I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mutu Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Aagrobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan dan Laboratorium Pabrik Pengolahan Karet (PPK) Gunung Para PTPN III. Waktu penelitian dilakukan pada Bulan April s.d Agustus 2015. B. Alat dan Bahan 1. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Neraca Analitis Neraca analisis adalah alat untuk menimbang seberapa banyak lateks dan asap cair yang digunakan pada saat penelitian. Gambar 4. Neraca Analitis b. Cawan Petridis Cawan Petridis adalah wadah untuk pencampuran lateks dan asap cair saat proses penggumpalan lateks. 13
Gambar 5. Cawan Petridis c. Pipet Tetes Pipet tetes adalah alat untuk mengambil cairan asap cair agar mempermudah proses pencampuran lateks dicawan yang sudah di letakkan ke dalam timbangan dan agar asap cair tidak terkontaminasi dengan udara luar pada saat proses pencampuran lateks dengan asap cair. Gambar 6. Pipet tetes d. Labu Ukur Labu Ukur bertujuan untuk menghindari terkontaminannya bahan kimia tersebut dengan udara luar sehingga dapat mengurangi daya kerja bahan kimia tersebut. Gambar7. Labu Ukur 14
e. Pengaduk Pengaduk adalah alat untuk mengaduk larutan kimia atau larutan lain di dalam wadah larutan tersebut homogen. Gambar 8. Pengaduk f. Stop Watch Stop watch adalah alat pengukur waktu seberapa cepat yang dibutuhkan untuk proses koagulasi terjadi. Gambar 9. stop watch g. Gelas Beaker Gelas Beaker adalah alat untuk menampung lateks. Gambar 10. gelas beaker 15
h. Oven Oven adalah alat yang digunakan untuk proses pengeringan pada saat analisa kadar karet kering. Gambar 4. Oven i. Gilingan Gilingan berfungsi untuk Memperluas permukaan sheet dengan menipiskan koagulan dan mengurangi kadar air yang terkandung didalam koagulan. Gambar 5. Gilingan j. Desikator Desikator berfungsi sebagai tempat untuk mendinginkan sampel. Gambar 6. Desikator 16
k. Wallace Rappid Plastimeter Wallace rappid plastimeter berfungsi untuk pengukuran plastisitas awal untuk menguji P0 dan PRI Gambar 8. Wallace rappid plastimeter l. Wallace Puch Wallace puch berfungsi untuk melubangi sampel. Gambar 9. Wallace punk m. Gunting Gunting berfungsi untuk menggunting sampel yang akan dianalisa pada saat penelitian. 17
2. Bahan Bahan baku yang digunakan untuk mendukung keberhasilan penelitian ini adalah: a. Lateks Cair Lateks digunakan sebagai bahan percobaan daya koagulasi asap cair dan lateks diambil dikebun Lembaga Perkebunan Pertanian (LPP). Gambar 10. Lateks segar b. Asap Cair Kayu Karet Asap cair kayu karet adalah cairan yang dihasilkan dari batang kayu karet yang akan digunakan untuk meneliti daya koagulasi yang dihasilkan saat penggumpalan lateks. Gambar 11. Asap cair 18
C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan membuat koagulan dari lateks menggunakan asap cair. Dengan jumlah asap cair yang akan diberikan sebanyak 4% = 2,8 gram, 8% = 5,6 gram, dan 12% = 8,4 gram. Lateks yang akan diuji sebanyak 70 gram. Dalam penelitian ini akan di ukur keberhasilan koagulan dengan waktu percobaan 20 menit, 30 menit, 40, menit. Sampai 3 kali percobaan dengan koagulan yang sama sebanyak 3 sampel setiap waktu pembuatan koagulan untuk mendapatkan hasil yang akurat di butuhkan rancangan penelitian sebagai berikut : 1. Rancangan penelitian a. Variabel tetap : - Asap cair dihasilkan dari batang kayu karet dibuat dengan menggunakan pirolisis. - Lateks : 70 gram. b. Variabel tidak tetap : - Jumlah asap cair yang akan diberikan terhadap sampel 4%, 8 %, dan 12%. - Waktu koagulasi : 20 menit, 30 menit, dan 40 menit c. Parameter daya koagulsi - Proses (waktu) koagulasi - Warna koagulan - Aroma koagulan - Kadar karet kering (KKK) - Kandungan Po & PRI 19
2. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dilakukan sebagai berikut : a. Asap cair dari batang kayu karet yang telah diproduksi dengan menggunakan alat penghasil asap cair. b. Menggunakan asap cair dengan jumlah asap cair yang diberikan 4% = 2,8 gram, 8% = 5,6 gram, dan 12% = 8,4 gram yang akan dicampurkan ke dalam sampel lateks 70 gram. c. Setelah proses pembentukan koagulan terjadi, maka dilanjutkan dengan proses analisa pengamatan secara visual yaitu : Proses (waktu) koagulasi, warna koagulan, aroma koagulan dan rendemen koagulasi, kadar karet kering (KKK), d. Untuk menganalisa Po & PRI, koagulan di ubah menjadi SIR. Dengan proses maturasi secara ditabur di ruangan Laboratorium Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan sema 7 hari, setelah maturasi sudah memasuki hari ke 7 maka pada hari ke 8 di lakukan pengopenan selama 2 jam dengan suhu 110 0 C dan di dinginkan dengan desikator. 20
D. Alur Proses Penelitian Mulai Studi Pustaka Persiapan Alat dan Bahan Baku Pembuatan Sampel Pengambilan Sampel Pengujian Sampel (laboratorium) Analisa mutu koagulan : waktu koagulasi, warna koagulasi, aroma koagulasi, kadar karet kerit, P0 & PRI Tidak Ya Pengolahan Data Hasil Kesimpulan Selesai Gambar 12. Flow proses penelitian asap cair dari batang karet 21
E. Parameter Mutu Koagulan Adapun tahapan proses koagulasi ialah : 1. Waktu penggumpalan Prosedur pengamatan proses koagulasi dengan melihat konsentrasi asap cair dari batang kayu karet yang dicampurkan kedalam lateks dan juga lamanya waktu yang terjadi, pengamatan dilakukan dengan cara kasat mata bentuk koagulasi yang terjadi sebagai berikut: Alat : a. Cawan b. Pipet tetes c. Timbangan neraca analitik d. Stop Watch e. Pengaduk Bahan: a. Lateks 70 gram b. Asap cair yang dicampurkan ke dalam lateks sebesar : 4% = 2,8 gram, 8% = 5,6 gram, dan 12% = 8,4 gram Cara kerja : a. Masukkan sampel lateks ke dalam cawan sebanyak 70 gram c. Masukkan asap cair ke dalam lateks dengan konsentrasi sebesar : 4% = 2,8 gram, 8% = 5,6 gram, dan 12% = 8,4 gram b. Diaduk sampai 8 kali adukan 22
c. Setelah memasuki waktu koagulasi yang sudah ditentukan: 20 menit, 30 menit, dan 40 menit maka catatlah hasil pada tiap-tiap sampel. d. Dilakukan perulangan sebanyak 3 kali pada setiap sampel. 2. Warna koagulan Prosedur dilakukan dengan kasat mata, melihat secara langsung perubahan warna dari bentuk koagulan dengan cara sebagai berikut : a. Mengamati proses Koagulasi pada cawan. b. Setelah memasuki waktu yang sudah ditentukan: 20 menit, 30 menit, dan 40 menit maka catatlah hasil pengamatan warna koagulan. c. Ambil gambar pada sampel yang telah terjadi perubahan warna koagulan sebagai bukti penelitian. d. Dilakukan perulangan sebanyak 3 kali pada setiap sampel. 3. Aroma koagulan Prosedur dilakukan dengan manual, dengan cara mencium secara langsung sampel dari koagulan dengan cara sebagai berikut : a. Mengamati proses Koagulasi pada cawan b. Setelah memasuki waktu yang sudah ditentukan: 20 menit, 30 menit, dan 40 menit maka catatlah hasil pengamatan. c. Dilakukan perulangan sebanyak 3 kali pada setiap sampel. 4. Analisa kadar karet kering ( DRC ) Analisa DRC tujuannya adalah untuk mengetahui kandungan DRC (kadar karet kering) yang terdapat pada koagulan. Alat yang digunakan adalah: 23
a. Oven b. Stopwatch c. Beaker gelas d. Gilingan e. Neraca Analis f. Cawan Bahan yang digunakan adalah: - Koagulan Cara Kerja: a. Koagulum digiling sebanyak 7 s.d 8 kali dengan ketebalan 3 mm. b. Hasil penggilingan kemudian diberi warna / tanda sesuai nomor / kode sampel. c. Sampel lateks dimasukkan ke dalam oven untuk proses pengeringan selama 20 menit denagn temperatur 110 0 C. d. Setelah selesai, proses pengeringan sampel diambil dan ditimbang untuk mengetahui Kadar Karet Kering (KKK) g. penghitungan rendemen lateks dengan rmus : R x 100 :........[1] Keterangan: R = Rendemen BK = Berat kering BB = Berat basah 24
5. Analisa Po dan PRI Analisa P0 dan PRI tujuannya adalah untuk mengetahui nilai elastisitas pada sampel. Alat yang digunakan adalah: a. Wallace rappid Plastimeter b. Wallace puch c. Gilingan Laboratorium d. Kertas Sigaret e. Talam Aluminium f. Thickness gauge g. Gunting h. Oven Bahan yang digunakan adalah - SIR (standart Indonesian Rubber). Cara kerja : a. Giling contoh uji 15 s.d 25 gram maksimum 3 kali dengan gilingan laboratorium b. Celah rol diatur sedemikian rupa sehingga lembaran karet yang dihasilkan mempunyai ketebalan antara 1,6 s.d 1,8 mm apabila setelah 3 kali gilingan diperoleh lembaran karet yang dengan ketebalan tidak sesuai dengan syarat yang telah ditentukan, maka atur kembali celah roll gilingan contoh uji baru untuk digiling, lebaran karet yang dihasilkan tidak boleh berlubang dan 25
mempunyai ketebalan yang merata setiap bagian lembaran tersebut kemudian dilipat 2 dan ditekan dengan telapak tangan. c. Potongan uji (1) untuk pengukuran plastisitas awal (Pa) dan potongan uji (2) untuk pengukuran P30 (di oven selama 30 menit) potongan uji harus mempunyai ketebalan antara 3,2 s.d 3,6 mm (ketelitian 0,01 mm). d. Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas. e. Letakkan contoh dan masukkan ke dalam oven pada suhu 140 0 C 0,2 0 C selama tepat 30 menit. f. Setelah dikeluarkan kemudian didinginkan sampai suhu kamar g. Pada pengukuran plastisitas Wallace, letakkan potongan uji diantara 2 lembar kertas sigaret yang berukuran 40 mm x 35 mm diatas piringan plastimeter, kemudian tutup piringan plastimeter tersebut. Setelah ketukan pertama piringan dibawah akan bergerak keatas selama 15 detik dan menekan piringan atas, dan setelah ketukan kedua berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas. h. Prosedur perhitungan PRI dengan rumus : PRI = X 100 :.... [2] Keterangan : Pa = Plastisitas awal P30 = Sampel yang dioven selama 30 menit PRI = Plasticity retention index 26