STUDI TENTANG IDENTIFIKASI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DAN ASTER (STUDI KASUS : KABUPATEN JEMBER) BAGUS SULISTIARTO 3505 100 029 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
LATAR BELAKANG Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia Sebaran bencana tanah longsor relatif merata hampir di seluruh wilayah Dampak yang ditimbulkan sangat merugikan dan banyak memakan korban jiwa Diperlukan informasi spasial untuk mengurangi dampak tanah longsor
LATAR BELAKANG Penginderaan jauh dapat memetakan wilayah yang relatif luas dalam waktu yang singkat dengan resolusi spasial yang dapat diandalkan Integrasi penginderaan jauh dengan Sistem Informasi Geografi sebagai sarana analisis spasial sangat bermanfaat untuk menurunkan informasi baru berdasarkan sekumpulan informasi tematik Teknik tumpang susun peta merupakan proses yang banyak digunakan dalam pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
RUMUSAN MASALAH Bagaimana mengidentifikasi longsor berdasarkan tutupan lahan dari citra Landsat dan ASTER dengan menggunakan tumpang susun dengan peta tematik lain
BATASAN MASALAH 1. Penelitian dilakukan di sebagian wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur 2. Citra yang digunakan adalah citra Landsat 4 TM tahun 1994, Citra Landsat 7 ETM+ tahun 2001, dan citra ASTER tahun 2007 3. Peta dasar yang digunakan adalah peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) terbitan BAKOSURTANAL skala 1 : 25000 4. Tutupan lahan diperoleh dari hasil pengolahan citra Landsat dan ASTER 5. Parameter yang digunakan adalah tutupan lahan, ketinggian, kemiringan lahan, curah hujan, jenis tanah
TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi daerah yang berpotensi longsor di wilayah Kabupaten Jember
AREA PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN Hardware : PC Intel(R) Pentium(R) 4 CPU 1.80 GHz RAM 1 Gb Printer Canon i255 GPS navigasi Garmin etrex Vista Software : ER MAPPER 7.0 Arc View 3.3 (3D Analyst dan Spatial Analyst) AutoCAD Land Desktop 2004 MS Office
ALAT DAN BAHAN 1. Peta RBI Skala 1:25000 wilayah Kabupaten Jember terbitan BAKOSURTANAL 2. Citra Landsat 4 tahun 1994 path/row 118/65 dan 118/66 3. Citra Landsat 7 tahun 2001 path/row 118/65 dan 118/66 4. Citra ASTER tahun 2007 wilayah Kab. Jember 5. Data Curah Hujan Kab. Jember 6. Peta Jenis Tanah Kab. Jember 7. Peta Tinggi Kab. Jember 8. Peta Kemiringan Kab. Jember
TAHAPAN PENELITIAN Identifikasi Masalah Studi Literatur Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Penulisan Laporan
TAHAP PENGOLAHAN DATA Citra Landsat TM Tahun 1994 Citra Landsat ETM+ Tahun 2001 Citra ASTER Tahun 2007 Mosaik Citra Mosaik Citra Pemotongan Citra Peta RBI Skala 1:25000 Pemotongan Citra Peta RBI Skala 1:25000 Pemotongan Citra Koreksi Geometrik Koreksi Geometrik Koreksi Geometrik tidak RMS error < 1 piksel tidak RMS error < 1 piksel tidak RMS error < 1 piksel ya ya Citra Terkoreksi Citra Terkoreksi Citra Terkoreksi Penajaman Citra Penajaman Citra Penajaman Citra Interpretasi Interpretasi Interpretasi Training Area Training Area Training Area tidak Klasifikasi Terselia Citra Terklasifikasi Uji Ketelitian Klasifikasi tidak Klasifikasi Terselia Citra Terklasifikasi Uji Ketelitian Klasifikasi Ground Truth Klasifikasi Terselia Citra Terklasifikasi Uji Ketelitian Klasifikasi tidak Uji Ketelitian 80% Uji Ketelitian 80% Uji Ketelitian 80% ya ya ya Peta Tutupan Lahan 1994 Peta Tutupan Lahan 2001 Peta Tutupan Lahan 2007
TAHAP PENGOLAHAN DATA Peta Tutupan Lahan Peta Jenis Tanah Peta Curah Hujan Peta RBI Digital skala 1:25000 Georeferencing Georeferencing Titik Tinggi Digitasi Digitasi Export ke *.shp Export ke *.shp Export ke *.shp Spatial Analyst Spatial Analyst 3D Analyst Ketinggian Kemiringan Overlay Analisa Peta Kawasan Rawan Longsor
TAHAP PENGOLAHAN DATA Skor
HASIL DAN ANALISA Koreksi Geometrik Citra LANDSAT 4 Tahun 1994 = RMS error rata-rata 0,65 = SoF 0,000258 Citra LANDSAT 7 Tahun 2001 = RMS error rata-rata 0,491 = SoF 0,000281 Citra ASTER Tahun 2007 = RMS error rata-rata 0,592 = SoF 0,000281
HASIL DAN ANALISA Uji Klasifikasi Citra LANDSAT 4 Tahun 1994 = 81,48 % Citra LANDSAT 7 Tahun 2001 = 82,22 % Citra ASTER Tahun 2007 = 85,56 %
HASIL DAN ANALISA Klasifikasi Citra
HASIL DAN ANALISA Jenis Tanah
HASIL DAN ANALISA Ketinggian
HASIL DAN ANALISA Kemiringan
HASIL DAN ANALISA Curah hujan tahun 2000 Curah Hujan
HASIL DAN ANALISA Curah hujan tahun 2001 Curah Hujan
HASIL DAN ANALISA Curah hujan tahun 2007 Curah Hujan
HASIL DAN ANALISA Overlay 1. Jenis tanah ; Ketinggian ; Kemiringan ; Curah hujan tahun 2000 ; Tutupan lahan tahun 1994 2. Jenis tanah ; Ketinggian ; Kemiringan ; Curah hujan tahun 2001 ; Tutupan lahan tahun 2001 3. Jenis tanah ; Ketinggian ; Kemiringan ; Curah hujan tahun 2007 ; Tutupan lahan tahun 2007
HASIL DAN ANALISA Zona Kerentanan Gerakan Tanah dibagi menjadi empat, yaitu : (Dinas ESDM Propinsi Jawa Timur) 1. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah 2. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Rendah 3. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah 4. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi
HASIL DAN ANALISA Prosentase Total Dari Tingkat Kerawanan Longsor Untuk Masing-Masing Tahun :
HASIL DAN ANALISA Prosentase Tingkat Kerawanan Longsor Untuk Tahun 1994 :
HASIL DAN ANALISA Prosentase Tingkat Kerawanan Longsor Untuk Tahun 2001 :
HASIL DAN ANALISA Prosentase Tingkat Kerawanan Longsor Untuk Tahun 2007 :
KESIMPULAN 1. Hasil uji ketelitian klasifikasi yang didapat dari citra Landsat tahun 1994 sebesar 81,48%, citra Landsat tahun 2001 sebesar 82,22%, dan citra ASTER tahun 2007 sebesar 85,56 % sehingga memenuhi standar ketelitian yang diharapkan, yaitu 80%. 2. Jumlah luas keseluruhan penutup lahan yang didapat dari hasil klasifikasi citra Landsat 4 tahun 1994, citra Landsat 7 tahun 2001 dan citra ASTER tahun 2007 berbeda-beda yang dapat dikarenakan keterbatasan komputer dalam mengklasifikasikan piksel secara digital
KESIMPULAN 1. Berdasarkan overlay penutup lahan, jenis tanah, kemiringan, ketinggian, dan curah hujan, daerah penelitian memiliki potensi longsor dengan tingkat kerawanan sangat rendah sampai tinggi pada tahun 2007 dengan prosentase 9,367% untuk tingkat kerawanan sangat rendah, 66,434% untuk tingkat kerawanan rendah, 23,791% untuk tingkat kerawanan menengah, dan 0,408 % untuk tingkat kerawanan Tinggi 2. Tingkat kerawanan sangat rendah meliputi kecamatan Ambulu, Ajung, Balung, Bangsal Sari, Gumukmas, Jenggawah, Kali Wates, Puger, Rambipuji, Semboro, Sukorambi, Sumber Baru, Tanggul, Umbul Sari, dan Wuluhan. Tingkat kerawanan rendah terletak hampir disemua kecamatan, meliputi wilayah kecamatan Ambulu, Ajung, Balung, Bangsal Sari, Gumukmas, Jenggawah, Jombang, Kali Wates, Kencong, Panti, Patrang, Puger, Rambi Puji, Semboro, Sukorambi, Sumber Baru, Tanggul, Umbul Sari, dan Wuluhan. Tingkat kerawanan menengah meliputi Ambulu, Bangsal Sari, Gumukmas, Jenggawah, Kencong, Panti, Patrang, Puger, Rambi Puji, Sukorambi, Sumber Baru, Tanggul, Umbul Sari, dan Wuluhan. Tingkat kerawanan tinggi meliputi wilayah kecamatan Ambulu, Bangsal Sari, Kencong, Puger, Sumber Baru, dan Wuluhan
SARAN 1. Tingkat potensi longsor pada daerah penelitian adalah sangat rendah sampai tinggi, maka hendaknya perlu diperhatikan pembangunan yang dilakukan terutama daerah dengan potensi longsor tinggi. 2. Penelitian dilakukan dengan parameter lain, misal kedalaman tanah dan jenis batuan.
TERIMA KASIH