BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Lia Luthfi Marwandari NIM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN... PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Pringapus 03, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2012/2013. SD Negeri Pringapus 03 ini terletak di wilayah Kecamatan Pringapus tepatnya di Jalan Supriyadi No. 20. Di sekitarnya terdapat beberapa pabrik industri menjadikan jalan di depan SD Negeri Pringapus 03 ini setiap pagi sangat ramai dilewati banyak kendaraan sehingga sangat berisik mengganggu kegiatan belajar di dalam kelas. SD Negeri Pringapus 03 ini siswanya banyak meraih prestasi dalam perlombaan dari tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten. Guru di SD Negeri Pringapus 03 sebanyak 9 orang guru, 4 orang wiyata bhakti dan 1 orang penjaga sekolah. Sebagian guru sudah lulus sarjana dan sebagiannya masih meneruskan ke jenjang sarjana. 3.1.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 sebanyak 43 siswa yang terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. 3.1.3 Karakteristik Siswa Siswa kelas 4 SD Negeri Pringapus 03 mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda-beda ada yang orang tuanya bekerja sebagai TKW diluar negeri dan ada juga yang bekerja sebagai wiraswasta atau pekerja pabrik. Sehingga kebanyakan orang tua siswa tidak begitu memperhatikan pendidikan anaknya. Mereka hanya mengandalkan dan menyerahkan pendidikan anaknya sepenuhnya kepada sekolah yang menyebabkan siswa hanya belajar di sekolah saja. Di rumah anak-anak juga menjadi kurang kasih sayang atau perhatian dari orang tua sehingga mereka mencari perhatian di sekolah dengan cara yang salah seperti suka membuat keributan di sekolah, suka menggangu temannya dan jarang memperhatikan pelajaran dari guru sehingga nilainya juga kurang maksimal. 22

23 3.2 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi yaitu pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media animasi. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Sedangkan media animasi mampu menunjukkan suatu proses abstrak sehingga siswa dapat melihat pengaruh perubahan suatu variabel. Dengan media animasi juga dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran karena adanya kumpulan objek atau gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga muncul pergerakan yang kelihatan hidup. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi yaitu hasil belajar. Hasil belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti menjadi mengerti setelah siswa mengalami aktivitas belajar. Untuk melihat hasil belajar, maka akan diukur melalui lembar observasi dan tes evaluasi. Dalam penelitian ini, hasil belajar lebih ditekankan pada hasil belajar kognitif yang bisa dinyatakan dalam bentuk skor hasil tes. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan jenis PTK kolaboratif. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus dengan model spiral dari Kemmis dan Mc. Tagart. Setiap siklus tediri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan tahap refleksi. Tahap tersebut disajikan dalam gambar berikut ini.

24 Gambar 1 Model Spiral dari Kemis dan Mc. Tagart Sumber : Pardjono, 2007 Berdasarkan model spiral dari Kemmis dan Mc. Tagart, maka kegiatan tiap siklusnya dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut. 3.3.1 Siklus Penelitian 3.3.1.1 Siklus I Siklus pertama dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, dengan melaksanakan tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, serta tahap refleksi. Berikut ini penjabaran dari setiap tahapannya. a. Tahap Perencanaan Untuk melakukan penelitian tindakan kelas pada pelajaran matematika ini peneliti merencanakan program perbaikan berdasarkan pada hasil refleksi pra siklus yaitu : 1. Menyusun RPP matematika yang berisikan skenario pembelajaran dengan model NHT berbantuan media animasi dengan kompetensi dasar menjumlahkan. 2. Menyiapkan media pembelajaran. 3. Membuat kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa. 4. Membuat dan menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama mengajar dengan model pembelajaran NHT berbantuan media animasi.

25 5. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. b. Tahap Implementasi dan Observasi Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dengan skenario pembelajaran yang difokuskan pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dipersiapkan. Pelaksanaan pembelajaran siklus I diuraikan dalam kegiatan di bawah ini. Pertemuan Pertama 1. Guru menyiapkan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan model NHT berbantuan media animasi. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Siswa mengamati media animasi tentang cara menjumlahkan biasa berpenyebut sama melalui bimbingan guru. 4. Siswa dalam kelompok dengan menggunakan model NHT mendapatkan nomor. 5. Siswa dalam kelompok mendapat pertanyaan dari guru berupa kartu soal. 6. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal berupa kartu soal tentang penjumlahan biasa berpenyebut sama melalui bimbingan dari guru. 7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai nomor yang dipanggil oleh guru. 8. Siswa bersama dengan guru membahas jawaban setiap soal. 9. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh siswa. 10. Guru memberikan skor pada kelompok yang menjawab dengan benar. 11. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui terkait dengan materi pelajaran. 12. Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru. 13. Siswa yang belum berhasil diberi motivasi oleh guru. 14. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari.

26 Pertemuan Kedua 1. Guru menyiapkan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan model NHT berbantuan media animasi. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Siswa mengamati media animasi tentang cara menjumlahkan biasa berpenyebut tidak sama melalui bimbingan guru. 4. Siswa dalam kelompok dengan menggunakan model NHT mendapatkan nomor. 5. Siswa dalam kelompok mendapat pertanyaan dari guru berupa kartu soal. 6. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal berupa kartu soal tentang penjumlahan biasa berpenyebut tidak sama melalui bimbingan dari guru. 7. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai nomor yang dipanggil oleh guru. 8. Siswa bersama dengan guru membahas jawaban setiap soal. 9. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh siswa. 10. Guru memberikan skor pada kelompok yang menjawab dengan benar. 11. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui terkait dengan materi pelajaran. 12. Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru. 13. Siswa yang belum berhasil diberi motivasi oleh guru. 14. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Pertemuan Ketiga 1. Guru menyiapkan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan model NHT berbantuan media animasi. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang bentuk campuran.

27 4. Siswa mengamati media animasi tentang cara mengubah campuran menjadi biasa melalui bimbingan guru. 5. Siswa mengamati media animasi tentang cara mengubah biasa menjadi campuran melalui bimbingan guru. 6. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang penjumlahan campuran dengan biasa. 7. Siswa dalam kelompok dengan menggunakan model NHT mendapatkan nomor. 8. Siswa dalam kelompok mendapat pertanyaan dari guru berupa kartu soal. 9. Siswa dalam kelompok mengerjakan soal berupa kartu soal tentang penjumlahan campuran dengan biasa melalui bimbingan dari guru. 10. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya sesuai nomor yang dipanggil oleh guru. 11. Siswa bersama dengan guru membahas jawaban setiap soal. 12. Guru mengulang terus, hingga semua pertanyaan terjawab oleh siswa. 13. Guru memberikan skor pada kelompok yang menjawab dengan benar. 14. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui terkait dengan materi pelajaran. 15. Kelompok yang berhasil memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan dari guru. 16. Siswa yang belum berhasil diberi motivasi oleh guru. 17. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Pertemuan Keempat 1. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menjumlahkan biasa berpenyebut sama. 2. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menjumlahkan biasa berpenyebut tidak sama. 3. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara mengubah campuran menjadi biasa.

28 4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara mengubah biasa menjadi campuran. 5. Siswa dan guru bertanya jawab tentang cara menjumlahkan campuran dengan biasa. 6. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa. 7. Siswa mengerjakan tes evaluasi. 8. Siswa dengan bimbingan guru membahas tes evaluasi. Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Fokus pengamatan ditunjukkan pada aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi dalam proses pembelajaran. Observasi selain diarahkan pada proses pembelajaran, juga diarahkan pada penilaian akhir proses pembelajaran. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika penjumlahan melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi pada siswa kelas 4 semester 2 SD Negeri Pringapus 03 Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. c. Refleksi Refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan dan kelemahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan siklus ke II. 3.3.1.2 Siklus II Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Proses pelaksanaan siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Berdasarkan refleksi siklus I, telah teridentifikasi kekurangan-kekurangan yang memerlukan perbaikan dalam pembelajaran matematika pada kompetensi dasar mengurangkan untuk dilaksanakan di siklus II. Siklus II dilaksanakan dalam empat kali

29 pertemuan dengan melaksanakan tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi serta tahap refleksi. 3.4 Data dan Cara Pengumpulannya 3.4.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan lembar observasi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang diperoleh langsung dari skor yang diperoleh dari tes evaluasi. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik tes dan non tes yang terdiri dari : 1. Teknik Tes Tes dalam penelitian ini menggunakan jenis tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi. 2. Teknik Non Tes Teknik non tes dalam penelitian ini berupa observasi. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi. Sedangkan observasi terhadap siswa digunakan untuk mengamati aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi.

30 3.4.3 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan data suatu penelitian. Instrumen penilaian yang akan digunakan adalah : a. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media animasi. Lembar observasi yang digunakan merujuk pada RPP yang telah dirancang oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi guru dan siswa. Tabel 2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Konsep / Variabel Penerapan Model Pembelajaran NHT Berbantuan Media Animasi Aspek / Dimensi 1. Pra pembelajaran 2. Kegiatan Pembelajaran 5. Akhir Pembelajaran Indikator No. Menyiapkan kelas 1, 2, 3, 4, 5 1. Penomoran 6, 7, 8 2. Mengajukan pertanyaan 3. Membimbing kerja sama dalam kelompok 4. Membahas jawaban siswa 9, 10 11 Mengevaluasi kegiatan 21, 22 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

31 Tabel 3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Konsep / Variabel Penerapan Model Pembelajaran NHT Berbantuan Media Animasi Aspek / Dimensi 1. Pra Pembelajaran 2. Kegiatan Pembelajaran 3. Akhir Pembelajaran Indikator Kesiapan dalam mengikuti pembelajaran 1. Mendapat nomor kepala dan nama kelompok 2. Menerima pertanyaan dari guru 3. Berfikir bersama dengan kelompoknya 4. Menjawab pertanyaan dan menanggapi jawaban dari kelompok lain Mengerjakan evaluasi 12 No. 1, 2, 3 4 5 6 7, 8, 9, 10, 11 b. Lembar Evaluasi Lembar evaluasi diberikan kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individual sehingga dapat diketahui hasil atau kemampuan siswa secara perorangan setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media animasi. Berikut ini kisi-kisi soal evaluasi siswa.

32 Tabel 4 Kisi-Kisi Soal Pretest Matematika Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD) Indikator Bentuk Soal Item Soal 6. Menggunakan dalam pemecahan masalah 6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk Menentukan yang senilai dari suatu Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 9, 12, 13, 14, 15, 17, 27, 28, Menyederha nakan Pilihan Ganda 5, 10, 16, 18, 21, 22, 25, 26, 29 Membanding kan dan mengurutkan Pilihan Ganda 6, 7, 8, 11, 19, 20, 23, 24, 30

33 Standar Kompetensi (SK) 6. Menggunakan dalam pemecahan masalah Tabel 5 Kisi-Kisi Soal Menjumlahkan Pecahan Siklus I Kompetensi Dasar (KD) 6.3 Menjumlahkan Indikator Menghitung penjumlahan biasa Mengubah campuran menjadi biasa Bentuk Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda Item Soal 1, 2, 9, 10, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26 3, 4, 5, 6, 7, 8 Menerapkan penjumlahan dalam kehidupan sehari-hari Pilihan Ganda 11, 12, 18, 27, 28, 29, 30 Standar Kompetensi (SK) 6. Menggunakan dalam pemecahan masalah Tabel 6 Kisi-Kisi Soal Mengurangkan Pecahan Siklus II Kompetensi Dasar (KD) 6.4 Mengurangkan Indikator Menghitung pengurangan biasa Menerapkan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari Bentuk Soal Pilihan Ganda Pilihan Ganda Item Soal 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 23, 24, 27, 28, 30 8, 9, 11, 15, 16, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 29

34 3.5 Indikator Kinerja Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka dibuatlah indikator kinerja. Indikator tersebut terbagi menjadi dua indikator yaitu indikator proses dan indikator hasil yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Indikator proses Indokator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran terhadap implementasi pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media animasi yang digunakan. Kategori dalam indikator proses dikatakan baik apabila dalam indikator proses ini guru sudah melaksanakan semua tahap kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media aimasi. 2. Indikator hasil Penelitian berhasil jika 80% dari 43 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM = 70. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. a. Teknik analisis deskriptif kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi guru dan siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media animasi. Deskriptif kualitatif dipaparkan dalam bentuk kalimat untuk memperoleh kesimpulan dari hasil lembar observasi guru dan siswa. b. Teknik analisis deskriptif kuantitatif diperoleh dari hasil belajar kognitif siswa. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase kemudian dianalisis dengan deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar matematika antar siklus berdasarkan kriteria yang ditentukan. Analisis data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Fokus analisis dititik beratkan pada pencapaian ketuntasan belajar untuk masing-masing siklus. Ketuntasan belajar siswa dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas dengan kriteria sebagai berikut:

35 Tabel 7 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Matematika Nilai 70 Kategori Tuntas < 70 Tidak Tuntas Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk persentase. Formula persentase ketuntasan hasil belajar klasikal adalah sebagai berikut : P = X 100 % 3.7 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.7.1 Uji Validitas Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Batasan untuk menentukan validitas instrumen menggunakan pedoman tabel taraf signifikan sebagai berikut ini. Tabel 8 Taraf Signifikan Uji Validitas N-2 Taraf signifikan 5 % 1 % 33 0,344 0,430 34 0,339 0,436 35 0,334 0,430 36 0,329 0,424 37 0,325 0,418 Sumber : Sugiyono (2010: 455)

36 Berdasarkan tabel di atas instrumen dengan N-2= 38-2 = 36 (N= jumlah siswa dalam kelas uji validitas kurang 2), dikatakan valid jika memiliki koefisien validitas 0,329. Validitas tes dapat dihitung menggunakan bantuan SPSS for windows version 16.0 dengan cara Analyze Scale Reliability Analysis, kemudian untuk melihat hasilnya apakah item soal valid atau tidak dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai koefisien 0,329 maka item soal tersebut tidak valid dan tidak boleh digunakan. 3.7.1.1 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I Sebelum pemberian soal tes evaluasi atau tes formatif di setiap akhir siklus, maka soal tes tersebut perlu diuji agar soal yang diberikan untuk tes evaluasi pada SD tempat penelitian valid. Adapun pelaksanaan uji validitas di tempat yang berbeda dengan tempat diadakannya penelitian. Dalam hal ini, SD tempat pengujian soal adalah SD Negeri Langensari 04 dengan jumlah siswa sebanyak 38 siswa. Dari hasil uji validitas terdapat beberapa soal yang dinyatakan tidak valid melalui perhitungan dengan spss. Data hasil uji validitas dipaparkan dalam tabel berikut ini. Tabel 9 Data Hasil Uji Validitas Soal Siklus I Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. 6, 10, 11, 17, 18, 19, 20, dan 21. Setelah diketahui soal-soal yang valid dan tidak valid dari tabel di atas, maka untuk soal yang tidak valid tidak dapat untuk soal evaluasi di akhir siklus I, karena apabila digunakan maka akan menyebabkan hasil penelitian akan tidak valid juga.

37 3.7.1.2 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II Uji validitas yang dilakukan pada siklus I tidak berbeda dengan uji validitas pada siklus sebelumnya, namun soal yang akan diujikan berbeda dari siklus I. Jumlah soal yang akan diujikan sebanyak 30 soal pada SD Negeri Langensari 04. Adapun hasil uji validitas pada siklus II disajikan pad tabel 10 berikut ini. Tabel 10 Data Hasil Uji Validitas Soal Siklus II Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. 1, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. 2, 8, 9, 17, 18, 19, 20, dan 22. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah soal yang tidak valid berjumlah 8 butir. Dengan demikian ke 8 soal tersebut tidak akan dijadikan soal untuk tes evaluasi akhir siklus II pada SD yang dijadikan tempat penelitian yakni SD Negeri Langensari 04. Soal evaluasi ini akan dijadikan instrumen untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dan diupayakan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media animasi. 3.7.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas berarti suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, mengidentifikasi butirbutir soal yang bermasalah dan harus direvisi atau harus dihilangkan. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien

38 reliabilitas. Salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan adalah Alpha Cronbach. Batasan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan pedoman tabel koefisien reliabilitas sebagai berikut : Tabel 11 Koefisien Reliabilitas (λ) Koefisien Reliabilitas (λ) Kategori < 0,6 Kurang baik = 0,7 Dapat diterima > 0,8 Baik Sumber : Sekaran dalam Priyatno (2010: 32) 3.7.2.1 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I Seperti halnya uji validitas, uji reliabilitas perlu dilakukan guna mendapatkan data yang reliabel. Dari hasil uji reliabilitas pada soal yang akan diberikan untuk soal evaluasi akhir siklus I maka dapat diketahui apakah soal-soal tersebut reliabel atau tidak. Penjabaran mengenai hasil uji reliabilitas dipaparkan pada tabel 12 berikut ini. Tabel 12 Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan Ganda 0,937 Reliabilitas Baik Dengan besar alpha secara keseluruhan mencapai 0,937 maka dapat disimpulkan bahwa soal yang akan dijadikan tes evaluasi siklus I tergolong dengan kategori reliabilitas baik. 3.7.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II Meskipun instrumen yang valid umumnya reliabel, namun pengujian instrumen tetap harus dilakukan. Oleh karena itu uji reliabilitas perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang reliabel. Hasil dari uji reliabilitas pada siklus II disajikan pada tabel 13 berikut ini.

39 Tabel 13 Data Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori Pilihan Ganda 0,903 Reliabilitas Baik Dengan besar alpha secara keseluruhan mencapai 0,903 maka dapat disimpulkan bahwa soal yang akan dijadikan tes evaluasi siklus II tergolong kategori reliabilitas baik. 3.8 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Ukuran baik tidaknya soal tes yang disusun, umumnya didasarkan pada pertimbangan bahwa soal tes itu harus seimbang antara soal mudah, sedang dan sukar dengan perbandingan 3: 5 : 2. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat soal itu mudah, sedang atau sukar adalah dengan menggunakan Tabel Rose dan Stanley berikut ini. Tabel 14 Rose dan Stanley OPTION 2 3 4 5 KATEGORI 0,16n 0,213n 0,24n 0,256n Mudah 0,5n 0,667n 0,75n 0,80n Sedang 0,84n 1,20n 1,26n 1,34n Sukar Sumber : Dalam Mawardi (2010:37) Keterangan : - Option 2 untuk soal benar-salah - Option 3, 4, dan 5 untuk soal bentuk pilihan ganda - n adalah 27 % dari banyaknya siswa yang mengikuti tes (N

40 RUMUSNYA : TK = SR + ST Keterangan : TK = Tingkat Kesukaran SR = Siswa yang menjawab salah pada kelompok rendah ST = Siswa yang menjawab salah pada kelompok tinggi Berdasarkan pada perhitungan melalui rumus tingkat kesukaran soal, maka dapat diketahui pada soal evaluasi siklus I terdapat 3 soal yang masuk dalam kategori mudah, 15 soal yang masuk dalam kategori sedang dan 4 soal masuk dalam kategori sukar. Sedangkan pada siklus II berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa pada soal evaluasi terdapat 1 soal tergolong dalam kategori mudah, 16 soal tergolong dalam kategori sedang dan 5 soal lainnya tergolong kategori sukar.