ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A14103125 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A14103125 Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN ANGGUN WAHYUNINGSIH. Analisis Dampak Kenaikan Harga Minyak Goreng Terhadap Usaha Penggorengan Kerupuk di Kota Bekasi. Di Bawah Bimbingan ANNA FARIYANTI. Minyak goreng adalah salah satu komoditas dari sembilan bahan pokok yang bersifat strategis dan multiguna. Kedua sifat tersebut membuat minyak goreng menjadi salah satu komoditas yang memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia. Harga minyak goreng beberapa tahun ini mengalami peningkatan yang cukup tinggi, hal ini disebabkan meningkatnya harga CPO dunia yang ikut memicu peningkatan harga CPO domestik dan jumlah persedian CPO untuk pasar domestik. Kenaikan harga akan berdampak langsung kepada konsumen pengguna minyak goreng baik konsumen rumah tangga maupun konsumen industri terutama untuk industri pengolahan makanan skala kecil dan menengah. Salah satu jenis usaha dalam industri pengolahan makanan yang menggunakan minyak goreng sebagai salah satu bahan baku utama dan vital dalam proses produksinya adalah usaha penggorengan kerupuk. Kota Bekasi adalah salah satu Kota di daerah Jababeka yang mengalami kenaikan harga minyak goreng tertinggi yaitu sekitar 41,5 persen per kg. Kenaikan harga minyak goreng yang tinggi di Kota Bekasi akan mempengaruhi kondisi usaha penggorengan kerupuk di Kota Bekasi. Harga minyak goreng di Kota Bekasi yang mengalami kenaikan sekitar 41,5 persen menyebabkan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menggoreng satu kilogram kerupuk meningkat sekitar 6,1 persen dari kondisi sebelum kenaikan harga minyak goreng. Pengeluaran biaya produksi untuk faktor produksi minyak goreng adalah pengeluaran paling besar, yaitu sekitar 20 persen dari total biaya produksi. Meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan setelah kenaikan harga minyak goreng memicu terjadinya pengurangan penggunaan pada input produksi. Penurunan penggunaan input tersebut akan ikut menurunksn volume produksi usaha, yang akan berdampak kepada menurunnya keuntungan usaha. Perubahan pada biaya, penggunaan input, volume produksi akan merubah efisiensi dan optimalisasi penggunaan faktor produksi usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis dampak kenaikan harga minyak goreng terhadap keragaan usaha penggorengan kerupuk di Kota Bekasi. (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume produksi usaha penggorengan kerupuk di Kota Bekasi. (3) Menganalisis efisiensi dan optimalisasi penggunaan faktor-faktor produksi usaha penggorengan kerupuk di Kota Bekasi sesudah kenaikan harga minyak goreng. Data primer diperoleh melalui metode wawancara dilengkapi dengan kusioner dan untuk data sekunder diperoleh dari beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah purposive sampling, dengan penentuan sampel adalah pengusaha penggorengan kerupuk yang sudah menjalankan usahanya minimal dua tahun lamanya. Jumlah sampel pengusaha kerupuk yang dijadikan responden adalah 41 orang responden. Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program perangkat
lunak Microsoft Excel dan Minitab Release 14. Metode analisis data yang digunakan adalah uji t dua sampel, fungsi produksi Cobb Douglas, dan analisis efisiensi dan optimalisasi. produksi Kenaikan harga minyak goreng menyebabkan penurunan dalam rata-rata penggunaan faktor input produksi dalam proses produksi meskipum penurunan penggunaan faktor produksi yang terjadi tidak nyata atau signifikan. Penggunaan kerupuk mentah, minyak goreng, minyak tanah, plastik dan tenaga kerja masingmasing mengalami penurunan sebesar 3.22 persen, 1,03 persen, 2.26 persen, 1,09 persen dan 2,94 persen. Biaya produksi total mengalami kenaikan sebesar 9,81 persen sesudah kenaikan harga meskipun kenaikan biaya yang terjadi tidak nyata. Volume produksi, pendapatan usaha dan keuntungan usaha mengalami penurunan setelah kenaikkan harga minyak goreng masing-masing mengalami penurunan sebesar 3.3 persen 0.22 persen dan 39.1 persen, tetapi hanya keuntungan usaha yang penurunannya nyata, Hasil analisis fungsi produksi Cobb Douglas pada kondisi sebelum dan setelah kenaikan harga minyak goreng memperlihatkan faktor produksi kerupuk mentah, minyak goreng dan minyak tanah berpengaruh nyata terhadap volume produksi. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap volume produksi. Analisis efisiensi menunjukan bahwa syarat keharusan terpenuhi karena elastisitas masing-masing faktor produksi adalah lebih besar dari nol dan kurang dari satu (0<Ep<1) atau berada di daerah II pada kurva fungsi produksi (daerah rasional). Syarat kecukupan menunjukan bahwa setelah kenaikan harga minyak goreng faktor produksi kerupuk mentah, minyak goreng, minyak tanah dan tenaga kerja belum efisien karena nilai rasio NPM dan BKM yang didapat nilainya tidak sama dengan satu. Dari kedua syarat tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan keempat faktor produksi masih belum efisien. Agar proses produksi menjadi efisien maka input produksi yang digunakan dalam proses produksi harus optimal. Setelah kenaikan harga minyak goreng penggunaan input produksi dapat menjadi optimal jika pengusaha meningkatkan rata-rata penggunaan faktor produksi kerupuk mentah dan minyak tanah sebesar 20 persen dan 577 persen dari kondisi aktual. Selain itu pengusaha juga dapat mengurangi rata-rata penggunaan faktor produksi minyak goreng dan tenaga kerja sebesar 15 persen dan 67 persen. Kenaikan harga minyak goreng yang terjadi dapat ditekan atau diturunkan oleh pemerintah dengan jalan mengurangi ekspor CPO ke luar negeri. Pengusaha juga dapat meningkatkan efisiensi dan optimalisasi dengan cara menambah penggunaan faktor produksi kerupuk mentah dan minyak tanah. Selain itu pengusaha juga dapat mengurangi penggunaan faktor produksi minyak goreng dan tenaga kerja. iii
Judul Nama NRP : Analisis Dampak Kenaikan Harga Minyak Goreng terhadap Usaha Penggorengan Di Kota Bekasi : Anggun Wahyuningsih : A14103125 Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Anna Fariyanti, MS NIP. 131 918 115 Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019 Tanggal Lulus :
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. Bogor, Januari 2008 ANGGUN WAHYUNINGSIH A14103125
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 27 Juni 1985. Penulis merupakan anak ke tiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Samsi dan Ibu Sumarsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Angkasa 03 tahun 1997, lalu melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 128 Jakarta Timur dan lulus pada tahun 2000. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 48 Jakarta Timur dan masuk dalam program IPA, kemudian lulus pada tahun 2003 Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru) pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam dalam kegiatan UKM Ladang Seni Fakultas Pertanian dan MISETA pada Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah Analisis Dampak Kenaikan Harga Minyak Goreng Terhadap Usaha Penggorengan Kerupuk di Kota Bekasi. Adapun skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kenaikan harga minyak goreng yang terjadi beberapa bulan terakhir ini dapat mempengaruhi kondisi usaha beberapa industri pengolahan makanan terutama untuk industri pengolahan makanan skala kecil dan menengah. Salah satunya adalah usaha penggorengan kerupuk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kenaikan harga minyak goreng yang sedang terjadi terhadap kondisi usaha penggorengan kerupuk, sehingga diharapkan dapat memberikan suatu gambaran dan masukan untuk para pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkannya. Bogor, Januari 2008 Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala dukungan dan bantuan yang penulis peroleh, dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tuaku, Bapakku H.Samsi dan Ibuku Hj.Sumarsih karena dengan cinta dan kasih sayangnya serta doa yang selalu mengiringi saya dapat mencapai apa yang saya capai sekarang dan nanti. 2. Kedua kakakku, Mas Andung dan Mas Nunu atas dukungan, doa, kepercayaan dan kasih sayang yang selalu diberikan. Kakak iparku Mba Katri, makasih ya mba dukungannya! 3. Ir. Anna Fariyanti, MS, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses penulisan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 4. Dr.Ir Nunung Kusnadi, MS selaku dosen penguji utama. 5. Suprehatin, SP, selaku dosen penguji komisi pendidikan. 6. Prof. Dr. Ir. Didy Soepandi, M.Agr selaku Dekan Fakultas Pertanian IPB. 7. Para dosen di lingkungan Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu sebagai bekal penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Staf penunjang IPB yang telah memberikan bantuan dan informasi kepada penulis. 9. Para pengusaha penggorengan kerupuk yang telah bersedia meluangkan waktu dan kerjasamanya selama penelitian. 10. Keluarga besarku atas dukungan dan semangatnya 11. Teman- teman Agribisnis 40 dan 41 12. Teman-teman terbaik di AGB 13. Teman-teman dirumah 14. Teman-teman seperjuangan ketika KKP di Kuningan 15. Teman-teman di MISETA dan Ladang Seni (its my pleasure working with all of u!) 16. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu
Akhir kata penulis mendedikasikan seluruh untaian kata dalam skripsi ini sebagai bukti bakti untuk ALLAH SWT dan kedua orang tuaku. x