Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

dokumen-dokumen yang mirip
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi

Daur Hidup Hewan Di Lingkungan Sekitar. 4. Memahami daur hidup berbagai jenis mahluk hidup

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. BAGIAN TUBUH TUMBUHAN/HEWAN DAN FUNGSINYA SERTA DAUR HIDUP HEWAN Latihan soal 11.3

DAUR HIDUP HEWAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD. Disusun oleh: Taufik Ariyanto /

BAB II PROSES METAMORFOSIS KUPU-KUPU. menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN DARI UKSW

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

DAUR HIDUP BERAGAM JENIS HEWAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

Setiap hewan pasti mengalami tahap pertumbuhanan dan perkembangan. Daur

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

Jawaban. 1 Metamorfosis Sempurna (Holometabola)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

1. Metamorfosis Tidak Sempurna (tncomplete metamorphosis = Hemimetabola).

HASIL DAN PEMBAHASAN Gejala Parasitisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

BAB. Daur Hidup Makhluk Hidup

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

1. Ciri Khusus pada Hewan

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Ulat Sutra ( Bombyx mori L. Ras Ulat Sutera

Ayo Kita Belajar IPA DAUR HIDUP HEWAN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), Setothosea asigna di klasifikasikan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Telur serangga ini berwarna putih, bentuknya mula-mula oval, kemudian

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam suatu komunitas atau ekosistem tertentu (Indriyanto, 2006). Relung ekologi

JMSC Tingkat SD/MI2017

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan cara cara sebagai berikut:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLATIHAN SOAL BAB 7

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup


SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Metode Penemuan Terbimbing (Discovery) kehidupan sehari-hari (Rusman, 2014: 324). Pendapat tentang discovery

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setothosea asigna, Setora nitens, Setothosea bisura, Darna diducta, dan, Darna

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. enam instar dan berlangsung selama hari (Prayogo et al., 2005). Gambar 1 : telur Spodoptera litura

TINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYEBAB LUBANG HITAM BUAH KOPI. Oleh : Ayu Endah Anugrahini, SP BBPPTP Surabaya

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) Menurut Kalshoven (1981) hama Penggerek Buah Kopi ini

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) biologi hama ini adalah : Setelah telur diletakkan di dalam bekas gerekan, lalu ditutupi dengan suatu zat

Kesing/Pianggang dewasa dan nimfanya menyerang padi dengan menghisap biji padi pada peringkat susu. Hasil akan terjejas teruk kerana biji padi akan

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Media terhadap Pertambahan biomassa Cacing Tanah Eudrilus eugeniae.

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

Sistem Respirasi Pada Hewan

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Hama Conopomorpha cramerella (Lepidoptera: Gracillariidae)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

BAB 4 KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME (MATERI IPA TERPADU KELAS IX) Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup

Musca domestica ( Lalat rumah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,

Transkripsi:

Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa umumnya akan meletakan telur yang dikandungnya di atas permukaan tanah atau sampah. Lebih sering dijumpai pula telur kecoa diletakan di daerah yang jarang dilalui orang. Dalam sekali bertelur, induk kecoa bisa meletakan sekitar 16 sd 32 butir telur. Telurtelur tersebut biasanya saling melekat satu sama lain karena adanya cairan lengket di permukaannya. Telur-telur yang berwarna hitam atau coklat tersebut biasanya juga dilindungi dengan cangkang kapsul yang disebut ootheca. Oorheca sangat keras sehingga dapat melindungi telur dari benturan luar. Telur kecoa akan menetas antara rentang 1 sd 2 bulan tergantung dari jenis dan spesies induknya. Dari telur yang menetas akan keluar nimfa atau kecoa muda. 2. Stadium Nimfa Setelah telur menetas, nimfa atau bayi kecoa akan keluar. Nimfa berukuran sangat kecil menyerupai kutu beras tapi berwarna putih. Nimfa sudah dapat bergerak bebas mencari makan hingga tumbuh dan berubah warna menjadi cokelat. Di awal fase ini, nimfa belum memiliki sayap. Dalam proses metamorfosis kecoa, fase nimfa dilalui selama 60 hari dengan 4 sd 7 kali instar atau ganti kulit. Setiap berganti kulit, kulit nimfa yang baru akan semakin

keras. Sayap kecil baru mulai keluar pada fase instar terakhir sebelum memasuki fase imago. Gambar nimfa kecoa dan pertumbuhannya hingga menjadi kecoa dewasa bisa Anda lihat pada ilustrasi di bawah ini. 3. Stadium Imago (Kecoa Dewasa) Melewati periode instar terakhir, nimfa kecoa sudah mulai memiliki 2 pasang sayap. Pada fase inilah stadium imago dimulai. Imago atau serangga dewasa dari kecoa memiliki sayap yang kuat sehingga memungkinkannya untuk dapat terbang kesana kemari. Di awal fase imago, kecoa muda berukuran lebih kecil. Ia akan tumbuh menjadi lebih besar hingga siap melakukan proses reproduksi bersama pasangannya Stadium imago berlangsung selama 200 hari dan dapat bertelur sebanyak 8 sd 20 kali sebelum akhirnya mati.

Metamorfosis Katak 1. Fase Telur dan metamorfosis mahluk hidup lainnya, proses metamorfosis katak juga diawali dengan fase telur. Telur katak diperoleh dari hasil pembuahan luar sel telur betina oleh sel telur jantan. Telur katak umumnya ditemukan secara berkelompok karena disatukan oleh semacam jel. Setelah bertelur, induk katak umumnya akan meninggalkan telur-telurnya itu dan membiarkannya tumbuh secara alami. Dalam satu kali proses pembuahan, induk katak bisa mengeluarkan hingga 20.000 telur dengan jumlah 3 kali reproduksi setiap tahunnya. Akan tetapi, jumlah tersebut tergantung dari tingkat kesehatan induk katak dan faktor lingkungan di sekitar tempat hidupnya. Perkembangan fase telur dalam metamorposis katak berlangsung selama 21 hari. Selama itu, embrio menggunakan cadangan makanan dari kuning telur untuk pertumbuhan berbagai organ hingga ia siap menetas dan menjadi kecebong. 2. Fase Kecebong Setelah berkembang selama 21 hari, embrio dalam telur kemudian keluar dari cangkang telur sebagai kecebong atau berudu. Pada tahap awal, berudu umumnya masih akan memakan sisa makanan dari cangkangnya hingga fungsi tubuhnya memungkinkan untuk mencari makan sendiri.

Berudu memiliki ekor yang panjang untuk menunjang pergerakannya di dalam air, insang ekternal yang digunakan untuk pernapasan, dan sebuah mulut yang digunakan sebagai alat makan. Perlu diketahui bahwa fungsi insang pada berudu persis sama seperti insang pada ikan, sementara makanannya pada fase ini adalah ganggang dan mikrorgansime air lainnya. Berudu dapat kita temukan dalam beragam warna, bisa hijau, hitam, dan bisa pula berwarna merah. Warna berudu ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Warna berudu akan menyesuaikan warna lingkungan sekitarnya untuk berkamuflase. Selama 5 minggu, dalam proses metamorfosis katak, berudu akan terus mengalami perubahan bentuk morfologis dan fungsi fisiologis organ. Kaki belakangnya mulai tumbuh diikuti pertumbuhan kaki depan, serta paru-parunya mulai berkembang sebagai persiapan masuknya fase baru dalam proses metamorfosis yang dilaluinya. 3. Fase Katak Muda Setelah mengalami fase pertumbuhan, kecebong mulai berubah bentuk. Mulutnya akan melebar, insangnya hilang, ekornya memendek, dan paru-parunya telah hampir berfungsi. Pada fase ini, kita bisa melihat berudu berubah menjadi seekor katak muda. Dalam proses metamorfosis katak, fase ketiga ini umumnya berlangsung selama 3 minggu hingga akhirnya bentuk katak muda telah sempurna menjadi bentuk katak dewasa. 4. Fase Katak Dewasa Tepat 11 minggu setelah telur diletakan oleh induknya, telur katak kini telah tumbuh menjadi katak dewasa. Katak dewasa telah memiliki paru-paru yang berfungsi sebagai alat pernafasan di daratan. Kaki kakinya tumbuh kuat dan memiliki selaput antar setiap jarinya. Sementara ekornya telah benar-benar hilang. Ia akan terus berkembang menjadi dewasa dan siap melakukan perkembangbiakan kembali melalui proses pembuahan luar bersama pasangannya untuk memulai proses metamorfosis katak baru.

Metamorfosis Lalat 1. Fase Telur Fase pertama pada proses metamorfosis lalat diawali dengan stadium telur. Telur dihasilkan oleh lalat betina setelah sel telurnya terbuahi oleh spermatozoa lalat jantan. Telur lalat umumnya diletakan secara berkelompok oleh induk betina di tempat-tempat yang kotor, seperti sampah, bangkai, hingga kotoran manusia. Tempat-tempat yang kotor tersebut biasanya mengandung banyak protein yang menjadi makanan larva lalat saat telur menetas nantinya. Selain itu, tempat yang kotor dianggap merupakan tempat yang aman bagi induk lalat untuk meletakan telur karena jauh dari jangkauan para predator. Bentuk telur lalat lonjong bulat dan berwarna putihdengan ukuran panjang 1 sd 2 mm. Dalam proses metamorfosis lalat, telur biasanya akan menetas dalam waktu 1 sd 1 hari hingga kemudian berubah menjadi larva. 2. Fase Larva Setelah telur menetas, larva lalat atau yang biasa kita sebut belatung akan memakan makanan di sekitarnya. Bentuknya sangat menjijkan terlebih karena ia memakan banyak kotoran. Ia akan tumbuh dan mengalami beberapa kali molting atau instar atau ganti kulit. Seiring pergantian kulit tersebut, tubuh larva akan semakin membesar dan mengeras. Lama periode larva pada metamorfosis lalat terbilang sangat cepat. Dalam 2 hari

saja periode ini terlalui. Di periode ganti kulit yang terakhir, larva lalat akan mencari tempat berlindung. Ia akan memasuki stadium pupa yang kemudian menjadi inaktif. 3. Fase Pupa Setelah periode instar yang terakhir, larva lalat akan mencari tempat perlindungan untuk bertapa dan menjalani fase pupa. Tempat yang dipilih biasanya adalah tempat yang gelap dan terlindung dari sinar matahari langsung. Struktur tubuh larva akan berubah menyerupai kokon dengan warna coklat dan tekstur yang keras. Larva mulai memasuki periode pupa dan terus tumbuh membelah selama 1 minggu. Pada hari ke 3 hingga hari ke 6 pupa akan mulai membentuk sepasang sayap, hingga akhirnya ia keluar dari selubungnya untuk terbang sebagai lalat dewasa. 4. Lalat Dewasa Selesai dengan periode pupa, proses metamorfosis lalat dilanjut dengan stadium imago. Lalat dewasa yang keluar dari selubung pupa mulai terbang kesana kemari untuk mencari makan. Makanannya adalah zat-zat organik yang membusuk dan mengeluarkan bau tidak sedap. Periode imago lalat dewasa memang terbilang sangat pendek, yaitu hanya sekitar 21 hari. Kendati begitu, dalam masa hidupnya tersebut lalat bisa menghasilkan lebih dari 900 butir telur. Peletakan telur oleh induk betina lalat akan mengawali proses metamorfosis lalat-lalat keturunannya.

Metamorfosis Kupu Kupu 1. Fase Telur Metamorfosis kupu kupu diawali dengan fase telur. Induk betina kupu-kupu, setelah terbuahi ia akan bertelur dan meletakan telurnya tersebut di dedaunan. Dedaunan sengaja dipilih agar setelah menetas, bayi kupu-kupu (ulat atau larva) akan mudah memperoleh makanannya. Dari awal peletakan telur hingga telur menetas biasanya dibutuhkan waktu antara 3 sampai 5 hari. Saat telur menetas, larva akan keluar dari cangkang telur dan memakan cangkang telurnya itu sebagai makanan pertamanya, kemudian memakan daun-daun di sekitarnya sehingga menyebabkan daun-daun tersebut berlubang. 2. Fase Larva (Ulat) Dalam metamorfosis kupu kupu, fase larva atau ulat kupu kupu akan melewati beberapa tahapan pergantian kulit. Tahapan pergantian kulit tersebut, dalam ilmu insektologi disebut instar atau molting. Dalam satu kali siklus larva yakni sekitar 5 sampai 7 hari, kupu kupu akan melewati 4 sampai 6 kali instar. Secara umum, larva kupu-kupu memiliki bentuk yang beraneka ragam. Ada yang bentuknya silindris, memanjang, ada yang memiliki rambut, tuberkel, filamen, dan ada pula yang memiliki duri.

Setelah mencapai pertumbuhan yang maksimal, larva akan berhenti makan. Ia akan mencari tempat perlindungan. Ia bisa berlindung di sekitar ranting kering, daundaun tua, atau daun-daun yang sudah berguguran di tanah. Pada fase ini, larva telah mulai memasuki fase prapupa dan melewati tahap instar (ganti kulit) yang terakhir kali sebelum masuk ke dalam fase pupa. 3. Fase Pupa (Kepompong) Fase pupa atau disebut juga fase kepompong adalah tahap peristirahatan pada proses metamorfosis kupu kupu dari fase larva ke fase imago (kupu kupu dewasa). Saat periode prapupa, larva akan menggulung dirinya dalam bungkus yang keras dan halus. Bungkus ini melindungi kepompong dari kondisi luar. Kepompong atau pupa ini dapat kita temukan dalam berbagai warna, seperti coklat, hitam, hijau, dan lain sebagainya sesuai dengan warna lingkungan di sekitarnya. Kesamaan warna pupa dengan lingkungan dimaksudkan sebagai kamuflase untuk menghindari serangan para perdator. Fase pupa biasanya berlangsung antar 7 sampai 20 hari tergantung jenis dan spesiesnya. Mengawali berakhirnya fase pupa, kupu-kupu akan keluar secara perlahan dari ujung kepompong dan memulai tahapan perkembangan selanjutnya menjadi imago. 4. Fase Imago (Kupu-Kupu) Pasca keluar dari selubung pupa, kupu-kupu biasanya tidak akan langsung terbang. Ia akan merangkak ke atas bagian pupa dan mengeringkan sayap-sayapnya yang basah dan kusut karena cairan yang terikut dari dalam pupa. Setelah sayap mengering dan kuat, barulah kemudian kupu-kupu belajar terbang hingga akhirnya dapat terbang secara sempurna. Untuk pertumbuhannya, kupu-kupu akan terbang menghinggapi bunga-bunga dan menyerap sari-sari bunga yang manis pada siang hari menggunakan probosisnya. Sementara malam harinya, ia akan bersembunyi di balik lindungan dedaunan. Kupukupu umumnya memang hanya aktif di siang hari, sementara kupu kupu yang aktif di malam hari disebut dengan istilah ngengat. Saat mencari makan, kupu-kupu biasanya terbang secara sendiri-sendiri. Jika kita menemukan mereka terbang bersamaan, itu tandanya mereka sedang akan memulai fase reproduksinya. Kupu-kupu jantan akan membuahi kupu-kupu betina, kemudian kupu-kupu betina akan bertelur dan meletakan telurnya di dedaunan untuk memulai proses metamorfosis kupu kupu selanjutnya.

Metamorfosis Belalang 1. Tahap Stadium Telur Proses metamorfosis belalang diawali oleh fase telur. Telur belalang berasal dari hasil pembuahan sel telur betina oleh spermatozoa belalang jantan. Telur yang dihasilkan tersebut kemudian diletakan oleh belalang betina pada beragam tempat, bisa di dedaunan, batang tanaman, hingga di dalam tanah. Dalam satu kali proses pembuahan, belalang betina umumnya dapat menghasilkan hingga 10 sampai 300 butir telur. Telur belalang sendiri bentuknya menyerupai sebutir beras, persis seperti ditampilkan gambar di samping. Di daerah sub tropis belalang betina umumnya hanya akan meletakan telur di bawah tanah, sekitar 3-4 cm dari permukaan. Hal ini dimaksudkan agar telur tidak rusak karena suhu yang terlalu dingin pada saat musim salju. Lama penetasan telur sendiri sangat bervariasi tergantung kondisi lingkungan. Jika di daerah tropis telur bisa menetas lebih cepat, di daerah sub tropis telur dapat mengalami masa dorman hingga 10 bulan sebelum akhirnya menetas pada awal musim panas. Dari telur-telur yang menetas itulah keluar nimfa atau bayi belalang mungil yang berwarna putih. [Baca Juga :

2. Tahap Stadium Nimfa Nimfa adalah belalang kecil yang belum memiliki sayap dan alat reproduksi. Persis setelah menetas, nimfa umumnya berwarna putih, dan berubah warna menjadi hijau atau coklat setelah terpapar sinar matahari dalam beberapa saat. Fase nimfa pada tahap metamorfosis belalang sendiri umumnya hanya berlangsung sekitar 25 sd 40 hari. Selama fase ini nimfa akan makan daun-daun muda, mengalami pertumbuhan, dan mengalami ganti kulit (instar) sebanyak 4 sd 6 kali tergantung suhu dan kelembaban lingkungan serta jenis belalangnya. Pada instar ke enam (30 sd 40 hari), nimfa umumnya mulai akan memiliki sayap kecil di tubuhnya hingga akhirnya ia masuk ke fase selanjutnya dalam metamorfosis menjadi belalang dewasa yang siap terbang. 3. Tahap Stadium Belalang Dewasa Setelah melewati fase nimfa selama 1 bulan, proses metamorfosis belalang kemudian dilanjut dengan fase belalang dewasa. Belalang dewasa memili saayap lengkap yang kuat dan dapat digunakan untuk terbang. Sistem reproduksinya pun telah matang dan siap digunakan untuk menghasilkan telur-telur belalang baru setelah melalui proses pembuahan bersama pasangannya.

Metamorfosis Nyamuk 1. Stadium Telur Tahapan metamorfosis nyamuk diawali dengan proses pembuahan sel telur nyamuk betina oleh spermatozoa nyamuk jantan sehingga terjadi zigot. Pembuahan menghasilkan telur yang kemudian telur tersebut diletakan di permukaan air oleh induk betina. Permukaan air yang biasanya menjadi habitat telur-telur nyamuk adalah perairan yang tenang dengan kelembaban tinggi. Dalam fase telur, habitat air merupakan faktor utama yang menunjang tumbuh dan kembang telur nyamuk. Jika habitat airnya mengering, maka telur nyamuk akan segera mati. Biasanya, fase telur berlangsung selama 2 sd 3 hari sebelum akhirnya menetas dan menjadi larva. 2. Stadium Larva Setelah telur menetas, larva nyamuk atau biasa disebut jentik, akan keluar dari cangkang dan terus tumbuh di permukaan air. Ia akan melalui 4 tahap pertumbuhan (instar) selama kurun waktu 7 sd 10 hari hingga akhirnya masuk ke dalam tahapan metamorfosis nyamuk

selanjutnya yaitu menjadi pupa. Dalam 4 instar yang dilaluinya, nyamuk akan mengalami perubahan bentuk dan penambahan jumlah bulu-bulu halus di tubuhnya. Pertumbuhan jentik atau larva nyamuk tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu air, ketersediaan bahan makanan, dan ada tidaknya predator pemangsa di dalam ekosistem perairan yang ada di habitatnya. Perlu diketahui, jentik nyamuk adalah mangsa dari beragam jenis biota perairan seperti ikan, moluska, dan para amfibi. 3. Stadium Pupa Setelah 1 minggu menjadi larva, jentik nyamuk akan memasuki tahapan terakhir dari kehidupannya di habitat perairan. Larva nyamuk berubah menjadi pupa atau kepompong untuk mempersiapkan tubuhnya menjadi nyamuk dewasa yang sudah siap terbang. Dalam fase ini, pupa akan berada dalam keadaan inaktif. Kendati begitu, fungsi fisiologis pernapasannya masih berfungsi. Ia tetap menyerap oksigen di udara melalui corong nafas yang berada di bagian atas pupa. Fase metamorfosis nyamuk pada stadium pupa berlangsung sekitar 12 hari. Selama itu, pupa akan membentuk sayap-sayap halus yang akan dipergunakannya untuk terbang pada fase metamorfosis berikutnya. 4. Stadium Nyamuk Dewasa Setelah melalui fase pupa selama 12 hari, kini terlahirlah seekor nyamuk dewasa yang siap menghisap darah di tubuh kita. perlu diketahui bahwa, ada 2 jenis nyamuk berdasarkan alat kelaminnya, yaitu nyamuk jantan dan nyamuk betina. Nyamuk jantan biasanya lebih dahulu keluar dari pupa dibanding nyamuk betina. Setelah keduanya sama-sama keluar, nyamuk-nyamuk tersebut kemudian akan kawin. Setelah itu, nyamuk betina akan beristirahat selama 2 hari sebelum akhirnya mulai mencari darah. Darah mengandung protein tinggi yang digunakan nyamuk untuk pertumbuhannya. Mereka memperoleh darah dengan menusuk dan menghisap jaringan tubuh manusia dan hewan mamalia lainnya dengan mulutnya. Setelah perut nyamuk betina penuh dengan darah, ia lalu akan beristirahat kembali untuk mematangkan pertumbuhan telurnya. Barulah setelah matang, telur tersebut kembali diletakan di perairan yang tenang untuk memulai proses metamorfosis selanjutnya. Dalam 1 kali kehidupannya yang berlangsung sekitar 2 sd 4 minggu, nyamuk betina hanya dapat terbuahi dan bertelur sebanyak satu kali sebelum akhirnya mati. Kendati begitu, ada pula beberapa jenis nyamuk yang justru dapat terbuahi dan bertelur hingga 5 sd 7 kali.

Metamorfosis Capung 1. Stadium Telur Proses metamorfosis capung diawali dengan stadium telur. Telur capung dihasilkan dari proses perkawinan antara induk capung jantan dan induk capung betina. Sepasang induk capung umumnya melakukan perkawinan di udara. Jika Anda pernah melihat 2 ekor capung terbang secara berdempetan, pada saat itulah proses perkawinan terjadi. Setelah sel telur betina terbuahi oleh spermatozoa capung jantan, telur yang dikandung betina kemudian akan diletakan di sekitar wilayah perairan. Yang paling sering ditemukan, induk betina meletakan telurnya di daun-daunan tumbuhan air seperti eceng gondok, padi, dan rerumputan di tepi sungai. Peletakan telur pada daerah yang dekat dengan air bukannya tanpa alasan. Saat telur nantinya menetas, nimfa yang keluar dari cangkang telur capung tersebut hanya akan hidup jika berada di daerah perairan. Dalam satu kali bertelur, induk betina capung bisa menghasilkan hingga 100.000 butir telur. Akan tetapi, dari jumlah itu yang benar-benar bisa menetas biasanya tidak lebih dari 80%-nya. Semua telur yang dihasilkan betina capung biasanya akan diselimuti lendir-lendir licin. Lamanya stadium telur pada proses metamorfosis capung berlangsung sekitar 2 sd 7

hari. Jika di musim dingin atau musim hujan, stadium telur tersebut bisa berlangsung lebih lama lagi. 2. Stadium Nimfa Setelah telur capung menetas, nimfa keluar dari cangkang telur untuk kemudian masuk ke dalam dasar perairan yang dangkal. Nimfa capung tergolong karnivora yang sangat ganas. Ia memakan semua mikroorganisme perairan seperti ganggang, berudu (larva katak), anak ikan, dan mempredasi temannya sendiri. Untuk bertahan hidup di air, nimfa capung bernapas dengan insang yang terdapat di ujung perutnya. Di dalam perairan, nimfa terus tumbuh dan berkembang. Ia mengalami 8 sd 12 ganti kulit (ekdisis) dengan tiap tahapan yang disebut instar. Dalam proses metamorfosis capung, stadium nimfa adalah stadium yang menghabiskan waktu paling banyak. Stadium nimfa bisa menghabiskan waktu antara 4 minggu sd 4 tahun. Lamanya stadium nimfa sangat dipengaruhi oleh spesies dan lingkungan tempat hidupnya. [Baca Juga : Proses Metamorfosis Lalat] 3. Stadium Imago (Capung Dewasa) Setelah melewati fase nimfa yang panjang, metamorfosis capung dilanjutkan dengan stadium imago. Nimfa capung yang sebelumnya berada di dasar perairan secara perlahan akan merayap keluar melalui ranting dedaunan tumbuhan air. Imago keluar dengan melepaskan kulit terakhirnya dari nimfa yang disebut exuvia. Pada fase peralihan dari nimfa ke imago ini, kondisi capung sangat lemah. Ia sangat rawan dimangsa oleh para aves, pisces, dan hewan insektivora lainnya. Awal fase imago, capung sudah memiliki 2 pasang sayap, toraks, dan abdomen sama seperti capung dewasa. Hanya saja tubuhnya masih sangat lunak. Ia sudah dapat terbang dan mencari mangsa kesana kemari. Ia akan tumbuh menjadi capung dewasa dan menghabiskan usianya yang hanya berlangsung selama 2 sd 4 bulan. Ia akan kembali bereproduksi, kawin dengan pasangannya dan kembali meletakan telur-telur capung baru di dedaunan untuk melanjutkan proses metorfosis selanjutnya.