BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. bergantung dan berkelompok dengan anggota masyarakat lainnya. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB 1 PENDAHULUAN. antaranya adalah partikel atau kata bantu yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui rangkaian kata-kata. Bahasa terangkai dari kalimat-kalimat

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai definisi hinshi beserta

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan kata dengan kata dan turut menentukan makna inti sebuah kalimat.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan berkomunikasi. Mengenai komunikasi ini, Kamus Besar

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri. Setiap bahasa juga

Bab 2. Landasan Teori. Dalam bahasa Jepang, terdapat pembagian kelas kata yang disebut dengan

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu komponen yang digunakan antara satu manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB 2. Landasan Teori

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 2. Landasan Teori. digunakan sebagai landasan teori untuk mendukung penelitian skripsi ini. Teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

Bab 2 Landasan Teori

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat, baik secara lisan maupun tulisan. Melalui bahasa, seseorang dapat menyampaikan pikiran, pendapat, perasaannya kepada orang lain. Setiap bahasa memiliki ciri khasnya masing-masing, salah satunya adalah dalam penggunaan kata sambung atau konjungsi. Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaksis dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi" (Kridalaksana 1986 : 99) Konjungsi merupakan kata untuk menggabungkan kata dengan kata, frase dengan frase, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Dalam bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam konjungsi, misalnya dan, serta, lagipula, meskipun, karena, dan sebagainya. Contoh: 1. Saya menangkap ayam itu dan ibu memotongnya. (TBI, 1982:168) 2. Adiknya rajin tetapi ia sendiri malas. ( TBI, 1982:168) Contoh (1) dan contoh (2) merupakan penggunaan konjungsi untuk menggabungkan dua klausa dalam satu kalimat. Contoh (1) menggunakan konjungsi dan, sedangkan contoh (2) menggunakan konjungsi tetapi. 1

Dalam bahasa Jepang konjungsi disebut 接続詞 setsuzokushi. Menurut Tomita (1993 : 26) setsuzokushi adalah 文と文あるいは単語と単語を接続する単語を 接続詞 と言います この文と次の文中の を引いた あるいは または が接続詞です Bun to bun arui wa tango to tango o setsuzoku suru tango wo setsuzokushi to iimasu. Kono bun to tsugi no bun naka no wo hiita arui wa mata wa ga setsuzokushi desu Kata yang berfungsi untuk menghubungkan kalimat dan kalimat atau kata dan kata disebut dengan setsuzokushi. Atau, selain itu yang ditambahkan dalam suatu kalimat di antara satu kalimat dan kalimat berikutnya adalah setsuzokushi Setsuzokushi merupakan kata yang berfungsi sebagai penyambung antarkalimat. Contoh setsuzokushi antara lain soshite, sorekara, shikashi, soredemo, dan sebagainya. Selain setsuzokushi, dalam bahasa Jepang pun terdapat partikel yang disebut joshi ( 助詞 ). Joshi itu sendiri menurut Tomita (1993 : 68) adalah 単独で使われることはなく 主として自立語に付いて 補助的な意味を付け加えたり その自立語と他の自立語との関係を示したりする単語を 助詞 と言います Tandoku de tsukawareru koto wa naku, shu toshite jiritsugo ni tsuite, hojoteki na imi o tsukekuwaetari, sono jiritsugo to hoka no jiritsugo to no kankei o shimeshitari suru tango o joshi to iimasu. Kata yang tidak dapat berdiri sendiri, melekat pada morfem bebas, yang memberi makna tambahan, dan menghubungkan morfem bebas satu dengan morfem bebas lainnya Joshi yang berfungsi sebagai kata sambung disebut 接続助詞 (setsuzokujoshi). Setsuzokujoshi menurut Tomita (1993 : 68) adalah 2

接続助詞は主に文と文をつなぐ役目をしますが 接続助詞は主に用言に付いて 一つの文の中で そこまでの部分とその後ろの部分とをつなぐ役目をします Setsuzokujoshi wa omo ni bun to bun o tsunagu yakume o shimasuga, setsuzokujoshi wa omo ni yougen ni tsuite, hitotsu no bun no naka de, soko made no bubun to sono ushiro no bubun to wo tsunagu yakume o shimasu. Setsuzokujoshi berfungsi terutama untuk merangkai klausa dan klausa, tetapi setsuzokujoshi biasanya dihubungkan dengan yougen (kata yang dapat mengalami perubahan bentuk), untuk merangkai bagian dari satu kalimat dengan kalimat di belakangnya. Dari teori-teori tentang joshi, setsuzokushi, dan setsuzokujoshi tersebut dapat dipahami bahwa joshi merupakan kata yang dapat berdiri sendiri tetapi tidak memiliki makna, dan akan berfungsi sebagai penanda makna jika diikuti oleh kata lain di depannya, setsuzokushi merupakan kata sambung untuk menggabungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat. Dan setsuzokujoshi adalah salah satu bagian dari joshi yang berfungsi untuk menyambungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa dalam kalimat. Contoh setsuzokujoshi antara lain て し ので から ば のに でも ながら, dan sebagainya. Penelitian ini akan memfokuskan pada setsuzokujoshi ~ て dan ~ し. Kata yang dapat berubah bentuk (yougen 用言 ) menjadi bentuk ~ て adalah verba dan adjektiva. Bentuk ~ て memiliki banyak fungsi. Menurut Miyoshi, dkk. (1997 : 53) fungsi penggunaan bentuk ~ て antara lain: 一つの動作が終わって 次の動作に移るとき, 動詞を並べるとき, イ形容詞を並べるとき, 原因と結果を示すとき, 補助動詞 ( いる ある くる おく いく やる, etc) を導くとき 3

hitotsu no dousa ga owatte, tsugi no dousa ni utsuru toki, dousa o naraberu toki, ikeiyoushi o naraberu toki, genin to kekka o shimesu toki, hojodoshi (iru, aru, kuru, iku, yaru, dsb,) o michibiku toki Bentuk ~ て digunakan untuk menderetkan verba dan adjektiva, antara lain; digunakan ketika aktivitas pertama selesai kemudian dilanjutkan oleh aktivitas berikutnya, menderetkan verba dan adjektiva, menunjukkan sebab akibat, dan sebagai penunjuk pada kata kerja bantu (iru, aru, kuru, oku, iku, yaru). Dalam penelitian ini akan dibahas bentuk ~ て yang hanya memiliki kemiripan fungsi dengan ~ し, yaitu dalam menderetkan verba, verba-verba tersebut tidak membentuk arti baru sebagai kata majemuk. Contoh: 3. 家に帰って ご飯を食べて 本を読んで寝ます (JPJW, 1997:53) Ie ni kaette, gohan o tabete, hon o yonde nemasu. Pulang ke rumah, makan nasi, membaca buku, kemudian tidur. Contoh (3) merupakan kalimat yang terdiri dari empat buah klausa yaitu,. 家に帰る ご飯を食べる 本を読む dan 寝ます. Verba 帰る, jika diubah menjadi 帰って, verba 食べる diubah menjadi 食べて, dan verba 読む diubah menjadi 読んで. Bentuk ~て dalam kalimat tersebut menjelaskan tentang urutan aktivitas yang dilakukan. Aktivitas pertama yang dilakukan adalah 家に帰る (pulang ke rumah), setelah itu yang dilakukan adalah ご飯を食べる (makan nasi), dilanjutkan dengan 本を読む (membaca buku), dan terakhir adalah 寝ます (tidur). 4

4. 大きくて広い部屋に住みたいです (JPJW, 1993:54) Ookikute hiroi heya ni sumitai desu. Ingin tinggal di kamar yang besar dan luas. Kalimat tersebut memiliki dua adjektiva yaitu 大きい dan 広い. Untuk menggabungkannya, 大きい diubah menjadi 大きくて diikuti dengan 広い. Bentuk ~ て dalam kalimat ini berfungsi sebagai penggabung kedua kata sifat 大きい (besar) dan 広い (luas). Dalam kalimat tersebut penutur menyatakan keinginannya untuk tinggal di sebuah kamar yang selain besar, juga luas. 5. かぜをひいて会社を休みました (JPJW, 1993:54) Kaze o hiite, kaisha o yasumimashita. Karena flu, tidak masuk kerja. Contoh (5) merupakan kalimat yang terdiri atas dua klausa. Pada klausa pertama, verba ひく diubah menjadi ひいて dilanjutkan oleh 会社を休む. Kalimat tersebut merupakan kalimat sebab akibat. Klausa pertama merupakan kalimat yang menyatakan alasan, yaitu かぜをひく (sakit flu). Klausa kedua merupakan akibat yang terjadi, yaitu 会社を休みました (tidak pergi ke kantor). Penutur menjelaskan ia tidak pergi ke kantor karena sakit flu. Selain bentuk ~て, dalam bahasa Jepang ada lagi struktur yang penggunaannya hampir sama, yaitu ~し, tetapi memiliki perbedaan. Menurut Tomita (1993 : 105), ~し menunjukkan makna yang sama dengan lalu, selain itu, tidak hanya itu. ~し ditambahkan pada verba dan adjektiva, baik dalam 5

bentuk kamus, bentuk halus, bentuk biasa, maupun bentuk lampau. Miyoshi, dkk. (1997:61) juga menjelaskan penggunaan ~ し antara lain; 同じようなことを並べて示すとき いくつかの理由を並べて示すとき onaji you na koto o narabeteshimesu toki, ikutsuka no riyuu o narabete shimesutoki Digunakan untuk menderetkan beberapa hal yaitu, menderetkan hal setara, menderetkan beberapa alasan. Kedua fungsi tersebut memiliki kemiripan dengan beberapa fungsi bentuk ~ て. Contoh: 6. このアパートは駅に近いし 安いです (JPJW, 1997:61) Kono apaato wa eki ni chikaishi, yasui desu. Apartment ini dekat dengan stasiun dan murah. Dalam contoh (6) predikatnya adalah kata sifat 駅に近い dan 安い. Adjektiva pertama yaitu 駅に近い ditambahkan ~ し menjadi 駅に近いし. Dalam kalimat ini ~ し bermakna tidak hanya itu. Kalimat tersebut menjelaskan tentang keadaan apartemen yang tidak hanya dekat dengan stasiun, tetapi juga harganya murah. 7. 東京は便利だし きれいだし わたしはとても好きです (JPJW, 1997:61) Tokyo wa benri dashi, kirei dashi, watashi wa totemo suki desu. Saya menyukai Tokyo karena selain praktis juga bersih. 6

Dalam contoh (9) terdapat dua buah adjektiva yaitu, 便利 dan きれい. Kedua adjektiva tersebut diubah menjadi 便利だし dan きれいだし. Dalam kalimat tersebut ~し berfungsi untuk menjelaskan alasan-alasan. Kalimat tersebut bermakna penutur yang menyukai Tokyo antara lain karena bersih dan praktis, tetapi tidak menutup kemungkinan ada hal lain selain itu. Bentuk ~て sebagai setsuzokujoshi memiliki kemiripan makna dengan ~ し. Perhatikan contoh berikut: 8. 今年の夏は海に行って 山にも行った (SOTNB, 2000:198) Kotoshi no natsu wa umi ni itte, yama ni mo itta. Musim panas tahun ini pergi ke laut dan pergi ke gunung. 9. 今年の夏は海に行ったし 山にも行った (SOTNB, 2000:198) Kotoshi no natsu wa umi ni ittashi, yama ni mo itta. Musim panas tahun ini pergi ke laut juga pergi ke gunung. Contoh (8) dan contoh (9) merupakan perbandingan penggunaan ~て dan ~し dengan predikat berupa verba. Pada contoh (8) 行く diubah menjadi 行って. Pada contoh (9), verba 行く diubah dalam bentuk lampau yaitu 行った kemudian ditambah ~し menjadi 行ったし. Baik ~て dan ~し digunakan untuk menderetkan verba yang menjelaskan tentang dua aktivitas yang dilakukan. Contoh (8) menggunakan ~て yang menjelaskan tentang urutan aktivitas. Aktivitas pertama dilakukan adalah pergi ke laut, setelah aktivitas pertama selesai baru dilakukan aktivitas kedua yaitu pergi ke gunung. Contoh (9) menggunakan ~し yang hanya menderetkan tetapi 7

tidak menjelaskan urutan aktivitas. Kalimat tersebut dapat bermakna selain pergi ke laut, juga pergi ke gunung. 10. あの店は安いし うまい (NBJ, 1998:135) Ano mise wa yasuishi, umai. Restoran itu (harganya) murah dan (makanannya) enak. 11. あの店は安くて おいしいです Ano mise wa yasukute, oishii desu. Restoran itu (harganya) murah dan (makanannya) enak. Contoh (10) dan contoh (11) memiliki dua adjektiva yaitu 安い dan うまい (pada contoh (10)) dan おいしい (pada contoh (11)). Contoh (10) menggunakan ~し, 安い diubah menjadi 安いし. Contoh (11) menggunakan bentuk ~て, 安い diubah menjadi 安くて. Pada contoh (10), ~し berfungsi untuk menggabungkan kedua adjektiva yang menggambarkan tentang keadaan toko ( あの店 ). Informasi yang diberikan tentang keadaan toko tersebut adalah selain harganya murah, makanannya pun enak. ~し menekankan adanya beberapa keadaan atau penilaian. Pada contoh (11) serupa dengan ~し, bentuk ~て dapat bermakna dan. Penggunaan makna ~て dan ~し yang memiliki kemiripan membuat penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang bentuk ~て dan ~し sebagai setsuzokujoshi dalam kalimat, karena kadang-kadang membuat pelajar asing menjadi kesulitan dalam membedakannya. Penelitian ini dilakukan agar 8

pembelajar bahasa Jepang dapat mengetahui lebih dalam tentang penggunaan serta makna ~ て dan ~ し dalam kalimat. Penelitian tentang setsuzokujoshi ~ て dan ~ し belum pernah dibuat sebelumnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah 1. Bagaimanakah penggunaan setsuzokujoshi ~て dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang? 2. Bagaimanakah makna setsuzokujoshi ~て dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah; 1. Mendeskripsikan penggunaan setsuzokujoshi ~て dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang. 2. Mendeskripsikan makna setsuzokujoshi ~て dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang. 1.4 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode distribusional. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan penggunaan serta makna setsuzokujoshi ~ て dan ~ し dalam kalimat. Selain itu, dalam penelitian ini juga 9

digunakan metode distribusional untuk menganalisis data yaitu, untuk mengidentifikasi struktur dalam bahasa itu sendiri, yang dalam penelitian ini adalah bahasa Jepang. Teknik penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi pustaka, yaitu dengan mengumpulkan teori-teori dan data-data melalui buku-buku yang berkaitan dengan tema penelitian. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ~ て dan ~ し penulis menggunakan teknik substitusi, yaitu menganalisis kalimat dengan menggantikan unsur satu dengan unsur yang lainnya. Contoh: 1. 田中さんの家は新しくて きれいで 大きいです (BNKCTSO, 1993:99) Tanaka-san no ie wa atarashikute, kirei de, ookii desu. Rumah Tanaka baru, bersih, dan besar. 2. 田中さんの家は新しいし きれいだし おおきいです Tanaka-san no ie wa atarashiishi, kirei dashi, ookii desu. Rumah Tanaka baru, bersih, dan besar. Teknik substitusi digunakan agar dapat mengetahui kedua unsur dapat saling berterima atau tidak dapat saling berterima dalam satu kalimat yang sama. Ada kalimat yang tidak mengalami perubahan makna adapula kalimat yang maknanya akan berubah jika keduanya dipertukarkan. 1.5 Organisasi Penulisan Penelitian ini terdiri atas empat bab yaitu pendahuluan, kajian teori, analisis, dan kesimpulan. 10

Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan organisasi penulisan. Bab II berisi kajian teori tentang morfosintaksis, semantik, bentuk ~て dan ~し sebagai setsuzokujoshi dalam kalimat bahasa Jepang. Bab III berisi analisis tentang penggunaan bentuk ~て dan ~し dalam kalimat bahasa Jepang, serta maknanya jika keduanya dipertukarkan. Bab IV berisi simpulan hasil penelitian, daftar pustaka, lampiran, sinopsis, dan riwayat hidup penulis. Tujuan organisasi penulisan ini adalah agar pembaca dapat memahami apa yang disampaikan penulis dalam penelitian ini. Diawali dengan latar belakang masalah, teori sebagai dasar untuk penelitian, data yang akan dianalisis, dan kesimpulan penelitian. 11