Nirwana dan Cara Pencapaiannya dalam Agama Hindu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu unsur penting dalam agama Hindu dan Budha adalah samadhi,

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

LANDASAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN YANG BERLANDASKAN CATUR PURUSA ARTHA DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

BAB IV ANALISA DATA PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA AJARAN AWATARA DALAM AGAMA HINDU DAN TASHAWUF ISLAM

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

BAB I PENDAHULUAN. tengah menunjuk pada cara pandang dan bersikap. Dalam kehidupan sehari-hari

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

Jadi keenam unsur kepercayaan (keimanan) tersebut di atas merupakan kerangka isi Dharma (kerangka isi Agama Hindu). Bab 4 Dasar Kepercayaan Hindu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi terhadap semua ciptaan-nya baik dari segi yang terkecil hingga ciptaan-

DAFTAR ISI... SAMPUL DEPAN... SAMPUL DALAM... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN... PERSYARATAN KEASLIAN...

BAB V PENUTUP. 1. Konsep Tuhan Dalam Perspektif Agama Islam, Kristen, Dan Hindu. berbilang tidak bergantung pada siapa-siapa melainkan ciptaan-nyalah

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan beragam etnis, Bahasa dan budaya Suku 300 Etnik Bahasa pulau

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

PERSEPSI TENTANG YOGA ASANA PADA UMAT HINDU DESA MEKO KECAMATAN PAMONA BARAT

I Ketut Sudarsana. > Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Menerapkan Ajaran-Ajaran Tri Kaya Parisudha Dalam Kehidupan Sehari-Hari

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNARUNGU

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

IMPLEMENTASI KONSEP NGAYAH DALAM MENINGKATKAN TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI BALI Oleh : I Gusti Made Widya Sena * )

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

SEJARAH AGAMA BUDDHA DAN PAKAR AGAMANYA. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Agama Dosen pengampu: Imamul Huda, M.Pd.I.

BAB I PENDAHULUAN. B. Pokok Permasalahan.

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India.

Agama Buddha. i. Ia berasal dari negara India pada kurun ke-6 SM dan diasaskan oleh Gautama Buddha sebagai salah satu interpretasi agama Hindu.

MUNCULNYA AGAMA HINDU

BAB IV ANALISIS A. Persamaan Dan Perbedaan Konsep Kehidupan Setelah Mati (Eskatologi) Dalam Agama Islam Dan Agama Budha

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Om bhur bhuvah svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya dhimahi, dhiyo yo nah pracodayat

Agama Sebagai Sarana Mengenal Tuhan POKOK GAGASAN

MEMBANGUN KEMATANGAN JIWA KEAGAMAAN GENERASI MUDA HINDU MELALUI PEMBELAJARAN ASTANGGA YOGA

CATUR PURUSA ARTHA SEBAGAI DASAR KEGIATAN USAHA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI DESA PAKRAMAN KIKIAN

BAB I PENDAHULUAN. Marga Indonesia, Jakarta, 1992, hal. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspek-aspek laku..., Lulus Listuhayu, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada satu objek tertentu agar pikiran dapat lebih fokus. Dalam bahasa Pāli

Sumber dan Tujuan Pendidikan yang Benar. Pengetahuan orang kudus adalah pengertian, Kenalilah akan Dia.

D. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di India, ini disebabkan oleh

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan berarti gubahan cerita yang berbentuk tembang atau pupuh (Tim

DALAM AGAMA BUDDHA AGAMA DIKENAL DENGAN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

UKDW BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI KONSEP NGAYAH DALAM MENINGKATKAN TOLERANSI KEHIDUPAN UMAT BERAGAMA DI BALI

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1

22. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan maupun teori belajar dan merupakan penentu utama keberhasilan

MEMBANGUN FISIK DALAM MEWUJUDKAN TUHAN DALAM DIRI. Oleh : I Gusti Made Widya Sena, S.Ag.,M.Fil.H * ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Makna Esoterik Tantra Rumus Metode. Hitung Napas Vajra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

EKSISTENSI TIRTHA PENEMBAK DALAM UPACARA NGABEN DI KELURAHAN BALER-BALE AGUNG KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

DESKRIPSI PEMELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU

BAB V ANALISIS KOMPARATIF. daerah yang sama, yaitu India. Sehingga memiliki corak, budaya serta ritual

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II REINKARNASI DALAM AGAMA HINDU. manusia yakni, karma, samsara, dan moksha. Karma adalah hasil dari perbuatan

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

Cat Steven, Masuk Islam Saat di Puncak Ketenaran

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

Materi modul. Oleh : Ketut putrana S.Pd. AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI

NASKAH DHARMA WACANA REMAJA PUTRA CINTA KASIH OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN UTUSAN KOTA MAKASSAR UTSAWA DHARMA GITA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

Pengertian Hukum menurut kitab suci agama hindu

TUTUR BHUWANA KOSA: KAJIAN SEMIOTIKA. Ni Wayan Sri Santiati Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRAK

Menapak Jalan Kehidupan. Penciptaan Alam Semesta

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

ATMAN (JIWA) DALAM AGAMA HINDU SKRIPSI

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

SIAPA MENCARI MOKSA?

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

1. Pengertian Tat Twam Asi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

28. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SD

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1960), hal Sayuti Thalib, Hukum Keluarga Indonesia, Cet. 5, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hal. 48.

Sang Buddha. Vegetarian&

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

Transkripsi:

Oleh : Hj. A. Nirawana Abstract Menggapai nirwanan adalah sebuah tujuan spiritual dalam agama hindu. Tulisan berikut ingin menelusuri sejauhmana makna nirwana dan langkahlangkah pencapaiannya bagi penganut hindu. Penelitian ini dilakukan dengan metode library research yakni studi dengan menekankan pada data yang berada dalam kepustakaan. Hasilnya, studi ini menemukan bahwa langkah-langkah untuk mencapai nirwana dalam agama hindu ada sejumlah jalan. Kata Kunci: Nirwana, Hindu, Hakikat Pengantar Dalam Agama Hindu diajarkan bahwa setiap sesuatu yang hidup mempunyai suatau bahagian sebagai inti dari kehidupannya yang dinamakan dengan Atma atau jiwa. Atma adalah yang menghidupkan setiap makhluk hidup yang merupakan percikan dari Brahman atau Tuhan. Setiap makhluk hidup terdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani disebut Atma. Bila Atma meninggalkan jasmani, maka inilah disebut mati. Atma inilah yang hidup berulang-ulang sesuai dengan karmanya yang disebut Punarbhawa. Keadaan ini akan terus berlanjut sepanjang karmanya belum sempurna dan Atmanya belum bersatu dengan Brahman, sedangkan tujuan hidup dalam ajaran Agama Hindu adalah bersatuya Atma dengan Brahman (Tuhan) yang disebut dengan Nirwana (Moksa). Inilah yang akan dibahas dalam makalah ini dan yang menjadi pokok permasalah adalah : 1. Bagaimana hakikat Nirwana? Dan 2. Bagaimana cara untuk mencapainya PEMBAHASAN A. Arti Dan Hakikat Nirwana Nirwana menurut etimologinya berassal dari bahasa Sansekerta yaitu nir-va yang berarti meniup. Maksudnya adalah pemadaman atau pendinginan. Jadi, pengertian Nirwana dalam Agama Hindu adalah suatu keadaan dimana seseorang sudah terlepas dari ikatan keduniawian dan kelahiran kembali, setelah bersatunya Atma atau jiwa dengan Brahman. 1 1 Disadur dari Roderick Marshall, Nir-vana, Encyclopedia Americana, XX, (1977), h. 376.

Adapun pengertian Moksa adalah keadaan kebahagiaan yang dialami semasih berada di dalam dunia dan kelak akan masuk ke dalam Nirwana setelah meninggal dunia. 2 Dalam Agama Hindu diajarkan bahwa sesuatu yang hidup mempunyai suatu bahagian sebagai inti dari kehidupannya yang dinamakan Atma atau Jiwa. Atma ini merupakan bahagian dari jiwa alam semesta yang disebut Prama Atma. Tujuan hidup utama umat Hindu adalah untuk mendapatkan kebahagiaan batin yang terdalam, yakni adanya persatuan antara Atma dan Brahman yang disebut Moksa sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian yang lalu-. Jika seseorang telah berhasil mencapai Moksa, maka ia sudah sampai pada apa yang disebut Nirwana. Nirwana sering juga diungkapkan dengan Moksa atau jiwa mukti. Di dalam filsfat agama Hindu dijelaskan bahwa sesungguhnya kehidupan ini tidak memiliki arti apa-apa, karena semuanya bersifat maya belaka. Oleh karena itu, tidak ada gunanya mengusahakan kemajuan sosial dan material di dunia ini. Untuk melepas diri dari dunia maya tersebut, seseorang harus berusaha memperbaiki karmanya atau perbuatannya agar Atmanya mengalami kesucian dan dapat bersatu kembali dengan Brahmanya. Manusia akan merasa berbahagia setelah Atmanya kembali dalam keadaan suci dan seterusnya bersatu dengan Brahma. 3 Nirwana pada hakikatnya merupakan suatu tempat kedamaian yang abadi yang bersifat abstraksi dan hanya dapat dicaai setelah manusia berhasil melarutkan jiwanya atau Atmanya ke dalam Brahman atau telah mencapai kesempurnaan hidup. Hal tersebut dapat dicapai setelah memenuhi tuntutan ajaran yang terkandung di dalam pustaka suci agama Hindu yang akan dibahas pada bab selanjutnya, yaitu cara-cara pencapaian nirwana. B. Cara Pencapaian Nirwana Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa Nirwana yaitu keadaan bersatunya Atma dan Brahman, maka untuk mencapai keadaan tersebut, harus ditempuh dengan jalan melakukan salah satu dari catur yoga, yaitu empat macam disiplin hidup atau cara-cara hidup yang harus diikuti oleh seseoranguntuk mencapai tujuan Moksa atau Nirwana. Dengan deikian, yoga dpat dikatakan sebagai suatu usaha untuk menyelamatkan diri bagi setiap penganut agama Hindu. Setiap cara atau yoga itu sesuai untuk dilaksanakan individutertentu di dalam setiap tingkatan hidup yang dialaminya. Adaun catur yoga itu adalah 2 Lihat keterangan dalam Upadeca, Ajaran-ajaran Agama Hindu (Denpasar: Parisada Hindu Dharma, 1968), h. 37. 3 Disasur dari A.G. Honig J.R. Ilmu Agama, I (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1966), h. 94 100 Nirwana

Jurnal Al-Adyaan, Volume I, Nomor 2, Desember 2015 a. Jnana Yoga (jalan imu pengetahuan), yaitu usaha untuk mempersatukan Atma dengan Brahman, dengan jalan mempelajari ilmu pengetahuan dan filsafat pembebasan diri dari ikatan-ikatan duniawi. 4 Cara ini disarankan kepada orang yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Jalur yang ditempuh untuk sampai pada tingkat Jnana Yoga tersebut, dapat ditempuh tiga macam cara secara bertahap yaitu; 1. Mendengarkan fatwa-fatwa orang-orang suci dan membaca pustakapustaka suci, dengan demikian dapat mengetahui segala sesuatunya tentang dharma. 2. Berfikir yaitu suatu usaha untuk mencapai keinsyafan bahwa segala yang mempesona ini adalah maya belaka, maka Atmalah yang harus mengontrol hawa nafsu dan perasaan serta menjadi pengendali keduanya. 3. Meditasi yang membawa kepada kesadaran bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah kesamaan Brahman dengan Atma. Keadaan demikian digambar di dalam Upanishad dengan ungkapan Tat Twan Asi, artinya kau adalah aku (Atma). 5 b. Bhakti Yoga, yaitu usaha untuk mencari keselamatan melalui penyerahan diri, pemujaan dengan cara mencurahan diri dalam penyembahan. 6 Salah satu jalan untuk mencapai Bhakti Yoga adalah dengan berulang-ulang menyanyikan Mantras (nama-nama suci dari Tuhan), sebab dengan mengulangi Mantras tersebut secara berkesinambungan, mempunyai efek yang baik. Disis lain, juga harus mengikuti jejak orangorang suci yang mempunyai Bhakti begitupula membaca pustaka-pustaka suci seperti Bhagawadgita, serta senantiasa mengingat sifat-sifat Tuhan. 7 c. Karma Yoga, yaitu perbuatan atau tingkah laku keagamaan tanpa pamri yang bersih dari keuntungan diri sendiri, egoisme, dan ogosentrisme atau kemasyhuran dan kewibawaan, tetapi hanya ditujukan kepada Dewa dengan disadari oleh rasa kebhaktian yang sadar terhadap tugas dan kewajibannya. 8 Keutamaan dalam melaksanakan karma yoga adalah melepaskan segala hasil atau buah dari segala perbuatan. Dengan melakukan karma yoga bukan karena mptifasi keduniawian, tetapi semata-mata mengharapkan kasih sayang Sang Hyang Widhi. Hal ini ditegaskan dalam pustaka-pustaka suci antara lain: 44 Lihat keterangan Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha (Cet. II; Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975), h. 131. 5 Disadur dari H.M Arifin, Belajar Memahami Agama-agama Besar (Cet I; Jakarta: Sera Jaya, 1981), h.58-59 6 Disadur dari J.Verkuyl, Samakah Semua Agama? (Cet. II; Jakarta: Badan Penerbit Kristen, t.th.), h. 98. 7 Disadur dari I.B.Oka Punyatmadja, Panca Cradha (Dempasar: Parisada Hindu Dharma, 1976), h.90. 8 Lihat H.M.Arifin, op.cit., h. 63. Nirwana 101

(19) Tasmad asktab satatam karyam karma samacara asakto hy acaran karma param apnoti purusah. Oleh karena itu laksanakanlah segala kerja sebagai kewajiban tanpa terikat pada akibatnya), sebab kerja yang bebas dariketerikatan bila melakukan pekerjaan itu orang itu akan mencapai (tujuan) yang tertinggi. 9 Dari kutipan di atas menampakkan bahwa perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan yang mengandung nilai kebhaktian dan menyerahkan diri semata-mata kepada Sang Hyang Widhi. Karena Ia baru dicapai oleh manusia setelah manusia itu mengamalkan segala ajaran suci yang telah diberikannya. d. Raja Yoga, ialah menyatakan diri dengan Sang Hyang Widhi dengan cara melakukan tapa brata, yoga sampai Samadhi (Raja). 10 Cara in merupakan satu jalan menuju adanya persatuan kembali dengan Tuhan, karena ini adalah cara bermeditasi yang dapat mengarahkan kecenderungan bathin kea rah tujuan hidup yaitu bersatunya Atma dengan Sang Hyang Widhi. 11 Adapun tahap-tahap yang harus dilalui didalam raja yoga adalah: 1. Dharma Yoga, yaitu pemusatan pikiran atas suatu titik sasaran, yaitu Brahman tanpa tergetas oleh apapun. 2. Dhayana Yoga, yaitu renungan rohani yang terus-menerus terhadap titik konsentrasi, yaitu Brahman, tanpa ingatan lainnya. 3. Samadhi, yaitu mencapa titik ekstasi hingga pada saat itu bersatulah Adman dengan Brahman, yang didalam agama Hindu dirumuskan dengan: Dia adalah aku dan aku adalag Dia. 12 Penutup Berdasarkan dari uraian-uraian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Nirwana pada hakikatnya adalah merupakan suatu tempat kedamaian yang abadi yang sifatnya abstraksi, dan hanya dapat dicapai setelah manusiaberhasil melurutkan jiwanya atau Atmanya kedalam Brahman atau telah mencapai kesempurnaan hidup. 2. Dalam pencapaian tujuan hidup tersebut haruslah ditempuh dengan jalan melakukan salah satu catur yoga, yaitu empat jalan disiplin hidup atau cara-cara hidup yang harus diikuti oleh seseorang. 9 Bhagawadgita (Panca Weda), Terjemahan-Penjelasan-Kosa Kata, oleh G. Pudja (Jakarta: Maya Sari, 1981), h. 82. 10 Harun Hadiwijono, Agama Hindu dan Budha (Cet. II; Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975), h. 131. 11 Lihat M. Arifin, op.cit., h. 63. 12 Joesoef Sou yb, Agama-Agama Besar di Dunia (Cet. I; Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983), h. 56. 102 Nirwana

Jurnal Al-Adyaan, Volume I, Nomor 2, Desember 2015 Daftar Pustaka Arifin, H.M, Belajar Memahami Agama-agama Besar (Cet. I; Jakarta: Sera Jaya, 1981), h.58-59 Bhagawadgita (Panca Weda), Terjemahan-Penjelasan-Kosa Kata, oleh G. Pudja (Jakarta: Maya Sari, 1981), h. 82. Hadiwijono, Harun. Agama Hindu dan Budha (Cet. II; Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975), h. 131. Honig, Jr. A.G., Ilmu Agama, I (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1966), h. 94. J. Verkuyl. Samakah Semua Agama? (Cet. II; Jakarta: Badan Penerbit Kristen, t. Th), h 98. Marshall, Roderick, Nir-vana, Encyclopedia Americana, XX, (1977), h. 376 Punyatmadja, I.B.Oka. Panca Cradha (Denpasar: Parisada Hindu Dharma, 1976), h. 90. Sou yb, Joesoef. Agama-Agama Besar di Dunia (Cet. I; Jakarta: Pustaka Alhusna, 1983), h. 56. Upadeca Ajaran-ajaran Agama Hindu (Denpassar: Parisada Hindu Dharma, 1968), h. 37. Nirwana 103