BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu
|
|
- Fanny Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara hidup manusia yang berkembang merupakan salah satu bukti adanya peradaban dan kebudayaan pada kehidupan masyarakatnya. Adanya peradaban dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu menciptakan perlengkapan maupun peralatan yang dibutuhkan. Kebudayaan suatu masyarakat pada intinya berfungsi untuk menghubungkan manusia dengan alam di sekitarnya dan dengan masyarakat di mana manusia itu menjadi warga. Pemanfaatan alam dan perkembangan pola pikir masyarakat merupakan cara manusia untuk bertahan hidup. Masyarakat yang mampu menciptakan peralatan sehari-hari memperlihatkan adanya teknologi. Sebagai salah satu contoh teknologi, barang keramik dibuat melalui beberapa proses yang saling berkait dan berurutan. Tanah liat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan keramik. Hal ini menunjukkan teknologi dalam pembuatan keramik (Atmosudiro, 1994:1-2). Keramik adalah semua barang/bahan yang dibuat dari bahan tanah/batuan silikat dan proses pembuatannya melalui pembakaran suhu tinggi (Astuti, 1997:1). Menurut Astuti (1997:13) tanah liat adalah bahan utama pembuatan keramik, zat yang terbentuk dari kristal-kristal yang berbentuk segi enam dengan permukaan datar. Bentuk kristal ini akan memberikan sifat liat (plastis) ketika tanah liat dicampur dengan air, kristal tersebut akan meluncur dengan air sebagai pelumasnya. Tanah liat dapat dibentuk dengan cara ditekuk, dilumat, dan 1
2 2 diratakan dengan mudah karena kelenturan serta keliatan sifat tanah liat itu ketika dibentuk (Raharjo, 2001:7). Keramik sebagai satu seni dengan media tanah liat dan gelasir, dapat berwujud suatu kerajinan yang menghasilkan bentuk-bentuk fungsional seperti peralatan dan wadah yang dipakai sehari-hari di rumah. Gerabah ( earthenware) merupakan keramik tradisional karena dibuat dengan proses sederhana, memanfaatkan sifat alami keramik, dan belum ada persyaratan kualitas yang ketat (Yusup, 1998:7). Gerabah dibuat dari tanah liat yang menyerap air kemudian dibakar pada suhu rendah dari C. Setelah dibakar kekuatannya berkurang, sangat berpori, dan bersifat menyerap air (Astuti, 1997:4). Gerabah berdaya serap tinggi sehingga membuat gerabah kurang menarik karena permukaannya kusam dan mudah usang. Selain itu, gerabah akan berdenting bila dipukul (Yusup, 1998:7). Yang termasuk keramik jenis ini adalah earthenware clay/ gerabah merah, yaitu tanah liat kasar yang biasa digunakan untuk pembuatan batu bata, periuk, belanga, dan macam gerabah lainnya (Astuti, 1997:21). Gerabah lebih mudah dijumpai pada peralatan rumah tangga, bahan bangunan, ataupun upacara ritual. Peralatan rumah tangga berwujud gerabah sangat banyak macamnya, ada yang berwujud guci, jambangan, pot, periuk, tempayan, dan sebagainya. Bahan bangunan yang berwujud gerabah adalah batu bata, genting, pipa saluran air, dan patung-patung. Sementara, cawan berkaki dan kendi merupakan gerabah yang banyak digunakan dalam upacara ritual. Seiring perkembangan zaman, macam-macam gerabah tersebut mengalami perkembangan kualitas, bentuk, warna, ukuran, fungsi, hingga letak atau penyimpanannya.
3 3 Sebaliknya, beberapa gerabah sudah tidak dapat dijumpai karena telah digantikan dengan perkakas yang lebih modern. Berbagai perkakas gerabah memiliki bentuk, warna, ukuran, fungsi, dan diletakkan sesuai tempat masing-masing. Misalnya, genthong memiliki bentuk dan ukuran yang mirip dengan padasan. Genthong mempunyai ciri badan berkarinasi, mulut sempit, bibir terbuka, dan dasar rata. Genthong merupakan tempat penyimpanan air mentah untuk memasak dan cuci piring. Umumnya, genthong diletakkan di dapur, dekat dengan tempat cuci piring. Padasan memilki ciri badan bulat telur, berkarinasi, mulut sempit, bibir terbuka, dasar rata, dan memiliki pancuran. Dari segi fungsi, air padasan digunakan untuk cuci tangan, cuci kaki, hingga wudhu. Padasan diletakkan di dekat sumur. Penelitian ini dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan objek penelitian berupa nama-nama perkakas dapur berwujud gerabah. Selanjutnya, berbagai nama perkakas dapur tersebut akan dikaji dengan analisis komponen makna. Penggunaan perkakas dapur yang lebih modern membuat masyarakat saat ini meninggalkan perkakas dapur berwujud gerabah. Perkakas dapur berwujud gerabah milik pribadi hanya sedikit jenisnya. Demikian pula dengan produsen gerabah, produksi perkakas dapur pun semakin berkurang. Banyak produsen gerabah beralih membuat keramik modern dan poselen seperti guci, hiasan rumah, dan produk sanitair. Walaupun posisi perkakas dapur berwujud gerabah telah digantikan oleh beberapa perkakas dari plastik, logam, bahkan elektronik, beberapa daerah masih mempertahankan penggunaan gerabah.
4 4 Sekarang ini masyarakat di DIY mulai tidak mengenali nama, bentuk, warna, ukuran, fungsi, bahkan letak berbagai perkakas gerabah. Ada pula yang sulit untuk membedakan antara nama dan bentuk perkakas dapur satu dengan yang lain. Dalam kajian ini, peneliti mencoba menemukan semua nama perkakas dapur yang berwujud gerabah, yaitu perkakas berbahan baku tanah liat, dibuat dengan proses sederhana, dan tidak bergelasir. Semua nama perkakas tersebut akan dianalisis secara semantik, yaitu meneliti arti atau makna (Verhaar, 2010:385) dengan cara membuat tabel komponensial. Analisis komponensial dilakukan dengan cara memilah-milah setiap konsep menjadi komponen minimal, atau ciri-ciri yang berbeda dalam pengertian oposisi semantik. Berbagai perkakas dapur berwujud gerabah ini semakin tersisih, penelitian ini akan membantu menginventarisasi dan mendokumentasikan perkakas dapur berwujud gerabah. Selain itu, memberikan informasi mengenai sejarah perkembangan dan klasifikasi nama perkakas dapur di bidang gerabah. Apabila penelitian ini tidak dilakukan, akan semakin banyak masyarakat yang tidak mengenali perkakas dapur berwujud gerabah dan kesulitan untuk membedakan perkakas satu dengan perkakas yang lain. Demikian, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pada penelitian selanjutnya. 1.2 Rumusan Masalah Perkakas dapur berbahan baku tanah liat sampai saat ini masih digunakan. Akan tetapi, perkakas dapur yang terbuat dari logam dan plastik lebih dominan digunakan oleh masyarakat. Keanekaragaman jenis perkakas dapur berwujud
5 5 gerabah yang digunakan hingga kini sudah mulai berkurang, sehingga beberapa masyarakat di DIY mulai tidak mengenal nama, bentuk, warna, ukuran, fungsi, dan letak masing-masing perkakas tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka timbul permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah dan klasifikasi nama perkakas dapur berwujud gerabah? 2. Bagaimana komponen makna nana-nama perkakas dapur berwujud gerabah di Daerah Istimewa Yogyakarta? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menyajikan hasil analisis dari permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah. Tujuan yang pertama untuk mendeskripsikan perkembangan gerabah di Indonesia, khususnya DIY dan mendeskripsikan tentang jenis-jenis gerabah sesuai bentuk dan fungsinya. Tujuan yang kedua menjelaskan spesifikasi setiap perkakas dapur berwujud gerabah di DIY. Spesifikasi komponen pembeda (ciri khas) tersebut dapat mengidentifikasikan persamaan dan perbedaan setiap perkakas. 1.4 Ruang Lingkup Peralatan rumah tangga ada banyak jenisnya, maka penelitian ini difokuskan pada perkakas dapur. Perkakas dapur dalam penelitian ini adalah keramik dengan wujud gerabah. Gerabah adalah keramik tradisional tanpa gelasir (tidak mengkilat), berwarna natural, dan memiliki bentuk sederhana. Penelitian ini
6 6 dilakukan di sentra produksi gerabah, pasar, penjual, dan pengguna gerabah di wilayah DIY. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel di Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Gunung Kidul. Data berupa nama-nama perkakas dapur berwujud gerabah akan dianalisis secara semantik. Analisis semantik dilakukan dengan cara memilah-milah setiap konsep menjadi komponen minimal, atau ciri-ciri yang berbeda dalam pengertian oposisi semantik. Komponen pembeda tersebut didapatkan dari variabel berupa jenis, bentuk, warna, ukuran, fungsi, dan letak setiap perkakas. 1.5 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh dua manfaat, yaitu secara teoretis dan praktis. Secara teoretis, penelitian semantik khususnya komponen makna ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang linguistik. Selain itu, penelitian mengenai komponen makna nama-nama perkakas rumah tangga di Daerah Istimewa Yogyakarta ini dapat menjadi data atau acuan untuk penelitian selanjutnya. Secara praktis, penelitian ini menginventarisasi dan mendokumentasikan nama, jenis, bentuk, warna, ukuran, fungsi, dan letak perkakas dapur berwujud gerabah sehingga masyarakat dapat mendefinisikan berbagai perkakas dapur berwujud gerabah sesuai komponen-komponennya. 1.6 Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai komponen makna sudah banyak dilakukan, namun kali ini peneliti akan mengkaji komponen makna khusus untuk perkakas dapur
7 7 berwujud gerabah. Sebelumnya, penelitian komponen makna berjudul Namanama Peralatan Rumah Tangga Berwujud Wadah Berbahan Baku Bambu di Yogyakarta dilakukan oleh Ningsih (2009). Metode analisis yang dilakukan sama, yakni menggunakan analisis semantik komponen makna tetapi objek yang dikaji berbeda. Penelitian yang dilakukan Ningsih mempunyai objek penelitian nama-nama perkakas rumah tangga berupa wadah yang berbahan baku bambu, sedangkan penelitian ini memiliki objek berupa nama-nama perkakas dapur berwujud gerabah. Penelitian oleh Handayani (2001) berjudul Analisis Morfo-Semantis Nama Kelengkapan Rumah Tangga di Kabupaten Sleman Bagian Barat Daerah Istimewa Yogyakarta mengkaji nama kelengkapan rumah tangga di Kabupaten Sleman Barat. Metode analisis yang digunakan adalah analisis morfologi dan semantik. Objek penelitian oleh Handayani berupa nama-nama kelengkapan rumah tangga yang terbuat dari batu, tanah, kayu, bambu, logam, kaca atau porselen, dan kain. Penelitian ini menggunakan analisis yang sama, yaitu analisis semantik, khususnya komponen makna. Namun, penelitian ini hanya mengkaji perkakas dapur berwujud gerabah. Lagi pula, penelitian ini tidak hanya dilakukan di Kabupaten Sleman. Tambahan pula, penelitian ini menyajikan sejarah dan klasifikasi jenis-jenis perkakas dapur. Gerabah Prasejarah di Liang Bua, Melolo dan Lewoleba: Tinjauan Teknologi dan Fungsi ditulis oleh Atmosudiro (1994). Penelitian tersebut mengkaji teknologi dan fungsi gerabah pada masa prasejarah. Gerabah sebagai salah satu benda hasil kebudayaan manusia, merupakan data penting dalam usaha
8 8 menggambarkan kehidupan masa lampau (Lumbiyantari, 1993:6). Pada penelitian ini, gerabah menjadi bahan kajian penelitian karena gerabah mempunyai peranan yang penting dalam keperluan sehari-hari dan upacara ritual. Peranan gerabah dalam kehidupan masyarakat sampai saat ini dianggap penting dan fungsinya tidak mudah digantikan oleh perkakas yang terbuat dari bahan lain. 1.7 Landasan Teori Penelitian ini akan menggunakan analisis semantik, khususnya komponen makna atau lebih dikenal dengan analisis komponensial. Analisis semantik merupakan pemikiran sistematik tentang sifat dasar makna (Leech, 2003:11). Analisis komponen makna adalah analisis untuk mendeskripsikan hubungan makna dengan cara memilah-milah setiap konsep menjadi komponen minimal, atau ciri-ciri yang berbeda dalam pengertian oposisi semantik (Leech, 1974:157). Oposisi semantik adalah pertentangan antara dua unsur bahasa yang memperlihatkan perbedaan makna. Dalam hal ini, dicontohkan perbedaan konsep antara genthong dan padasan. Kedua perkakas tersebut merupakan contoh perkakas yang termasuk dalam jenis tempayan. Genthong didefinisikan dengan ciri-ciri +badan berkarinasi +mulut sempit +bibir terbuka +dasar rata pancuran. Padasan +badan berkarinasi +mulut sempit +bibir terbuka +dasar rata +pancuran. Dalam penelitia ini dicontohkan analisis komponensial dalam bentuk tabel. Contoh dibawah ini merupakan tabel komponen makna genthong:
9 9 Tabel 1. Contoh analisis komponen makna Komponen Makna Genthong Jenis Tempayan Badan berkarinasi, mulut Bentuk sempit, bibir terbuka, dasar rata Warna Merah bata Besar Diameter: 24 cm Diameter luar: 35 cm Diameter badan: 80 cm bibir mulut Diameter dasar: 30 cm Tinggi: 68 cm Sedang Diameter: 22 cm Ukuran Diameter luar: 25 cm Diameter badan: 48 cm badan Diameter dasar: 23 cm Tinggi: 50 cm Gambar 1. Genthong dasar Kecil Diameter: 15 cm Diameter luar: 22 cm Diameter badan: 43 cm Diameter dasar: 24 cm Tinggi: 42 cm Tempat menyimpan air Fungsi untuk memasak dan cuci piring Letak Tanah, dekat tempat cuci piring Setelah dianalisis menggunakan analisis komponen makna, selanjutnya dibuat tabel rekapitulasi. Dalam tabel rekapitulasi tersebut akan terlihat adanya perbedaan makna pada satuan kebahasaan. Terdapat beberapa tanda yang disajikan dalam tabel rekapitulasi. Tanda plus (+) dinyatakan adanya komponen tersebut, sedangkan tanda minus (-) dinyatakan tidak adanya komponen. Tanda plus minus (±) dinyatakan ada sekaligus tidak adanya hubungan makna, hal ini disebabkan oleh perkembangan.
10 10
11 Metode Penelitian Metodologi adalah cara mendekati, mengamati, meganalisis data serta menjelaskan suatu fenomena (Kridalaksana, 1983: 106). Metode penelitian merupakan uraian rinci tentang bahan atau materi penelitian. Hal ini merujuk pada bahan penelitian harus dinyatakan spesifikasinya secara lengkap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu metode penyediaan data, metode analisis data, dan penyajian hasil analisis data Metode Penyediaan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan observasi. Teknik pustaka diperoleh dari kamus Baoesastra Djawa tahun Selain itu, data didapat dari buku Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya dengan judul Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik observasi dilkakukan dengan cara mengamati ciri fisik, fungsi, letak, dan melakukan pengukuran pada perkakas dapur berwujud gerabah di daerah penelitian. Selanjutnya, peneliti melakukan wawancara dengan produsen, penjual, dan pengguna perkakas gerabah. Wawancara adalah percakapan antara pewawancara ( interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai ( interviewee) menjawab pertanyaan tersebut (Moleong, 2001:135). Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara pembicaraan informal, yaitu pertanyaan yang diajukan bergantung pada pewawancara dan spontanitas dalam mengajukan pertanyaan (Moleong, 2001: ). Informan yang dipilih sebagai narasumber merupakan orang yang menggeluti bidang keramik, khususnya produsen, penjual, dan pengguna perkakas
12 12 dapur berwujud gerabah. Penyediaan data dilakukan dengan cara pencatatan, pemilihan, dan pemilahan data serta penataan menurut tipe atau jenis data yang telah dicatat, dipilih, dan dipilah tersebut (Sudaryanto, 1993:11). Kendala dalam penelitian merupakan hal yang wajar. Termasuk pada penelitian kali ini, kendala yang dialami peneliti adalah tidak menemukan beberapa perkakas gerabah di lapangan. Selebihnya, masyarakat tidak memiliki perkakas dengan ukuran lengkap. Hal itu dikarenakan kebutuhan yang berbeda dari setiap rumah tangga. Apalagi perkembangan zaman membuat perkakas gerabah sulit ditemukan karena telah digantikan dengan perkakas yang modern. Akan tetapi, masih terdapat beberapa perkakas di lapangan yang dapat ditemui dengan kondisi sudah rusak atau sudah tidak dipakai Metode Analisis Data Analisis data yang telah didapat, dilakukan dengan metode padan referensial. Metode padan adalah identitas objek penelitian ditentukan berdasarkan tingginya kadar kepadanan, kecocokan dengan alat penentu (Sudaryanto, 1993:13). Alat penentu dalam penelitian ini adalah referen 1, yaitu benda atau orang tertentu yang diacu oleh kata atau untaian di kalimat atau konteks tertentu. Referen dalam penelelitian ini adalah perkakas dapur berwujud gerabah. Metode analisis menggunakan analisis komponensial dengan cara memilah-milah setiap konsep menjadi komponen minimal atau ciri-ciri yang berbeda dalam pengertian oposisi semantik. Pada bagian ini, akan dipaparkan 1 Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat 2008:1153.
13 13 mengenai nama, jenis, bentuk, warna, ukuran, fungsi, dan letak perkakas dapur berwujud gerabah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta Metode Penyajian Hasil Analisis Data Penyajian hasil analisis data dilakukan dengan cara membuat tabel komponen makna. Bagian ini memaparkan hasil analisis berwujud tabel, rangkaian kata, tanda, dan lambang. Variabel dan komponen tersebut dicatat pada tabel kemudian dilanjutkan dengan klasifikasi. Adapun tahapannya: 1) Meletakkan nama-nama perkakas berwujud gerabah dalam tabel kemudian memilah-milah ciri khusus berdasarkan variabelnya (jenis, bentuk, warna, ukuran, fungsi, dan letak), 2) Membuat tabel rekapitulasi komponen makna perkakas berwujud gerabah menurut jenisnya, dengan cara memanfaatkan lambang plus (+), minus (-), dan plus minus (±). 1.9 Sistematika Penyajian Sistem penyajian data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan, bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II menyajikan sejarah perkembangan gerabah dan klasifikasi nama perkakas dapur berwujud gerabah. Bab III menyajikan analisis komponen makna perkakas dapur berwujud gerabah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bab IV berisi penutup, bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB I PENDAHULUAN. Beberapa pengrajin yang kreatif mampu mengubah produk yang semula berfungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak perang Diponegoro (1825-1830) penduduk Kasongan memulai kegiatan membuat gerabah yang berfungsi sebagai keperluan rumah tangga. Beberapa pengrajin yang kreatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah
BAB I PENDAHULUAN Di Indonesia keramik sudah dikenal sejak jaman dahulu. Keramik disebut juga gerabah, termasuk bata dan genteng. Bata dan genteng sudah digunakan sejak jaman majapahit. Terbukti dari beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia mengenal adanya keramik sudah sejak dahulu. Namun mereka menyebutnya dengan istilah gerabah atau tembikar. Terbukti dengan ditemukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Sentang adalah sebuah desa yang ada di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Beberapa perempuan di Desa Sentang memiliki keahlian dalam membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki potensi cadangan tanah liat sangat besar dan tersebar hampir di seluruh daerah. Melimpahnya tanah liat di beberapa daerah membuat masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keanekaragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia menjadi warisan budaya untuk mengembangkan dan membangun identitas bangsa dalam mempertahankan eksistensinya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menunjukan perkembangan, sarana dan prasarana pendukung yang terkait dengan kemajuan tersebut termasuk fasilitas peralatan
Lebih terperinciPembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR
Pembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR Oleh: Kristian H. Sugiyarto FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta A. PENDAHULUAN Gerabah
Lebih terperinciGERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto
GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI Oleh: Andik Suharyanto Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciKERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi
KERAMIK Oleh : B Muria Zuhdi PENGERTIAN KERAMIK Kata keramik berasal dari bahasa Yunani Keramos yang berarti: periuk atau belanga yang dibuat dari tanah. Sedang yang dimaksud dengan barang/bahan keramik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan andesit, tanah liat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah Kecamatan Godean dan Seyegan merupakan kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan andesit, tanah liat atau lempung (Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing yang sangat strategis, yang terletak di tengah-tengah jalur perdagangan yang menghubungkan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak zaman dahulu selalu melakukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dari kebutuhan pokok hingga kepuasan batin. Banyak teori yang mengemukakan
Lebih terperinci2015 ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kaya akan sumber daya alam mineral. Berbagai macam bahan mineral yang banyak ditemukan diantaranya berupa batuan sedimen,
Lebih terperinciBahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni
Bahan Baku Peralatan dan Proses Pembuatan Gerabah II Oleh: Drs. I Made Mertanadi, M.Si., Dosen PS Kriya Seni (8) Pisau raut Pisau raut yaitu suatu alat berbentuk pisau kecil terbuat dari lempengan besi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan
Lebih terperinciPengertian Keramik. Teori Keramik
Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istilah keramik tradisional. Keramik gerabah dikenal sebagai produk benda pakai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keramik merupakan salah satu kerajinan rakyat yang dikembangkan secara turun temurun diciptakan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, terutama berfungsi sebagai peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerajinan merupakan salah satu produk andalan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbagai produk kerajinan diproduksi oleh perusahaan kerajinan yang tersebar di hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai bahasa yang dituturkannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kesepakatan itu pun
Lebih terperinciBENTUK DAN FUNGSI GERABAH KAWASAN DANAU SENTANI
BENTUK DAN FUNGSI GERABAH KAWASAN DANAU SENTANI Hari Suroto (Balai Arkeologi Jayapura) Abstract Based on the research done, earthenware is found in Sentani Lake. The earthenware which is found in pieces,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peralatan rumah tangga tradisional merupakan salah satu warisan nenek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peralatan rumah tangga tradisional merupakan salah satu warisan nenek moyang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju masyarakat kurang paham dengan peniggalan
Lebih terperinci2015 ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TED I NURMANTO D I JATI WANGI MAJALENGKA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang organ (bentuk) dan struktur alat musik. Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan rupa konstruksi
Lebih terperinciTINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK
TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK Banyak istilah keramik seperti gerabah, pottery, terracotta, stoneware, porselin dan lainnya. Keramik merupakan semua barang yang dibuat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG 2.1. Klasifikasi Keramik Sifat yang paling umum dan mudah dilihat secara fisik pada keramik adalah rapuh (britle) seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya pembangunan yang dilakukan, karena pertumbuhan
Lebih terperinciPENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG
TUGAS AKHIR PENGUJIAN KARAKTERISTIK MEKANIK GENTENG Disusun : YULLI ARIYADI NIM : D.200.02.0067 NIRM : 02.6.106.03030.50067 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Juni
Lebih terperinciPengertian gerabah Kiriman I Wayan Mudra, Dosen PS Kriya Seni Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya.
Pengertian gerabah Kiriman I Wayan Mudra, Dosen PS Kriya Seni Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah
Lebih terperinciRESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN
RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN SEJARAH PENEMUAN SITUS Keberadaan temuan arkeologis di kawasan Cindai Alus pertama diketahui dari informasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Dari penelitian ini diperoleh data bahwa nama-nama peralatan rumah
86 BAB V KESIMPULAN A. Simpulan Dari penelitian ini diperoleh data bahwa nama-nama peralatan rumah tangga tradisional di Pasar Gedhe Klaten terdiri dari 44 jenis yaitu peralatan rumah tangga tradisional
Lebih terperinciPengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya
Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya Secara Umum, Pengertian Seni Kriya adalah sebuah karya seni yang dibuat dengan menggunakan
Lebih terperinciLandasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabupaten Bantul memiliki banyak industri kerajinan yang dapat ditawarkan menjadi objek wisata alternative meliputi bermacam wisata alam, budaya, pendidikan dan lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tedi Fedriansah, 2015 SENI KERAJINAN GERABAH BUMIJAYA SERANG BANTEN Universitas Pendidikan Indonesia \.upi.edu perpustakaan.upi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Gerabah merupakan salah satu kerajinan tradisional yang perlu dilestarikan dan menjadi salah satu bentuk buah karya sekaligus tradisi nenek moyang yang dibuat turun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan tanggapannya terhadap alam sekitar atau peristiwa-peristiwa yang dialami secara individual atau secara
Lebih terperinciDOKUMENTASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) WADAH
DOKUMENTASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) WADAH Judul : Wadah Media : Tanah Liat (Keramik) Ukuran : Ø24 X 22 Cm. Teknik : Cetak Tahun : 2008 Dibuat Oleh: Nama : B Muria Zuhdi NIP : 19600520
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keramik atau gerabah merupakan barang atau bahan yang dibuat dari bahan-bahan organik (bukan logam) dengan bahan-bahan tanah dan batu-batu silikat sebagai bahan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga bentuk kesenian selalu tumbuh dan berkembang, seiring dengan perkembangan yang ada pada kehidupan sosial manusia
Lebih terperinciMUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Batasan Pengertian Judul Museum :Gedung yg digunakan sebagai tempat untuk pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni, dan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kartika Dian Pratiwi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahan alam telah dimanfaatkan manusia sejak zaman prasejarah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahan alam banyak digunakan untuk menunjang keperluan sehari-hari mulai
Lebih terperinciANALISIS PERPINDAHAN KALOR PEMBAKARAN GENTENG
TUGAS AKHIR ANALISIS PERPINDAHAN KALOR PEMBAKARAN GENTENG Disusun : EKO PRIHARTONO NIM : D.200.02.0225 NIRM : 02.6.106.03030.50225 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang yang hidup ditengah-tengah masyarakat pasti mempunyai nama, yang biasanya diperoleh dari orang tuanya. Nama tersebut merupakan pertanda eksistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013
BAB I PENDAHULUAN Dalam bagian ini akan diuraikan, latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan. Adapun uraiannya sebagai berikut.
Lebih terperinciUji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon. M. Fajar Prasudi ABSTRAK
Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon M. Fajar Prasudi ABSTRAK Setiap jenis tanah liat mempunyai sifat dan karakternya sendiri. Tanah liat Sukabumi merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah batik. Batik juga merupakan produk khazanah budaya yang khas dari Indonesia.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
219 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Keberadaan gerabah dan keramik Bayat masih terus berlangsung hingga sekarang, karena didukung oleh tiga faktor utama, yaitu: (1) Ketersediaan bahan baku di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Bahasa selalu menggambarkan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan; lebih dalam lagi bahasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pagelaran merupakan salah satu daerah penghasil gerabah di Kabupaten Malang. Di tengah wilayah desa ini dilintasi jalan yang menghubungkan Malang dengan Bantur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling banyak digunakan karena memiliki fleksibilitas yang tinggi, murah dan mudah diaplikasikan. Akan tetapi aktivitas manual material
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI ENELITIAN A. Tempat dan Subjek enelitian Sesuai dengan judulnya, penelitian ini dilakukan di lingkungan masyarakat perajin bambu di Desa arapatan, Kecamatan urwadadi, Kabupaten Subang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengingat perekonomian Indonesia yang mengalami pasang surut, menuntut masyakarat agar lebih berusaha keras untuk lebih keras mencari nafkah guna mencukupkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer, konvensional, dan memiliki makna. Sifat dinamis itu muncul karena manusia sebagai
Lebih terperinciTUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA
TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA Nama : Muhammad Bagus Zulmi Kelas : X 4 MIA No : 23 SENI RUPA Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majalah Oto Plus adalah majalah yang mengupas tentang berbagai bidang otomotif, diantaranya adalah bidang modifikasi, modif balap dan masih banyak lagi bidang
Lebih terperinciIII. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis
III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan jumlah perumahan yang semakin meningkat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan jumlah perumahan yang semakin meningkat, permintaan konsumen terhadap unsur bangunan juga meningkat. Salah satunya adalah keramik lantai sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya sarana maupun fasilitas kepentingan umum yang layak dan memadai, merupakan salah satu wujud dari keberhasilan program pembangunan. Fasilitas kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan perbuatan untuk bersenang-senang baik menggunakan alat tertentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan berasal dari kata main. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata main berarti melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk bersenangsenang
Lebih terperinciMakalah Perkembangan Kebudayaan Gerabah di Indonesia
Makalah Perkembangan Kebudayaan Gerabah di Indonesia Disusun Oleh Nama : Alfina Damayanti Kelas : XI AP 2 No Absen: 2 (Dua) UPTD SMK N 2 TEGAL Jln. Wisanggeni No. 1 Tegal Telp. (0283) 358279 Fax (0283)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK 2.1 Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Dahulu keramik hanya dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keramik sudah dikenal di Indonesia sejak jaman Neolithikum. Keramik adalah salah satu dari peninggalan tersebut yang sampai saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB V KERAMIK (CERAMIC)
BAB V KERAMIK (CERAMIC) Keramik adalah material non organik dan non logam. Mereka adalah campuran antara elemen logam dan non logam yang tersusun oleh ikatan ikatan ion. Istilah keramik berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya (Gambar 1.1). Daerah
Lebih terperinciDiajukan Oleh: ALI MAHMUDI A
ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan rempah rempah yang sudah diakui dunia, berbagai tanaman yang tumbuh disetiap daerah yang ada di indonesia menjadi keunggulan
Lebih terperinciLATIHAN SOAL SOAL MAPEL : PRAKARYA & KEWIRAUSAHAAN KELAS : 11 ( SEBELAS )
1. Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan produk kerajinannya adalah... a. Bantul d. Alun-alun Jogja b. Gunung Kidul e. Kota Gede c. Kasongan 2. Bahan lunak yang diperoleh dari alam sekitar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerabah merupakan hasil peninggalan budaya yang cukup tua dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerabah merupakan hasil peninggalan budaya yang cukup tua dalam sejarah kebudayaan manusia. Peranan gerabah sebagai salah satu benda hasil kebudayaan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti berbagai peralatan dapur, rumah tangga, bahan bangunan, benda benda perlengkap interior
Lebih terperinciUCAPAN TERIMA KASIH. Penulis
ABSTRAK Akibat pengaruh manusia air mengalami penurunan kualitas, air limbah sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia sedangkan, air bersih banyak berkurang jumlahnya yang dapat diambil langsung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kerajinan anyam di Indonesia sudah banyak digemari oleh para turis dalam dan luar negeri. Karena kerajinan anyam ini sudah berkembang, bentuk kerajinan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. keberadaannya sebagai salah satu warisan budaya khususnya di Kabupaten
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Seni gerabah tradisional Pekunden merupakan produk tradisional sebagai salah satu ungkapan rasa estetika. Aktivitas produksi membuat gerabah diwariskan secara turun-temurun,
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Industri Manufaktur di Indonesia Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan produk industri barang pecah belah, seperti perhiasan dari tanah, porselin, ubin, batu bata, dan lain-lain
Lebih terperinciSumber: data pribadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Kerajinan Indonesia Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi terbesar di dunia. Indonesia sangat kaya jika dibandingkan dengan negara lain
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada mulanya material keramik hanya dikenal sebatas untuk barang seni, peralatan rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal sebagai keramik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan, manusia dikodratkan sebagai makhluk sosial karena manusia itu pada dasarnya tidak bisa hidup sendiri. Manusia tentunya membutuhkan bantuan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan 1
BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan 1 A. LATAR BELAKANG Menurut hasil survey badan PBB (FAO) mencatat bahwa industri peternakan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang paling tinggi (18%), jumlah ini melebihi
Lebih terperinciBAB 4 PENUTUP. Universitas Indonesia
BAB 4 PENUTUP Tembikar merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang penting dalam mempelajari kehidupan manusia masa lalu. Berbagai informasi dapat diperoleh dari artefak berbahan tanah liat ini, mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (2003:53) mengatakan bahwa bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Sumatera Barat merupakan daerah yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan bahasa Minangkabau dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciSENI KRIYA. Oleh: B Muria Zuhdi
SENI KRIYA Oleh: B Muria Zuhdi PENGERTIAN SENI KRIA Kriya dalam konteks masa lampau dimaknai sebagai suatu karya seni yang unik dan karakteristik yang di dalamnya mengandung muatan nilai estetik, simbolik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu sistem yang dibutuhkan bagi manusia untuk dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Bahasa menyampaikan pesan, konsep, ide, perasaan atau pemikiran
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari konstruksi keterkaitan kategori-kategori yang didapat didapatkan temuantemuan : 1. Bentuk a. Lokasi jumlah dapur 1. Pemakaian dapur aktif 2 selalu memisahkan
Lebih terperinciKRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, dimana keanekaragaman budaya tersebut telah menjadi warisan kebudayaan bangsa yang patut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
Lebih terperinciBAB I BAB I. PENDAHULUAN. paguyuban Siti Kencana. Mereka pada umumnya mempunyai 3-5 orang pekerja
BAB I BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri gerabah di daerah Pundong, Bantul, DIY merupakan sektor industri utama yang merupakan mata pencaharian pokok bagi penduduk sekitarnya disamping pertanian.
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan alam yang salah satunya berupa hasil pertanian yang melimpah. Kekayaan alam dari sektor pertanian ini menjadi salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dari tanah liat. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keramik atau tembikar adalah suatu bentuk dari tanah liat yang mengalami proses pembakaran. Keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi yang menghasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tradisi dan sopan serta memiliki berbagai kelebihan. Hal ini menimbulkan kesan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Jepang di mata dunia Internasional adalah baik, dalam arti memiliki kesan bahwa orang Jepang yang penuh dengan tradisi yang kental, menghargai tradisi dan sopan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah provinsi kepulauan dengan ciri khas sekumpulan gugusan pulau-pulau kecil di bagian timur wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, memiliki berbagai suku, ras, bahasa dan kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang. Adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua benda, wilayah atau daerah yang ada di sekeliling kita pasti memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua benda, wilayah atau daerah yang ada di sekeliling kita pasti memiliki nama, baik benda mati, benda hidup, tempat, atau nama daerah tempat tinggal kita.
Lebih terperinciRumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud. Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK
Rumah Tinggal Dengan Gaya Bali Modern Di Ubud Oleh: I Made Cahyendra Putra Mahasiswa Desain Interior FSRD ISI Denpasar ABSTRAK Rumah adat Bali adalah cerminan dari budaya Bali yang sarat akan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penyusunan skripsi ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif, adapun definisi tentang paradigma itu sendiri menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 1988:49)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik adalah budaya Indonesia yang menjadi salah satu ciri khas dan jati diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya yang
Lebih terperinci