BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah dalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu, mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh. Pada tubuh orang dewasa sehat terdapat darah kira-kira 1/3 dari berat badan atau empat sampai lima liter. Bila terjadi kehilangan darah dalam jumlah banyak dan waktu singkat akibat perdarahan, pembedahan ataupun komplikasi dari melahirkan, yang paling mendesak adalah mengganti cairan yang hilang dengan segera. Transfusi sel darah merah dapat menjadi penting karena akan mengembalikan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. 2 8 Berdasarkan latar belakang di atas, dirasa perlu dibuat suatu sistem pencatatan dan pelaporan persediaan darah yang meliputi penerimaan darah dan penggunaan darah di RS Aulia untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam penulisan, menghindari terjadinya mal praktek yang dilakukan oleh oknum tertentu serta menghasilkan data yang cepat dan akurat.
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Untuk mengantisipasi kebutuhan darah, dibentuk Unit Transfusi Darah kabupaten / kota bertugas menyediakan darah yang layak untuk digunakan dan Bank darah di Rumah Sakit sebagai unitdistribusi darah. Darah yang layak diberikan kepada pasien adalah darah yang telah lulus uji saring dan cocok dengan darah pasien. Dalam setiap pelayanan di Bank Darah mulai dari pengambilan sempel darah sampai dengan pemberian darah kepada pasien dilakukan pencatatan. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Membuat pencatatan dan pelaporan persediaan darah RS Aulia 2 8 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Membuat form identitas darah masuk.
2. Membuat form penggunaan darah. 3. Membuat report penerimaan darah per bulan. 4. Membuat report penggunaan darah per bulan. 5. Membuat report penerimaan darah per semester 6. Membuat report penggunaan darah per semester. 7. Membuat report peneriman darah per tahun. 8. Membuat report penggunaan darah per tahun. 9. Membuat report penggunaan bahan habis pakai. 10. Membuat formulir pengeluaran darah. 2 8 1.4 Manfaat 1. memberikan kemudahan bagi petugas dalam darah masuk dan darah keluar
2. Memberikan kemudahan bagi petugas dalam pembuatan tabel laporan. 1.5 Kegiatan transfusi darah di Rumah Sakit Umum Proklamasi 2 8
Pencatatan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam pelayanan penggunaan darah di RS Aulia. Data ini perlu untuk memantau perkembangan pasien yang menggunakan darah. Pencatatan yang tidak lengkap mengakibatkan laporan yang kurang akurat dan menjadikan kegiatan pelaporan menjadi suatu kegiatan yang membosankan karena banyaknya data yang harus ditulis oleh katena keterbatasan pasilitas dan SDM, maka di RSU Proklamasi belum dapat dibentuk Bank darah RS, meskipun demikian pelayanan transfusi darah tetap terlaksana dan terrealisasi di RS. BAB II RUJUKAN 2.1 Dasar Hukum Upaya Transfusi darah di Indonesia Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 sudah mengakomodir pelayanan darah sekaligus mengakomodir PP no.18 tahun 1980 yang sudah lama digunakan dalam kegiatan transfusi darah. Sampai sekarang aturan yang ada PP No. 18/1980 yang berbunyi: Pelaksana Pelayanan Transfusi darah di Indonesia diamanatkan kepada PMI atau badan lain yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Jadi untuk daerah yang tidak ada UTD PMI boleh saja RS atau badan lain yang ditunjuk oleh Menkes. a. Pelayanan Darah Pasal 86
(1) Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komersial. (2) Darah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh dari pendonor darah sukarela yang sehat dan memenuhi kriteria seleksi pendonor dengan mengutamakan kesehatan pendonor. (3) Darah yang diperoleh dari pendonor darah suka rela sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebelum digunakan untuk pelayanan darah harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mencegah penularan penyakit. Pasal 90 (1) Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (2) Pemerintah menjamin pembiayaan dalam penyelenggaraan pelayanan darah. (3) Darah dilarang dipeijualbelikan dengan dalih apa pun. Pasal 91 (1) Komponen darah dapat digunakan untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan melalui proses pengolahan dan produksi.
(2) Hasil proses pengolahan dan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat satu (1) dikendalikan oleh Pemerintah. Pasal 92 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan darah diatur dengan Peraturan Pemerintah. 2.2 Bank Darah Rumah Sakit I. Fungsi bank darah Rumah Sakit Sebagai penyimpanan darah dan pendistribusiannya pada pasien melalui petugas rumah sakit. a. Darah aman bagi pasien Pasien tidak tertular penyakit infeksi melalui tranfusi darah Pasien tidak mendapatkan kompolikasi seperti: b. Ketidak cocokan golongan darah
Aman bagi donor Donor tidak tertular penyakit infeksi melalui tusukan jari / vena. Donor tidak mengalami komplikasi setelah menyumbangkan darah, seperti: Kekurangan darah Mudah sakit / sering sakit c. Aman bagi petugas Petugas tidak tertular penyakit infeksi melalui darah Melalui luka kecil ditangan Tertusuk jarum pengambilan darah sewaktu menutup kelmali j arum Pasal 87 (1) Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Transfusi Darah.
(2) Unit Transfusi Darah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalangmerahan. Pasal 88 (1) Pelayanan transfusi darah meliputi perencanaan, pengerahan pendonor darah, penyediaan, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelaksanaan pelayanan transfusi darah dilakukan dengan menjaga keselamatan dan kesehatan penerima darah dan tenaga kesehatan dari penularan penyakit melalui transfusi darah Pasal 89 Menteri mengatur standar dan persyaratan pengelolaan darah untuk pelayanan transfusi darah. Lingkungan keija tidak tercemar oleh darah yang merupakan bahan potensial infeksi Melaui alat pakai ulang yang tidak didesinfektan ( seperti gunting) II. Tugas bank darah rumah sakit 1. Menerima darah dari UTD (unit transfusi darah) sudah diuji saring terhadap IMLTD 2. Menyimpan darah 3. Melakukan uji cocok serasi darah pada pasien 4. Menyerahkan darah yang cocok untuk pasien pada petugas rumah sakit (Perawat)
III. Kompetensi petugas Bank darah rumah sakit Petugas bank darah rumah sakit haras mengetahui, mampu dan terampil melaksanakan : 1.Penyimpan darah 2.Penyampaian / distribusi darah, termasuk uji cocok serasi IV. Pengetahuan dasar yang diperlukan petugas bank darah rumah sakit 1.Teknologi tranfusi darah 2.Serologi golongan darah / immunohematologi 3.Kendali mutu 4.Pencatatan dan pelaporan
V. Bank Darah Rumah Sakit 1.Berlokasi di Rumah Sakit 2.Dikelola oleh rumah sakit 1. Upaya untuk memenuhi syarat penyimpan an a) Mencegah pembekuan darah b) Menyediakan bahan untuk metabolisme sel darah c) Menekan metabolism 2. Pengawet / pelindung darah a) Pengawet darah terdiri dari: Antikoagulan : sitrat
Bahan - bahan untuk metabolisme sel b) Pengawet darah dalam penyimpanan bentuk cair : ACD : Acid - Citric - Dextrose CPD : Citric- Phosphate- Dextrse CPD-A : Citric - Phosphote - Dextrose Adenine Sitrat sebagai antikoagulan Tabel1. Lama simpan darah lengkap berdasarkan jenis pengawet darah Mempertahankan darah tetap dalam keadaan cair dengan mengikat kalsium ( Ca 2+ ) dalam darah Aman bagi manusia
Efek samping keracuanan terjadi bila konsentrasi tinggi dengan gejala Semutan sekitar mulut Rasa tertekan pada diafragma akibat dari: Turunnya kadar kalsium ( Ca 2+ ) darah Peran kalsium dalam metabolisme pembekuan darah
Digram 1. Alur pembekuan darah
2.3 Penyimpanan Darah1. Syarat penyimpanan darah invitro Sel darah harus tetap hidup selama disimpan invitro Sel darah harus tetap berfungsi setelah di tranfusikan pada respiren Metabolisme invitro. Ada keseimbangan antara : Produksi dan destruksi
Sintesa dan pemecahan (protein dll) Sel darah memerlukan energy Untuk mendapatkan energi perlu metabolism Metabolisme memerlukan bahan Tidak ada keseimbangan antara : Produksi dan destruksi Sintesa dan pemecahan Hanya ada destruksi tanpa produksi Sel darah memerlukan energy Untuk mendapatkan energi perlu metabolism Metabolisme memerlukan bahan
Netralisasi sitrat Dengan memberikan kalsium glukonas 10% 10 ml untuk dewasa 4-8 ml untuk bayi Keracunan dapat terjadi pada : Transfusi banyak dan cepat Transfusi pada pasien dengan gangguan hati Transfusi tukar pada bayi 5 ml / unit 2.Menekan metabolism Darah / komponen darah disimpan pada suhu rendah Suhu 4 C : Metabolisme 1/40 x
Metabolisme pada suhu 37 C Suhu - 196 C : Metabolisme 0 Suhu simpan darah Masing - masing komponen mempunyai suhu simpan optimal Suhu simpan optimal harus terns dijaga (cold chain) Monitoring suhu simpan tiap 4-6 jam (baca dan catat) Dua cara penyimpanan darah Penyimpanan dalam bentuk cair Penyimpanan dalam bentuk beku
Alat penyimpanan darah Blood Bank Refrigerator 4 C ± 2 C Freezer - 30 C Platelet incubator 22 C ± 2 C Penempatan alat penyimpan darah Ditempat aman Tidak terkena sinar matahari langsung Ada jarak dari tembok Alur listrik / stop kontak tersendiri Alat transfortasi darah
Blood transporter (luar RS ) Kotak khusus darah ( dalam RS ) 3. Cara penyimpanan darah ( DL/WB, DMP/PRC ) Kantong darah diletakan berdiri diatas penopang kantong darah Darah yang barn diletakan dibagian belakang Darah dikocok / dibalik-balik secara teratur Pengeluaran darah sistim FIFO 4. Cara menyimpan trombosit Pekat Horizontal di atas rak bergoyang dalam inkubator 22 C ± 2 C Tidak ditumpuk
5. Cara transportasi darah Suhu waktu transportasi sama dengan suhu simpan optimal Pakai pendingin Termometer maksimal minimal Kemasan : 1/3 bagian atas kantong Hindari kontak langsungt darah dengan bahan pendingin 6. Perubahan selama penyimpanan darah invitro Perubahan daya hidup / viability sel darah Eritrosit Trombosit
Leukosit Perubahan kimiawi Perubahan kadar adenosine triphosphat (ATP) Penurunan kadar 2,3 diphospho gliserate (2,3 DPG) Perubahan ph darah Penurunan faktor pembekuan labil Peningkatan Hb plasma Peningkatan amoniak Peningkatan asam laktat Suhu simpan komponen darah dalam bentuk cair Tabel 2. Suhu simpan komponen darah darah dalam bentuk cair
4 C ± 2 C Darah lengkap 22 C ± 2 C Trombosit pekat Suhu simpan komponen darah dalam bentuk beku Tabel 3. Suhu simpan komponen darah dalam bentuk beku -18 C - 30 C Plasma segar - 85 C Darah merah Pekat Catatan suhu simpan darah
Ditempel di setiap alat penyimpanan darah Diisi secara teratur Disimpan 1 ( satu) tahun Tabel 4. Contoh : Blood Bank Refrigator I 2 Daya hidup (viability) eritrosit Daya hidup eritrosit menurun sebanding dengan masa simpan Tabel 5. Masa simpan dan sel musnah
Waktu penyadapan 1-5 % Patokan masa simpan eritrosit % eritrosit hidup 24 jam post tranfusi minimal 70
%Daya hidup trombosit Daya hidup trombosit menurun sebanding dengan masa simpan, tergantung suhu simpan Daya hidup trombosit pada suhu simpan 4 C ± 2 C lebih buruk dari pada suhu simpan 22 C ± 2 C Daya hidup leukosit Daya hidup leukosit menurun cepat sebanding masa simpan Tabel 6. Masa simpan dan perubahan 48 jam Bentuk berubah Akibat penurunan kadar ATP
Hilangnya lipid membran sel Berkurangnya elastisitas sel Perubahan bentuk sel (dari bentuk bikonkaf menjadi bulat) Akibat penurunan 2,3 DPG Daya ikat oksigen pada molekul Hb menjadi lebih kuat Darah segar Mengandung trombosit, faktor pembekuan labil ( V, VIII ) yang masih cukup untuk terjadinya pembekuan Hanya dipakai untuk pasien : Kekurangan eritrosit dengan gangguan pembekuan darah secara bersamaan Setelah transfusi massif Transfusi tukar Darah baru
Mengandung cukup 2,3 DPG Rendah kalium (K + ) Rendah amoniak Untuk pasien: Yang memerlukan resusitasi / oksigenasi jaringan yang cepat Penyakit ginjal Penyakit hati
Darah simpan Mengandung eritrosit Untuk pasien: Kekurangan eritrosit 2.4 Pemberian komponen darah 1.Transfusi komponen darah a) Transfusi sel darah merah Tabel 7. Transfusi sel darah merah
Darah Lengkap Dibawa dari bank darah ke ruang rawat dengan kotak kemas darah yang dapat menjaga suhu 4 ±2 C (insulated box) Darah merah pekat Periksa keadaan kantong darah dan keadaan darah 2) Transfusi sel darah merah Darah perlu dihangatkan pada: Transfusi banyak dan cepat Dewasa : lebih dari 50 ml/kg/jam Anak : lebih dari 15 ml/kg/jam Transfusi tukar pada bayi Pasien dengan aglutinia dingin yang klinis bermakna
Menghangatkan darah dalam selang transfusi menuju tubuh pasien Tidak menghangatkan darah dalam kantong Pelepasan oksigen kejaringan menjadi berkurang Darah dengan 2,3 DPG rendah tidak menambah oksigen jaringan walaupun kadar Hb naik Peningkatan kalium (K + ) Karena sel tidak mampu mempertahankan K + dalam sel Disertai masuknya natrium (Na + ) beserta air kedalam sel Darah dengan kalium plasma tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit ginjal Peningkatan amoniak plasma Disebabkan oleh penghancuran /destruksi protein Darah dengan amoniak plasma yang tinggi kurang tepat untuk penderita penyakit hati
Peningkatan asam laktat plasma dan penurunan ph darah Karena penumpukan asam laktat sebagai hasil akhir proses glikolitik dalam eritrosit Bertambahnya asam menyebabkan turunnya ph darah Peningkatan Hb plasma Disebabkan oleh bertambahnya eritrosit yang lisan selama penyimpanan Tabel 8. Macam darah menurut lama simpan Darah segar 48 jam Trombosit dan faktor Darah simpan s/d tanggal Eritrosit Darah dihangatkan dengan alat khusus penghangat darah (blood warmer) Menghangatkan darah dalam selang transfusi menuju tubuh pasien
Tidak menghangatkan darah dalam kantong 3) Transfusi trombosit Tabel 9. Transfusi trombosit Trombosit pekat (random donor) Dibawa dari bank darah ke ruang rawat dengan kotak kemas darah yang dapat menjaga suhu 22 ± 2 C (insulated box ) Periksa keadaan kantong darah dan keadaan komponen didalamnya Trombosit pekat Gunakan blood transfusion set/slang transfusi dengan filter standar ( 170-200U) Ganti selang transfusi setelah 12 jam
Pada hawa panas ganti slang transfusi lebih sering atau setiap setelah 4 kantong darah bila ditransfusi kurang dari 12 jam Jangan memasukan obat kedalam kantong darah Pantau pasien transfusi 15 menit pertama, kemudian setiap 1 jam Catat pada lembar kerja tindakan transfusi 4. Efek samping transfusi komponen darah Tabel 10. Efek Samping Trombosit pekat Urtikari, menggigil, demam, alloimunisasi Leukosit pekat Bila ada urtikari, menggigil, demam 5. Transfusi plasma segar beku 9 FFP) dan kriopresipitat
Tabel 11. Transfusi Plasma Plasma segar bekudicairkan di bank darah Dibawa dengan kotak kemas darah yang dapat menjaga suhu 4 ± 2 (insulated box) Periksa keadaan kantong darah dan keadaan komponen didalamnya 6. Evaluasi hasil transfusi
Satu (1) jam post - transfusi ambil sempel darah pasien untuk evaluasi peningkatan komponen darah yang ditransfusibab III KEBIJAKAN TRANSFUSI DARAH 3.1 Rekomendasi pemakaian darah Pemberian/ penggunaan darah hanya dilakukan apabila ada indikasi medik, memakai komponen darah yang dibutuhkan dalam jumlah dan waktu yang tepat. Penentuan jenis pengolahan darah yang akan ditransfusikan kepada pasien haruslah atas permintaan dokter yang menangani pasien dengan memperhatikan rasionalitas pemakaian darah. Penggunaan darah dan komponen darah secara rasional yang merupakan Rekomendasi Unit Pengkajian Tehnologi Kesehatan Diijen Yanmedik Departemen Kesehatan RI: 1. Rekomendasi transfusi sel darah merah:
- Transfusi sel darah merah diindikasikan pada kaadar Haemoglobin (Hb)<7 g/dl, terutama pada anemia akut. - Bila pasien asimptomatik dan/ atau ada terapi spesifik lainnya yang lebih tepat, batas kadar Hb yang lebih rendah dapat diterima, misalnya anemia hemolitik autoimun dapat diterapi dengan steroid (Rekomendasi A) Transfusi sel darah merah dapat dilakukan pada kadar Hb 7-10 g/dl apabila ditemukan tanda-tanda hipoksia atau hipoksemia yang ditemukan secara klinis (contohnya gangguan kesadaran) dan laboratorium.(rekomendasi C) 7. Transfusi plasma segar beku 9 FFP) dan kriopresipitat Tabel 11. Transfuse Plasma Plasma segar bekudicairkan di bank darah Dibawa dengan kotak kemas darah yang dapat menjaga suhu 4 ± 2 (insulated box) Periksa keadaan kantong darah dan keadaan komponen didalamnya
8. Mencairkan FFP / Kriopresipitat Dicairkan pada suhu 37 C Menggunakan alat: Pemanas air (waterbath) Alat pencair plasma secara kering (dried thawing) 9. Cara transfusi komponen darah Cocokkan identitas pada formulir penyerahan darah dengan identitas pada kantong darah Identifikasi pasien dengan benar Cocokkan identitas pasien dengan identitas pada kantong darah ( oleh 2 perawat) - Transfusi tidak dilakukan bila kadar Hb > 10 g/dl, kecuali bila ada indikasi tertentu,
misalnya penyakit yang membutuhkan kapasitas transport oksigen lebih tinggi (Contoh: Penyakit Paru Obstruktf berat dan penyakit jantung iskemik berat. (Rekomendasi A). - Transfusi pada neonatus dengan gejala hipoksia dilakukan pada kadar Hb < 11 g/dl, bila tidak ada gejala hipoksia batas ini dapat diturunkan hingga 7g/dl (seperti anemia pada bayi premature). - Jika terdapat penyakit jantung atau paru atau yang sedang membutuhkan suplementasi oksigen batas untuk memberi transfusi darah adalah Hb < 13 g/dl. (Rekomendasi C) 2. Rekomendasi transfusi Trombosit: Pengobatan pada perdarahan akibat trombositopenia dengan hitung trombosit <50.000/pL atau pada perdarahan mikrovaskuler difus dengan hitung trombosit< 100.000/pL. (Rekomendasi C) Profilaksis dilakukan pada pasien yang menjalani operasi, prosedur invasive atau setelah transfusi massif dengan hitung trombosit < 50.000/pL (Rekomendasi C). Profilaksis juga diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi trombosit yang mengalami perdarahan (Rekomendasi C). Pada kasus DBD dan KID supaya merujuk pada penatalaksanaan masing-masing (Rekomendasi C). 3.Rekomendasi transfusi plasma segar beku (Fresh Frozen Plasma=FFP) Mengganti defisiensi factor koagulasi dan factor inhibitor koagulasi baik yang didapat atau bawaan bila tidak tersedia konsentrat factor spesifik atau dalam bentuk kombianasi (Rekomendasi C).
Untuk mengobati perdarahan secara cepat akibat gangguan hemostasis yang mengancam jiwa pada terapi warfarin (Rekomendasi C) Untuk mengobati perdarahan akibat gangguan koagulasi pasca trasfusi massif atau operasi by pass jantung atau pada pasien dengan penyakit hati. (Rekomendasi C). 4. Rekomendasi transfusi Kriopresipitat Profilaksis pada pasien dengan defisiensi fibrinogen yang akan menjalani prosedur invasive atau terapi pada perdarahan. (Rekomendasi C) Pasien dengan hemophilia A dan penyakit von Willebrand dengan perdarahan atau yang tidak responsive terhadap pemberian desmopresin asetat atau yang akan menjalani pembedahan (Rekomendasi C).
BAB IV ALUR KEGIATAN TRANSFUSI DARAH DIRSU PROKLAMASI 4.1 Permintaan darah a. Perawat mengisi formulir PMI, dokter menandatangani dan mengisi kebutuhan darah ( jumlah) dan jenis darah yang dibutuhkan. b. Perawat mengambil sempel darah pasien yang akan ditransfusi.
c. Perawat menyerahkan sempel dan formulir PMI yang sudah lengkap (diisi) ke laboratorium serta mengisi buku permintaan darah yang ada di laboratorium. d. Laboratorium konfirmasi ke PMI untuk kebutuhan darah yang dibutuhkan oleh pasien di rumah sakit. 4.1.2 Pengambilan darah a. Laboratorium, mencari kurir yang akan berangkat ke PMI. b. Orang rumah sakit ( kurir) ke PMI dengan membawa formulir dan sempel darah, serta membawa blood transpoter. 4.1.3 Pengeluaran darah a. Laboratorium konfirmasi keperawat, persediaan darah sudah ada b. Laboratorium mencocokana identitas pasien yang ada pada formulir penyerahan darah dengan identitas pada kantong darah.
c. Perawat mengisi buku untuk pengambilan darah dan mencocokan identitas pasien dengan identitas yang ada pada kantong darah d. Perawat membawa darah dari laboratorium dengan menggunakan insulated box 4.1.4 Pemberian darah a. Cocokkan identitas pada formulir penyerahan darah dengan identitas pada kantong darah b. Identifikasi pasien dengan benar c. Cocokkan identitas pasien dengan identitas pada kantong darah ( oleh 2 perawat) d. Gunakan blood transfusion set / slang transfusi dengan filter standar ( 170-200 U) e. Ganti selang transfusi setelah 12 jam f. Pada hawa panas ganti slang transfusi lebih sering atau setiap setelah 4 kantong darah bila ditransfusi kurang dari 12 jam g. Untuk transfusi sel darah merah ( darah lengkap, darah merah pekat, darah lengkap
segar ) tidak perlu dihangatkan dan diberikan tidak lebih dari 4jam (15 tts / menit) h. Untuk transfusi trombosit, berikan segera setelah dikeluarkan dari penyimpanan dan sebelum diberikan harus digoyangkan dulu / di kocok, dan diberikan tidak lebih dari 20 menit (13 tetes/menit). i. Jangan memasukan obat ke dalam kantong darah j. Pantau pasien transfusi 15 menit pertama, kemudian setiap 1 jam. k. Catat pada lembar keija tindakan transfusi Pada Kasus trombositopenia karena penyebab khusus (Contoh: Anemia Aplastik, ITP) pemberian transfusi thrombosit mengacu pada protocol khusus.
BAB V PENUTUP
Darah adalah suatu cairan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang berfungsi sebagai alat pengangkut yaitu, mengambil oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru, mengambil zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan tubuh, mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal, sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit, menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock, mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi.