BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keefektifan pembelajaran menggunakan model problem based learning dan model

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

Nonequivalent Control Group Design

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

Tabel 3.1 menjelaskan bahwa dalam desain ekperimen menggunakan dua kelompok penelitian yaitu kelompok eksperimen (O1dan O2) dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Laboratorium Satya Wacana yang merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di Kota Salatiga. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas II SD Laboratorium Satya Wacana. Kelas II yang dijadikan subyek penelitian ini adalah kelas paralel yang terdiri dari 2 kelas, yaitu: 1. Kelas IIB sebagai kelompok eksperimen. Siswa kelas IIB SD Laboratorium Satya Wacana berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. 2. Kelas IIA sebagai kelompok kontrol. Siswa kelas IIA SD Laboratorium Satya Wacana berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Karakteristik dari subyek penelitian ini adalah rata-rata siswa kelas II berumur 7 tahun, dan hampir semua siswa kelas II beragama Kristen. Untuk latar belakang pekerjaan orang tua siswa sangat bervariasi, mulai dari guru, wiraswasta, dosen, pedagang, dan ada juga yang orangtuanya berprofesi sebagai TNI. Alasan yang menjadi pertimbangan peneliti memilih SD Laboratorium Satya Wacana sebagai tempat penelitian adalah penelitian dengan topik pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari perbedaan jenis kelamin pada siswa kelas II belum pernah dilakukan di SD Laboratoriun Satya Wacana. Sedangkan alasan peneliti menggunakan kelas II sebagai subyek adalah dikarenakan siswa kelas II masih sulit melakukan abstraksi materi atau konsep matematika, dan juga kelas II di SD Laboratorium Satya Wacana terdiri dari dua kelas yang berada dalam satu lingkungan belajar yang sama, sehingga memungkinkan untuk menjadikan kelas IIA dan IIB menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. 37

38 4.2 Hasil Uji Instrumen 4.2.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Tabel 4.1 Hasil Validitas Soal Tes Hasil Belajar No. Nomor Soal Corrected Item-Total Correlation No. Nomor Soal Corrected Item-Total Correlation 1. 2.268 10. 17.277 2. 4.420 11. 19.460 3. 5.493 12. 20.493 4. 6.509 13. 21.404 5. 7.498 14. 24.277 6. 10.284 15. 25.460 7. 11.406 16. 26.439 8. 13.468 17. 29.406 9. 14.498 18. 30.309 Tabel diatas menunjukkan bahwa butir pernyataan pada instrument tes dinyatakan valid jika nilai corrected item-total correlation > 0,2. Dari 30 soal instrument tes yang diujikan dan dianalisis datanya menggunakan Cronbach Alpha menunjukkan 18 soal dinyatakan valid, yaitu soal nomor 2, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 29, 30, sehingga layak untuk dipergunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Sedangkan untuk soal-soal yang tidak valid tidak dipergunakan. 4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes N N of items Mean Cronbach Alpha 31 18 12.7742 0.819 Tabel diatas menunjukkan data tentang uji reliabilitas, instrument tes dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,6. Dari hasil uji reliabilitas instrument tes menunjukkan nilai Cronbach Alpha 0,819 sehingga instrument di atas dinyatakan reliabel.

39 4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tabel 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes No. Kriteria Kesukaran Jumlah Soal Nomor Soal 1. Sukar - - 2. Sedang 9 2, 4, 7, 10, 14, 19, 21, 25, 30 3. Mudah 9 5, 6, 11, 13, 17, 20, 24, 26, 29 Dari hasil perhitungan diperoleh 9 butir soal termasuk kriteria mudah, yaitu nomor 5, 6, 11, 13, 17, 20, 24, 26, dan 29, sedangkan butir soal termasuk kriteria sedang berjumlah 9, yaitu nomor 2, 4, 7, 10, 14, 19, 21, 25, dan 30. Paket soal ini belum secara sempurna memenuhi proporsi soal yang baik dikarenakan tidak adanya soal dalam kriteria sukar. Untuk soal kategori mudah tetap digunakan dalam penelitian dikarenakan apabila soal tersebut dibuang menjadikan paket soal dirasa kurang dalam hal kuantitas yang diperlukan oleh peneliti untuk mengukur karakteristik subyek. 4.3 Deskripsi Data 4.3.1 Metode Demonstrasi 4.3.1.1 Pelaksanaan Uji Coba Metode Demonstrasi Sebelum dilakukan tindakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan tindakan try out. Try out adalah uji coba mengajar dengan metode yang akan diteliti, sehingga kita sebagai peneliti nanti bisa mengetahui kesiapan guru dalam menggunakan metode yang akan kita teliti. Di dalam try out guru mengajar dengan menggunakan metode yang akan diteliti yaitu metode demonstrasi. Tujuan utama melakukan try out adalah untuk mengetahui kesiapan guru dalam menggunakan metode demonstrasi di kelas. Selain ada guru yang bertugas mengajar menggunakan metode demonstrasi, peneliti juga mengajak pengamat atau observer untuk ikut dalam pelaksanaan try out, sehingga bukan hanya guru yang dilihat kesiapannya tetapi juga pengamat. Uji coba metode demonstrasi dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Februari 2012 di kelas II SD Laboratorium Satya Wacana, Salatiga. Guru menggunakan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar pelajaran IPA.

40 Dalam menggunakan metode demonstrasi, guru mendemonstrasikan posisi matahari yang disertai dengan penjelasan singkat. Setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan demonstrasi bersama dengan kelompok yang telah ditentukan. Beberapa kelompok diminta mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Kendala yang terjadi saat pelaksanaan try out adalah kebanyakan siswa berebut untuk mencoba melakukan demonstrasi sendiri sehingga kelas menjadi kurang terkontrol. Tetapi secara keseluruhan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi berjalan dengan lancar. Hasil yang diperoleh setelah peneliti melakukan try out adalah guru dan pengamat sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi. 4.3.1.2 Penerapan Metode Demonstrasi Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selain itu, observasi juga dilaksanakan pada keseluruhan kegiatan tatap muka. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh observer, dalam hal ini adalah guru dari SD Laboratorium Satya Wacana. Observasi dilaksanakan secara intensif, adapun hasil observasi yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 4.4, tentang lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa pada tiga pertemuan adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Observasi Pembelajaran Metode Demonstrasi No Langkah-Langkah Aktivitas Guru Yang diamati 1. Apakah guru sudah mendemonstrasikan suatu proses dan prosedur disertai penjelasan yang padat dan singkat? 2. Apakah guru sudah mengatur tempat duduk siswa sesuai kebutuhan, dengan pertimbangan jenis kelamin siswa? 3. Apakah guru sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan demonstrasi serupa guna pemahaman lebih Pertemuan I II III

41 mendalam tentang topik? 4. Apakah guru sudah guru memastikan semua siswa telah melakukan demonstrasi seperti yang dilakukan guru? 5. Apakah guru sudah memberikan soal baru dan meminta siswa menggunakan langkah serupa yang telah didemonstrasikan guru? 6. Apakah selama penyelesaian soal, guru berkeliling untuk memastikan semua kelompok dan semua anggota kelompok telah melakukan langkah demonstrasi dengan benar? 7. Apakah guru sudah meminta siswa maju untuk mempresentasikan jawaban soal hasil demonstrasi yang telah dilakukan di dalam kelompok? Aktivitas Siswa Yang diamati 1. Memperhatikan demonstrasi guru. 2. Membentuk kelompok sesuai perintah dari guru. 3. Siswa melakukan demonstrasi di dalam kelompok. 4. Semua siswa telah melakukan demonstrasi. 5. Siswa mengerjakan soal baru dengan langkah-langkah demonstrasi yang benar. 6. Semua siswa dalam kelompok telah melakukan demonstrasi. 7. Siswa maju mempresentasikan jawaban soal hasil demonstrasi. Berdasarkan tabel 4.4 di atas tentang hasil pengamatan aktivitas pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 1 Maret 2012. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Maret 2012. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2012. Pada penelitian dengan pembelajaran sejumlah tiga kali pertemuan ini, dihadiri oleh peneliti yaitu orang yang melakukan penelitian di SD Laboratorium Satya Wacana, selanjutnya guru kelas II yang bertugas untuk

42 mengajarkan materi pembelajaran matematika dengan Metode Demonstrasi, dan yang terakhir observer yaitu guru kelas IV yang bertugas mengobservasi jalannya proses pembelajaran dengan tujuan agar dapat diketahui bahwa pembelajaran menggunakan metode demonstrasi sudah berjalan baik, sesuai dengan pengertian metode demonstrasi sendiri yaitu metode pembelajaran yang menunjukkan benda atau proses tentang sesuatu yang sedang dipelajari di dalam kelas dengan disertai penjelasan singkat dari guru dan peran serta siswa dalam pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) matematika yang telah dibuat. Guru dan siswa sudah melakukan pembelajaran demonstrasi sesuai dengan langkah-langkahnya. Tetapi pada pertemuan ketiga, guru tidak meminta siswa untuk mempresentasikan hasil di depan kelas dikarenakan pada akhir pertemuan ketiga ini akan diberikan posttest. Posttest yang diberikan berupa tes hasil belajar dengan soal pilihan ganda. Tabel 4.5 Nilai Kelas Eksperimen Menggunakan Metode Demonstrasi Mean Total Mean Laki-laki Mean Perempuan Pretest 44,8333 46.8333 43.5000 Posttest 73,500 79.8333 69.2778 Gain 28.6667 33 25.7778 Total mean pretest yang didapat pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode demonstrasi adalah sebesar 44,8333, sedangkan mean posttest yang didapat adalah sebesar 73,500. Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada peningkatan nilai dari pretest ke posttest pada siswa laki-laki dengan menggunakan metode demonstrasi, mean pretest meningkat dari 46,83 menjadi 79,83 pada posttest, median pretest dari 44 meningkat menjadi 78 setelah posttest. Sedangkan peningkatan nilai dari pretest ke posttest pada siswa perempuan dengan menggunakan metode demonstrasi, mean pretest meningkat dari 43,50 menjadi 69,278 pada posttest, median pretest dari 39 meningkat menjadi 67 setelah posttest.

43 4.3.2 Metode Konvensional Tabel 4.6 Nilai Kelas Kontrol Menggunakan Metode Konvensional Mean Total Mean Laki-laki Mean Perempuan Pretest 45.5333 45.667 45.333 Posttest 58.2333 59.944 55.667 Gain 12.7 14.27 10.334 Total mean pretest yang didapat pada kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional adalah sebesar 45,5333, sedangkan mean posttest yang didapat adalah sebesar 58,2333. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ada peningkatan nilai dari pretest ke posttest pada siswa laki-laki dengan menggunakan metode konvensional, mean pretest meningkat dari 45,667 menjadi 59,944 pada posttest, median pretest dari 44 meningkat menjadi 58,5 setelah posttest. Sedangkan peningkatan nilai dari pretest ke posttest pada siswa perempuan dengan menggunakan metode konvensional, mean pretest meningkat dari 45,333 menjadi 55,667 pada posttest, median pretest dari 47 meningkat menjadi 56 setelah posttest. 4.4 Uji Hipotesis 4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data 4.4.1.1 Hasil Uji Normalitas Pretest Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Pretest Eksperimen Kontrol N Sig. N Sig. 30 0.065 30 0.136 a. Lilliefors Significance Correction Tabel di atas menunjukkan bahwa taraf signifikan nilai pretest kelas eksperimen (metode demonstrasi) sebesar 0,065 dan kelas kontrol (metode

44 konvensional) sebesar 0.136. Hasil uji data pretest Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari signifikan 0,05 (sig. > 0,05), sehingga sebaran data nilai pretest dinyatakan terdistribusi normal. 4.4.1.2 Hasil Uji Normalitas Posttest Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Posttest Eksperimen Kontrol N Sig. N Sig. 30 0.200 30 0.091 Tabel di atas menunjukkan bahwa taraf signifikan nilai posttest kelas eksperimen sebesar 0,200 dan kelas kontrol (metode konvensional) sebesar 0.091. Hasil uji data posttest Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari signifikan 0,05 (Sig. > 0,05), sehingga sebaran data nilai posttest dinyatakan terdistribusi normal. 4.4.2 Hasil Uji Homogenitas Data 4.4.2.1 Hasil Uji Homogenitas Pretest Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest Eksperimen Kontrol N N Sig. Based on Mean 30 30 0.120 Tabel uji homogenitas pretest di atas menunjukkan bahwa signifikan (based on Mean) sebesar 0,120, yang berarti lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa subyek penelitian ini mempunyai varian pretest yang homogen. 4.4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Posttest Tabel uji homogenitas posttest di bawah menunjukkan bahwa signifikan (based on Mean) sebesar 0,091, yang berarti lebih besar dari 0,05 (Sig. > 0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa subyek penelitian ini mempunyai varian posttest yang homogen.

45 Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest N N Sig. Based on Mean 30 30 0.091 4.4.3 Hasil Uji Anova Dua Arah Tabel 4.11 Hasil Uji Analisis Data Anova Dua Arah Source df Mean F Sig. Square Metode 1 4040.100 26.147.000 JKelamin 1 792.100 5.126.027 Metode* 1 141.878.918.342 JKelamin Error 56 154.516 Total 60 4.4.3.1 Uji Hipotesis 1 Terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana. Ho: Tidak ada pengaruh penerapan metode demonstrasi dengan penerapan metode konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas II. Ha: Ada pengaruh penerapan metode demonstrasi dengan penerapan metode konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas II. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan signifikan (Sig.) adalah: 1. Apabila Sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Apabila Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dari data hasil penelitian pada tabel 4.11 di atas, pada kolom metode didapat harga Sig. Metode = 0.000, sehingga harga Sig. ini lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana.

46 Tabel 4.12 Perbandingan Mean Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Mean Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest 44.8333 45.5333 Posttest 73.500 58.2333 Gain 28.6667 12.7 Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan mean pada kelas eksperimen yang menggunakan metode demonstrasi. Dari mean pretest kelas eksperimen adalah 44,8333 meningkat menjadi 73,500 pada posttest atau meningkat sebesar 28,6667. Sedangkan pada kelas kontrol meningkat sebesar 12,7 dari mean pretest 45,5333 menjadi 58,2333 pada posttest. Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi mempunyai mean posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean posttest metode konvensional, dan juga peningkatan mean dari pretest sampai dengan posttest pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi lebih besar daripada peningkatan mean pada kelas kontrol. Ini membuktikan bahwa metode demonstrasi berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. 4.4.3.2 Uji Hipotesis 2 Terdapat pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari perbedaan jenis kelamin pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana. Ho: Tidak ada pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana. Ha: Ada pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan signifikan (Sig.) adalah: 1. Apabila Sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak 2. Apabila Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

47 Dari data hasil penelitian pada tabel 4.11 di atas, pada kolom jenis kelamin didapat harga Sig. Jenis Kelamin = 0.027, sehingga harga Sig. ini lebih kecil dari 0,05 (Sig. < 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana. Tabel 4.13 Perbandingan Mean Hasil Belajar Dengan Metode Demonstrasi Ditinjau Dari Jenis Kelamin Mean Metode Demonstrasi Laki-laki Perempuan Pretest 46.8333 43.5000 Posttest 79.8333 69.2778 Gain 33 25.7778 Hal ini terbukti dari rata-rata nilai pretest dan posttest pada kelompok lakilaki dan kelompok perempuan pada kelas eksperimen. Mean pretest siswa lakilaki kelas eksperimen adalah 46.8333 meningkat menjadi 79.8333 pada posttest atau mengalami peningkatan sebesar 33. Sedangkan siswa perempuan kelas eksperimen meningkat sebesar 25,7778 dari mean pretest 43.5000 menjadi 69.2778 pada posttest. Deskripsi data di atas menunjukkan bahwa mean posttest siswa laki-laki lebih tinggi daripada mean posttest siswa perempuan. Mean posttest laki-laki sebesar 79,8333 sedangkan siswa perempuan hanya 69,2778 yang berarti pada penggunaan metode demonstrasi siswa laki-laki mempunyai hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis pada nilai pretest pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana menunjukkan bahwa kedua kelas, yaitu kelas II A dan II B pada SD Laboratorium Satya Wacana mempunyai varians nilai yang homogen pada angka Sig. 0,120. Ini membuktikan bahwa kedua kelas tidak berbeda secara signifikan. Setelah mengetahui bahwa kelas II A dan II B tidak berbeda secara signifikan, maka peneliti menentukan kelas II B sebagai kelas

48 eksperimen dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, sedangkan kelas II A digunakan sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran pada masing-masing kelas, yaitu kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dan kelas eksperimen yang menggunakan metode demonstrasi adalah 3 kali pertemuan (6 jam pelajaran). Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan, didapatkan bahwa proses pembelajaran pada kelas eksperimen berlangsung dengan baik, mulai dari aspek persiapan, kegiatan inti dan kegiatan akhir dinyatakan baik dan sesuai dengan prosedur dalam pembelajaran metode demonstrasi. Selanjutnya, siswa pada masing-masing kelas diberikan posttest dengan soal yang sama. Setelah dilakukan uji dengan anova dua arah ternyata pada variabel metode mempunyai signifikansi 0,000 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode demonstrasi dengan penerapan metode konvensional terhadap hasil belajar matematika siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi mempunyai mean posttest yang lebih tinggi dibandingkan dengan mean posttest metode konvensional, dan juga peningkatan mean dari pretest sampai dengan posttest pada kelas yang menggunakan metode demonstrasi lebih besar daripada peningkatan mean pada kelas dengan menggunakan metode konvensional. Ini membuktikan bahwa metode demonstrasi berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian dari Nurhidayat (2010) dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreativitas Pembelajaran Matematika Dalam Menentukan Letak Suatu Benda Pada Diagram Kartesius Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Gesikan. Berdasarkan hasil penelitian Nurhidayat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil bahwa

49 sebesar 96,3% dari total keseluruhan siswa telah dinyatakan tuntas dalam mengikuti pembelajaran matematika kompetensi dasar menentukan posisi titik dalam sistem koordinat. Selain itu ada beberapa kelebihan metode demonstrasi menurut Bahri dan Aswan (2010) adalah: 1. Dapat membimbing siswa kearah berfikir satu saluran pikir. 2. Dapat untuk mengurangi kesalahan karena diterapkan pada waktu itu juga. 3. Perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang dianggap penting. 4. Permasalahan yang terpendam dapat mendapatkan penjelasan langsung guru. Pada hipotesis kedua, setelah dilakukan uji dengan anova dua arah ternyata pada variabel jenis kelamin mempunyai signifikansi 0,027 atau Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti dalam penelitian ini ada pengaruh penerapan metode demonstrasi terhadap hasil belajar matematika antara siswa laki-laki dan perempuan pada siswa kelas II SD Laboratorium Satya Wacana.. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelas menggunakan metode demonstrasi, peningkatan mean dari pretest ke posttest pada siswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan peningkatan mean pada siswa perempuan. Ini membuktikan bahwa pada penggunaan metode demonstrasi siswa laki-laki mempunyai hasil belajar matematika yang lebih tinggi dibandingkan siswa perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Jensen (2008), yang menyatakan bahwa laki-laki biasanya lebih unggul daripada perempuan dalam hal keterampilan atau tugas-tugas sebagai berikut: 1. Kemampuan matematis dan penyelesaian masalah. 2. Navigasi bentuk-bentuk geometris ruang. 3. Berbagai tugas spasial. 4. Konsentrasi dan fokus yang lebih luas. Dengan menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran, hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Selain itu, dengan menggunakan metode demonstrasi pada kelas heterogen, didapat hasil bahwa hasil belajar siswa laki-laki dengan menggunakan metode demonstrasi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa perempuan menggunakan

50 metode demonstrasi. Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis: a. Setelah membandingkan teori demonstrasi dengan penelitian ini hasilnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Selain itu setelah dilakukan uji perbandingan mean pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode demonstrasi dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional didapat hasil bahwa kelas dengan pembelajaran metode demonstrasi mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dibanding kelas dengan metode konvensional. Dalam penelitian ini terbukti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. b. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat hasil bahwa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi siswa laki-laki mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa perempuan. Jadi, di dalam pembelajaran matematika menggunakan metode demonstrasi siswa laki-laki lebih unggul dengan hasil belajar yang lebih tinggi. 2. Implikasi Praktis: a. Pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurhidayat yang menyatakan bahwa metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam metode demonstrasi guru mendemonstrasikan suatu proses yang di dalamnya terkandung penyampaian materi. Selanjutnya guru meminta siswa melakukan demonstrasi sendiri. Guru membimbing dan mengarahkan jalannya demonstrasi yang dilakukan siswa, dan juga meminta beberapa siswa maju untuk mendemonstrasikan sesuai petunjuk dari guru. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan bisa menguasai materi dengan

51 baik. Maka gunakanlah metode demonstrasi jika siswa di kelas pasif dalam kegiatan pembelajaran, dengan begitu siswa akan menjadi aktif dan hasilnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. b. Jenis kelamin siswa turut menentukan hasil belajar siswa menggunakan metode demonstrasi. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Jensen yang menyatakan bahwa laki-laki biasanya lebih unggul daripada perempuan dalam hal matematis dan penyelesaian masalah. Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi perhatikan juga jenis kelamin siswa, yang ikut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.