIL PROSES DENGAN TEKNIK PENGENDAPAN. Dalam proses di laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM

Lebih terperinci

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, hasil uji kemampuan adsorpsi adsorben hasil pirolisis lumpur bio terhadap fenol akan dibahas. Kondisi operasi pirolisis yang digunakan untuk menghasilkan adsorben

Lebih terperinci

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Oleh : Ferlyna Sari 2312 105 029 Iqbaal Abdurrokhman 2312 105 035 Pembimbing : Ir. Ignatius Gunardi, M.T NIP 1955

Lebih terperinci

KENDALI KUALITAS SERBUK UO2 HASIL UJI FUNGSI PILOT CONVERTION PLANT (PCP) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

KENDALI KUALITAS SERBUK UO2 HASIL UJI FUNGSI PILOT CONVERTION PLANT (PCP) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL KENDALI KUALITAS SERBUK UO2 HASIL UJI FUNGSI PILOT CONVERTION PLANT (PCP) DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Torowati, Anwar Muchsin, Asminar, Rahmiati, Ngatijo, Lilis W., Banawa Sri Galuh dan Pranjono

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS

PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS PENENTUAN KANDUNGAN PENGOTOR DALAM SERBUK UO2 HASIL KONVERSI YELLOW CAKE PETRO KIMIA GRESIK DENGAN AAS Rahmiati, Asminar, Purwadi KP Bidang Bahan Bakar Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir E-mail

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 )

PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU OKSIDASI DAN KONSENTRASI ZrO 2 TERHADAP DENSITAS, LUAS PERMUKAAN DAN RASIO O/U HASIL REDUKSI (U 3 O 8 +ZrO 2 ) ISSN 85-4777 Pengaruh Temperatur, Waktu Oksidasi dan Konsentrasi ZrO Terhadap Densitas, Luas Permukaan dan Rasio O/U Hasil Reduksi (U 3O 8+ ZrO ) (Sigit, Ghaib Widodo, Haryono SW, Supardjono M, Nurwidjajadi)

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Hasil Konstruksi Kolom Adsorpsi Berdasarkan rancangan dari kolom adsorpsi pada gambar III.1., maka berikut ini adalah gambar hasil konstruksi kolom adsorpsi : Tinggi =1,5

Lebih terperinci

SETTING DAN KALIBRASI INSTRUMEN PROSES PADA TANGKI DI-301 INSTALASI PEMURNIAN DAN KONVERSI

SETTING DAN KALIBRASI INSTRUMEN PROSES PADA TANGKI DI-301 INSTALASI PEMURNIAN DAN KONVERSI SETTING DAN KALIBRASI INSTRUMEN PROSES PADA TANGKI DI-301 INSTALASI PEMURNIAN DAN KONVERSI Triarjo, Sugeng Rianto, Dwi Djoko Nugroho Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email : triarjo@batan.go.id

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr ISSN 0854-5561 Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr Asminar, Rahmiati, Siamet Pribadi ABSTRAK ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas diagram alir proses penelitian, peralatan dan bahan yang digunakan, variabel penelitian dan prosedur penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT

METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT SNI 03-3416-1994 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian partikel ringan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Hasil-hasil Penelitian EBN Tahun 2009 ISSN 0854-5561 PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA Tri Yulianto ABSTRAK PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI BAHAN BAKAR REAKTOR DAYA. Kegiatan pengembangan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 lat dan Bahan lat yang digunakan pada pembuatan karbon aktif pada penilitian ini adalah peralatan sederhana yang dibuat dari kaleng bekas dengan diameter 15,0 cm dan

Lebih terperinci

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1. 3 Percobaan 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Daftar peralatan untuk sintesis,

Lebih terperinci

UJI FUNGSI ALAT ANALISIS KARBON SULFUR MERK LECO CS-744

UJI FUNGSI ALAT ANALISIS KARBON SULFUR MERK LECO CS-744 ISSN 1979-2409 Uji Fungsi Alat Analisis Karbon Sulfur Merk LECO CS-744 (Lilis Windaryati, Pranjono, Banawa Sri Galuh, Mu nisatun Solikhah) UJI FUNGSI ALAT ANALISIS KARBON SULFUR MERK LECO CS-744 Lilis

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN 1. Ruang Lingkup a. Metode ini meliputi pengujian untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan pada campuran

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Teknologi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Menggunakan Media Pemurnian Batu Kapur, Arang Batok Kelapa, Batu Zeolite Dengan Satu Tabung

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Batch 4.1.1 Hasil Pengujian Awal Kadar Merkuri dan ph Sebelum Proses Adsorpsi Hasil awal pengujian ph dan kadar Hg dalam limbah laboratorium terpadu Universitas Islam

Lebih terperinci

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY

Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Pelet Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Teknologi Pembuatan Bahan Bakar Reaktor Daya Berbasis Thorium Oksida EXECUTIVE SUMMARY Dalam rangka untuk mengatasi adanya kekurangan energi yang terjadi di dalam negri saat ini, maka banyak penelitian

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II NAMA MAHASISWA : STAMBUK : KELOMPOK / KLS : LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Lebih terperinci

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan jenis penstabil katalis (K 3 PO 4, Na 3 PO 4, KOOCCH 3, NaOOCCH 3 ) yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk susu kedelai bubuk komersial, isolat protein kedelai, glucono delta lactone (GDL), sodium trpolifosfat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6 KOMPETENSI : Operasi peleburan KODE : M4.1A DURASI PEMELAJARAN : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1 2 3 1 2 1 KONDISI KINERJA Meliputi tunggal atau ganda, kokas, minyak, gas atau

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA

PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA BAB V PENGETAHUAN PROSES PADA UNIT SINTESIS UREA V.I Pendahuluan Pengetahuan proses dibutuhkan untuk memahami perilaku proses agar segala permasalahan proses yang terjadi dapat ditangani dan diselesaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan laju penemuan cadangan minyak bumi baru. Menurut jenis energinya,

I. PENDAHULUAN. dengan laju penemuan cadangan minyak bumi baru. Menurut jenis energinya, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Data & Informasi Energi Sumber Daya Mineral (2010) menyatakan bahwa cadangan minyak bumi Indonesia cenderung menurun. Penurunan cadangan minyak bumi diakibatkan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT ii iii iv v vi x xi xii

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat.

I. PENDAHULUAN. mengimpor minyak dari Timur Tengah (Antara News, 2011). Hal ini. mengakibatkan krisis energi yang sangat hebat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis energi merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh dunia maupun Indonesia. Kementerian Riset dan Teknologi mencatat bahwa produksi minyak Nasional 0,9

Lebih terperinci

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER No. 02/ Tahun I. Oktober 2008 ISSN 19792409 PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN UZr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER Yanlinastuti, Sutri Indaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pendinginan Proses pendinginan merupakan proses pengambilan kalor/panas dari suatu ruang atau benda untuk menurunkan suhunya dengan jalan memindahkan kalor yang terkandung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas diagram alir proses penelitian, peralatan dan bahan yang digunakan dan prosedur penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Rekayasa Produk Kimia

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C

ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C Dede Sutarya Bidang Bahan Bakar Nuklir - PTBN ABSTRAK ANALISIS UNJUK KERJA THERMOCOUPLE W3Re25 PADA SUHU PENYINTERAN 1500 O C. Untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang terdapat di Kecamatan Kemiling,

Lebih terperinci

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet

Lebih terperinci

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional D a f t a r i s i Daftar

Lebih terperinci