BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditas bahan pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

Boks.1 PENGARUH PERUBAHAN HARGA TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN KOMODITI BAHAN MAKANAN DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh pelaku industri karena merupakan salah satu bahan pangan

BAB I. PENDAHULUAN A.

PENGARUH HARGA KOMODITAS PANGAN TERHADAP INFLASI DI KOTA MALANG TAHUN Dicky Zunifar Rizaldy BRI Life

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. seperti karbohidrat, akan tetapi juga pemenuhan komponen pangan lain seperti

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

PERKEMBANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

Gambar 1.1 Provinsi Dengan Kepadatan Penduduk Tertinggi Tahun 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PANGAN RONI KASTAMAN DISAMPAIKAN PADA ACARA DISEMINASI LITBANG BAPEDA KOTA BANDUNG 29 NOPEMBER 2016

Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS

BOKS PERSISTENSI INFLASI STUDI DI KOTA PALANGKA RAYA DAN SAMPIT BOKS 2. PERSISTENSI INFLASI STUDI DI KOTA PALANGKA RAYA DAN SAMPIT

BAB I PENDAHULUAN I - 1

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

VII NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BERAS ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013

PERKEMBANGAN HARGA DAN PASOKAN PANGAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT PERIODE BULAN MARET TAHUN 2015

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Pola Pembentukan Harga Barang Kebutuhan Pokok Penyumbang Inflasi Pasar Tradisional di Kota Dumai ANY WIDAYATSARI HJ.

PENGAPLIKASIAN LUMBUNG GEOAPPLIANCE DI BERBAGAI BIDANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN USAHA PANGAN MASYARAKAT (PUPM) TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016 I. P E N D A H U L U A N

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

STRUKTUR PASAR, DISTRIBUSI, DAN PEMBENTUKAN HARGA BERAS *

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2008 KONSORSIUM PENELITIAN: KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

Boks 2 PEMBENTUKAN HARGA, STRUKTUR PASAR DAN JALUR DISTRIBUSI KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI DI KOTA KENDARI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan sektor yang sangat penting, pupuk memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang cenderung terus meningkat tampaknya akan menghadapi kendala yang cukup berat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Karakteristik Produk Hasil Pertanian

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN

WORKING PAPER WP/07/2008

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

Ir. Dicky Gumilang, MSc. Manajemen Rantai Pasokan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

Politik Pangan Indonesia - Ketahanan Pangan Berbasis Kedaulatan dan Kemandirian Jumat, 28 Desember 2012

ARAHAN MENTERI PERTANIAN/ KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN PADA SIDANG REGIONAL DEWAN KETAHANAN PANGAN WILAYAH BARAT

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. Konsep Elastis & Aplikasinya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

S2-Ek.Per Unlam BAGIAN 1 PENGANTAR EKONOMI. 1. Lingkup dan Metode dari Ilmu Ekonomi. 2. Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

PROSPEK TANAMAN PANGAN

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

syarat penting untuk kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk lain baik di dalam maupun di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENATAAN LANJUTAN WILAYAH PENYALURAN PADA RANTAI PASOK PENDISTRIBUSIAN LPG TERTENTU: STUDI KASUS DI KOTA BATU MALANG

Hotel Aston Pontianak, 3 Agustus 2016

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, hilangnya lahan sawah akibat

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyusutan Luas Lahan Tanaman Pangan Perlu Diwaspadai Rabu, 07 Juli 2010

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Depari dkk (2008) secara empiris harga komoditas pangan mempunyai peranan penting dalam pengendalian inflasi. Porsi sumbangannya yang cukup signifikan terhadap inflasi membuatnya layak untuk dijadikan sebagai leading indicators inflasi. Permintaan konsumsi komoditas pangan yang telah menjadi kebutuhan pokok cenderung stabil sehingga gejolak harganya lebih dipengaruhi oleh shock di sisi penawaran seperti siklus panen, bencana, dan distribusi. Salah satu faktor yang berpotensi untuk menimbulkan kelangkaan pasokan adalah distribusi, dimana hal ini pada akhirnya dapat memicu kenaikan harga dan ekspektasi inflasi masyarakat. Selain faktor gangguan distribusi, pengaruh faktor rantai distribusi dan kenaikan biaya distribusi juga berpengaruh terhadap pergerakan harga barang dan akan memberikan tekanan terhadap inflasi (Majardi, 2002). Peningkatan harga komoditas pangan memang dapat berasal dari produsen, namun sumber peningkatan harga tersebut biasanya lebih bersifat fundamental karena didorong oleh meningkatnya harga input atau sarana produksi atau karena faktor kebijakan pemerintah seperti penetapan harga dasar (floor price). Sementara peningkatan harga yang didorong oleh faktor distribusi bersifat variabel, seperti panjangnya rantai jalur distribusi, hambatan transportasi dan perilaku pedagang dalam menetapkan marjin keuntungan, aksi spekulasi maupun kompetisi antar pedagang (Depari dkk, 2008). Tingginya volatilitas harga komoditas yang terjadi selama ini mengindikasikan bahwa faktor distribusi sangat berpengaruh. Distribusi dalam rantai pasok menjadi hal yang penting, dimana aspek utamanya adalah transportasi. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa 1

2 transportasi mengambil porsi sepertiga sampai dua pertiga dari biaya logistik (Ballou, 2004). Sementara itu, menurut Chopra dan Meindl (2007), logistik memegang peranan sekitar 21% dari seluruh biaya dalam perusahaan manufaktur. Hal ini cukup menjadi alasan mengapa transportasi menjadi fokus perhatian dalam banyak pembahasan tentang rantai pasok. Konsolidasi merupakan hal yang seringkali harus dipertimbangkan dalam persoalan transportasi, dimana barang yang harus dikirim ke beberapa tujuan dikonsolidasikan dalam satu kendaraan untuk menghemat biaya. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti berfokus pada distribusi komoditas bahan pangan pokok di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Menurut Kajian Peta Distribusi Bahan Pokok, Disperindagkop dan UKM DIY (2013) bahan pokok memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) merupakan jenis produk non-perishable yaitu produk yang dapat bertahan lama atau tidak mudah busuk, 2) jumlah permintaannya continue dan cenderung inelastis karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dan 3) sistem pendistribusiannya merupakan open system (dipengaruhi jumlah permintaan, regulasi, dll). Terdapat beberapa kebijakan yang mendefinisikan jenis-jenis produk yang termasuk sebagai bahan pangan pokok. Dari beberapa pengelompokan bahan pangan pokok berdasarkan berbagai kebijakan, berikut ditunjukkan beberapa komoditas yang konsisten dikelompokkan sebagai bahan pangan pokok yaitu beras, minyak goreng, gula, daging sapi, daging ayam, dan telur (Prabowo, 2014).

3 Gambar 1.1 Pengelompokan Bahan Pokok (Prabowo, 2014) Dari pengelompokkan pada Gambar 1.1, dipilih tiga komoditas bahan pangan pokok yaitu beras, gula, dan minyak goreng sebagai komoditas yang bersifat nonperishabel. Pemilihan komoditas bahan pangan pokok yang bersifat nonperishabel adalah karena jenis komoditas tersebut tidak mengalami penurunan kualitas sehingga tidak perlu mempertimbangkan biaya penurunan kualitas dan biaya penggunaan energinya. Dalam hal ini, analisis penentuan rute distribusi produk yang optimal dapat digunakan untuk mengevaluasi efektifitas strategi konsolidasi pengiriman komoditas bahan pokok. Dalam melakukan evaluasi strategi ini, data jumlah dan frekuensi permintaan yang digunakan adalah data permintaan dari dua jenis perusahaan ritel A dan B di Kota Yogyakarta. Konsolidasi pengiriman komoditas bahan pokok ini dilakukan untuk mengetahui kontribusi strategi ini dalam hal efisiensi jarak dan biaya transportasi serta minimalisasi waktu pengiriman komoditas tersebut.

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah melakukan evaluasi strategi konsolidasi pengiriman tiga jenis komoditas bahan pokok yaitu beras, gula, dan minyak goreng melalui analisis penentuan rute pengiriman komoditas tersebut di Kota Yogyakarta. 1.3 Asumsi dan Batasan Masalah Asumsi dan batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Analisis rute distribusi komoditas minyak goreng, beras, dan gula dalam penelitian ini hanya dalam lingkup Kota Yogyakarta dan sekitarnya. 2. Penentuan rute dilakukan berdasarkan jarak tempuh dari distribution center langsung menuju chainstores perusahaan ritel di dalam Kota Yogyakarta. Hal ini didasarkan pada kenyataan di lapangan bahwa pengiriman komoditas tidak memiliki batasan waktu serta hanya berdasarkan permintaan pada hari tersebut. 3. Data jumlah kapasitas dan frekuensi pengiriman komoditas bahan pokok di Kota Yogyakarta diestimasikan oleh data permintaan perusahaan ritel A dan B. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Melakukan penentuan rute yang optimal dalam pendistribusian produk minyak goreng, beras, dan gula berdasarkan jarak tempuh terpendek. 2. Mengevaluasi strategi konsolidasi distribusi komoditas minyak goreng, beras, dan gula di Kota Yogyakarta.

5 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pertumbuhan perekonomian daerah dari sisi perbaikan distribusi komoditas bahan pangan pokok yaitu minyak goreng, beras, dan gula dalam kaitannya untuk mewujudkan ketahanan pangan. 2. Pemerintah Kota Yogyakarta dalam hal pengaruh rute produk minyak goreng, beras, dan gula terhadap frekuensi pemakaian jalan raya. 3. Perusahaan ritel yang bergerak dalam distribusi produk minyak goreng, beras, dan gula untuk pengembangan bisnis dari sisi manajemen rantai pasok khususnya penentuan rute yang optimal.