Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu. Judul Penelitian Variabel Analisis Data. sample t- (Initial Public

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. suatu negara tersebut. Untuk itu banyak para ahli keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun-tahun terakhir ini, dimana dampaknya sangat jelas terlihat di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

Kondisi Pasar yang Efisien

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

BAB I PEDAHULUAN. adalah perkembangan politik. Sebagai contoh, dengan terpilihnya Donald

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran strategis terhadap perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. menunjang aktivitasnya. Initial Public Offering merupakan penawaran saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB I PENDAHULUAN. investor yaitu laba dan rugi. Setiap investor selalu berupaya mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. membayar hutang dan modal kerja (Porman, 2013:59). Underpricing terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penawaran perdana yang dilakukan di pasar perdana (primary market) pada pasar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan memerlukan modal yang jumlahnya cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdaftar di pasar modal sebanyak 573 emiten. Jumlah tersebut mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang telah melakukan Initial Public Offering (IPO) harus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

ABSTRAK. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal (capital market) merupakan tempat diperjualbelikannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Investasi adalah mengorbankan asset yang dimiliki sekarang untuk

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

1 BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dunia maupun Indonesia ini mulai mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

I. Pendahuluan. dapat dipilih oleh seorang investor dalam mengalokasikan dana yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk mendapatkan laba. Untuk memperolehnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PASAR, INSTITUSI KEUANGAN DAN TINGKAT BUNGA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya. Bagi perusahaan yang sudah go public, nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa

II. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diharuskan tetap bugar untuk bertahan dalam menjalankan ekspansi

BAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediasi). Fungsi ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya, sehingga nilai perusahaan lebih mudah untuk diukur. Laporan. investor dalam membuat keputusan investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. surat berharga lainnya yang ada di pasar modal dan dikenal luas di dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk modal di masa yang akan datang. Selain untuk perencanaan di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis market overreaction..., Indra Prakoso, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir pekembangan perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

BAB II TINJUAN PUSTAKA. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. antara pembeli dan penjual dengan resiko untung atau rugi.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. bagaimana keadaan kinerja keuangan perusahaan setelah right issue. Nyoman (2006)

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

Transkripsi:

No Peneliti/ Tahun 9 Meidiaswati (2008) Lanjutan Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Metode Judul Penelitian Variabel Analisis Data Kinerja Jangka Abnormal Return One Panjang pada IPO sample t- (Initial Public test Offering) di Indonesia periode 1991-1993 Hasil Penelitian Nilai commulative average benchmark adjusted return (CAbAR) mempunyai nilai abnormal return negatif terhadap kinerja saham jangka panjang. 2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Abnormal Return Saham Pada Kinerja Jangka Panjang Saham Perdana Fenomena kinerja yang kurang dari IPO dalam jangka panjang terjadi pada saham-saham yang ada di pasar modal. Penurunan kinerja yang terjadi dalam jangka panjang akan merugikan investor karena akan memperoleh return yang negatif. Salah satu fungsi prospektus adalah memperingatkan investor tentang risiko yang terkandung dalam segala investasi dalam perusahaan tersebut (Brealey et al., 2008: 415). Hasil dari kinerja penawaran umum perdana juga dapat membantu investor dalam menilai kinerja jangka panjang suatu saham perdana. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi abnormal return saham pada kinerja IPO jangka panjang yaitu: 2.6.1 Initial Return Beberapa penelitian terdahulu seperti Asmalindar (2011), menjelaskan bahwa initial return yang merupakan indikator return jangka pendek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return kinerja jangka panjang 36

saham IPO. Namun sering kali initial return yang cukup tinggi akan menghasilkan kinerja return saham yang negatif dalam jangka panjang. Seperti yang dikatakan oleh Frensidy (2013: 94) bahwa sebuah mitos dimana pada saat harga saham sudah meroket tinggi maka tidak mungkin akan naik lagi. Nilai saham yang dinilai cukup tinggi dan tidak sesuai dengan nilai intrinsiknya akan memberikan return yang cukup tinggi diawal perdagangan saham. Bodie et al. (2006: 506) menyatakan bahwa pada saat suatu informasi yang baik disampaikan kepada publik maka harga saham akan segera meningkat. Namun setelah memperoleh imbal hasil (initial return) yang terlalu tinggi di awal, banyak investor akan membeli saham tersebut. Sehingga reaksi pasar yang berlebihan terhadap suatu berita yang relevan mendorong kinerja baik dari saham perdana pada saat menghasilkan return perdananya, tetapi akan berdampak negatif dalam rentang waktu yang lebih panjang. Bessler dan Thies (2006) menyatakan bahwa magnitude of underpricing adalah keuntungan awal (initial return) dari besaran penetapan harga. Initial return adalah selisih dari harga saham penutupan pada hari pertama di pasar sekunder dikurangi dengan harga saham perdana (IPO) dibagi dengan harga saham perdana (Manurung, 2012). 2.6.2 Money Raised Penawaran umum perdana bertujuan untuk mengisi kekurangan kebutuhan dana perusahaan. Bessler dan Thies (dalam Abid, 2013) menyatakan bahwa money raised merupakan jumlah dana yang diperoleh dalam sebuah Initial Public Offering (IPO). Kinerja jangka panjang dari suatu saham IPO bergantung pada jumlah uang (initial proceeds) yang meningkat dalam sebuah IPO (Abid, 2013). 37

Hal ini dikarenakan ketika investor optimis membeli saham, maka initial proceeds yang diterima oleh perusahan akan semakin tinggi. Namun semakin banyak informasi yang tersedia, maka para investor akan semakin mudah mengetahui nilai intrinsik saham. Sehingga sebagai konsekuensinya, harga akan bergerak turun menuju harga sebenarnya dalam jangka panjang dan return akan rendah. Berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kerugian seperti yang diungkapkan oleh Widoatmodjo (2004: 139), yaitu menjual sedikit efek namun banyak dana yang bisa diperoleh yaitu dengan menekan penjamin emisi untuk menjual efek ke sebanyak mungkin investor. Banyak investor dengan masing-masing memegang sedikit efek akan membuat perdagangan efek dinamis sehingga nilai intrinsik saham dapat terjaga dan return yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan. 2.6.3 Market Return Setiap perbandingan sehubungan dengan risiko dan pengembalian (return) biasanya membutuhkan tolok ukur yang tepat (Bessler dan Thies, 2006). Market Return merupakan salah satu bentuk indikator yang banyak digunakan oleh para peneliti untuk menilai kinerja suatu saham. Mereka menggunakan berbagai indeks pasar atau benchmark untuk menyesuaikan return yang diharapkan (expected return). Meidiaswati (2008) menyebutkan bahwa benchmark bisa menggunakan return pasar atau perusahaan pembanding yang industri dan kapitalisasi pasarnya kurang lebih sama. 38

Di Indonesia, biasanya return indeks pasar dapat diukur dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menggambarkan pergerakan harga saham secara keseluruhan di pasar modal. Menurut Manurung (2013: 86) bagi para ekonom maupun analis finansial, IHSG merupakan indikator utama ekonomi. Artinya kenaikan IHSG menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi dimasa mendatang dan sebaliknya penurunan IHSG menunjukkan adanya penurunan ekonomi. 2.6.4 Size of Firm Banyak investor yang menilai kemampuan suatu saham untuk menghasilkan laba dengan melihat seberapa besar ukuran perusahaan tersebut. Variabel ini menjelaskan pengaruh ukuran perusahaan, yang mana ukuran perusahaan dapat dilihat dari besarnya total aset yang dimiliki suatu perusahaan terhadap return yang akan diperoleh investor. Pada umumnya perusahaan yang berskala besar lebih dikenal oleh masyarakat daripada perusahaan dengan skala kecil sehingga investor akan mendapatkan informasi pada perusahaan yang berskala besar lebih banyak daripada perusahaan berskala kecil. Bodie et al. (2006: 55) juga menyatakan bahwa pengaruh likuiditas (dilihat dari total aset) mungkin menjadi sebagian penjelas dari imbal hasil (return) abnormal. Hal ini dikarenakan investor akan mensyaratkan premi atau risiko untuk bersedia melakukan investasi pada sahamsaham yang kurang likuid dan biaya transaksi yang tinggi. Oleh karena itu investor dapat mengambil keputusan dari ukuran perusahaan karena memiliki informasi yang tinggi sehingga tingkat kinerja saham perdana dalam jangka panjang dapat diprediksikan. 39

2.6.5 Age of Firm Tidak jauh berbeda dengan ukuran perusahaan, umur perusahaan juga menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup dan banyaknya informasi yang bisa diserap oleh publik. Umur perusahaan merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya. Sahoo dan Rajib (2010) menjelaskan bahwa umur perusahaan (age of firm) mencerminkan besarnya sejarah operasional perusahaan IPO. Asmalindar (2011) juga menggunakan indikator umur perusahaan sebagai bagian dari analisis faktor fundamental yang menjadi variabel indikator dalam penelitiannya. 2.7 Kerangka Konseptual Para manajer investasi menganggap bahwa harga saham sangat dekat dengan nilai wajarnya atau nilai intrinsik saham tersebut, dan hanya manajer dengan portofolio yang besar akan mendapatkan laba perdagangan yang cukup untuk memanfaatkan kesalahan harga yang sangat kecil. Namun peristiwa tersebut tidak dapat dianggap sebagai pasar yang efisien oleh para manajer portofolio profesional. Bodie et al. (2006: 495) menyebutkan bahwa terdapat sejumlah isu yang menjadi perdebatan pasar efisien, yaitu isu besaran (magnitude issue), isu bias pemilihan (selection bias issue) dan isu peristiwa keberuntungan (lucky event issue). Samsul (2006: 271) dan Jogiyanto (2002: 392) menyatakan bahwa studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu peristiwa. Studi peristiwa dapat digunakan untuk menguji efisiensi pasar. Adanya asymetric 40

information yang sampai pada pasar maka akan menyebabkan reaksi pasar yang tidak normal. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham yang dapat diukur dengan abnomal return ataupun ketidaksesuaian antara actual return dengan expected return. Penawaran umum perdana (initial public offering) merupakan salah satu peristiwa yang dapat mempengaruhi reaksi pasar efisien. Samsul (2006: 272) menyatakan bahwa perubahan harga saham di pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun irrasional. Salah satu pengaruh yang sifatnya rasional adalah kinerja perusahaan dan kondisi pasar pada saat penawaran perdana yaitu antara lain, initial return, money raised, Market Return, size of firm, dan age of firm. Penelitian Zamanian et al. (2013) dan Abid (2013) menunjukkan dalam penelitiannya bahwa initial return berpengaruh signifikan terhadap abnormal return pada kinerja jangka panjang dari penawaran umum perdana. Initial return yang positif atau cukup tinggi diawal perdagangan saham akan berdampak pada kinerja saham dalam jangka panjangnya. Semakin pasar menguasai informasi mengenai nilai intrinsik suatu saham maka return yang diperoleh dalam jangka panjang adalah berupa abnormal return yang negatif. Abid (2013) menyatakan bahwa pendapatan hasil penjualan (money raised) yang diterima pada saat penawaran umum perdana berpengaruh positif terhadap abnormal return saham. Pada saat saham yang ditawarkan melebihi jumlah investor yang berminat membelinya maka kemungkinan nilai saham tersebut akan jauh di bawah nilai yang diharapkan oleh perusahaan maupun 41

penjamin emisi. Demikian sebaliknya apabila jumlah saham yang ditawarkan tidak mencukupi permintaan investor maka nilai saham akan semakin meningkat. Abid (2013) dan Suherman (2009) meneliti pengaruh benchmark terhadap abnormal return saham pada kinerja jangka panjang penawaran umum perdana. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa benchmark yang diukur dengan return pasar berpengaruh positif signifikan untuk menghasilkan abnormal return positif dalam jangka pendek namun dalam jangka panjang akan berpengaruh negatif. Artinya indeks pasar yang semakin menurun akan mengakibatkan semakin menurunnya minat pasar terhadap saham-saham yang terdapat di bursa. Frensidy (2013: 197) menyatakan bahwa investor jangka panjang percaya dalam jangka panjang, nilai portofolio sahamnya akan bergerak mengikuti indeks pasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Market Return berpengaruh negatif terhadap abnormal return saham pada kinerja jangka panjang penawaran umum perdana. Jogiyanto (2000: 254) ukuran aktiva (asset size) diukur sebagai logaritma total aktiva. Menurut para peneliti terdahulu Zamanian et al. (2013), Asmalindar (2011), Zarafat & Vejzagic (2014) yang menggunakan variabel Total Aset, menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja jangka panjang saham perdana. Penelitian-penelitian tersebut juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor utama penentu dalam analisis fundamental maupun teknis untuk menilai kinerja jangka panjang suatu saham perdana. Karena akan semakin banyak informasi yang diterima oleh investor tentang kondisi perusahaan dan likuiditas perusahaan, maka akan membantu mereka untuk menilai tingkat risiko perusahaan dalam jangka panjang. 42

Umur Perusahaan dapat diukur dari waktu perusahaan mulai didirikan sesuai akte sampai perusahaan melakukan IPO. Sahoo dan Rajib (2010) menjelaskan bahwa umur perusahaan (age of firm) mencerminkan besarnya sejarah operasional perusahaan IPO. Semakin lama umur perusahaan maka informasi mengenai perusahaan tersebut semakin besar sehingga investor semakin mudah pula dalam menilai nilai intrinsik dari suatu saham. Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu dapat diperoleh variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu: initial return, money raised, Market Return, size of firm, dan age of firm diperkirakan memiliki pengaruh terhadap abnormal return saham pada kinerja perusahaan jangka panjang IPO. Berikut bentuk gambar kerangka pemikiran: Initial Return Money Raised Market Return Abnormal Return Size of Firm Age of Firm Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 43

2.8 Hipotesis Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Initial Return, Money Raised, Market Return, Size of Firm, dan Age of Firm berpengaruh terhadap Abnormal Return saham pada kinerja jangka panjang di perusahaan sektor properti, real estate, dan kontruksi bangunan yang melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia. 44