Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Pemasangan Loop Ekspansi Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

Analisa Pemasangan Loop Ekspansi Akibat Terjadinya Upheaval Buckling Pada Onshore Pipeline

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

STUDI PARAMETER PENGARUH TEMPERATUR, KEDALAMAN TANAH, DAN TIPE TANAH TERHADAP TERJADINYA UPHEAVAL BUCKLING PADA BURRIED OFFSHORE PIPELINE

Gambar 3.1 Upheaval Buckling Pada Pipa Penyalur Minyak di Riau ± 21 km

Analisa Penyebab Terjadinya Upheaval buckling pada Pipeline 16" dan Corrective action

Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI. 2.1 Lokasi dan kondisi terjadinya kegagalan pada sistem pipa. 5th failure July 13

ANALISIS KASUS UPHEAVAL BUCKLING PADA ONSHORE PIPELINE

NAJA HIMAWAN

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Optimasi konfigurasi sudut elbow dengan metode field cold bend untuk pipa darat pada kondisi operasi

Bab V Analisis Tegangan, Fleksibilitas, Global Buckling dan Elekstrostatik GRP Pipeline

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

BAB V ANALISA HASIL. 1. Tegangan-tegangan utama maksimum pada pipa. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

Prasetyo Muhardadi

Bab III Data Perancangan GRP Pipeline

Tabel 4. Kondisi Kerja Pipa Pipe Line System Sumber. Dokumen PT. XXX Parameter Besaran Satuan Operating Temperature 150 Pressure 3300 Psi Fluid Densit

4 BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

TUGAS AKHIR. Analisa Kekuatan Sambungan Pipa Yang Menggunakan Expansion Joint Pada Sambungan Tegak Lurus

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab IV Analisis Perancangan Struktur GRP Pipeline Berdasarkan ISO 14692

BAB VII PENUTUP Perancangan sistem perpipaan

2 BAB II TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka. Suatu sistem perpipaan dapat dikatakan aman apabila beban tegangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Bab 5 Analisis Tegangan Ultimate dan Analisis Penambahan Tumpuan Pipa

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

ANALISA KONFIGURASI PIPA BAWAH LAUT PADA ANOA EKSPANSION TEE

Bab 4 Pemodelan Sistem Perpipaan dan Analisis Tegangan

Pipeline Stress Analysis Pada Onshore Design Jalur Pipa Baru Dari Central Processing Area (CPA) Ke Palang Station JOB PPEJ Dengan Pendekatan Caesar II

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mengalirkan suatu fluida (cair atau gas) dari satu atau beberapa titik

ABOVE WATER TIE IN DAN ANALISIS GLOBAL BUCKLING PADA PIPA BAWAH LAUT

ANALISA KEANDALAN PADA PIPA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA ( JOB P-PEJ )BENGAWAN SOLO RIVER CROSSING

BAB IV ANALISIS TEGANGAN PADA CABANG PIPA

BAB II DASAR TEORI 2.1. PERANCANGAN PIPELINE

Jurnal Teknika Atw 1

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE DAN ANALISIS INSTALASI

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA TURBIN RCC OFF GAS TO PROPYLENE PROJECT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

BAB II TEORI DASAR TEGANGAN PIPA DAN PENGENALAN CAESAR II

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø 6 inch

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN JALUR PIPA UAP PADA PROYEK PILOT PLANT

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

FRAME DAN SAMBUNGAN LAS

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA TEGANGAN PIPA STEAM LOW CONDENSATE DIAMETER 6 PADA PT IKPT

PENENTUAN PERBANDINGAN DIAMETER NOZZLE TERHADAP DIAMETER SHELL MAKSIMUM PADA AIR RECEIVER TANK HORISONTAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

Analisa Pengaruh Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa Pada Sistem Loading-Offloading PT.DABN

ANALISA OVER STRESS PADA PIPA COOLING WATER SYSTEM MILIK PT. XXX DENGAN BANTUAN SOFTWARE CAESAR II

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

DESAIN BASIS DAN ANALISIS STABILITAS PIPA GAS BAWAH LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Plant, Nuclear Plant, Geothermal Plant, Gas Plant, baik di On-Shore maupun di. Offshore, semuanya mempunyai dan membutuhkan Piping.

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II

PERENCANAAN EXPANSION SPOOL DAN ANCHOR BLOCK PERENCANAAN PIPA DAN EXPANSION SPOOL PADA PIPA PENYALUR SPM

BAB III OPTIMASI KETEBALAN TABUNG COPV

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

Analisa Pengaruh Water Hammer Terhadap Nilai Strees Pipa Pada Sistem Loading- Offloading PT.DABN

BEARING STRESS PADA BASEPLATE DENGAN CARA TEORITIS DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SIMULASI ANSYS

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

DESAIN DAN ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MAIN STEAM (HIGH PRESSURE) PADA COMBINED CYCLE POWER PLANT

ANALISA STABILITAS SUBSEA CROSSING GAS PIPELINE DENGAN SUPPORT PIPA BERUPA CONCRETE MATTRESS DAN SLEEPER

Bab V : Analisis 32 BAB V ANALISIS

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

BAB II LANDASAN TEORI

Dosen Pembimbing: 1. Ir. Imam Rochani, M.Sc. 2. Ir. Handayanu, M.Sc., Ph.D.

ANALISA TEGANGAN PIPA PADA SISTEM PERPIPAAN HEAVY FUEL OIL DARI DAILY TANK UNIT 1 DAN UNIT 2 MENUJU HEAT EXCHANGERDI PLTU BELAWAN

Perhitungan Struktur Bab IV

TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA GAS DARI VESSEL SUCTION SCRUBBER KE BOOSTER COMPRESSOR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

V. BATANG TEKAN. I. Gaya tekan kritis. column), maka serat-serat kayu pada penampang kolom akan gagal

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

Transkripsi:

Sidang Tugas Akhir Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline HARIONO NRP. 4309 100 103 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ir. Handayanu, M.Sc 2. Yoyok Setyo H.,ST.MT.PhD

Latar Belakang Pada pipa yang dipendam didalam tanah sering terjadi kegagalan yang disebut buckling. kegagalan ini berupa deformasi tekukan yang bisa terjadi baik pada dinding pipa maupun seluruh bagian pipa Kombinasi dari kenaikan temperatur saat operasional dan gaya resistant tanah akan menghasilkan gaya tekan aksial efektif pada pipa. Salah satu cara yang akan dibahas pada penelitian ini adalah pemasangan loop ekspansi pada daerah yang mengalami upheaval buckling. Fungsi loop ekspansi adalah untuk mengontrol physical properties dari material pipa yang digunakan, misalnya elongation (stress-strain) yang terjadi pada pipa yang lebih disebabkan oleh ekspansi termal. 2

Rumusan Masalah 1. Berapa beban dan tegangan yang terjadi pada pipeline sehingga menyebakan upheaval buckling? 2. Bagaimana bentuk dan ukuran loop ekspansi yang dibutuhkan oleh pipeline yang mengalami upheaval buckling? 3. Apa pengaruh dari pemasangan loop ekspansi terhadap operasi pipeline? 3

Batasan Masalah 1. Beban yang bekerja pada pipa adalah beban internal pipa dan gaya friksi tanah. 2. Konfigurasi tanah berupa tanah lempung (clay) dan dianggap homogen. 3. Dalam tinjauan mekanika, pipa dimodelkan atau dianggap sebagai kolom yang dikenai kombinasi beban aksial dan transversal kebawah dengan ujung-ujung pipa dianggap dipasak (pined-pined). 4. Permukaan tanah timbunan dianggap merata sepanjang pipa yang ditinjau. 5. Pengaruh perubahan gaya gesek tanah akibat instalasi pipa lain disamping pipa yang ditinjau tidak dibahas lebih lanjut instalasi pipa diasumsikan instalasi tunggal. 6. Akibat korosi tidak dibahas lebih lanjut dalam kasus ini. 7. Tidak meninjau kasus buckling pada arah horizontal atau lateral (sumbu y) 8. Burried pipe sesuai dengan aturan Pemerintah 9. Pola aliran fluida akibat ekspansi tidak dibahas lebih lanjut. 4

Metodologi Penelitian Mulai Input data pipa Studi literatur dan pengumpulan data pipa serta lingkungan Hoop Stress Longitudinal Stress Gaya Aksial Gaya friksi Analisa tegangan Pemodelan numerik dengan software B Pressure design Temperature design Pembebanan Beban tanah Gaya friksi A 5

(lanjutan..) A Validasi model Tidak B Ya Running model Analisa buckling kolom Pemodelan Loop ekspansi dengan software Posisi vertikal Posisi Horisontal Running model Analisa tegangan pada pipa loop 6 Selesai

Data-data yang di gunakan dalam pemodelan Parameter Nilai Diameter pipa, D0 12.75 Ketebalan Pipa 0.375 In Tekanan Internal Pipa 720 Hidro Test Pressure 907 Psi Maksimum operating allowable pressure 580 Temperatur Desain Operasi 300 Temperatur Instalasi 200 F API 5L grd Kelas Material Pipa X46 SMYS 46000 Psi Fluida Isi Natural Gas Modulus Young 30000000 Psi Rasio Poisson 0.3 Massa Jenis Pipa 490 lb/ft 3 Koefisien Ekspansi Termal 0.0000065 in/in F 7

Lanjutan Properti Tanah Jenis tanah Lempung Lunak Koefisien friksi tanah 0.7 Kedalaman pipa di bawah tanah (crossing) 1.5 m Massa Jenis Tanah Berat Jenis Tanah Boring Dangkal 1 136.742 lb/ft 3 1340.072 N/m 3 Boring Dangkal 2 177.3951 lb/ft 3 1738.472 N/m 3 Boring Dangkal 3 145.9814 lb/ft 3 1430.617 N/m 3 Boring Dangkal 4 131.1984 lb/ft 3 1285.745 N/m 3 8

Fatigue & Fracture Mechanics (MO-091334) 9

Dasar Teori Tegangan Hoop (Hoop Stress) Tegangan hoop adalah tegangan yang bekerja pada pipa dengan arah tangensial atau circumferential Besar tegangan ini bergantung pada variasi tebal dinding yang mempengaruhi tekanan internal Sumber : Harahap (2007) 10

Dasar Teori Tegangan longitudinal 1. Tegangan kompresif akibat ekspansi termal. Beda temperatur saat instalasi dan operasi menyebabkan ekspansi termal kearah longitudinal, 2. Akibat pengaruh tekanan internal maka bisa terbentuk tegangan lain sebagai reaksi dari tegangan hoop atau tegangan longitudinal 11

Dasar Teori Tegangan ekivalen Von Mises Tegangan-tegangan yang bekerja pada arah berbeda-beda pada pipa dapat dipandang secara menyeluruh dengan menggunakan hubungan Von Mises Karena tegangan geser tangensial sangat kecil maka tegangan yang bekerja dapat diabaikan (ASME B31.8, 2003) 12

Tegangan Hoop Tegangan Longitudinal Akibat internal pressure Maka total tegangan longitudinal Akibat ekspansitermal Tegangan kombinasi (Tegangan Von Mises) 13

Gaya Friksi Tanah Gaya friksi pada pipa merupakan kombinasi gaya friksi tanah disekeliling pipa serta berat pipa itu sendiri. Analisa dan perhitungan gaya friksi yang bekerja pada pipa ini akan mengikuti code ASME B31.1 dan ASCE tahun 2000 Besarnya gaya friksi tanah bergantung pada jenis tanah timbunan, kedalaman dan lebar timbunan tanah dan kondisi dipermukaan tanah 14

Dasar Teori Gaya Aksial Pada pipa yang tertahan, tegangan tegangan yang bekerja pada arah longitudinal, yaitu tegangan termal dan tegangan Poisson akibat tekanan internal akan menyebabkan gaya aksial pada pipa. Resultan gaya aksial efektif inilah yang menyebabkan pipa mengalami tekukan ke arah vertikal pipa. Resultan gaya aksial efektif pada pipa restraint adalah 15

Dasar Teori Analisa Balok Kolom (Beam Coloum) Pada kasus ini pipa dimodelkan sebagai sebuah balok yang selain mendapat beban tekan aksial juga mendapatkan beban tanah sepanjang kolom tersebut. Dalam hal ini beban tekan aksial yang bekerja adalah akibat tegangan longitudinal dan untuk beban merata yang bekerja sepanjang balok adalah jumlah gaya friksi tanah dan beban tanah diatasnya. y w x L 16

Lanjutan.. Menurut Hobs tahun 2001 buckling pada pipeline akibat beban axial dapat direpresentasikan dengan persamaan dibawah ini: Dimana: 17

Sehingga untuk kasus ini berdasarkan persamaan sebelumnya maka didapatkan besar defleksi maksimum yang terjadi pada pipa adalah sebagai berikut: Sedangkan untuk panjang buckling yang terjadi Fatigue & Fracture Mechanics (MO-091334) 18

Dasar Teori Ekspansi Loop Ekspansi loop memberikan tumpuan yang dibutuhkan oleh sistem pipa pada arah tegak lurus untuk menyerap ekspansi termal yang terjadi sehingga tercipta fleksibilitas pipa. Gambar : Ekspansi loop secara vertikal (Rara,2009) 19

Ekspansi Loop Gambar : Ekspansi loop secara horizontal (Rara,2009) Menurut Antaki (2003) panjang loop yang dibutuhkan untuk menahan defleksi upheaval buckling yang terjadi adalah 20

Analisa Data Propertis Pipa 21

Analisa Perhitungan Gaya Friksi dan Beban Tanah Gaya friksi tanah dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain tekanan tanah yang bekerja pada pipa, luas penampang permukaan pipa, dan lebar trench berikut tabel perhitungan gaya friksi per satuan panjang pada tiap lokasi boring: lokasi Pc (kg/m 3 ) f (Kg/m) f (lb/in) BD 1 2205.792 1622.080 BD 2 2861.568 2088.876 BD 3 2354.832 1728.170 BD 4 2116.368 1558.426 90.832 116.972 96.773 87.268 22

Sebagai total beban yang menahan pipa agar tidak terjadi upheaval buckling maka total beban merupakan hasil penjumlahan gaya friksi tanah dan beban tanah diatasnya. Untuk beban tanah sendiri adalah beban tanah yang berada diatas pipa yang sangat tergantung kedalaman dan lebar timbunan tanah. Lokasi Beban Tanah Gaya Friksi (f) Total Beban (w) lb/in lb/in lb/in BD 1 87.791 90.832 178.623 BD 2 113.891 116.972 230.863 BD 3 93.723 96.773 190.496 BD 4 84.232 87.268 171.500 23

Analisa Gaya Aksial Kompresif Pada perhitungan ini dilakukan perhitungan gaya aksial yang dialami pipa akibat adanya tegangan longitudinal. Karena adanya perbedaan temperatur (ΔT) yang cukup besar yaitu sebesar 100 F sehingga tegangan longitudinal akibat ekspansi termal sangat berpengaruh signifikan terhadap besarnya gaya aksial yang terjadi. Dari hasil perhitungan gaya aksial yang terjadi pada pipa maka didapat gaya aksial maksimum sebesar 532387.8 lb. 24

Analisa Hasil Pemodelan Pipeline Pada software CAESAR II 5.0 Komponen Tegangan (Psi) Analitical Numerik Allowable Koreksi (%) Hoop 12240 12758 33120 4.06 Axial 40212 41366 36800 2.79 Von Mises 35702 37273 41400 4.22 25

Analisa Balok Kolom Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan persamaan menurut Hobs tahun 2000 maka didapatkan variasi panjang buckling disetiap titik boring dangkal dan besar defleksi maksimum yang terjadi. Lokasi Beban Tanah per Satuan Panjang (w) Panjang Buckling (L) Defleksi Maksimum (y) lb/in in in BD 1 178.623 565.271 10.264 BD 2 230.863 530.155 10.264 BD 3 190.496 556.250 10.264 BD 4 171.500 571.052 10.264 Tabel Variasi panjang buckling yang terjadi pada setiap titik boring 26

Gambar Grafik defleksi yang terjadi pada pipa Berdasarkan analisa secara analitik didapatkan harga defleksi yang lebih besar yaitu sebesar 10.264 inchi atau sama dengan 0.259 meter dibandingkan dengan hasil analisa numerik (software) yang sebesar 0.247 meter, dengan koreksi sebesar 4.63 %. 27

Model pipa yang mengalami defleksi vertical 28

Analisa Pemasangan Loop Ekspansi Untuk mengakomodasi defleksi sebesar 0.259 meter yang terjadi pada simulasi diatas maka pipa harus memilikki panjang loop yang cukup agar defleksi tidak terjadi dalam bentuk buckling. Dengan memasang loop sepanjang 5.3 m diharapkan upheaval buckling sebesar 0.259 meter tidak terjadi. 29

Tabel perbandingan besar tegangan yang terjadi setelah dilakukan pemodelan loop horizontal dan loop vertikal Tegangan (Psi) Komponen Loop Horizontal Loop Vertical Allowable Hoop 12758 12758 33120 Axial 3662 3670 36800 Von Mises 15927 18347 41400 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan adalah setelah dilakukan pemodelan loop ekspansi maka tegangan aksial akibat ekspansi termal yang sebelumnya melampaui tegangan ijinsehingga menyebabkan timbulnya global buckling dapat diredam dengan adanya loop ekspansi sehingga tegangan aksial yang terjadi turun menjadi 3662 Psi untuk tipe loop horizontal dan 3670 Psi untuk tipe loop vertical. 30

Dalam hal ini tegangan-tegangan yang ditinjau adalah tegangan pada daerah elbow (belokan) pada pipa loop dan tegangan keseluruhan setelah dimodelkan loop. Tabel perbandingan besar tegangan yang terjadi pada bagian elbow pada masing-masing tipe loop ekspansi Tegangan (Psi) Node Loop Horizontal Loop Vertikal 50 12010.0 11574.2 58 12397.3 13113.0 59 8387.9 14750.5 60 6754.9 15905.7 70 11136.9 15914.1 78 13278.0 15927.0 79 14749.8 14797.3 80 15729.6 13152.8 31

Pada tabel diatas didapatkan tegangan sebesar 15729.6 Psi sebagai tegangan terbesar yang terjadi pada tipe loop horizontal sedangkan pada loop vertical didapatkan tegangan terbesar sebesar 15905.7 Psi. Jika dilihat dari rata-rata tegangan yang terjadi pada bagian elbow maka untuk loop horizontal didapatkan rata-rata sebesar 11634.6 Psi sedangkan untuk loop vertical sebesar 14051.9 Psi. 32

Kesimpulan Dari analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan permodelan pipa diatas maka didapatkan tegangan axial sebesar 41366,563 Psi. Tegangan berdasarkan pemodelan pada software lebih besar dari perhitungan secara analitik sebesar 40212 Psi sehingga selisihnya 2.79%. Untuk mengakomodasi defleksi sebesar 0.259 meter yang terjadi pada simulasi yaitu dengan memasang loop sepanjang 5.3 m baik tipe horizontal dan vertikal. Setelah dipasang loop maka tegangan aksial yang terjadi pada pipa menjadi 3662 Psi untuk tipe loop horizontal dan 3670 Psi untuk tipe loop vertical. Jika dilihat dari rata-rata tegangan yang terjadi pada bagian elbow maka untuk loop horizontal didapatkan rata-rata sebesar 11634.6 Psi sedangkan untuk loop vertical sebesar 14051.9 Psi. 33

Saran 1. Melakukan analisa buckling terhadap sumbu Z (sneaking). 2. Diperlukan analisa lebih lanjut mengenai perbedaan tingkat keamanan untuk setiap expansion loop dengan adanya faktor eksternal yang dialami seperti beban angin. 3. Kecepatan fluida yang tinggi pada daerah elbow pada expansion loop dapat menimbulkan resiko erosi yang lebih tinggi, sehingga menyebabkan ketebalan pipa menjadi berkurang dan memperngaruhi kekuatan pipa. Untuk itu, diperlukan penelitian selanjutnya dengan melakukan analisis masalah erosi pada elbow agar hasil yang diperoleh lebih komprehensif. 34

TERIMA KASIH OLEH: HARIONO 4309.100.103