ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Transkripsi

1 ANALISIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMKN 12 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Faridatul Umami Sunaryo Moch. Syahri Faridatul Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indoensia Universitas Negeri Malang ABSTRACT: This research aim is to describe the characteristic, form, and pattern element in argumentation text of second year students of SMKN 12 Malang. This research using qualitative description method. The results are (1) argument characteristics are claim, ground, warrant, support, and qualifier, (2) argument forms are genus, causation, comparision, opposites, genus and causation, and also opposites and genus, and (3) patterns of variant inductive argument are generality, hypothesis, causal relation, and entimem as deductive pattern. Keywords: argumentation text, writing lesson ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan karakteristik, wujud, dan pola argumen dalam karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskrpitif kualitatif. Hasil penelitian adalah (1) karakteristik argumen berupa claim, ground, warrant, support, dan qualifier; (2) wujud argumen berupa genus, sebab-akibat, perbandingan, pertentangan, genus dan sebab-akibat, dan pertentangan dan genus; dan (3) pola argumen bervarian induktif berupa generalisasi, hipotesis, hubungan kausal, dan pola deduktif berupa entimem. Kata Kunci: karangan argumentasi, pembelajaran menulis Keterampilan menulis merupakan kegiatan menuangkan pendapat, gagasan, dan pikiran dalam media tulis. Salah satu keterampilan menulis adalah keterampilan menulis argumentasi. Argumentasi adalah pendapat yang digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Nurhadi (2008:193) menyatakan bahwa wacana argumen ditujukan untuk mempengaruhi pembaca agar menerima ide atau pernyataan yang dikemukakan penulis, baik atas dasar pertimbangan logika maupun emosi. Keraf (2004:4) juga berpendapat dasar sebuah tulisan argumentasi adalah berfikir kritis dan logis. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis argumentasi adalah menuangkan pendapat dalam bentuk media tulis yang disertai dengan bukti dan fakta sehingga tampak prinsip kelogisannya. Karangan argumentasi dapat dianalisis dari berbagai sudut, yaitu karakteristik, wujud, pola, dan unsur pembangun penalaran argumentasi. Dalam standar isi 2006 jenjang SMA/MA atau yang sederajat, kemampuan menulis karangan argumentasi menjadi salah satu yang diajarkan di sekolah. Siswa SMK yang rata-rata berusia merupakan masa remaja pertengahan. Pada masa ini adalah tahap terakhir dari perkembangan kognitif. Anak pada tahap ini mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal abstrak dan *) Faridatul Umami adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, 2012.

2 menggunakan logika. Piaget menyatakan bahwa sebagai fungsi mental yang berhubungan dengan proses mengetahui, proses kognitif meliputi aspek-aspek persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran, dan pemecahan persoalan (Mussen, 2003:206). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 Malang tahun pelajaran 2011/2012. Deskripsi yang dimaksud meliputi karakteristik argumen, wujud argumen, dan pola argumen. METODE Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif digunakan karena penelitian ini berusaha mendeskripsikan karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 tahun pelajaran 2011/2012, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan karena data yang diperoleh berupa data tuturan atau kata-kata tertulis (Moleong, 2005:4). Peneliti berkedudukan sebagai instrumen yang berperan sebagai pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil penelitian. Peneliti menggunakan tes tulis untuk mengumpulkan data. Instrumen utama penelitian ini adalah lembar kerja siswa yang divalidasi oleh pakar. Data yang diperoleh berupa data verbal, yaitu berupa karangan argumentasi siswa yang diklasifikasikan berdasarkan aspek yang diteliti, sedangkan sumber data berupa karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 Malang yang berjumlah 70 siswa yang berasal dari dua kelas yang berbeda. Teknik pengumpulan data dengan tes menulis. Siswa diberi tugas untuk menulis karangan argumentasi berdasarkan tema yang telah ditentukan peneliti dan diberi Lembar Kerja Siswa. Di dalamnya terdapat panduan untuk mengerjakan tugas, kemudian hasil tulisan siswa didokumentasikan dan dianalisis sesuai rumusan masalah. Data yang diperoleh dianalisis dengan cara berikut: membaca karangan, menyederhanakan data karangan sesuai dengan aspek yang diteliti, memberikan kode, mengkategorikan, mendeskripsikan, dan mengidentifikasi data, membuat korpus data, dan yang terakhir adalah menyajikan data. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan ahli dan menggunakan bahan referensi sebagai data pendukung. HASIL PENELITIAN Analisis karangan argumentasi dalam penelitian ini difokuskan pada karakteristik argumen, wujud argumen, dn pola argument. Karakteristik argumen dilihat dari kelengkapan isi terdiri dari claim, ground, warrant, support, dan qualifier. Unsur claim digunakan untuk menyatakan pendapat yang membutuhkan bukti dan data, ground adalah bukti khusus atau data yang dapat membuat suatu claim tepat atau pasti, warrant adalah pernyataan yang menunjukkan kaidah umum untuk mempertahankan claim, biasanya penghubung atau jembatan antara claim dan ground, support merupakan bahan-bahan lain yang ditambahkan untuk memperkuat penyataan dan data sehingga lebih meyakinkan pembaca, qualifier digunakan untuk menunjukkan kualitas claimnya. Karakteristik yang sering muncul di tiap karangan siswa adalah claim, ground, warrant, support, dan qualifier, sedangkan qualifier tidak banyak ditemukan dalam karangan argumentasi siswa.

3 Wujud argumen dalam karangan argumentasi siswa adalah genus, sebab akibat, keadaan atau sirkumtasi, persamaan, perbandingan, pertentangan, kesaksian atau autoritas. Wujud argumen yang sering digunakan adalah genus, sebab akibat, perbandingan, pertentangan, dan gabungan dari beberapa wujud, antara lain genus dan sebab-akibat, pertentangan dan genus. Wujud genus karangan argumentasi siswa banyak menggunakan klasifikasi barang atau contohcontoh. Wujud sebab akibat digunakan siswa apabila mereka ingin mengemukakan argumen yang kuat. Wujud pertentangan digunakan karena siswa ingin memperkuat argumen dengan cara membandingkan sesuatu dengan yang lain. Wujud argumen yang menggunakan dua varian sekaligus memperlihatkan bahwa penulis ingin lebih memperkuat argumennya. Pola argumen dalam karangan argumentasi dibagi menjadi dua, yaitu induktif dan deduktif. Masing-masing dibagi lagi menjadi beberapa pola. Induktif dibagi menjadi pola generalisasi, hipotesis dan teori, analogi, dan hubungan kausal. Sedangkan deduktif yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif, entimem, dan rantai deduksi. Pola argumen yang ditemukan dalam karangan argumentasi siswa adalah induktif yang bervarian generalisasi tanpa loncatan induktif, hipotesis, dan hubungan kausal. Siswa menggunakan varian generalisasi tanpa loncatan induktif agar tidak ada yang melemahkan argumen yang dikemukakannya. Induktif dengan varian hipotesis merupakan cara yang baik untuk mempertalikan fakta-fakta, dan untuk memperkuat suatu argumentasi. Induktif dengan varian hubungan kausal pada karangan argumentasi siswa cenderung menggunakan sebab akibat. Pola deduktif pada karangan argumentasi siswa hanya berupa entimem. PEMBAHASAN Karakteristik Argumentasi Karakteristik argumen pada penelitian ini lebih cendurung kepada kelengkapan isi, yaitu claim, ground, warrant, support, dan qualifier. Toulmin (dalam Syafi ie, 1988:97) menyebutkan bahwa ada lima konsep dalam argumen, yaitu claim, ground, warrant, support, dan qualifier. Kelima unsur tersebut selalu muncul pada tiap karangan argumentasi siswa. Karangan argumentasi siswa cenderung menggunakan unsur claim, ground, warrant, dan support, atau gabungan dari beberapa unsur tersebut, misalnya claim dan ground. Contoh karangan siswa yang mengandung unsur claim dan ground antara lain Sekolah Menengah Kejuruan (claim). Kalau dilihat secara mendalam dapat diketahui bahwa anak-anak SMK banyak yang lebih siap dari pada anak-anak SMA (claim). Karena SMK lebih membekali siswanya untuk siap kerja dan setiap siswanya harus memiliki keterampilan dan keuletan (ground). Unsur ground dan suppor, claim dan warrant. Bahkan ada karangan yang menggunakan kelima unsur tersebut. Unsur qualifier tidak banyak ditemukan dalam karangan argumentasi siswa. Wujud Argumentasi Dalam argumentasi, fakta-fakta yang hadir digunakan sebagai perwujudan dari sebuah argumen. Wujud argumen dalam karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 Malang adalah genus, sebab akibat, perbandingan, dan pertentangan. Wujud genus yang sering digunakan adalah klasifikasi barang atau

4 contoh, yaitu contoh tentang peralatan yang ada di dalam ruang multimedia, dan prestasi yang diperoleh anak SMK. Selain itu, ada beberapa karangan yang menggunakan pernyataan umum yang ada, misalnya laboratorium merupakan tempat yang digunakan oleh para siswa untuk mempraktikkan materi yang diajarkan. Kalimat tersebut merupakan pernyataan umum yang sebelumnya diketahui penulis. Seperti yang dikemukakan oleh Keraf (2004:110) bahwa contoh selalu mencakup sebuah kelas yang lebih umum. Genus adalah sesuatu yang lebih luas lingkupnya dari obyek yang dibicarakan, sedangkan contoh merupakan genus dari obyek yang dibicarakan. Siswa lebih banyak menggunakan genus dengan contoh-contoh karena mereka akan lebih mudah memperkuat argumen mereka dengan banyak contoh. Wujud argumen yang berupa sebab akibat adalah wujud argumen yang mempergunakan proses berpikir bercorak klausal. Proses berpikir ini menyatakan bahwa suatu sebab tertentu mencakup sebuah akibat yang sebanding, begitu juga sebaliknya (Keraf, 2004:110). Wujud ini dianggap lebih mudah untuk mengungkapkan suatu argumen karena sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Wujud yang berupa perbandingan akan lebih mudah digunakan untuk mengungkapkan suatu argumen jika suatu yang akan dibandingkan lebih kuat dan lebih baik dari hal yang akan dibandingkan. Penulis juga akan menggunakan contoh atau data lain agar apa yang dibandingkan menjadi kuat. Keraf (2004:112) menyatakan bahwa dalam perbandingan tercakup pengertian bahwa, salah satu dari hal yang diperbandingkan lebih kuat (afortiori) dari hal lain yang dijadikan dasar perbandingan. Wujud argumen terakhir yang sering digunakan dalam karangan siswa adalah pertentangan. Dalam karangan argumentasi siswa pertentangan lebih sering ditemukan. Mereka menggunakan pernyataan pertentangan yang didahului dengan pengetahuan yang sebelumnya telah diketahui kemudian ditolak dengan fakta atau kenyataan yang mereka lihat. Pola Argumentasi Dalam karangan argumentasi, dikenal dua pola yaitu induktif dan deduktif. masing-masing memiliki varian berbeda. Induktif memiliki varian generalisasi, hipotesis dan teori, analogi, dan hubungan kausal, sedangkan deduktif memiliki varian silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif, entimem, dan rantai deduksi. Pola induktif bervarian hubungan kausal ada tiga, yaitu sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat. Pada karangan argumentasi siswa ditemukan pola induktif bervarian generalisasi, hipotesis, dan hubungan kausal, sedangkan pola deduktif hanya ditemukan entimem. Pola generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena untuk disimpulkan menjadi suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena (Keraf, 2004:43). Generalisasi yang ditemukan pada karangan argumentasi siswa tersebut antara lain mengungkapkan tentang kelebihan siswa SMK. Siswa mengungkapkan beberapa pernyataan yang kemudian menurunkan suatu kesimpulan berupa generalisasi, yaitu kelebihan siswa SMK dibandingkan siswa SMA. Pola argumen berupa hipotesis juga ditemukan dalam karangan argumentasi siswa, antara lain tentang sekolah yang memiliki fasilitas laboratorium yang lengkap dan yang tidak lengkap. Pada argumen tersebut penulis mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika

5 sekolah tersebut memiliki fasilitas laboratorium yang lengkap dan tidak lengkap. Dari kemungkinan itu akan menghasilkan sebuah pernyataan berupa hipotesis, yaitu jika pengadaan fasilitas laboratorium yang lengkap di tiap SMK sangat penting dan menjadi tanggungjawab tiap sekolah, maka akan dapat mendukung sarana belajar dan mengajar siswa-siswinya. Pola argumen dengan varian sebab-akibat terlihat dalam karangan argumentasi siswa, antara lain: Dengan adanya PSG (Pendidikan Sistem Ganda) di sebuah perusahaan, mereka dapat mengasah kemampuan sesuai dengan jurusan masing- masing. Karangan tersebut dimulai dengan sebab yang kemudian menghasilkan suatu akibat. Keraf (2004:51) yang menyatakan bahwa hubungan sebab ke akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat yang terdekat. Pola argumen deduktif hanya ditemukan varian entimem. Entimem muncul hanya dengan dua preposisi, salah satunya dihilangkan. Walaupun dihilangkan, proposisi itu tetap dianggap ada dalam pikiran, dan dianggap diketahui pula oleh orang lain (Keraf, 2004:72). Salah satu contoh yang ada dalam karangan argumentasi siswa adalah: Setiap jurusan sebaiknya ada laboratorium yang memadahi. Karena laboratorium merupakan sarana dan fasilitas yang paling utama bagi setiap murid. Dengan adanya laboratorium setiap murid bisa belajar lebih efisien dalam menguasai jurusan yang telah dipilih. Entimem pada dasarnya memiliki tiga bagian penting, yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Premis mayor berupa penarikan kesimpulan yang dianggap benar bagi semua anggota kelas/premis yang bersifat umum, premis minor menunjukkan sebuah peristiwa khusus anggota kelas/premis yang bersifat khusus, sedangkan kesimpulan berupa proposisi yang berlaku bagi seluruh kelas. Contoh entimem tersebut muncul dengan dua proposisi, yaitu premis minor dan kesimpulan. Premis minor pada pernyataan tersebut menyatakan bahwa dengan adanya laboratorium setiap murid bisa belajar lebih efisien dalam menguasai jurusan yang telah dipilih, dan sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa laboratorium merupakan sarana dan fasilitas yang paling utama bagi setiap murid. Entimem dengan dua proposisi tersebut perlu diuji kebenaranya dengan cara mengembalikan pada silogisme yang lengkap yakni ada premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Suparno (dalam Rizam, 2010:80) menyatakan bahwa untuk mengetes keabsahan sebuah entimem, harus mengembalikan silogisme asal yang lengkap, dengan mengacu pada prinsip-prinsip silogisme. Premis mayor data tersebut adalah semua SMK sebaiknya ada laboratorium yang memadai. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Karakteristik argumen dalam karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 Malang tahun pelajaran 2011/2012, terdiri dari claim, ground, support, warrant,

6 dan qualifier. Karakteristik qualifier tidak banyak ditemukan dalam karangan argumentasi siswa. Ini menandakan bahwa karangan argumentasi siswa kurang baik karena tidak menunjukkan kualitas claimnya. Di samping itu, sebagian karangan siswa selalu muncul dua atau lebih karakteristik argumentasi, yaitu claim dan ground, claim, ground, dan support, ground, dan support, claim dan warrant, dan claim, ground, warrant, support, dan qualifier. Wujud argumen dalam karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 Malang tahun pelajaran 2011/2012 terdapat genus, sebab-akibat, perbandingan, dan pertentangan. Dalam satu karangan mereka juga menggunakan dua wujud sekaligus, yaitu genus dan sebab-akibat, pertentangan dan genus. Pola argumen dalam karangan argumentasi siswa kelas XI SMKN 12 Malang tahun pelajaran 2011/2012 yang menggunakan pola induktif dan deduktif. Pola induktif terdiri dari (1) generalisasi, (2) hipotesis, dan (3) hubungan kausal. Generalisasi dalam karangan argumentasi siswa tersebut berupa generalisasi dengan loncatan induktif, sedangkan hubungan kausal dalam karangan argumentasi siswa tersebut berupa sebab akibat. Pola deduktif dalam karangan argumentasi siswa tidak ditemukan dalam bentuk silogisme lengkap, namun hanya ditemukan dalam bentuk entimem. Saran Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa karangan argumentasi siswa dapat dianalisis dengan banyak cara, tidak hanya dari karakteristik, wujud, pola, dan unsur pembangun penalaran, tetapi bisa juga dengan cara lain. Oleh karena itu, bagi pihak lain yag ingin meneliti karangan argumentasi siswa disarankan menganalisis dengan cara lain, misalnya dari struktur kalimat. Bagi guru hendaknya menjadikan penelitian ini sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas guru dalam mengembangkan media dan strategi pembelajaran di sekolah, terutama dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sebaiknya pembelajaran tentang menulis karangan argumentasi bisa ditingkatkan. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan tentang karangan argumentasi siswa SMK.

7 DAFTAR RUJUKAN Keraf, Gorys Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. Moleong, L.J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Mussen, P.L, Conger, J.J, Kagan, & J. Huston, A.C Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga. Nurhadi Bagaimana Menulis (Handbook of Writing). Malang:Universitas Negeri Malang. Rizam, Masyithah Maghfiroh Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian Jawa Pos Edisi November Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Syafi ie, Imam Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK.