KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB XIII KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

SAINS, ISLAM, DAN REVOLUSI ILMIAH

Bab 7. Kebudayaan Islam

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PEMBAHASAN TENTANG KONSEP KEBUDAYAAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama samawi terakhir. Berdasarkan tinjauan historis, ia

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

F LS L A S F A A F T A T ISL S A L M

KELOMPOK : 1. RENI SUNDARI SEPTI ANISA ALBES

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Peringatan Maulid Nabi Muhammad, merupakan peristiwa bersejarah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum pendidikan, misalnya, yang sebelumnya terbatas pada Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Sumber Ajaran Islam. Informatika. DR. Rais Hidayat.

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

KISI-KISI SOAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/ Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENGAJIAN TAFSIR AL-QUR AN DAN UPAYA PEMECAHANNYA DI DESA JATIMULYA KEC. SURADADI KAB. TEGAL

KISI-KISI UJI AN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. bergaul satu sama lain. Dalam pergaulan di masyarakat, interaksi sesama manusia

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

PENDALAMAN MATERI PAI ASPEK: TARIKH DAN PERADABAN ISLAM. Oleh Aprianto Widyaiswara Pertama

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB V PENUTUP. merupakan jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut: 1. Historisitas Pendidikan Kaum Santri dan kiprah KH. Abdurrahan Wahid (Gus

BAB I PENDAHULUAN. Secara horizontal dalam struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh

BAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi

Pendidikan Agama Islam

PENGERTIAN SEJARAH SECARA ETIMOLOGIS, KATA SEJARAH BERASAL DARI KATA ARAB SYAJARAH YANG BERARTI POHON YANG BERCABANG- CABANG.

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. Muslimin pada umumnya yakni suatu bangunan besar tempat shalat. berjama ah dengan berbagai atribut kemasjidannya.

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu-ilmu al-quran Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, (Semarang: Rasail, 2005), hlm. 37.

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

DPIK A Pengantar Psikologi & Pengantar Bimbingan dan Kaunseling Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agama. Minat terhadap agama pada remaja tampak dari aktivitas mereka dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Alifah Bezlina,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

UKDW BAB I PENDAHULUAN

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

Pendidikan Islam Di Indonesia (Studi Pemberdayaan Madrasah)

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

3 Wasiat Agung Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah Kepribadian Agama Islam. Disusun Oleh : Drs. Muh. Shihat Zain, M. Ag. Dosen

Modul ke: Peradaban Islam. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. 2 Sebuah

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN ISRO MI ROJ NABI MUHAMMAD SAW. FORUM TAKMIR MASJID SE-DESA MUNCAR

Sambutan Presiden RI Pd Silaturahmi dg Peserta Musabaqah Hifzil Quran, tgl 14 Feb 2014, di Jkt Jumat, 14 Pebruari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan

Kemunduran Islam Akhir dari Abbasiyah Genghis Khan/Jengis Khan Mongolian Ratanya kota Bagdad Jatuhnya jazirah arab Mesir, Aint Jalut 1260 M

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama dakwah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

ARTICLE REVIEW: GAGASAN FORMASI NALAR ARAB AL-JABIRI DAN SIGNIFIKANSINYA UNTUK REKONSTRUKSI NALAR ACEH

Pentingnya Kaderisasi Intelektual dalam Usaha Islamisasi Ilmu Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN DEMOKRASI

ILMU SOSIAL Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan mencapai 60% per tahun (Halim, 2012). ini menurut Tajuddin M. Rasdi dalam bukunya Rekabentuk Masjid Sebagai

1. Sebagai pihak penyelenggara, bisakah dijelaskan visi dan misi konferensi IC-THuSI ini?

PPMDI. Pemikiran Politik Islam. Zaman Klasik dan Pertengahan. bektibeza.com

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari masyarakat Islam itu sendiri. Keberadaan masjid pada

Modul ke: Mengenal Islam. DR. Rais Hidayat. Fakultas: Ilmu komputer. Program studi: Informasitika.

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

BAB I PENDAHULUAN. dua bagian dalam melihat fungsi masjid. Sebagian memandang fungsi mesjid

MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yakni Al-Qur`an dan Hadits yang di dalamnya. Akhlak dalam Islam merupakan salah satu aspek yang sangat penting.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL WEBSITE KONSEP ZAKAT DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI DALAM MASYARAKAT ISLAM. Oleh : Drs. Kgs. H. M. Daud, M.Hi (Widyaiswara Madya BDK Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

ISLAM DI INDONESIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan merupakan kompleks yang mencakup pengetahuan,

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

SEMIOTIKA ISLAM Oleh Nurcholish Madjid

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

Transkripsi:

A. Hakikat Kebudayaan KEBUDAYAAN DALAM ISLAM Hakikat kebudayaan menurut Edward B Tylor sebagaimana dikutip oleh H.A.R Tilaar (1999:39) bahwa : Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuankemampuan dan kebiasaan lainya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat berikut : Hal-hal bermanfaat sebagai kerangka untuk menyimak hakikat kebudayaan sebagai 1. Kebudayaan merupakan suatu keseluruhan yang kompleks. Hal ini berarti bahwa kebudayaan merupakan suatu kesatuan dan bukan jumlah dari bagian-bagian. Keseluruhannya merupakan pola-pola atau desain tertentu yang unik. Setiap kebudayaan mempunyai mozaik yang spesifik. 2. Kebudayaan merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang a material artinya berupa bentuk-bentuk prestasi psikologis seperti ilmu pengetahuan, kepercayaan,seni dan sebagainya. 3. Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompokkelompok keluarga, dan sebagainya 4. Kebudayaan dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah seperti hukum, adat istiadat yang berkesinambungan 5. Kebudayaan diperoleh dari lingkungan 6. Kebudayaan merupakan suatu realitas yang objektif, yang dapat dilihat. 7. Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi yang hidup di dalam suatu masyarakat tertentu. B. Konsep Kebudayan dalam Islam Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi, citarasa, karsa, dan karya manusia. Kebudayaan adalah hasil olah akal, budi, ciptarasa, karsa dan karya manusia yang tidak lepas dari nilai-nilai kebutuhan. Hasil olah akal, budi, rasa dan karsa yang telah terealisasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam

mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islam. Allah mengangkat seorang Rasul dari jenis manusia karena yang akan menjadi sasaran bimbingannya adalah umat manusia. Oleh sebab itu misi Muhammad diangkat sebagai Rasul adalah menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam. Mengawali tugas kerasulannya, Nabi meletakan dasardasar kebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dan jazirah Arab, kemudian tersebar keseluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya-budaya setempat dengan nilai-nilai Islam yang kemudian menghasilkan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal. C. Sejarah Intelektual Islam Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution, sejarah intelektual Islam dapat dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa klasik (650-1250 M), masa pertengahan (1250-1800 M), dan masa moderen (1800 sampai sekarang). Pada masa klasik lahir ulama mazhab seperti Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafii dan Imam Maliki. Sejalan dengan itu lahir pula pra pilosof muslim, seperti Al kindi tahun 801 M, seorang filosof pertama muslim. Diantara pemikiranya, ia berpendapat bahwa kaum muslim hendaknya menerima filsafat sebagai bagian dari kebudayaan Islam. Selain Al Kindi, pada abad itu lahir pula filosof agung Ibnu Miskawaih pada tahun 930 M. Pemikiranya yang terkenal tentang pendidikan Akhlak. Kemudian Ibnu Sina tahun 1037 M, Ibnu Majjah tahun 1138 M, Ibnu Tufail tahun 1147 M. Ibnu Rusyd tahun 1126 M. Pada masa pertengahan, yaitu tahun 1250-1800 M, dalam catatan sejarah pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran, karena pilosof mulai diajukan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dan akhirat. Pengaruhnya masih terasa sampai sekarang. Sebagian pemikiran Islam kontemporer sering melontarkan tuduhan kepada Al Ghazali yang pertama menjauhkan pilsafat dengan agama sebagaimana dalam tulisannya : Tahafutul Falasifah (kerancuan filsafat). Tulisan Al Ghazali dijawab oleh Ibnu Rusyd dengan tulisan Tahafutu Tahaful (Kerancuan di atas kerancuan)

Pada saat ini ada pertanyaan mendasar yang sering dilontarkan oleh para intelektual muda muslim. Mengapa umat islam tidak bisa menguasai ilmu dan teknologi moderen? Jawabanya sagat sederhana, yaitu karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh para ulama besar pada masa klasik. Pada masa kejayaanya banyak terbuai dengan kemegahan yang bersifat materi, Sebagai contoh kasus pada zaman moderen ini tidak lahir para ilmuwan dan tokoh-tokoh ilmu kaliber dunia yang lahir dari negaranegara kaya di Timur tengah. D. Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam Fungsi utama masjid, yaitu tempat shalat. Akan tetapi perlu diingat bahwa masjid di zaman Nabi berfungsi sebagai pusat peradaban. Nabi saw mensucikan jiwa kaum muslimin, mengajarkan al Qur an dan al hikmah, bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai persoalan kaum muslimin, membina sikap dasar kaum muslimin terhadap orang yang berbeda agama atau ras, hingga upaya-upaya meningkatkan kesejahteraan umat justru dari masjid. Masjid dijadikan simbol persatuan umat islam. Selama sekitar 700 tahun sejak Nabi mendirikan masjid pertama, fungsi masjid masih kokoh orisinal sebagai pusat peribadatan dan peradaban. Sekolah-sekolah dan Universitasuniversitaspun kemudian bermunculan, justru dari masjid. Masjid al Azhar di Mesir merupakan salah satu contoh yang sangat dikenal luas oleh kamu muslimin di Indonesia. Masjid ini mampu memberikan beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan pengentasan kemiskinanpun merupakan program nyata masjid. Pada masa sekarang, masjid hendaknya memiliki fungsi sebagai berikut : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Proses menuju ke arah pemberdayaan umat dimulai dengan pendidikan dan pemberian pelatihan-pelatihan. Masjid seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlangsungnya proses pemberdayaan tersebut, bahkan sebagai pusat pembelajaran umat, baik dalam bentuk pengajian, pengkajian, seminar dan diskusi maupun pelatihan-pelatihan keterampilan, dengan peserta minimal jamaah disekitarnya. Pusat Perekonomian Umat Soko guru perekonomian Indonesia katanya koperasi, namun pada kenyataannya justru

koperasi menjadi barang yang tidak laku. tidak ada salahnya bila masjid mengambil alih peran sebagai koperasi yang membawa dampak positif bagi umat di lingkungannya. Bila konsep koperasi digabungkan dengan konsep perdagangan ala pusat-pusat pembelanjaan yang diminati karena terjangkaunya harga barang, dan dikelola secara professional oleh dewan pengurus maka masjid akan dapat memakmurkan jamaahnya. Sehingga akhirnya jamaahnya pun akan memakmurkan masjidnya. Pusat Penjaringan Potensi Umat Masjid dengan jamaah yang selalu hadir HANYA sekedar untuk menggugurkan kewajibannya terhadap Tuhan bisa saja mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan orang jumlahnya. Masjid dengan jamaah yang selalu hadir sekedar untuk menggugurkan kewajibannya terhadap Tuhan bisa saja mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan orang jumlahnya. Dari berbagai macam usia, beraneka profesi dan tingkat (strata) baik ekonomi maupun intelektual, bahkan sebagai tempat berlangsungnya akulturasi budaya secara santun. Pusat Ke-Pustakaan Perintah pertama Tuhan kepada Nabi terakhir adalah "Membaca", dan sudah sepatutnya kaum muslim gemar membaca dalam pengertian konseptual maupun kontekstual. Maka dengan sendirinya hampir menjadi kemutlakkan bila masjid memiliki perpustakaan sendiri. E. Nilai-nilai Islam dalam Budaya Indonesia Islam masuk ke Indonesia lengkap dengan budayanya, Karena Islam besar dari negeri Arab, maka Islam yang amsuk ke Indonesia tidak terlepas dari budaya Arabnya. Pada awalawal masuknya dakwah Islam ke Indonesia dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran Islam mana budaya Arab. Masyarakat awam menyamakan perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab dengan perilaku ajaran Islam. Seolah-olah apa yang dilakukan oleh orang Arab itu semuanya mencerminkan ajaran Islam, bahkan hingga kini budaya Arab masih melekat pada tradisi masyarakat Indonesia. Dalam perkembangan dakwah Islam di indonesia, para da i mendakwahkan ajaran Islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali ditanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam mengemas ajaran Islam dengan

bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai Islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai Islam sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara adat dan dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa Al qur an/arab sudah banyak masuk ke dalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia yang baku. Semua itu tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam. KESIMPULAN Untuk membangkitkan kembali peradaban sangat tergantung pada keberhasilan dalam bidang sains melalui prestasi institusional dan epistemologis menuju pada proses dekonstruksi epistemologi sains moderen yang memungkinkan nilai-nilai Islam terserap secara seimbang ke dalam sistem pengetahuan yang dibangun tanpa harus menjadikan sains sebagai alat legitimasi agama dan sebaliknya. Ini sejalan dengan gagasan islamisasi pengetahuan yang pernah dilontarkan oleh Ismail Raji Al-faruqi. Mengapa masyarakat Islam perlu melakukan reformasi sains moderen? Bukankah sains moderen telah begitu banyak memberikan manfaat bagi manusia? Pernyataan ini mungkin benar jika kita melihat tanpa sikap kritis bagaimana sains moderen membuat kehidupan (sekelompok) manusia menjadi lebih sejahtera. Argumen yang masuk akal datang dari Sal Restivo yang mengungkap bagaimana sains moderen adalah sebuah masalah sosial karena lahir dari sistem masyarakat moderen yang cacat. Secara historispun kita bisa memahami bagaimana sains moderen lahir sebagai mesin eksploitasi sistem kapitalisme. Paul Feyerabend bahkan mengkritik sains moderen sebagai ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi, kualitas hidup manusia, dan bahkan kelangsungan hidup bumi beserta isinya. Dalam kondisisi seperti ini, Islam semestinya dapat menjadi suatu alternatif dalam mengembangkan sains ke arah yang lebih bijak. Insya Allah