BAB 4 PROFIL DAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

PERANCANGAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN ANALISIS POSTUR KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA DI HOME INDUSTRY IBU TINEM

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Salah satu sentral kerajinan gerabah yang paling dikenal yaitu

Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ULANG MESIN AMPLAS KAYU PROFIL LENGKUNG UNTUK PERBAIKAN POSISI KERJA DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan

PERANCANGAN FASILITAS KERJA PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH PAK SARYOTO

Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Rancang Bangun Mesin Pengolahan Kopi Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Dahulu keramik hanya dimanfaatkan

PERANCANGAN FASILITAS KERJA PADA AKTIVITAS MEMAHAT DI INDUSTRI KECIL BATU ALAM

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

Perancangan Alat Bantu Pemasangan Stiker Gitar untuk Mengurangi Keluhan dan Memperbaiki Postur Kerja di Tarjo Guitar Sukoharjo

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pengrajin yang kreatif mampu mengubah produk yang semula berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire

PERANCANGAN MEJA ERGONOMIS UNTUK PROSES PEMOTONGAN KULIT DI HERATON CRAFT YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.

TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN PRODUK KURSI DENGAN EVALUASI ERGONOMI ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

PERBAIKAN PROSES IRAT BAMBU DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DI UKM ALIFA CRAFT WEDDING SOUVENIR KASONGAN,BANTUL

USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. KAI DIVRE I SUMATERA UTARA INDRI LESTARI SINUHAJI

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah

BAB 6 HASIL PENELITIAN

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN KURSI ANTROPOMETRI

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PENGUMPULAN DATA

BAB V HASIL PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

BAB III PENGUMPULAN DATA

LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. bidang pangan. Pabrik ini berdiri sejak tahun 1985, telah menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan jumlah perumahan yang semakin meningkat,

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kelurahan Karanggeneng, Boyolali. Wilayah tersebut merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)

BAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

Atas perhatian dan kesediaannya saudara, saya mengucapkan terima kasih.

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

BAB IV PEMBAHASAN 4. Pembahasan 4.1 Pengumpulan Data 4.2 Pengolahan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

BAB III MOTODE PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia. Adapun dampak postifnya adalah dapat memberikan peluang bagi

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN L-1

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. paguyuban Siti Kencana. Mereka pada umumnya mempunyai 3-5 orang pekerja

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Desain Kursi Kerja Ergonomis bagi Perajin Karawo

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi

Universitas Sumatera Utara

PERANCANGAN STASIUN KERJA YANG ERGONOMIS GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PEMBUATAN SOUVENIR BERBAHAN LIMBAH LAMPU TL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POSTUR KERJA DAN BIOMEKANIKA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PENERAPAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ANTHROPOMETRI PADA PEMILIHAN DESAIN FASILITAS RUANGAN WARNET

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB 4 PROFIL DAN DATA 4.1. Profil Perusahaan Kerajinan keramik Ibu Tinem beralamatkan di Jambu Mete Mbanggunjiwa Kasian, Bantul, Yogyakarta. Ibu Tinem sebagai pemilik industri rumah tangga ini dahulu menjadi pekerja biasa pembuat keramik di tempat lain, namun sedikit-sedikit Ibu Tinem mengumpulkan modal untuk membangun usaha kerajinan keramik sendiri. Kerajinan keramik ini didirikan sekitar tahun 2007, sekarang Ibu Tinem memiliki 4 orang pekerja. Membuat keramik melalui beberapa proses yaitu proses peggilingan, proses menghias, proses penjemuran, dan proses membakar. Setiap proses dikerjaan oleh pekerja menurut keahliannya. Pada proses penggilingan ada 2 orang yang bertugas membuat keramik sesuai dengan pesanan. Proses menghias keramik ditugaskan kepada 1 orang pekerja. Proses menjemur dilakukan oleh 1 orang pekerja yang juga merupakan keluarga dari Ibu Tinem. Proses pembakaran dilakukan oleh semua pekerja, pekerja harus meluangkan waktunya untuk memindah keramik ke tempat pembakaran. Pekerja yang ada di home industry ini bekerja setiap hari. Pekerja bekerja dari hari senin sampai hari minggu, khusus hari minggu pekerja hanya bekerja setengah hari. Jam kerja normal dimulai pukul 07.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat selama 1 jam yaitu 34

pukul 12.00-13.00 WIB. Jam kerja untuk hari minggu dimulai pukul 07.00-12.00 WIB. Kerajinan keramik Ibu Tinem ini membuat keramik berdasarkan pesanan. Pemesan keramik ini kebanyakan para penjual yang memiliki galeri di daerah Kasongan. Kerajinan keramik yang diproduksi adalah pot maroon, kursi, guci rumbai, klenting, bumbung, guci botol, dan aneka macam pot bunga. Produk-produk tersebut tidak diberi warna hanya keramik dengan warna merah bata. 4.2. Proses Penggilingan Guci Rumbai Ukuran 85 cm Proses penggilingan keramik jenis guci rumbai ukuran 85 cm terdiri dari tiga tahap. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tahap 1 Ketinggian guci yang dikerjaan pada tahap ini mencapai 50 cm dengan berat guci sekitar 5 kg. Guci rumbai tahap 1 yang sudah selesai dikerjaan kemudian dijemur setengah matang di dalam ruangan. Tujuan guci dijemur di dalam ruangan supaya tingkat kematangan guci merata. Gambar 4.1. Hasil Penggilingan Guci Rumbai Ukuran 85 cm Tahap 1 35

2. Tahap 2 Tahap 2 dikerjakan setelah proses penggilingan tahap 1 selesai dan guci sudah mulai kering setengah matang. Guci pada tahap ini dibuat sampai ketinggian 70 cm dengan berat guci sekitar 7 kg. Guci tahap 2 yang sudah jadi kemudian dijemur juga didalam ruangan. Gambar 4.2. Hasil Penggilingan Guci Rumbai Ukuran 85 cm Tahap 2 3. Tahap 3 Guci pada tahap ini dibuat mencapai batas ketinggian 85 cm dan berat dari guci sekitar 9 kg. Tahap 3 ini merupakan tahap akhir untuk proses penggilingan. Gambar 4.3. Hasil Penggilingan Guci Rumbai Ukuran 85 cm pada Tahap 3 36

4.3. Elemen Gerakan Kerja Pada setiap tahap terdapat elemen gerakan kerja yang dilakukan. Elemen-elemen gerakan kerja tersebut yaitu : 4.3.1. Elemen Gerakan pada Tahap 1 Tahap pertama ini memiliki 10 elemen gerakan kerja. Elemen-elemen gerakan tersebut adalah : 1. Mengambil tatakan 2. Membawa tatakan 3. Meletakkan tatakan 4. Mengambil tanah liat 5. Memakai tanah liat 6. Membentuk guci awal tahap 1 7. Membentuk guci akhir tahap 1 8. Mengangkat hasil guci tahap 1 9. Membawa hasil guci tahap 1 10. Meletakkan hasil guci Tahap 1 4.3.2. Elemen Gerakan pada Tahap 2 Elemen-elemen gerakan kerja yang ada pada tahap 2 ini adalah sebagai berikut : 1. Mengangkat hasil guci tahap 1 2. Membawa hasil guci tahap 1 3. Meletakkan hasil guci tahap 1 4. Mengambil tanah liat 5. Memakai tanah liat 6. Membentuk guci awal tahap 2 7. Membentuk guci akhir tahap 2 8. Mengangkat hasil guci tahap 2 37

9. Membawa hasil guci tahap 2 10. Meletakkan hasil guci tahap 2 4.3.3. Elemen Gerakan Kerja pada Tahap 3 Elemen-elemen gerakan kerja pada tahap ketiga ini adalah sebagai berikut : 1. Mengangkat hasil guci tahap 2 2. Membawa hasil guci tahap 2 3. Meletakkan hasil guci tahap 2 4. Memegang tanah liat 5. Memakai tanah liat 6. Membentuk guci awal tahap 3 7. Membentuk guci akhir tahap 3 8. Mengangkat hasil guci tahap 3 9. Membawa hasil guci tahap 3 10. Meletakkan hasil guci tahap 3 4.4. Postur Tubuh pada Proses Pembuatan Guci Rumbai Data yang digunakan dalam penelitian berupa gambar. Gambar yang diambil adalah gambar postur kerja ketika menggiling guci rumbai ukuran 85 cm pada setiap tahap. Postur kerja tersebut akan dianalisis dengan mengunakan metode REBA. Operator pada pekerjaan penggilingan guci rumbai ukuran 85 cm dikerjakan oleh 1 operator. Pekerja yang membuat guci rumbai tersebut berusia 50 tahun dan sudah bekerja di tempat Ibu Tinem selama 9 tahun. 38

4.4.1. Data Proses Penggilingan Guci Rumbai Tahap 1 46 0 37 7 0 73 0 60 0 48 0 110 0 12 0 46 0 45 0 Gambar 4.4. Elemen Gerakan Memegang, Meletakkan Tatakan Guci Membawa, dan 20 0 20 0 53 0 36 0 102 0 Gambar 4.5. Elemen Gerakan Mengambil dan Membentuk Tanah Liat 39

43 0 40 0 55 0 118 0 28 0 46 0 73 0 0 33 51 0 Gambar 4.6. Elemen Gerakan Membentuk Guci Tahap Awal dan Membentuk Guci Tahap Akhir 24 0 31 0 46 0 17 0 50 0 37 0 38 0 40 0 36 0 Gambar 4.7. Elemen Gerakan Mengangkat, Membawaa dan Meletakkan Hasil Guci Pada Tahap 1 4.4.2. Data Proses Penggilingan Guci Rumbai Tahap 2 90 0 77 0 20 0 50 0 Gambar 4..8. Elemen Gerakan Mengangkat dan Membawa Hasil Guci Pada Tahap 1 40

95 0 40 0 Gambar 4.9. Elemen Gerakan Meletakkan Hasil Guci pada Tahap 1 26 0 100 0 23 0 50 0 Gambar 4.10. Elemen Gerakan Mengambil dan Memakai Tanah Liat 23 0 14 0 0 78 0 14 0 Gambar 4.11. Elemen Gerakan Membentuk Guci Awal dan Membentuk Akhir Tahap 2 41

23 0 21 0 30 0 42 0 30 0 50 0 20 0 43 0 30 0 Gambar 4.12. Elemen Gerakan Mengangkat, Meletakkan dan Membawa Hasil Guci Tahap 2 4.4.3. Data Proses Penggilingan Tahap 3 60 0 37 0 24 0 40 0 25 0 53 3 0 60 0 25 0 Gambar 4.13. Elemen Gerakan Mengangkat, Membawa, dan Meletakkan Hasil Guci Tahap 2 42

25 0 45 0 45 0 102 0 34 0 Gambar 4..14. Elemen Gerakan Mengambil dan Memakai Tanah Liat 30 0 50 0 30 0 48 0 40 0 47 0 88 0 80 0 Gambar 4..15. Elemen Gerakan Membentuk Guci Awal Tahap 3 13 0 22 0 10 0 0 76 0 95 0 54 0 85 0 Gambar 4.16. Elemen Gerakan Membentuk Guci Akhir Tahap 3 43

65 0 56 0 22 0 26 0 Gambar 4.17. Elemen Gerakan Mengangkat Hasil Guci Tahap 3 34 0 34 0 40 0 45 0 Gambar 4.18. Elemen Gerakan Membawa dan Meletakkan Hasil Guci Tahap 3 4.5. Layout pada Proses Penggilingan Layout pada proses penggilingan guci rumbai ukuran 85 cm dapat dilihat pada Gambar 4.19. 44

Gambar 4.19. Layout dan Situasi Kerja pada Proses Penggilingan 4.6. Data Pengukuran Anthropometri Data anthropometri yang digunakan adalah data anthropometri pada laki-laki dan perempuan. Tabel 4.1. Data Anthropometri (satuan cm) Pekerja 1 Pekerja 2 TBD 59,8 52,6 BKS 34,3 30,1 TSD 25,5 24,5 TPD 45,5 37,8 PKP 43,5 40,0 LBD 41,6 34,3 LPD 36,0 31,2 TSB 101,7 93,0 Keterangan : TBD = tinggi bahu duduk BKS = jarak bahu ke siku TSD = tinggi siku duduk 45

TPD = tinggi popileteal duduk PKP = jarak pantat ke popileteal LBD = lebar bahu duduk LPD = lebar pinggul duduk TSB = tinggi siku berdiri 46