HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Program pendidikan profesi Ners disebut juga sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel terikat (mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat D3 Keperawatan, S1 Keperawatan dan juga profesi ners. Imbasnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa

SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh: ANIK ENIKMAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat di Indonesia (KKI, 2012).

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGANMEKANISME KOPING DAN SIKAP DALAM MENJALANKAN PROFESI NERS PADA MAHASISWA UNIVERSITASRESPATI YOGYAKARTAANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari 2017 terhadap 82

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

/BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta dapat. Kondisi kritis ini membawa dampak terhadap peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : BAGUS PRASETIO 0502R00260

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk miskin bertambah. Keadaan ini berpengaruh pada. kehidupan masyarakat antara lain penurunan daya beli masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam. peningkatan gizi remaja. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. global yang harus segera ditangani, karena mengabaikan masalah mata dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan

SKRIPSI SULASTRI J

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

TINGKAT KECEMASAN SUAMI SAAT ISTRI MENJALANI PERSALINAN NORMAL DI PONEK RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi identik dengan era telekomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami stress. American National Association for Occupational Health

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN BELAJAR KLINIK DENGAN KECEMASAN MAHASISWA SAAT PRAKTEK KLINIK DI RSJD DR AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh TYAS ARDI SUMINARSIS J 210 050 085 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan fakta hidup, individu bereaksi secara berbeda terhadap stressor bergantung pada berbagai faktor yang salah satunya oleh bagaimana individu memaknai peristiwa yag menimbulkan stress tersebut (stressor). Manajemen koping, harapan terhadap self-effficacy, daya psikologis, optimisme, dukungan sosial, merupakan faktor psikologis yang dapat mengurangi atau menahan stress (Nevid, 2003). Bagi sekelompok manusia, kecepatan perubahan menyebabkan manusia tidak dapat menggunakan pengalaman hidupnya sebagai pedoman hidup. Serta kehilangan kemampuan untuk meramalkan masa depannya dengan akibat ansietas (kecemasan), disorientasi social dan perubahan kebudayaan. Semua fenomena ini dapat merupakan dampak poositif maupun dampak negative yang terutama dialami oleh mahasiswa dalam bentuk stressor kehidupan. Stres dapat terjadi dimanapun dan pada siapapun, juga pada mahasiswa. Mahasiswa dengan kesulitan menyesuaikan diri dapat merupakan stressor tersendiri yang akan menghambat proses belajar mengajar sehingga mempengaruhi proses belajar. Keberhasilan proses belajar-mengajar sebagai tujuan utama pendidikan tidaklah semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat akademik, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non akademik. Dalam faktor eksternal dapat bersifat eksternal maupun internal. 1

2 Faktor eksternal dapat berupa dukungan maupun hambatan lingkungan, fasilitas, sistem sosial ekonomi, kondisi alam dan lain sebagainya. Adapun faktor internal dapat berupa kondisi kesehatan jasmani maupun kondisi kesehatan psikis atau emosional. Faktor internal memegang peranan yang palin menentukan dalam keberhasilan proses belajar karena kesehatan psikis seorang mahasiswa dapat berubah dengan adanya perubahan lingkungan (Sumarni, 1998) Mahasiswa keperawatan merupakan seorang calon perawat professional yang akan melaksanakan asuhan keperawatan di pelayanan kesehatan. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan seorang perawat akan mengalami stres kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat stres perawat dengan kategori tinggi sebesar 47%, tingkat stres yang tinggi cenderung mengarah pada gangguan fisiologis, seperti : sering mengalami sakit kepala(pusing), tekanan darah meningkat, mengalami ketegangan dalam bekerja, sering mengalami jantung berdebar, bola mata melebar, berkeringat dingin, nyeri leher dan bahu (Ilmi, 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mc. Grath dan kawan-kawan (1989) di Inggris, menemukan kesepakatan tentang sumber stres dalam bidang keperawatan yakni : 67% responden menyatakan waktu tidak mencukupi untuk melakukan tugas secara memuaskan, 54% menyatakan rasio antara pelayanan dan sumber-sumber, 46% batas waktu ditentukan orang lain (Anonim, 2006). Stressor pada perawat cukup bervariasi. Penilitian yang dilakukan oleh Admi dengan indikator NSSS (Nursing Student s Stres Scale) pada 46 mahasiswa keperawatan pada saat melaksanakan praktek klinik, hasilnya menunjukan

3 perbedaan yang signifikan antara level stres mahasiswa yang sudah lama praktek dengan mahasiswa yang baru mulai praktek. Menurut NSSS (Nursing Student s Stres Scale) terdapat 6 sumber stress pada mahasiswa keperawatan, yaitu : adequate knowledge, close supervision, averse sights, causing pain, insufficient resources, and reality conflict (Wang, 2009) Hasil wawancara dengan mahasiswa keperawatan semester 4 menunjukkan bahwa manajemen stres yang dilakukan mahasiswa keperawatan dalam menghadapi stressor di lahan praktik lebih banyak menggunakan teknik refresing sebesar 75,3%, karena teknik tersebut mungkin lebih murah dan bisa dilakukan bersama orang lain. Faktor pendidikan keperawatan, keluarga dan tugas perkembangan berkontribusi terhadap proses koping mahasiswa dan akan berpengaruh terhadap penampilan akademik. Keperawatan adalah sebuah profesi, dimana didalamnya terdapat sebuah body of knowledge yang jelas. Hal tersebut menyebabkan profesi keperawatan selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam upaya meningkatkan profesionalisme keperawatan untuk berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan pemahaman tesebut dibentuklah suatu sistem pendidikan tinggi keperawatan yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas (Admin, 2009). Program studi ilmu keperawatan adalah salah satu program studi pendidikan yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pada tanggal 13 Oktober 2003 dikeluarkan surat keputusan Dirjen Dikti

4 Depdiknas RI nomor : 3477/DIT/2003 tentang ijin penyelenggaraan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS, 2007) Peneliti merasa tertarik untuk memilih stase keperawatan dasar manusia, karena walaupun di PSIK UMS telah terdapat laboratorium, seperti keperawatan medical bedah, maternitas dan lain-lain (skill s Lab) tetapi mahasiswa belum pernah praktek langsung terhadap pasien. Sehingga mahasiswa hanya sedikit mempunyai gambaran ketika terjun ke lapangan. Oleh karena itu penting untuk diteliti tentang hubungan antara tingkat stres dan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktik belajar lapangan di rumah sakit. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktik belajar lapangan di rumah sakit. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktik belajar lapangan di Rumah Sakit.

5 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat stres pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktik belajar lapangan di Rumah sakit. b. Mengetahui mekanisme koping apa yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa pada saat mengalami stres. c. Mengetahui hubungan antara stres dengan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktik belajar lapangan di rumah sakit. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan para pembaca terutama mengenai hubungan antara tingkat stres dengan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktik lapangan di Rumah Sakit. 2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti Bagi peneliti, kegiatan ini merupakan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. b. Bagi bidang akademik Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk lebih meningkatkan informasi mengenai praktik belajar lapangan di Rumah Sakit.

6 c. Bagi mahasiswa Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa keperawatan dalam menghadapi praktek lapangan di Rumah Sakit sehingga dapat mempersiapkan diri sebelum melakukan praktek. E. Keaslian Penelitian 1. Kurniawati (2005), dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi stres dan mekanisme koping pada mahasiswa profesi PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) di stase keperawatan Jiwa di RSJ Magelang. Subyek penelitian adalah mahasiswa PSIK UMY program A (program regular) yang sudah melaksanakan profesi di stase keperawatan jiwa di rumah sakit jiwa Magelang, dengan total sampling yaitu 30 responden. Penelitian menggunakan metode deskriptif non eksperimen dengan pendekatan retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa faktor tertinggi yang menyebab stres adalah pernyataan ketika tidak mengetahui bagaimana cara mempelajari suatu masalah atau subyek di rumah sakit jiwa sebesar 53%, sedangkan faktor terendah yang menyebabkan stres adalah kurangnya dukungan dari dosen pembimbing sebesar 40%. Mekanisme yang digunakan mahasiswa profesi adalah mekanisme adaptif. Perbedaan pada metode penelitian, peneliti menggunakan metode pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa program studi keperawatan S1 yang akan melaksanakan praktik di RS.

7 Peneliti hanya meneliti tingkat stress dan mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktik belajar lapangan di RS. 2. Widodo (2004), dengan judul perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa program A dan B pada PSIK UGM dalam melaksanakan praktek klinik tahap profesi ners. Subyek penelitian adalah mahasiswa PSIK UGM program A dan B dengan total sampling 88 responden yang terdiri dari 30 responden dari program A dan 58 responden dari program B. Penelitian dilakukan dengan rancangan diskriptif analitik study komparatif secara cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna antara mahasiswa program A dan program B dalam melaksanakan praktek klinik tahap profesi ners 2004 (X 2 = 8,16) dengan nilai C = 0,29 dan tingkat kecemasan mahasiswa program A lebih tinggi dari pada tingkat kecemasan mahasiswa program B. Perbedaan terdapat pada metode penelitian yaitu menggunakan metode deskriptif correlative dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah mahasiswa program study keperawatan yang akan melaksanakan praktek di RS. Penelitian meneliti tentang tingkat stress mahasiswa keperawatan menghadapi praktek belajar lapangan serta mekanisme koping yang digunakan saat mengalami stres. 3. Sulasmi (2006), dengan judul studi komparatif faktor-faktor yang mempengaruhi stres pada mahasiswa program A dan B dalam menghadapi ujian skill s LAB di PSIK FK-UGM Yogyakarta. Subyek penelitian adalah mahasiswa program A dan B angkatan 2005 dengan jumlah sample 108

8 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada program A sebagian besar mengalami tingkat stres sedang (35,2%), sedang pada program B sebagian besar mengalami tingkat stres ringan (38,9%). Kesimpulan terdapat perbedaan yang bermakna secara signifikan pada faktor usia, ekonomi, dan lingkungan antara program A dan program B dalam menghadapi ujian sklill s LAB. Perbedaan terdapat pada subyek penelitian yaitu mahasiswa keperawatan S1 UMS. Peneliti tidak hanya meneliti tentang tingkat stres tetapi juga meneliti tentang mekanisme koping yang digunakan saat mengalami stres.