Ani Khoerunni mah 1, Kriswandani 2, Wahyudi 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN

Abstract

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT. X. Disusun Oleh. : Dyah Anggraini NPM :

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY Maret, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

REVIEW OF INTEREST STUDENT LEARNING AND CORRELATION WITH CITIZENS HOMESTEADER LEARNING OUTCOMES IN BIOLOGY SMP N 38 DISTRICT TEBO, JAMBI

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Raya Ngebel Semanding, Jenangan, Ponorogo.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung pada semester

BAB III METODE PENELITIAN. sampel, (D) Metode pengumpulan data, (E) Validitas dan Reliabilitas alat ukur, 1. Variabel bebas : Adversity Quotient

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang diamati, yaitu: b. Kecerdasan Adversitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DAYA JUANG, KESIAPAN BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA AL-ISTIQAMAH PASAMAN BARAT

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X SMA Negeri 12

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 1 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

PENGARUH PENDAPATAN ORANG TUA SISWA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA, KELAS VIII SMP NEGERI 2 BANYUDONO. (Tahun Pelajaran 2012/2013) SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Oleh

METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Subyek yang dipilih adalah remaja panti asuhan Akhiruz zaman Bekasi dengan kriteria

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan


III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adversity Quotient dan Problem Focused Coping berdasarkan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENETILIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13). Objek penelitian adalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW

Dosen Program Pendidikan Geografi PIPS, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia. Keperluan korespondensi, HP : ,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2013 semester genap tahun

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. SMA Persada Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari hubungan antar variabel. Variabel-variabel dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. merupakanpenelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DAN POLA ASUH DEMOKRATIS (AUTHORITATIVE) ORANGTUA DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Ani Khoerunni mah 1, Kriswandani 2, Wahyudi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2 Dosen Pembimbing Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 1 email: aufklarung_731@yahoo.com ABSTRACT This study aims to determine wheter there is a relationship between adversity quotient and authoritative parenting style with mathematic learning outcomes in 7 th class of Satya Wacana Christian Junior High School Salatiga. Type of research is a correlational. Subjects in this study were all students of 7 th class of Satya Wacana Christian Junior High School Salatiga, totalling 76 students. Data was collected by questionnaires and documentation. The data analysis technique used is the pearson s product moment correlation and multiple correlation, calculation program with the help of SPSS 16.0 for windows. The result showed that: (1) There was no correlation between adversity quotient with mathematic learning outcomes in 7 th class of Satya Wacana Christian Junior High School Salatiga. (2) There was no correlation between authoritative parenting style with mathematic learning outcomes in 7 th class of Satya Wacana Christian Junior High School Salatiga. (3) The multiple correlation between adversity quotient and authoritative parenting style with mathematic learning outcomes in 7 th class of Satya Wacana Christian Junior High School Salatiga also get result that three variables such there was no correlation significant. Value of R 2 give impact by the percentage 0,2% against mathematic learning outcomes and the rest is 99,8% are other factors affecting mathematic learning outcomes in 7 th class of Satya Wacana Christian Junior High School Salatiga. Keywords: Adversity Quotient, Authoritative Parenting Style, Mathematic Learning Outcomes PENDAHULUAN Keberhasilan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa, untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2003) faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern (faktor yang terdapat dalam diri siswa) 1

dan faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar). Contoh dari faktor intern dan faktor ekstern tersebut adalah adversity quotient (AQ) dan pola asuh orangtua. Stoltz (2000) menyatakan adversity quotient (AQ) merupakan suatu kecerdasan atau kemampuan dalam merubah, atau mengolah sebuah permasalahan atau kesulitan dan menjadikannya sebuah tantangan yang harus diselesaikan agar tidak menghalangi cita-cita dan prestasi yang ingin diraih. Siswa mempunyai tugas untuk belajar dan berupaya memberikan hasil yang terbaik di kelas, serta dituntut untuk mampu mengatasi berbagai permasalahan, kesulitan, dan hambatan menjadi sebuah peluang dalam menggapai prestasi. Dalam rangka pencapaian tugas belajar, siswa tidak terlepas dari berbagai kesulitan, kesulitan-kesulitan inilah yang dapat mengakibatkan turunnya semangat siswa untuk belajar sehingga menghambat pencapaian hasil belajarnya. Dweck dalam Stoltz (2000) membuktikan bahwa siswa dengan respon pesimistis terhadap kesulitan tidak banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan siswa yang pola sikapnya lebih optimistis. Menurut Sudarman (2009) adversity quotient (AQ) juga sangat diperlukan siswa dalam belajar matematika. Selain AQ, keluarga juga berpengaruh terhadap hasil belajar anak. Keluarga memberikan hubungan sosial dan lingkungan yang penting pada proses pembelajaran mengenai manusia, situasi, dan ketrampilan. Pembelajaran yang pertama ini sangat berpengaruh. Dalam keluarga, yang memegang peranan penting adalah orangtua, pengasuhan orangtualah yang mempengaruhi pembelajaran tersebut. Salah satu bentuk hubungan orangtua dan anak adalah pola asuh orangtua kepada anak-anak mereka. Casmini dalam Septiari (2012) menjelaskan bahwa pola asuh orangtua adalah bagaimana orangtua memperlakukan anak, mendidik membimbing, dan mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga dalam upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan masyarakat pada umumnya. Pengasuhan demokratis atau authoritative adalah pola pengasuhan dimana orangtua mendorong anak untuk menjadi mandiri, tetapi tetap memberikan batasan-batasan atau aturan serta mengontrol perilaku anak. Orangtua bersikap hangat, mengasuh dengan penuh kasih sayang serta penuh perhatian, selain itu orangtua juga memberikan ruang kepada anak untuk membicarakan apa yang mereka inginkan atau harapan dari orangtuanya (Septiari, 2012). Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang orangtuanya terlibat dalam kegiatan sekolah memiliki kehadiran yang lebih baik, prestasi yang lebih tinggi, dan sikap yang lebih positif terhadap sekolah (JL Epstein dalam Silalahi dan Meinarno, 2010). 2

Berdasarkan pengamatan di lapangan dan hasil wawancara dengan guru, dari sekian banyak siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang kurang bersemangat dalam proses pembelajaran. Data hasil belajar matematika siswa kelas VII yang diperoleh, untuk mata pelajaran matematika diketahui bahwa KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang harus dicapai siswa kelas VII A dan VII B adalah 63, sedangkan untuk VII C adalah 68 dan masih terdapat siswa yang belum bisa memenuhi KKM yang telah ditetapkan. Persentase siswa yang masih di bawah KKM yaitu sebanyak 42%. Siswa mendapatkan hasil belajar matematika dengan kategori cukup sebesar 34% dan 8% berada pada kategori rendah. Faktor-faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah adversity quotient (AQ) siswa yang masih belum maksimal serta pola asuh demokratis orangtua yang dinilai masih kurang. Tetapi sebagian besar dari siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan senang apabila menerima tantangan dari guru, mereka juga bisa dikatakan mandiri dalam menyelesaikan masalah, contohnya adalah cara penyelesaian soal yang diberikan oleh guru itu berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lain. Adversity quotient (AQ) dan pola asuh yang bermacam-macam menjadi faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, karena adversity quotient (AQ) yang dimiliki siswa serta pola asuh orang tua siswa itu berbeda-beda maka hasil belajar siswapun tidak sama. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa apabila diterapkan pada siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, sehingga penelitian ini mengambil judul Hubungan antara Adversity Quotient (AQ) dan Pola Asuh Demokratis (Authoritative) Orangtua dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. KAJIAN PUSTAKA Hasil Belajar Matematika Siswa Hasil belajar merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang berhasil diraihnya, dengan demikian hasil belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar (Winkel, 1997). Hasil belajar matematika diartikan sebagai suatu hasil atas kecakapan atau kemampuan 3

seseorang pada mata pelajaran matematika dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian ini dapat berupa angka atau huruf. Adversity Quotient (AQ) Stoltz (2000) menjelaskan bahwa adversity quotient (AQ) merupakan suatu kecerdasan atau kemampuan dalam merubah, atau mengolah sebuah permasalahan atau kesulitan dan menjadikannya sebuah tantangan yang harus diselesaikan agar tidak menghalangi cita-cita dan prestasi yang ingin diraih. Adversity quotient (AQ) dapat diukur berdasarkan lima komponen yang disingkat dengan CO 2 RE, diantaranya adalah control (kendali) yakni menyatakan berapa banyak kendali yang dirasakan terhadap sebuah peristiwa yang menghadirkan kesulitan, origin (asal-usul) yaitu mempertanyakan apa yang menjadi asal-usul dari sebuah kesulitan, ownership (pengakuan) yaitu menjelaskan sejauh mana seseorang mau mengakui akibat-akibat dari kesulitan atau kegagalan yang terjadi, reach (jangkauan) yaitu sejauh mana kesulitan akan menjangkau ranah-ranah yang lain dalam kehidupan individu, dan yang terakhir yaitu endurance (daya tahan) yakni mempertanyakan tentang berapa lama kesulitan akan berlangsung dan berapa lama penyebab kesulitan itu akan berlangsung. Tipe adversity quotient (AQ) menurut Stoltz (2000) dibagi menjadi 3 yaitu quitter, camper, dan climber. Hubungannya dengan siswa, siswa tipe climber mempunyai kemampuan untuk menghadapi kesulitan yang berat dan terus bergerak maju dan ke atas dalam hidupnya. Siswa tipe camper sudah lumayan baik dalam menempuh liku-liku hidup sepanjang segala sesuatunya berjalan relatif lancar. Siswa tipe quitter kemungkinan telah mengalami penderitaan yang tidak perlu dalam sejumlah hal. Bisa dikatakan siswa tidak mampu menghadapi rintangan dalam hidupnya. Pola Asuh Demokratis (Authoritative) Orangtua Pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak dan dengan bimbingan penuh pengertian antara orangtua dan anak (Gunarsa, 2004), pola asuh demokratis orangtua dapat diukur melalui empat aspek yaitu orangtua suka berdiskusi dengan anak, orangtua mendengarkan keluhan anak, orangtua memberikan tanggapan, pengambilan keputusan berdasarkan atas kesepakatan bersama. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian korelasi ganda (multiple correlation) karena penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen 4

(Sugiyono, 2005), yaitu hubungan antara adversity quotient (AQ) sebagai variabel bebas (X 1 ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua sebagai variabel bebas (X 2 ) dengan hasil belajar matematika siswa sebagai variabel terikat (Y). Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana Salatiga pada semester genap, tahun ajaran 2012/2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah seluruhnya yaitu 76 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua responden dari jumlah populasi, maka jumlah sampel yang diambil adalah 76 siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana tahun ajaran 2012/2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk mengambil sampel data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling jenuh atau total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala yang berupa pernyataan dan pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui hubungan antara variabel. Skala pengukuran adversity quotient (AQ) yang digunakan adalah adopsi dari Stoltz (2000) dengan sedikit perubahan yang disesuaikan dengan penelitian ini, adapun angket adversity quotient (AQ) terdiri dari lima aspek yakni control, origin, ownership, reach, and endurance (CO 2 RE). Angket terdiri dari 30 item pernyataan, yang setiap itemnya terdapat 2 pertanyaan. 30 pernyataan tersebut terdiri dari 10 item untuk pernyataan favorable dan 20 item untuk pernyataan unfavorable. Skala pengukuran pola asuh demokratis (authoritative) orangtua terdiri dari 30 item dengan pernyataan favorable berdasarkan aspek pola asuh orangtua dari Gunarsa (2004). Angket pola asuh orangtua dibuat dalam bentuk skala Likert dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Adapun skoring angket untuk pernyataan favorable yaitu pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 1, pilihan jawaban tidak sesuai (TS) diberi skor 2, pilihan jawaban sesuai (S) diberi skor 3, dan pilihan jawaban sangat sesuai (SS) diberi skor 4. Pengukuran validitas internal dilakukan melalui uji validitas butir. Untuk mengukur validitas instrumen digunakan SPSS for windows versi 16.0 dengan menggunakan corrected item correlation. Pengujian validitas dalam penelitian ini hanya dilakukan untuk variabel pola asuh demokratis (authoritative) orangtua, karena skala pengukuran adversity quotient (AQ) yang digunakan merupakan instrumen baku yang diadopsi dari Stoltz (2000) dengan sedikit perubahan yang disesuaikan dengan penelitian ini. Pengukuran validitas hasil belajar matematika siswa juga tidak dihitung dalam 5

penelitian ini, karena hasil belajar matematika siswa didapat dari nilai siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga dengan mengambil nilai murni ulangan tengah semester genap tahun ajaran 2012/2013. Skala pola asuh demokratis (authoritative) orangtua terdiri dari 30 item favorable dengan signifikan 5%. Hasil uji validitas item diketahui dari 30 item yang diajukan terdapat 26 item yang valid, sedangkan yang gugur terdapat 4 item pada nomor 1, 7, 12, dan 17 karena koefisien corrected item to total diperoleh kurang dari 0,2 sesuai yang dikemukakan oleh Arikunto (2002). Uji reliabilitas mengunakan SPSS 16.0 for Windows dilakukan setelah masingmasing item pola asuh demokratis (authoritative) orangtua diuji validitasnya, sehingga item-item yang valid dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan teknik alpha cronbach. Hasil pengujian diperoleh reliabilitas pola asuh demokratis (authoritative) orangtua sebesar 0,860. Koefisien alpha lebih dari 0,80 menggambarkan bahwa instrumen pola asuh demokratis (authoritative) orangtua sangat reliabel. Analisis data menggunakan analisa statistik dengan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson jika terbukti data tersebar dalam distribusi normal dan linear. Cara perhitungannya dibantu dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Analisis dalam penelitian ini selain menggunakan korelasi sederhana juga digunakan korelasi berganda (multi correlation) untuk menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono, 2010). Hubungan kedua variabel bebas yaitu adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua secara bersama-sama dengan variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa dapat dianalisis dengan menggunakan uji analisis linear regression. Sebelum menghitung nilai korelasi dilakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji linearitas terlebih dahulu. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi dari data yang diperoleh mendekati distribusi normal atau tidak. Pengujian ini dihitung dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Sedangkan uji linearitas untuk mengetahui apakah ketiga variabel berhubungan linear atau tidak, uji linearitas hubungan menggunakan analisis varians (Anava). 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis dan Intepretasi Data Sampel yang ditentukan adalah sebanyak 76 siswa, namun terdapat 1 siswa yang tidak hadir pada waktu pelaksanaan penelitian jadi sampel yang ditentukan menjadi berkurang, dari 76 siswa menjadi 75 siswa. Angket yang dibagikan diisi oleh siswa, kemudian dikumpulkan kembali sebanyak 75. Dengan demikian subjek penelitian sebanyak 75 siswa yang digunakan sebagai sampel penelitian. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini dihitung dengan uji one-sample kolmogorovsmirnov. Hasil uji normalitas variabel adversity quotient (AQ) diperoleh Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,782 ( > 0,05) yang berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas terhadap variabel pola asuh demokratis (authoritative) orangtua didapat Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,651 ( > 0,05) yang berarti data berdistribusi normal. Uji normalitas terhadap variabel hasil belajar matematika siswa diperoleh bahwa Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,612 ( > 0,05) yang berarti data berdistribusi normal. 2. Uji Linearitas Hasil uji linearitas antara adversity quotient (AQ) terhadap hasil belajar matematika siswa diperoleh nilai signifikan sebesar 0,301. Dimana nilai signifikansi tersebut > 0,05, sehingga data adversity quotient (AQ) dan hasil belajar matematika siswa adalah linear. Sedangkan, hasil uji linearitas antara pola asuh demokratis (authoritative) orangtua terhadap hasil belajar matematika siswa didapat nilai signifikan sebesar 0,793. Hal ini menunjukkan bahwa data pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dan hasil belajar matematika siswa adalah linear, karena nilai signifikansi 0,793 > 0,05. 3. Uji Hipotesis Tingkat signifikansi antara adversity quotient (AQ) dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,697. Hal ini menunjukkan 0,697 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan antara adversity quotient (AQ) dengan hasil belajar matematika siswa. Nilai koefisien korelasi sebesar r 1 = 0,046 menunjukkan bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut adalah sangat rendah. Tingkat signifikansi antara pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,939. Hal ini menunjukkan bahwa 0,939 > 0,05, 7

yang berarti tidak terdapat hubungan antara pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa. Dilihat dari nilai koefisien korelasi dapat disimpulkan bahwa tingkat korelasi antara kedua variabel tersebut adalah tiada korelasi (r 2 = -0,009). Tingkat hubungan antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa adalah sangat rendah, ditunjukkan dengan nilai R = 0,049. Tingkat signifikansi antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,917. Hal ini menunjukkan bahwa 0,917 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien korelasi hubungan antara adversity quotient (AQ) dan hasil belajar matematika siswa r 1 = 0,046, yang menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah. Nilai signifikansi pada hubungan antara adversity quotient (AQ) dan hasil belajar matematika siswa adalah sebesar 0,697. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini tidak dapat diterima karena 0,697 > 0,05. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient (AQ) dengan hasil belajar matematika siswa, sehingga berapapun tingginya skor adversity quotient (AQ) yang dimiliki oleh siswa tidak akan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Lydia (2006) yang mendapat kesimpulan yang sama bahwa tidak ada kontribusi signifikan dari seluruh dimensi adversity quotient (AQ) terhadap hasil belajar siswa SMA program percepatan belajar. Hasil penelitian hubungan antara pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa menunjukkan bahwa koefisien korelasinya yaitu r 2 = -0,009. Nilai ini menunjukkan bahwa tingkat hubungan tiada hubungan. Nilai signifikansinya sebesar 0,939, yang berarti 0,939 > 0,05. Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Kumalasari dan Warih (2012) yang juga memperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pola asuh orangtua dengan hasil belajar anak. 8

Berdasarkan hasil perhitungan regresi linear diperoleh tingkat signifikansi antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa sebesar 0,917. Hal ini menunjukkan bahwa 0,917 > 0,05, yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa. Hasil uji regresi linear juga menunjukkan bahwa R = 0,049 R 2 = 0,002 dengan = 0,000 < 0,05. Nilai R menunjukkan bahwa tingkat hubungan sangat rendah, nilai R 2 memberikan pengaruh dengan persentase sebesar 0,2% terhadap hasil belajar matematika siswa dan 99,8% merupakan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu motivasi dan minat belajar (Slameto, 2003). Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menimbulkan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Minat belajar yaitu kecenderungan siswa untuk tetap memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan dalam belajar. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga merupakan kelompok camper, kategori adversity quotient (AQ) pada kelompok ini memperoleh persentase sebesar 97%. Frekuensi siswa pada kelompok camper adalah 73 siswa, sedangkan 2 siswa termasuk kelompok climber atau berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 3%. Tidak terdapat siswa yang termasuk dalam kelompok quitter, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya frekuensi siswa untuk kategori rendah dan persentase sebesar 0%. Ratarata (mean) nilai adversity quotient (AQ) sebesar 117,59 dan standar deviasi (SD) sebesar 10,088. Skor tertinggi untuk variabel adversity quotient (AQ) sebesar 152 dan skor terendah yaitu sebesar 96. Hasil belajar matematika siswa yang dinilai sudah cukup baik dibuktikan dengan berdasarkan nilai ulangan tengah semester genap tahun ajaran 2012/2013 dari 75 siswa, terdapat 35 siswa yang berada pada kategori tinggi dengan persentase 46,67%, 38 siswa berada pada kategori sedang dengan persentase 50,67%, 2 siswa berada pada kategori rendah dengan persentase 2,67%. Rata-rata (mean) skor hasil belajar matematika sebesar 69,04 dan standar deviasi (SD) sebesar 16,746. Perolehan nilai siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga diketahui bahwa nilai tertinggi siswa adalah 100, sedangkan perolehan nilai terendah adalah 28. Hasil analisis deskriptif, yaitu kategori pola asuh orangtua tergolong demokratis dengan persentase 54,67%. Jumlah siswa yang mendapatkan pola pengasuhan 9

demokratis adalah sebanyak 41 anak, sedangkan terdapat 40% siswa mendapat pola pengasuhan cukup demokratis dan 1,3 % siswa mendapat pola pengasuhan kurang demokratis. Rata-rata (mean) variabel pola asuh demokratis (authoritative) orangtua sebesar 79,59 dan standar deviasi (SD) sebesar 9,541. Skor tertinggi untuk pola asuh demokratis (authoritative) orangtua adalah 100 dan skor terendah yaitu 40. Berdasarkan pembahasan di atas maka membuktikan bahwa tidak terdapat korelasi antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient (AQ) dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga, dan juga tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil korelasi ganda antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga juga mendapat hasil bahwa ketiga variabel tersebut tidak terdapat hubungan yang signifikan. Nilai R 2 memberikan pengaruh dengan persentase sebesar 0,2% terhadap hasil belajar matematika siswa dan sisanya yaitu sebesar 99,8% merupakan faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen Satya Wacana Salatiga. Berdasarkan hasil penelitian, hasil pembahasan dan kesimpulan, maka penelitian ini akan mengajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi Penelitian Selanjutnya Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara adversity quotient (AQ) dan pola asuh demokratis (authoritative) orangtua dengan hasil belajar matematika siswa. Mengingat hasil belajar matematika siswa itu penting dalam mendukung tugas perkembangan individu, maka penting bagi individu untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajarnya. Untuk itu kepada peneliti mendatang hendaklah melanjutkan penelitian ini dengan mengembangkan variabel-variabel yang digunakan selain adversity quotient (AQ) dan pola asuh orangtua sehingga dapat menemukan faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. 10

2. Bagi Sekolah Oleh karena pola asuh yang merupakan faktor lingkungan keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar siswa, maka diharapkan sekolah yang merupakan lingkungan kedua bagi siswa dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam pencapaian hasil belajar yang baik. 3. Bagi Guru Guru diharapkan dapat memaksimalkan pembelajaran matematika sehingga siswa menjadi termotivasi, guru hendaknya juga lebih memperhatikan perkembangan hasil belajar siswa di kelas terutama pada siswa dengan hasil belajar yang masih rendah atau yang mengalami kesulitan belajar supaya hasil belajar matematika siswa menjadi meningkat. 4. Bagi Orangtua Orangtua bukan hanya diharapkan untuk dapat memperhatikan faktor keluarga saja, tetapi diharapkan pula untuk lebih memperhatikan faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan juga faktor lingkungan sekolah siswa untuk mengawasi anak dalam kegiatan belajar. 5. Bagi Siswa Siswa hendaknya menyadari arti penting dari belajar, karena belajar berhubungan dengan pencapaian cita-cita. Oleh karena itu, siswa perlu memperhatikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya, serta diharapkan untuk siswa agar dapat menggunakan faktor-faktor tersebut untuk meningkatkan hasil belajarnya. 11

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Gunarsa, Singgih. D. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT BPK Bumi Mulia. Kumalasari, E dan Warih AP. 2012. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa. Sumber: http://publikasi.umy.ac.id/index.php/penddokter/article/view/3960/3292 diunduh 25 Januari 2013 pukul 10:25. Septiari, Bety Bea. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. Yogyakarta: Nuha Medika. Silalahi, K dan Eko A M. 2010. Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Stoltz, Paul G. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Peluang menjadi Peluang. Jakarta: PT. Grasindo. Sudarman. 2009. Adversity Quotient: Kajian Kemungkinan Pengintegrasiannya dalam Pembelajaran Matematika. Sumber:http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/AKSIOMA/article/view diunduh 13 Juni 2013 pukul 10:33. Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV Alfabeta. Utami, AB dan Lydia FH. 2006. Kontribusi Adversity quotient terhadap Prestasi Belajar Siswa SMU Program Percepatan Belajar di Jakarta. Sumber: http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21106137148.pdf diunduh 26 Januari 2013 pukul 11:20. Winkel, W. S. 1997. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia. 12