BAB II URAIAN TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. tamu sangatlah ditentukan oleh siapakah yang melayani tamu tersebut. Penampilan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Untuk hal itu, orang mencari tempat berbelanja kebutuhan sehari-hari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP. khususnya semakin maju. Hal ini menyebabkan meningkatnya persaingan pasar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan manusia semakin. berkembang dan semakin majunya juga perkembangan teknologi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum dan Deskriptif Objek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya RSI Ibnu Sina Padang

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cenderung meningkat.dengan meningkatnya kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan, dalam hal ini adalah laba. Laba dapat diperoleh dari para

Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Presented by : M Anang Firmansyah

BAB I PENDAHULUAN. tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Didalam aspek perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal berikut: Memberi informasi pada konsumen dengan cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri pariwisata sebagai bagian dari sektor ekonomi yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. dari luas wilayah Propinsi DIY (

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dan turut menentukan produk, menciptakan keuntungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. citra yang kurang baik terhadap pihak pemerintah. Mengingat fungsi utama

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penunjang tersebut memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan persaingan yang semakin

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN. manusia sering kali kegiatan ekonomi selalu berubah sesuai dengan

BAB II URAIAN TEORITIS. Kepuasan Para Pengguna Jasa Kereta Api pada PT. Kereta Api (Persero) Medan

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB 1 PENDAHULUAN. terus menerus tanpa dibatasi oleh waktu (Kasmir,2004:131). Tidak terkecuali pada persaingan usaha perhotelan di Indonesia.

BAB II KERANGKA TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI GRAND ORCHID HOTEL SURAKARTA

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS JASA LAYANAN INFORMASI DI PERPUSTAKAAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS PADA SALON GAUL

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bagianfront office yang menawarkan fasiltas Hotel.Front

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAYANAN PRIMA 11 AP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

Company Profile 5/17/2013 D HOME INTERIOR. Office: PUP SEKTOR V BLOK H9 NO.25 KOTA HARAPAN INDAH BEKASI TELP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, kebutuhan manusia

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

10 BAB II URAIAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian dan Arti Penting Pelayanan Pelayanan merupakan rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Pada perusahaan jasa, pelayanan merupakan strategi perusahaan untuk merebut pangsa pasar dalam menghadapi persaingan. Hal ini dikarenakan dengan memberikan pelayanan yang baik serta berkualitas kepada konsumen, maka konsumen akan merasa mendapat kepuasan dan dihargai sehingga akan tetap merasa senang untuk menjadi pelanggan perusahaan, demikian juga sebaliknya. Bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan merupakan tujuan utama, karena pelayanan yang dikerjakan secara profesional akan memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan dan nama baik (Good will) perusahaan. Jika diabaikannya pelayanan maka bisa menimbulkan rasa tidak puas di pihak langganan dan ini jelas akan merugikan pihak perusahaan. Moenir (2007 : 16) mendefenisikan pelayanan adalah Suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain secara langsung. Sedangkan menurut Soekadijo (2006 : 188) menyatakan: Pelayanan adalah fasilitas pelayanan jasa yang penyajiannya disertai keramah-tamahan yang menyenangkan untuk para pelanggan, dengan sebagai suatu yang menyenangkan merupakan daya tarik, dengan demikian keramah-tamahan dapat mengangkat 10

11 pemberian jasa menjadi suatu atraksi bagi calon pelanggan. Memberikan pelayanan yang baik kepada orang lain pada hakekatnya menunjukkan perasaan senang kepada orang lain. Memuaskan langganan sebenarnya adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan mereka. Sebagai seorang pemberi pelayanan maka dihadapkan pada tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Selanjutnya Soetjipto (2007: 18) menyatakan tentang kualitas pelayanan (service quality) : Service quality dapat didefenisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggan atas pelayanan yang mereka terima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas layanan dengan layanan yang benar-benar mereka terima. Kualitas pelayanan menurut pernyataan di atas merupakan sebuah perbandingan akan kenyataan yang diperoleh pelanggan, apakah sesuai dengan harapan yang mereka inginkan. Jika sesuai dengan yang mereka inginkan, dapat dikategorikan bahwa pelayanan tersebut berkualitas baik. Kotler (2005 : 119) memberikan suatu defenisi tentang pelayanan sebagai berikut : Layanan jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intengible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa jasa merupakan suatu aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual, karena dalam prakteknya

12 hampir semua bisnis yang dilakukan oleh pelaku bisnis berkaitan erat dengan pelayanan, baik itu bisnis jasa maupun bukan. 2. Upaya Meningkatkan Pelayanan Berbicara mengenai upaya peningkatan pelayanan berarti berbicara tentang bagaimana cara yang harus diperoleh agar mutu / kualitas tersebut ditingkatkan. Pelayanan yang diberikan hendaknya pelayanan yang dapat memberikan rasa puas bagi si penerima layanan tersebut dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dituntut untuk selalu disempurnakan dan ditingkatkan kualitasnya pada masa yang akan datang. Mutu pelayanan menentukan citra perusahaan adalah baik buruknya citra perusahaan dimata pelanggannya tergantung pada pelayanan sehari-hari yang dapat ditingkatkan melalui: 1. Pengembangan dan penciptaan prosedur yang bersahabat, relevan, hemat waktu, dan tidak berbelit-belit 2. Penyelesaian masalah secara jitu dan kreatif 3. Menghadapi pelanggan secara bijaksana dalam situasi yang sulit sekalipun. Baiknya sebuah pelayanan dapat dicapai dengan adanya suatu upaya serius untuk menuju kepada sebuah pelayanan yang berkualitas. Berbagai cara yang valid dan reliabel dan telah teruji dipasar dapat dilakukan oleh perusahaan sehingga perusahaan benar-benar mampu menjadi pemenang ditengah-tengah arena persaingan. Di dalam dunia bisnis yang penuh persaingan ini setiap perusahaan dituntut untuk selangkah lebih maju dibandingkan dengan pesaingnya. Untuk itu

13 setiap perusahaan berusaha meningkatkan citra perusahaannya dengan meningkatkan kualitas produk / jasa dari pelayanannya. Dengan pelayanan yang baik akan menciptakan jasa yang bermutu dan dengan mutu pelayanan yang baik maka penjualan pun bisa meningkat. Setelah pelayanan dilakukan, maka untuk melihat apakah pelayanan sudah baik dan berkualitas maka dapat diukur melalui beberapa cara. Pawitra (2006 : 45) menyatakan: Ada beberapa jenis pengukuran kinerja pelayanan, yaitu: a. Ukuran kinerja deskriptif b. Ukuran kinerja evaluatif c. Ukuran kinerja ekonomis d. Ukuran kinerja sosial. Ukuran kinerja deskriptif menyediakan wawasan tentang operasi suatu sistem tanpa menilai kualitas dari operasi itu. Ukuran kinerja evaluatif menyediakan suatu norma atau ukuran yang dipergunakan sebagai patokan untuk menilai situasi sebenarnya. Ukuran kinerja ekonomis merupakan bagian dari kinerja evaluatif dengan tekanan kepada evaluasi berdasarkan norma ekonomis. Ukuran kinerja sosial menitik beratkan pada dampak dari proses ekonomis pada tingkat kesejahteraan kelompok sosial dan tidak pada efisiensi ekonomis. 3. Indikator Pelayanan Pada dasarnya pelayanan dapat menunjang perusahaan untuk mencapai suatu tujuan karena secara tidak langsung pelayanan sangat mempengaruhi tingkat hunian kamar untuk memudahkan konsumen, memberikan standar keamanan dan

14 kenyamanan bagi konsumennya. Menurut Farida Jasfar (2005, hal. 30) adapun indikatornya adalah sebagai berikut : a. Ketepatan waktu pelayanan. Hal-hal yang perlu diperhatikan disini berkaitan dengan waktu dan waktu proses. b. Akurasi pelayanan. Berkaitan dengan relialibilitas pelayanan dan bebas kesalahan-kesalahan. c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, harus ditingkatkan ini diutamakan bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal, seperti operator telepon, petugas keamanan, kasir, penerima tamu dan lain-lain. Citra pelayan dari industri jasa sangant ditentukan oleh orangorang dari perusahaan yang berada pada garis depan dalam melayani langsung pelanggan eksternal. d. Tanggung jawab. Berkaitan dengan penerimaan pesanan dan penanganan keluhan dari pelanggan eksternal. e. Kelengkapan, menyangkut lingkup pelayanan dan ketersediaan sarana pendukung, serta pelayanan komplementer lainnya. f. Kemudahan mendapatkan pelayanan. Kemudahan ini berkaitan dengan banyaknya outlet, serta banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer untuk memproses data dan lain-lain. g. Variasi model pelayanan. Yang berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola-pola baru dalam pelayanan, dan features dari pelayanan. h. Pelayanan pribadi. Berhubungan dengan fleksibilitas dan penanganan permintaan khusus.

15 i. Kenyamanan dalam memperoleh palayanan. Berkaitan dengan lokasi, ruang tempat pelayanan, kemudahan menjangkau tempat parkir kenderaan, ketersediaan informasi, petunjuk dan bentuk-bentuk lain. j. Atribut pendukung lainnya. Seperti AC, kebersihan, dan fasilitas-fasilitas lainnya. 4. Pengertian Sarana Prasarana Sarana prasarana adalah sumber daya fisik yang ada sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada konsumen Farida (2005, hal. 30), sedangkan menurut Sulistiyono dalam Ari Budi (2010) sarana prasarana adalah penyediaan perlengkapan-perlengkapan fisik untuk kemudahan para konsumen dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya, sehingga kebutuhan konsumen dapat terpenuhi selama memakai jasa tersebut. Segala sarana prasarana fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan, ruangan harus diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan atau didapat konsumen secara langsung. Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab kalau tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan pada gilirannya akan menurunkan laba. Menurut Tjiptono (2000) ada beberapa unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan fasilitas jasa, yaitu: 1) Perancang ruang Unsur ini mencakup perencanaan interior dan arsitektur seperti penempatan perabotan dan perlengkapan dalam ruangan, desain aliran sirkulasi dan lainlain. Seperti penempatan ruang pertemuan perlu diperhatikan selain daya

16 tampungnya, juga perlu diperhatikan penempatan perabotan atau perlengkapan. 2) Perlengkapan atau perabotan Perlengkapan berfungsi sebagai sarana pelindung barang-barang berharga, sebagai tanda penyambutan bagi para konsumen. 3) Area parkir yang memadai Area parkir perlu untuk dipertimbangkan dalam penentuan lokasi perusahaan, dimana area parker ini juga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Sarana dan prasarana adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pekerjaan manajemen, seperti gedung, ruang, meja, kursi, serta alat-alat yang menopang suatu pekerjaan. Sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien. Arti sarana dan prasarana seringkali disamakan dengan kata fasilitas. Lebih luas fasilitas diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha. Usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan dengan sarana. jadi manajemen sarana dan prasarana adalah segenap proses penataan yang bersangkutan dengan pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana dan prasarana agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif. 5. Manfaat dan Tujuan Sarana Prasarana Manfaat dari manajemen sarana dan prasarana adalah:

17 1. Untuk menentukan dan menyusun rencana kebutuhan barang. 2. Untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam pengarahan pengadaan barang. 3. Untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam penyaluran barang 4. Untuk menetukan keadaan barang (tua, rusak atau kebih) sebagai dasar sebagai dasar ditambah atau dikuranginya barang 5. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian barang 6. Untuk pengontrolan dan pengevaluasian saran prasarana dalam sebah lembaga tersebut. Secara umum, tujuan sarana dan prasarana adalah memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana dalam rangka terselenggaranya proses pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pekerjaan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan ini, melalui manajemen sarana dan prasarana diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh suatu organisasi adalah sarana dan prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan organisasi, dan dengan dana yang efisien. 2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. 3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana perusahaan, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel organisasi.

18 4. Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan perusahaan yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi pimpinan maupun karyawan dan masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat-alat fasilitas pekerjaan yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pencapaian tujuan perusahaan, baik oleh pimpinan maupun karyawan perusahaan. 6. Indikator Sarana Prasarana Selanjutnya pada dasarnya sarana prasarana juga dapat menunjang perusahaan untuk mencapai suatu tujuan karena secara tidak langsung sarana prasarana sangat mempengaruhi tingkat pelayanan, adapun indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Sarana prasarana penunjang (Supporting pacility), yaitu pada perusahaan pengiriman barang yang menjadi fasilitas penunjang adalah bangunan, lapangan parkir, dan kendaraan. 2. Barang-barang pendukung (Facilitating goods), yaitu barang-barang pendukung yaitu bahan-bahan yang dibeli atau yang dikonsumsi oleh konsumen dan termasuk setiap item yang disediakan oleh pemberi jasa seperti computer, telepon, televisi, dan alat-alat tulis.

19 7. Pengertian Hunian Kamar Menurut Dimyati, (1989) hunian kamar adalah merupakan wadah yang disediakan untuk sarana tempat tinggal sementara (akomodasi) bagi umum, yaitu : orang-orang yang datang dengan berbagai ragam tujuan, maksud serta keperluan ke daerah di mana hunian kamar hotel berdomisili. Hunian kamar hotel memilih domisilinya di tempat-tempat atau di lingkungan daerah yang memiliki potensi untuk dikunjungi, seperti panorama, adat istiadat masyarakat, sosial, budaya, sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, keagamaan dan pusat kegiatan spiritual dan lain-lain. Hunian kamar hotel sebagai tempat tinggal sementara harus dapat mencerminkan pola kebudayaan masyarakatnya dalam arti yang luas. Hunian kamar hotel diharapkan dapat mencerminkan suasana hunian yang dinamis, kreatif, serta dapat menciptakan suasana yang homogeny di tengahtengah suasana yang heterogen di daerah di mana hotel berlokasi. Hunian kamar hotel terdiri dari beberapa jenis antara lain : a. Single Room : Kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single untuk satu orang. b. Twin Room : Kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing-masing berukuran single. c. Double Room : Kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran double (untuk dua orang)

20 d. Double-double : Kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua kamar tamu, dan dengan tempat tidur berukuran double (untuk dua orang) Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing-masing jenis kamar tersebut adalah sebagai berikut : - Kamar mandi private (Bath Room) - Tempat tidur (jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis) - Ruang tidur - Lemari pakaian (Cupboard) - Telepon - Televisi dan radio Channel - Meja rias / tulis (dressing table) - Rak untuk menyimpan koper (luggage rack) - Asbak, korek api, handuk alat tulis 8. Indikator Hunian Kamar. Sedangkan hunian kamar memiliki indikator sebagai berikut : Berikut penjelasannya: 1) Sarana prasarana penunjang (Supporting pacility) 2) Barang-barang pendukung (Facilitating goods) Proses penyewaan kamar berlangsung jauh sebelum rencana aktual dan

21 berlanjut jauh sesudahnya. Untuk itu, perlu fokus pada seluruh proses pengambilan keputusan konsumen dalam hal penyewaan hunian kamar. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Tempat tinggal 2. Sewa mennyewa 3. Lama Waktu B. Kerangka Konseptual Berdasarkan tinjauan pustaka dan teori yang telah disampaikan, maka kerangka konseptual yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah : Pelayanan (X 1 ) Sarana Prasarana (X 2 ) Hunian Kamar (Y) Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Pada kerangka pemikiran diatas, terdapat 2 (dua) variabel independen yaitu variabel pelayanan dan sarana prasarana yang diteliti pengaruhnya terhadap variabel dependen yaitu hunian kamar di Hotel Grand Antares Medan. C. Hipotesis Adapun hipotesis yang diajukan adalah:

22 1. Terdapat pengaruh pelayanan terhadap hunian kamar di Hotel Grand Antares Medan. 2. Terdapat pengaruh sarana prasarana terhadap hunian kamar di Hotel Grand Antares Medan. 3. Terdapat pengaruh pelayanan, sarana prasarana secara bersama-sama terhadap hunian kamar di Hotel Grand Antares Medan.