BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Selama ini kajian kajian tentang belajar kurang memperhatikan peran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mampu dicapai oleh setiap individu ( teori

BAB II KAJIAN TEORI. gerakan sama sekali ke arah tujuan-tujuan tertentu. Pendapat yang sama

MATERI KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

Belajar Investasi Masa Depan * Kata Kunci : Motivasi, Belajar, Masa depan.

BAB II LANDASAN TEORI. kuliah untuk mendapatkan nilai. Mereka melakukan hal itu karena

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoretis. 1. Metode PQ4R. a. Pengertian metode PQ4R. Metode PQ4R merupakan salah satu bagian metode elaborasi.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

LANDASAN TEORI. Menurut Rivai (2004:455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi setiap kecerdasan individu yang beragam. Dengan begitu guru

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.

JENIS DAN PERENCANAAN EVALUASI P E R T E M U A N K E 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Robert K Merton menulis beberapa pernyataan penting tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. serangkaian tujuan. McDonald ( dalam Soemanto, 2006:204) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN

TINJAUAN PUSTAKA. akan terlihat dalam seluruh aspek tingkah laku. Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

Modul ke: Psikometri NORMA 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

BAB II KAJIAN TEORI. neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan

PENGARUH PELAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemahaman Matematis. pemahamannya melalui tes. Sedangkan pemahaman (understanding)

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar

BAB II LANDASAN TEORI

II. KAJIAN TEORI. A. Tingkat Motivasi siswa dalam belajar Ekonomi Akuntansi

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya dalam aspek fisik intelektual, emosional, sosial dan spiritual

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

HUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI. Sogi Hermanto

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2. Pengertian Motivasi

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

HAKEKAT MOTIVASI KERJA WIDYAISWARA

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013

MOTIVASI KONTEN TEORI/ TEORI KEPUASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

PRINSIP PENILAIAN. (Retno Wahyuningsih) Prinsip-prinsip Penilaian

GEJALA KONASI--MOTIVASI. PERTEMUAN KE 10

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. tinjauan pustaka. Penelitian penelitian tersebut adalah :

BAB II KAJIAN TEORI. dan akhiran an menjadi pembelajaran, yang berarti proses, pembuatan, cara mengajar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.2 Tipe-Tipe Kepemimpinan Menurut Hasibuan (2009: ) ada tiga tipe kepemimpinan masing-masing dengan ciri-cirinya, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIK. memiliki ide atau opini mengenai sesuatu (Sudarma, 2013). Selain itu,

PENDEKATAN PENILAIAN Grading Nilai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Motivasi dan Kebutuhan 1. Pengertian Motivasi Motivasi adalah suatu proses di dalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan tingkah laku-tingkah laku lain dari orang itu(soemanto, 2006). Menurut James O. Whittaker mengatakan bahwa motivasi adalah kondisikondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut(soemanto, 2006). Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang(sardiman, 2007). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Memberikan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu. Pada tahap awalnya akan menyebabkan si subjek belajar merasa ada kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu kegiatan belajar. 5

6 Dengan demikian dapatlah ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu berkait dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan(sardiman, 2007). Ada bermacam-macam teori motivasi, salah satu teori yang terkenal kegunaannya untuk menerangkan motivasi siswa adalah yang dikembangkan oleh maslow (1943, 1970). Maslow percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu(slameto,2003). Menurut ahli ilmu jiwa, dijelaskan bahwa dalam motivasi itu ada suatu hierarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dengan istilah lain, kebutuhan untuk berusaha kearah kemandirian dan aktualisasi diri (Sardiman, 2007 ). Sesuai dengan kebutuhan itu Maslow menciptakan piramida hierarki kebutuhan yang lebih lengkap dibawah ini (Uno, 2013 ). Aktualisasi Diri Kebutuhan Penghargaan Kebutuhan sosial Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Fisiologis a. Kebutuhan Fisiologis Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara untuk bernapas, dan sebagainya. b. Kebutuhan akan Rasa Aman Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk

7 merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik, atau kehilangan, serta merasa terjamin. Pada waktu seseorang telah mempunyai pendapatan cukup untuk memenuhi semua kebutuhan kejiwaan, seperti membeli makanan dan perumahan, perhatian diarahkan kepada menyediakan jaminan melalui pengambilan polis asuransi, mendaftarkan diri masuk perserikatan pekerja, dan sebagainya. c. Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebutuhan sosial ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia. Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin didasari melalui hubunganhubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, sementara orang mungkin melakukan pekerjaan tertentu karena kebutuhan mendapatkan uang untuk memelihara gaya hidup dasar. Akan tetapi, mereka juga menilai pekerjaan dengan dasar hubungan kemitraan sosial yang ditimbulkannya. d. Kebutuhan akan Penghargaan Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain dalam kaitannya dengan pekerjaan. Hal itu berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui sebagai bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar. e. Kebutuhan Aktualisasi Diri Kebutuhan tersebut diletakkan paling atas pada hierarki maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan Lin sudah

8 dipuaskan, seseorang ingin mencapai penuh potensinya. Tahap terakhir itu mungkin tercapai hanya oleh beberapa orang (Uno, 2013). 2. Fungsi Motivasi Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya(sardiman, 2007). 3. Jenis-Jenis Motivasi dalam Belajar Dilihat dari sumbernya, motivasi belajar ada dua jenis, yaitu : (1) motivasi intrinsik, dan (2) motivasi ekstrinsik(winkel, 1996). 1. Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan orang lain. Motivasi intrinsik dapat berupa kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan, atau berupa penghargaan dan cita-cita (Khodijah, 2014). 2. Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena rangsangan atau bantuan dari orang lain. Motivasi ekstrinsik disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal seperti ganjaran atau hukuman (Woolfolk, 2003). Ada tiga faktor dalam motivasi ekstrinsik, yaitu : 1. faktor keluarga, 2. faktor sekolah, dan 3. faktor masyarakat (Slameto, 2003).

9 Penelitian menunjukkan bahwa motivasi dari dalam lebih efektif dibandingkan motivasi dari luar Dalam upaya mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi dari dalam dapat dilakukan dengan membangkitkan rasa ingin tahu, ingin mencoba, dan hasrat untuk maju dalam belajar, sedangkan motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran, yaitu hukuman dan pujian (Khodijah, 2014). 4. Cara Meningkatkan Motivasi Nasution (1988) mengemukakan ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar, yaitu (1) memadukan motif-motif yang sudah dimiliki, (2) memperjelas tujuan yang hendak dicapai sehingga siswa akan berbuat lebih efektif, (3) mengadakan persaingan, (4) memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai, dan (5) pemberian contoh yang positif (Khodijah, 2014). Sardiman mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah melalui: (1) memberi angka, (2) hadiah, (3) saingan/ kompetisi, (4) ego-involvement, (5) memberi ulangan, (6) mengetahui hasil, (7) pujian, (8) hukuman, (9) hasrat untuk belajar, (10) minat, (11 tujuan yang diakui (Khodijah, 2014). B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Belajar adalah perubahan tingkah laku. Orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu (Sardiman, 2007). Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengertian belajar dapat didefenisikan sebagai berikut : Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

10 seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003). 2. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari prestasi dan belajar. Antara prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984), yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) sedangkan belajar adalah sebuah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Adapun pengertian prestasi belajar dalam Depdikbud (2003) yang dikutip oleh Deny Mahendra Kushendar (2010), prestasi belajar adalah hasil proses pembelajaran yang telah dibubukan dalam bentuk rapor yang merupakan hasil belajar siswa untuk semua mata pelajaran yang diikuti, baik yang mecakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pengertian prestasi belajar hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai imdikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya (Psycologymania, 2013). C. Pendekatan Evaluasi Belajar Ada dua macam pendekatan yang amat popular dalam mengevaluasi atau menilai tingkat keberhasilan / prestasi belajar, yakni: 1) Norm-referencing atau Norm-referenced assessment; 2)criterion referencing atau criterian referenced assessment. Di Indonesia, pendekatan pendekatan ini lazim di sebut Penilaian Acuan Norma(PAN) dan Panduan Acuan Kriteria(PAK).

11 1. Penilaian Acuan Norma(PAN)( Norm-referenced assessment) Dalam penilaian yang menggunakan PAN, prestasi belajar seorang peserta didik di ukur dengan cara membandingkannya denga prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang di capai teman teman sekelas atau sekelompoknya (Tardif et al, 1989: 227). Jadi pemberian skor atau penilaian peserta didik tersebut merujuk pada hasil perbandingan antara skor skor yang diperoleh teman-teman sekelompoknya dengan skornya sendiri. Sebagai contoh, apabila soal evaluasi sumatif matematika untuk siswa kelas tiga Madrasah Tsanawiyah terdiri dari 60 butir dan persentase jwaban benar setinggi 83,3 % misalnya, maka persentase ini dianggap bernilai 10 atau 100. Nilai ini muncul berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus sederhana yakni: jumlah jawaban benar jumlah butir soal ( Muhibbin, 2009) 100 2. Peniaian Acuan Kriteria(Criterion refenced assessment) Penilaian dengan pendekatan PAK (Penilaian Acuan Kriteria) menurut Tardif et al (1989:95) merupakan proses penguran prestasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan berbagai prilaku ranah yang telah di tetapkan secara baik (well-defined domain behaviours) sebagai patokan absolute. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan PAK di perlukan adanya kriteria mutlak yang merujuk pada tujuan pembelajaran umum dan khusus (TPU dan TPK). Artinya, nilai atau kelulusan seorang siswa bukan berdasarkan perbandingan dengan nilai yang dicapai oleh rekan rekan sekelompoknya melainkan di tentukan oleh penguasaannya atas materi pelajaran hingga batas yang seuai dengan tujuan instruksional (Muhibbin, 2009).

12 3. Batas Minimal Prestasi Belajar Setelah mengetahui indicator dan memperoleh skor hasil evaluasi prestasi belajar di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa, dan karsa siswa. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa alternative norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar belajar. Di antara norma norma pengukuran tersebut adalah: 1) norma skala angka dari 0 sampai 10; 2) norma skala angka dari 0 sampai 100. Angka terendah yang menyatakan kelulusan / keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 5,5 atau 60. Pada prinsipnya jika seorang dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar ia dianggap telah memenuhi target mniml keberhasilan belajar. namun demikian, kiranya perlu di pertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65 atau 70) untuk pelajaran pelajaran inti (core subject). Selanjutnya, selain norma norma tersebut di atas, adapula norma lain yang di Negara kita baru berlaku di perguruan tinggi, yaitu norma prestasi belajar dengan menggunakan symbol huruf huruf A, B, C, D dan E. symbol symbol huruf ini dapat di pandang sebagai terjemahan dari symbol symbol angka. Symbol niai angka yng berskala 0 sampai 4. Skala angka yang berinterval jauh lebih pendek dari pada skala angka lainnya itu di pakai untuk menetapkan Indeks Prestasi (IP) mahasiswa, baik pada setiap semester maupun pada akhir semester pada akhir penyelesaian studi (Muhibbin, 2009).