BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Fildzah Amalia, 2015

BAB III METODE PENELITIAN

2016 PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN PENALARAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA SMA TENTANG PENGUNAAN KOSMETIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI COMPETING THEORIES TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Identifikasi miskonsepsi, diartikan sebagai suatu upaya penyelidikan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian korelasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah weak-experiment karena tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Makalah Biologi. Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL ARGUMENT- DRIVEN INQUIRY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan dan membuktikan desain

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

2015 PENALARAN ILMIAH (SCIENTIFIC REASONING) SISWA SEKOLAH BERORIENTASI LINGKUNGAN DAN SEKOLAH MULTINASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT REGULER

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. Immuno Deficiency Syndrom) merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia

Argumentasi dan debat kebijakan merupakan sarana utama untuk menghimpun pengetahuan yang siap pakai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batuk pilek merupakan gangguan saluran pernafasan atas yang paling

METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan September November

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. STUDI ini secara garis besar memotret implementasi program LSM H2O (Human

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu masalah nasional maupun internasional. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Broblem Based Instruction (PBI) Problem Based Instruction (PBI) (Trianto, 2009:91). Pengajaran Berdasarkan

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode kuasi

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan merencanakan percobaan merupakan salah satu keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian ini terdiri atas data kemampuan berargumentasi tertulis

commit to user 32 BAB III METODE PENELITAN

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian. 2. Waktu Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. bahwa dengan berakhirnya kehidupan seseorang, mikro-organisme. tidak diwaspadai dapat ditularkan kepada orang orang yang menangani

Transkripsi:

25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk memperoleh gambaran suatu pemaham dan penalaran siswa dalam pengambilan keputusan tentang infeksi virus. Dalam penelitian ini, kelas yang diteliti tidak diberikan perlakuan. Namun proses pembelajaran yang berlangsung yaitu dengan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar siswa pada bab sistem pertahanan tubuh manusia. Dalam kegiatan belajar mengajar, perencanaan pembelajaran dirancang oleh seorang guru biologi yang sebelumnya telah diberikan pelatihan penalaran. Pada penelitian ini, aspek yang diteliti mencakup pemahaman, penalaran, serta pengambilan keputusan siswa tentang infeksi virus pada tubuh manusia yang memiliki keterkaitan satu sama lain. B. Partisipan Penelitian ini melibatkan siswa kelas XI dan seorang guru Biologi di Sekolah Menengah Atas X di Bandung. Pemilihan partisipan siswa dilakukan dengan pertimbangan materi yang dimuat pada jenjang SMA kelas XI yaitu sistem pertahanan tubuh manusia. Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah 22 orang. Guru biologi juga berpartisipasi pada penelitian ini sebagai seorang pengajar yang memberikan pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode yang mengembangkan kemampuan bernalar siswa. C. Populasi dan Sampel Populasi yang termasuk ke dalam penelitian adalah kemampuan pemahaman dan penalaran siswa dalam pengambilan keputusan tentang infeksi virus pada tubuh manusia. Sedangkan sampel yang digunakan adalah kemampuan pemahaman dan penalaran siswa dalam pengambilan keputusan tentang infeksi virus pada tubuh manusia yang diukur dari partisipan yang terlibat dalam penelitian ini. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling, dengan dipilihnya satu kelas sebagai sampel dari beberapa kelas yang

26 termasuk populasi. Kelas yang dipilih berdasarkan suatu pertimbangan tertentu dan atas dasar rekomendasi dari guru di sekolah tersebut. D. Instrumen Penelitian 1. Soal Uraian terbuka Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berisi 8 pertanyaan uraian terbuka untuk mengukur pemahaman, penalaran dan pengambilan keputusan siswa tentang infeksi virus pada tubuh manusia dan nontes berupa wawancara untuk mengukur jawaban siswa yang kurang jelas. Adapun kisi-kisi yang dibuat oleh peneliti dijabarkan pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Soal Uraian No Topik Subtopik Jumlah Soal No Soal 1. Kelainan yang disebabkan oleh virus a. Infeksi virus HIV pada penyakit AIDS 1 1 2. Sistem pertahanan a. Kaitan sistem 1 2 tubuh manusia pertahanan tubuh manusia dengan infeksi virus 3. Karakteristik virus a. Kebutuhan hidup virus 1 3 b. Kemungkinan virus 1 4 menular 4. Dampak positif dan a. Dampak jika virus 1 5 negatif adanya virus ditiadakan 5. Pencegahan terserang a. Penggunaan antiseptik 1 6 infeksi virus b. Upaya terhindar dari 1 7a infeksi virus c. Upaya terhindar dari infeksi virus HIV 1 7b

27 Pada soal uraian ini, siswa dituntut menjawab dengan disertakan alasan dan bukti. Sehingga jawaban siswa terbagi menjadi tiga bagian. Contoh soal uraian yang 1. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali jenis penyakit yang kita temukan yang disebabkan oleh infeksi virus. Salah satu penyakit yang berbahaya adalah AIDS yang diakibatkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Bagaimana cara virus tersebut menginfeksi tubuh manusia? Jawaban Alasan Bukti diberikan tersaji seperti pada Gambar 3.1. sebagai berikut. Gambar 3.1. Contoh Soal Uraian Tes Tulis 2. Pedoman tes wawancara Instrumen berikutnya adalah non tes, yaitu berupa wawancara. Wawancara ini merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang pengambilan keputusan siswa tentang infeksi virus pada tubuh manusia yang dianggap tidak jelas. Dalam pelaksanaannya, jenis wawancara yang digunakan adalah semi structure interview, dimana pewawancara tidak menyusun pertanyaan terlebih dahulu namun pertanyaan yang

28 diajukan berkaitan dengan jawaban siswa yang perlu ditelusuri pada tes tulis yang sudah dilakukan sebelumnya. Di bawah ini merupakan Tabel 3.2. yaitu contoh wawancara yang menyajikan beberapa pertanyaan pada salah satu siswa sebagai berikut. Tabel 3.2. Contoh Lembar Wawancara Siswa No Contoh Pertanyaan 1. Penanya: Mengapa virus HIV bisa menyerang saraf otak? Subjek : karena HIV dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh manusia jadi jika sistem pertahanan tubuh manusia sudah lemah virus itu bisa langsung menyerang saraf otak Penanya : Kalau udah nyerang saraf otak, kemungkinan apa yang bisa terjadi? Subjek : Manusia yang terserang virus itu bisa jadi makin lemah Penanya : Dampak terburuk yang bakal diakibatkan apa? Subjek : Kalau HIV yang menyerang udah lama terus sistem pertahanan tubuh manusianya udah lemah banget bisa sampe nyebabin kematian E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan penelitian diawali dengan mengidentifikasi masalah yang akan diteliti. Kemudian dilakukan pembuatan instrumen berupa soal-soal uraian terbuka untuk tes tertulis yang digunakan untuk mengukur pemahaman, penalaran, dan pengambilan keputusan siswa mengenai infeksi virus pada tubuh manusia. Setelah itu dilakukan judgment oleh beberapa orang yang ahli di bidangnya. Lalu untuk menguji validitas soal dilakukan uji coba instrumen pada beberapa kelompok orang yang dipilih secara acak. Lalu dilakukan revisi instrumen untuk dihasilkan instrumen yang lebih baik. Pada penelitian ini diperlukan seorang guru sebagai pengajar di dalam kelas selama proses pembelajaran pembiasaan yang mengembangkan kemampuan bernalar siswa. Sehingga dilakukan pencarian seorang guru biologi SMA yang bersedia menjadi pengajar pada penelitian ini. Setelah didapatkan seorang guru yang bersedia,

29 selanjutnya guru biologi tersebut diberikan pelatihan terkait pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar oleh orang yang sudah ahli di bidang penalaran. Pelatihan tersebut berlangsung selama satu hari. Setelah proses pelatihan selesai, guru dan peneliti banyak melakukan kegiatan diskusi untuk merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan dilakukan proses pembelajaran pada bab sistem kekebalan tubuh manusia yang dilakukan dalam dua kali pertemuan sesuai dengan silabus. Pada setiap pertemuannya, proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar siswa berlangsung selama 2x45 menit. Sebelum proses pembelajaran dimulai, siswa diberikan soal terlebih dahulu pada hari sebelumya untuk mengetahui pemahaman dan penalaran dalam pengambilan keputusan awal siswa. Setelah itu dilakukan proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar siswa pada bab sistem kekebalan tubuh manusia. Kemudian pada pertemuan kedua setelah proses pembelajaran selesai, siswa kembali diberikan soal yang sama untuk diketahui pemahaman, penalaran, dan pengambilan keputusan akhir siswa terkait infeksi virus pada tubuh manusia. Proses pembelajaran ini dilakukan oleh satu pengajar biologi yang telah diberikan pelatihan sebelumnya. Pada pertemuan pertama dan kedua proses pembelajaran diobservasi serta divideo oleh peneliti. Pengerjaan tes tulis ini dilakukan di dalam kelas dengan diawasi oleh dua orang pengawas. Lamanya waktu pengerjaan sebelum dan setelah proses pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar siswa pada bab sistem pertahanan pada tubuh manusia yaitu 30 menit. Setelah selesai, kemudian dilakukan pengecekan terhadap jawaban siswa secara keseluruhan. Jika ditemukan jawaban siswa yang perlu diklarifikasi dan ditelusuri jawabannya, maka dilakukan wawancara. Wawancara dilakukan secara semi struktural pada beberapa siswa saja untuk menelusuri jawaban yang kurang jelas. 3. Tahap Analisis Tahap analisis dilakukan terhadap data-data yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Terdapat dua data pada penelitian ini yaitu sebelum dan

30 setelah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bernalar siswa pada bab sistem pertahanan pada tubuh manusia. Pada data tersebut dilakukan analisis terhadap jawaban siswa mengenai pemahaman, penalaran, dan pengambilan keputusan tentang infeksi virus. Pemahaman siswa dianalisis dengan mengelompokkan jawaban siswa berdasarkan konsep-konsep yang muncul kemudian dilakukan persentase untuk setiap konsep yang ada. Pada penalaran dianalisis melalui dua aspek, yaitu aspek kelengkapan komponen argumen dan aspek kekuatan argumen. Pada aspek kelengkapan komponen argumen, dilakukan analisis berdasarkan kerangka kerja Toulmin yang terdiri dari enam komponen argumentasi, yaitu claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam 5 level berdasarkan tingkat argumentasi. Sedangkan pada aspek kekuatan argumentasi dikelompokkan menjadi 3 tingkatan berdasarkan kekoherensiannya, yaitu Tidak Koherensi (TK), Kurang Kohorensi (KK), dan Koherensi (K). Pada pengambilan keputusan dianalisis dengan mengelompokkan dasar pengambilan keputusan yang dipilih oleh siswa berdasarkan alasan yang diungkapkan. Dalam penelitian ini, pengelompokkan dasar pengambilan keputusan siswa dibedakan ke dalam tiga kategori yang mengacu pada pengambilan keputusan penalaran informal yang dijelaskan oleh (Sadler & Zaidler, 2004). Ketiga kategori tersebut adalah Rasionalistik (R), Emotif (E), dan Intuitif (I). Selanjutnya dilakukan persentase terhadap setiap kategori tersebut. Kemudian hasil analisis dari semua data digabungkan untuk dapat menjadi bahan dalam menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. 4. Penulisan Laporan Penelitian Tahap terakhir yaitu penulisan laporan penelitian berupa skripsi. Hasil temuan dan pembahasan pada bab IV ditulis berdasarkan data yang telah diperoleh dan dianalisis sebelumnya, kemudian diperkuat dengan kajian pustaka dari berbagai jurnal dan sumber lain yang mendukung. F. Analisis Data

31 Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dibagi ke dalam tiga aspek yaitu berdasarkan pemahaman siswa, penalaran siswa, serta dasar pengambilan keputusan yang diambil oleh siswa. Berikut merupakan penjabaran analisis pada masing-masing aspek. 1. Analisis Pemahaman Pemahaman siswa mengenai infeksi virus pada tubuh manusia akan dianalisis dengan mengelompokkan jawaban siswa berdasarkan pemahaman-pemahaman yang muncul. Setiap siswa dapat memunculkan menjawab dengan lebih dari satu pemahaman pada setiap soal. Kemudian jumlah pemahaman yang muncul ditally dan dihitung persentasenya. Pemahaman-pemahaman tersebut kemudian dibedakan berdasarkan rubrik kategori pemahaman yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti membedakan pemahaman siswa ke dalam tiga kategori, yaitu Benar, Tidak Lengkap dan Miskonsepsi. Pemahaman siswa dikelompokkan berdasaran kesesuaian konsep yang terdapat pada sumber yang relevan. Berikut ini merupakan rubrik kategori pemahaman siswa yang disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Rubrik Kategori Pemahaman Siswa Tentang Infeksi Virus Pada Kategori Deskripsi Benar Siswa menjawab dengan memunculkan pemahaman yang benar dan sesuai dengan konsep yang relevan tentang infeksi virus pada tubuh manusia Tidak Lengkap Siswa menjawab dengan memunculkan pemahaman yang hampir benar dan sesuai dengan konsep yang relevan namun tidak lengkap tentang infeksi virus pada tubuh manusia Miskonsepsi Siswa menjawab dengan memunculkan pemahaman yang tidak sesuai dengan konsepyang relevan Selain itu, dibuat juga rubrik pemahaman siswa untuk setiap pertanyaan yang diberikan. Secara keseluruhan, soal yang dibuat berjumlah 8 pertanyaan, namun pada pengambilan keputusan yang terdiri dari 2 soal dibahas dalam satu kesatuan.

32 Sehingga penjabaran soal yang dibahas berjumlah 7 soal. Berikut ini merupakan pemahaman benar untuk setiap soal yang disajikan pada Tabel 3.4. sebagai berikut. Tabel 3.4. Pemahaman Tentang Infeksi Virus Pada No Topik Pemahaman Benar 1. Infeksi virus HIV Virus HIV menyerang dan menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia 2. Kaitan sistem Virus masih dapat menyerang tubuh manusia meskipun di dalam pertahanan tubuh tubuh manusia terdapat sistem pertahanan tubuh manusia, hal ini manusia dan sebabkan karena kondisi sistem pertahanan tubuh manusia yang infeksi virus sedang menurun atau lemah sehingga virus masih dapat bertahan dan melakukan penggandaan serta menyebabkan penyakit 3. Kebutuhan hidup virus 4. Kemungkinan virus menular 5. Dampak jika virus ditiadakan 6. Penggunaan antiseptik 7. Pencegahan agar terhindar dari penyakit yang diakibatkan infeksi virus & HIV Virus dikatakan hidup jika berada pada sel hidup sebab ia memerlukan segala kebutuhan untuk keperluan hidupnya, namun jika sel hidup yang terinfeksi virus dipisahkan maka kondisi virus tersebutpun akan mati Virus menyerang sel target atau inang secara spesifik. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Virus yang menyebabkan selesma menyerang saluran pernapasan, virus campak menginfeksi kulit, virus hepatitis menginfeksi hati, dan virus rabies menyerang sel-sel saraf. Jika virus ditiadakan maka penyakit yang diakibatkan oleh virus akan lenyap, namun dengan adanya virus dapat melatih sistem kekebalan tubuh manusia terhadap berbagai macam penyakit yang diakibatkan oleh agen lain misalnya bakteri Penggunaan antiseptik guna mencegah terserang oleh virus tidak tepat, sebab antiseptik digunakan untuk mengobati luka luar selain itu dapat membunuh mikroorganise seperti bakteri atau jamur, namun tidak memiliki efek sedikitpun terhadap virus. upaya yang paling tepat yang dapat diakukan utuk mencegah terserangnya penyakit yang diakibatkan oleh infeksi virus adalah dengan menjaga daya tahan tubuh, sebab faktor tepenting adalah kondisi tubuh hospes itu sendiri. Salah satu cara untuk menjaga daya tahan tubuh yaitu dengan melakukan pola hidup sehat, seperti rajin berolah raga, makan makanan yang bergizi tinggi, dan istirahat dengan cukup.

33 2. Analisis Penalaran Penalaran diidentifikasi melalui argumentasi siswa yang dianalisis melalui dua aspek, yaitu aspek kelengkapan komponen argumentasi dan aspek kekuatan argumentasi. Pada aspek kelengkapan komponen argumentasi, dilakukan analisis berdasarkan kerangka kerja Toulmin (Toulmin Argumentation Pattern, TAP) yang terdiri atas claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal. Sedangkan aspek kedua, yaitu kekuatan argumentasi siswa dianalisis berdasarkan Tingkat Koherensi (Widodo). Tingkat koherensi ini terdiri dari tiga tingkatan yaitu Tidak Koherensi (TK), Kurang Kohorensi (KK), dan Koherensi (K). Berdasarkan aspek kelengkapan komponen argumentasi, jawaban siswa dikelompokkan menjadi 5 level. Analisis ini digunakan berdasarkan rubrik tingkat argumentasi siswa yang dibuat oleh Dawson & Venville, (2009) yang dimodifikasi dalam (Herawati, 2015) seperti yang tersaji pada Tabel 3.5. berikut Tabel 3.5. Level Argumentasi Siswa Level Deskripsi 1 Hanya mengandung claim 2 Mengandung claim dan data atau terdapat warrant 3 Mengandung claim, data, warrant, dan backing/ qualifier/ rebuttal 4 Mengandung claim, data, warrant, backing, dan qualifier/ rebuttal 5 Mengandung semua komponen argumentasi : claim, data, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal diadaptasi Herawati, 2015 Setelah dianalisis mengenai komponen argumentasi siswa, kemudian dilakukan analisis terhadap kekuatan argumentasi menggunakan rubrik tingkat koherensi (Widodo, belum publish). Analisis tingkat koherensi dilakukan untuk mengetahui relevansi jawaban siswa terhadap alasan dan bukti yang disampaikan. Sehingga dapat diketahui kuat lemahnya suatu argumentasi yang disampaikan oleh siswa. Adapun rubrik tingkat koherensi yang digunakan dalam menganalisis kekuatan argumentasi siswa, yaitu disajikan pada Tabel 3.6. berikut ini.

34 Tabel 3.6. Tingkat Koherensi Argumentasi Siswa Kategori Koherensi (K) Kurang Koherensi (KK) Tidak Koherensi (TK) Deskripsi - Claim logis dan didukung dengan kebenaran dan kekuatan data, warrant, dan backing Contoh : Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh (claim) sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi (warrant). Hal ini ditandai dengan gejala yang muncul setelah kondisi penderita semakin parah (data). Salah satu contoh gejala yang muncul misalnya kulitnya jelek, gatal-gatal dan batuk pilek seperti flu biasa (backing) - Claim logis tapi hanya didukung oleh salah satu dari data, warrant atau backing yang benar dan kuat Contoh : Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh (claim) sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi (warrant) - Claim logis tetapi tidak didukung dengan data, warrant, dan atau backing atau data, warrant, dan backing tidak benar dan tidak saling berhubungan - Claim tidak logis Contoh : -Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh (claim) diadaptasi Widodo, belum publish 3. Analisis Pengambilan Keputusan Analisis data mengenai pengambilan keputusan dibuat dengan memerhatikan dasar pengambilan keputusan yang dipilih oleh siswa. Pengambilan keputusan diperoleh dari dua pertanyaan yang diajukan mengenai pencegahan yang akan

35 dilakukan agar terhindar dari infeksi virus secara umum dan infeksi HIV. Adapun pengelompokkan dasar pengambilan keputusan dibuat berdasarkan kategori yang disesuaikan dengan penalaran siswa yang diadaptasi dari Sadler & Zeidler (2004) yang dapat dilihat pada Tabel 3.7. berikut ini. Tabel 3.7. Kategori Dasar Pengambilan Keputusan Kategori Deskripsi Contoh Pengambilan Keputusan Rasionalistik Logis, menggunakan konsep Saya akan melakukan pencegahan (R) ilmiah dan pemahaman saintifik, menitikberatkan pada resiko dan kebermanfaatan, keuntungan, dan kerugian dengan melakukan pola hidup sehat, agar dapat meningkatkan kekebalan sistem pertahanan tubuh saya. Emotif Bersifat emosional, kepedulian, Saya akan giat melakukan (E) empati, simpati, menaruh perhatian penyuluhan atau seminar terkait pada efek negatif yang infeksi virus agar semakin banyak ditimbulkan orang yang paham dan waspada terhadap ancaman serangan virus. Intuitif Berdasarkan intuisi, respon Saya akan menjauhi tempat atau (I) spontan, sudut pandang personal, seringnya berbentuk respon negatif orang yang terserang virus diadaptasi Sadler & Zeidler, 2004 4. Analisis pemahaman dan penalaran dalam pengambilan keputusan Hubungan antara ketiganya dianalisis berdasarkan pemahaman dan penalaran siswa dalam pengambilan keputusan tentang infeksi virus pada tubuh manusia. Adapun rubrik yang dibuat yaitu dikelompokkan ke dalam tiga kategori secara garis besar yang dapat dilihat pada Tabel 3.8. berikut ini.

36 Kategori Tabel 3.8. Rubrik Pemahaman dan Penalaran dalam Pengambilan Keterangan 1 Pengambilan keputusan didasarkan pada pemahaman dan penalaran Keputusan Kriteria Pemahaman Penalaran Pengambilan Keputusan Benar Koheren Benar / Tidak Benar Kurang Benar Koheren Tidak Lengkap Koheren 2 Pengambilan keputusan tidak konsisten didasarkan pada pemahaman dan penalaran 3 Pengambilan keputusan tidak didasarkan pada pemahaman dan penalaran Benar Tidak Koheren Benar/ Tidak Benar Tidak Lengkap Kurang Koheren Miskonsepsi Koheren Tidak Lengkap Tidak Koheren Benar/ Tidak Miskonsepsi Kurang Benar Koheren Miskonsepsi Tidak Koheren No Kegiatan 1 Persiapan Bulan Nov Des Jan Feb Maret April Mei Juni Juli 2 Pelaksanaan 3 Pengolahan Data

37 Penulisan 4 pembahasan dan kesimpulan G. Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan penelitian meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, pengolahan data, penulisan pembahasan dan kesimpulan disajikan pada Tabel 3.9. berikut ini. Tabel 3.9. Jadwal Pelaksanaan