TUTUR SRI AJI JAYA KASUNU: KAJIAN BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA. Ida Bagus Gede Ariwangsa. Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tutur merupakan salah satu jenis teks sastra tradisional yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi syarat. Dilihat dari segi isinya, karya jenis tutur tidak kalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

GEGURITAN ABIMANYU WIWAHA:

GEGURITAN SUMAGUNA ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI OLEH PUTU WIRA SETYABUDI NIM

BABAD PASEK DUKUH SEBUN: ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI Putu Edy Hermayasa Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tumpuan serta puncak keagungan bangsa adalah berupa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan karya sastra di Bali, masyarakat tidak segan-segan dan

BAB I PENDAHULUAN. namun hingga kini proses kreativitas penciptaan geguritan masih berlangsung

David J. Stuart Fox, penulis buku Pura Besakih; Pura, Agama,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karya sastra Bali khususnya kidung masih mendapat tempat di hati

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan merupakan salah satu karya sastra Bali tradisional yang masih

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI GEGURITAN NAGA PUSPA KARYA I NYOMAN SUPRAPTA

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

Tutur Pabratan Analisis Struktur, Fungsi, Dan Makna. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA DALAM DONGENG JEPANG DAN DONGENG BALI. Abstract

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KAKAWIN BALI DWIPA ANALISIS KONVENSI DAN INOVASI. I Gusti Bagus Budastra. Program Studi Sastra Jawa Kuno Fakultas Sastra Universitas Udayana.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan Pura Tanah Lot (yang selanjutnya disingkat GPTL)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERITA PENDEK MELALUI PENERAPAN METODE CIRC SISWA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MELASTI PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si. Art Exhibition

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Geguritan berarti gubahan cerita yang berbentuk tembang atau pupuh (Tim

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian sastra, seorang peneliti harus memiliki kemampuan

II. LANDASAN TEORI. dan pengenalan yang tepat, pertimbangan, penilaian dan pernyataan yang

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

DAFTAR ISI... SAMPUL DEPAN... SAMPUL DALAM... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN... PERSYARATAN KEASLIAN...

MITOS DI NUSA PENIDA ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam

TEKS DRAMA GONG I MADE SUBANDAR HASTA KOMALA ANALISIS BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA. Ida Ayu Putri Pertiwi

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

ANALISIS WATAK TOKOH NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA CEKAK DONGENGE PAKDHE BAB LENDHUT LAPINDO

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan material meliputi kebutuhan pokok, sekunder dan tersier.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

CERPEN BEGAL DAN OGOH-OGOH DALAM PUPULAN CERPEN BEGAL: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

PERANAN RELIGI DALAM PEMERINTAHAN RAJA JAYAPANGUS (Berdasarkan Data Prasasti) Ni Luh Gede Ayu Febriyanthi Program Studi Arkeologi.

Teks Pragusa Parwa: Analisis Struktur dan Semiotik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum sastra Bali dibedakan atas dua kelompok, yaitu Sastra Bali

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. dasarkan bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA JURNAL ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

TEKS TUTUR DEWI GANGGA ANALISIS STRUKTUR, FUNGSI, DAN MAKNA. I Wayan Roni Antara. Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mengalami perkembangan selama lebih dari bertahun-tahun. Peran

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

TUTUR WIDHI SASTRA DHARMA KAPATIAN: ANALISIS STRUKTUR DAN FUNGSI. Corresponding Author

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

Transkripsi:

1 TUTUR SRI AJI JAYA KASUNU: KAJIAN BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA Ida Bagus Gede Ariwangsa Program Studi Sastra Bali Fakultas Sastra dan Budaya Abstract: Efforts to explore the socio-cultural values is the purpose of this study, as well as problem-solving research Sri Aji Kasunu oracle forms in Balinese life, the said function in the lives of the people of Bali, and the meaning of the story in a particular social and cultural contexts associated with Hinduism. In this study using the theory of the structure and function to provide new interpretations of a text based on the assumption that the text is always live and thrive spawned ambiguous meanings or bring a lot of meaning, as well as the semiotic theory works in the communication process as a sign that the text should be interpreted readers. The results of research emphasize three aspects of form, function, and meaning. Said form of Sri Aji Jaya refers Kasunu story structure include; plot, characterization, setting, theme, and the mandate. Function in this speech relates to religious activity, and also provide insight and planting attitudes, mental, and moral society. While this meaning in speech emphasized on the understanding that the deconstruction of the text story has many possible meanings including; religious meaning and aesthetic meaning. Keywords: speech, form, function, meaning. 1. Latar Belakang Menurut I Gusti Ngurah Bagus (dalam Robson,2006: 20) member pengertian bahwa tutur adalah nasehat atau bicara. Menurut klasifikasi naskah lontar yang terdapat di Gedong Kirtya, tutur dan tatwa termasuk dalam bagian wariga. Isinya tidak saja berkaitan dengan ajaran tentang penjelasan-penjelasan tertentu, seperti pengobatan, pengetahuan, dan penyembuhan, tetapi naskah-naskah ini kebanyakan memakai bahasa Jawa Kuna dan ada juga yang memakai bahasa Bali (Agastia,1994: 6). Dalam klasifikasi yang ada di Gedong Kirtya tatwa merupakan bagian dari wariga (baik/buruknya hari dalam melakukan suatu pekerjaan). Mengacu pada pengertian tatwa, dalam kamus bahasa Bali-Indonesia, kata tutur dibedakan atas dua pengertian: 1. Tutur berarti tatwa (filsafat/cerita), 2. Tutur berarti nasehat atau

2 peringatan. Dari pengertian yang kedua, lalu timbullah istilah pitutur, tuturina yang artinya dinasehati (Warna, dkk.1978: 614) Pada kesempatan ini penulis meneliti tentang Tutur Sri Aji Jaya Kasunu. Tutur Sri Aji Jaya Kasunu sangat menarik karena banyak mengandung ajaran yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan ritual keagamaan yaitu hari raya Nyepi dan Galungan. Dilihat dari makna juduul Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yang berarti seorang raja yang disinari kemenangan, sehingga selalu memberikan pencerahan atau penerangan kepada semua rakyatnya. Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yang berisikan tentang kisah seorang raja dalam kepemerintahannya dikenal sebagai raja yang sangat arif, bijaksana, tegas, dan disiplin. Raja tersebut bernama Sri Aji Jaya Pangus, pada saat beliau memerintah Pulau Bali menjadi aman, tentram, dan sejahtera. Pendeta Siwa Budha melaksanakan tugasnya dengan baik. Upacara keagamaan dilaksanakan sesuai dengan ajaran tatwa. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah bentuk Tutur Sri Aji Jaya Kasunu? 2. Apa fungsi Tutur Sri Aji Jaya Kasunu dalam kehidupan masyarakat Bali? 3. Apa makna Tutur Sri Aji Jaya Kasunu dalam kehidupan masyarakat Bali? 3. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam suatu penelitian. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menggali nilai-nilai luhur dan budaya Agama Hindu yang terkandung dalam sastra klasik. Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong minat masyarakat terhadap hasil karya sastra klasik, mengingat kebudayaan tradisional merupakan bagian dari kebudayan nasional. Sedangkan secara khusus penelitin ini bertujuan untuk mengetahui bentuk Tutur Sri Aji Jaya Kasunu, fungsi Tutur Sri Aji Jaya Kasunu, dan memahami makna Tutur Sri Aji Jaya Kasunu.

3 4. Metode dan Teknik Dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode kualitatif dan metode hermeneutika. Metode kualitatif dengan memberikan perhatian pada teks dalam hubungannya dengan konteks sosio cultural masyarakat Bali. Gagasan yang didudukkan sebagai data kualitatif (Fashri,2007: 3 6-37) memiliki arti bahwa dalam menganalisis tidak berdasarkan pada angka-angka, melainkan atas pandangan, pendapat, dan pemikiran. Sedangkan metode hermeneutika tidak mencari makna yang benar, melainkan makna yang paling optimal dalam menafsirkan teks, pemahaman konteks sosio kultural masyarakat yang menghasilkannya sangat diperlukan (Ratna,2006: 46). Dalam penelitian ini juga memakai dua teknik yaitu teknik analisis data yang memakai teknik analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis teks untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian memahami lebih lanjut gejala sosial budaya yang ada di luar karya sastra tersebut (Maleong,1996: 14). Kemudian menggunakan teknik penyajian analisis data yang merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian proses kegiatan penelitian. Hasil penelitian lapangan akan rirangkum secara formal ke dalam tulisan dengan mengacu pada sistematika penulisan buku pedoman penyusunan skripsi diterbitkan oleh Program Sarjana Universitas Udayana. 5. Hasil dan Pembahasan Setelah melakukan pengkajian terhadap teks Tutur Sri Aji Jaya Kasunu, maka didapatkan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian ini terkait dengan bentuk, fungsi, dan makna dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu. Berikut ini akan disajikan hasil penelitian sebagai berikut. 5.1 Struktur Naratif Luxemburg (1986; 149) mengemukakan alur sebagai kontruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan yangdiakibatkan dan dialami oleh pelaku. Dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu memakai alur datar, bahwa konflik besar tidak terjadi antara tokoh yang satu dengan tokoh lainnya. Alur Tutur Sri Aji Jaya Kasunu diawali oleh kehidupan masyarakat

4 Bali melakukan yadnya dan lalai akan pura-pura yang ada di Bali sehingga terjadi bencana seperti air laut meluap ke desa, terjadi hujan abu, dan bumi menjadi gelap. Kemudian melalui yoga Samadhi menyadarkan Sri Jaya Kasunu akan kehidupan masyarakat Bali untuk melakukan yadnya. Penokohan dalam teks Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu pertama Sri Aji Jaya Pangus sebagai ayah dari Sri Aji Jaya Kasunu, Sri Hekajaya, dan Sri Dhana Dhiraja, yang memiliki sifat yang arif, bijaksana, tegas, dan disiplin. Kemudian dilanjutkan oleh Sri Aji Jaya Kasunu sebagai tokoh utama yang memiliki sifat yang arif, bijaksana, tegas, dan disiplin. Kemudian dilanjutkan oleh Sri Hekajaya yang sifatnya berbeda dengan ayahnya Sri Aji Jaya Kasunu yaitu beliau kurang menghiraukan upacara keagamaan sehingga semua kacau dan rakyat menderita. Kemudian beliau digantikan oleh adiknya Sri Dhana Dhiraja yang sifatnya sama seperti kakaknya yang juga kurang memperhatikan pura-pura di Bali. Latar ( setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana terjadinya suatu peristiwa. Latar tempat yang digunakan dalam tutur ini yaitu Setra Gandhamayu. Selanjutnya tema yaitu ide sebuah cerita. Ide yang dikembangkan berupa masalah kehidupan, pandangan hidup, bahkan komentar tentang kehidupan ini (Sumardjo, 1988: 56). Tema yang terdapat dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu mengandung nilai-nilai keagamaan tentang pengukuhan terhadap pelaksanaan hari raya Nyepi dan Galungan. Apabila tidak melaksanakan upacara tersebut di Bali akan terjadi bencana. Sehingga harus melaksanakan upacara Eka Dasa Rudra di Pura Besakih serta harus melaksanakan tawur/caru di laut meliputi caru panca sanak nista, madya, dan utama. Setiap sasih ke enam, tujuh, delapan yang dimana saja boleh dilakukan sebagai pangludmrana. Pada saat hari raya Penampahan Galungan semua masyarakat Bali yang Bergama Hindu diharuskan melaksanakan upacara mabyakala (pembersihan air) pada sat tengah hari, tidak boleh lewat. Jika dilanggar akan selalu mengalami keributan, pertengkaran yang berujung kehancuran. Amanat yang ingin disampaikan dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu agar masyarakat Bali tidak menjauhkan diri dari kegiatan ritual keagamaan, seperti Nyepi dan Galungan, serta persembahan lainnya. Menjadi peringatan bagi masyarakat Bali

5 apabila lalai atau tidak melakukan ritual maka akan mengakibatkan bencana, kehidupan masyarakat yang tidak makmur, terkena penyakit, berumur pendek, dan segala bentuk kekacauan lain yang akan menimpa. Analisis fungsi yang terdapat dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu fungsi religius karena didalamnya berisi tentang ritual atau upacara keagamaan, fungsi moralitas sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, terbukt dari akibat-akibat yang muncul apabila tidak melaksanakan ritual keagamaan tersebut, fungsi upacara, dan fungsi pengukuhan. Sedangkan Makna yang terkandung dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu ada dua yaitu makna religius karena didalamnya berisi ajaran tentang Dewa Yadnya yaitu kita sebagai umat Hindu di Bali diharuskan untuk melaksanakan kewajiban menghaturkan persembahan kepada Sang Pencipta dan makna estetika atau keindahan yaitu tampak pada ciri khas irama pembacaan, ketika cerita tersebut dikumandangkan atau ditembangkan di dalam konteks religius mengiringi upacara. Pembacaan irama ini disebut phalawakhya. 6. Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur dari Tutur Sri Aji Jaya Kasunu terdiri dari alur, penokohan, latar, tema, dan amanat. Alur dalam Tutur Sri AJi Jaya Kasunu yaitu memakai alur datar bahwa konflik besar tidak terjadi anatara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Kemudian penokohan dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu hanya Sri Aji Jaya Pangus dan Sri Aji Jaya Kasunu yang berwatak arif, bijaksana, tegas, dan disiplin. Sedangkan Sri Hekajaya dan Sri Dhana Dhiraja kurang memperhatikan upacara keagamaan dan kurang memperhatikan pura-pura yang ada di Bali. Latar yang dipakai dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu di Setra Gandhamayu untuk melakukan tapa Samadhi. Selanjutnya tema yang terkandung dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu mengandung nilai-nilai keagamaan tentang pengukuhan terhadap pelaksanaan hari Raya Nyepi dan Galungan. Sedangkan amanat yang terkandung dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu agar masyarakat Bali tidak lalai melakukan ritual keagamaan seperti Galungan dan Nyepi agar semua masyarakat Bali terhindar dari bencana. Fungsi yang terdapat dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu ada empat yaitu fungsi

6 religius, fungsi moralitas, fungsi upacara, dan fungsi pengukuhan. Sedangkan makna yang terkandung dalam Tutur Sri Aji Jaya Kasunu yaitu adanya makna religius dan makna estetika atau keindahan. 7. Daftar Pustaka Agastia, Ida Bagus.1994.Kesusastraan Hindu Indonesia.Denpasar;Yayasan Dharma Sastra. Fashri, Fausi.2007.Penyingkapan Kuasa Simbol, Apropriasi Reflektif Pemikiran Pierre Bourdieu.Yogyakarta:Juxtapose Luxemburg, Jan Van dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia Moleong,Lexi J.1996.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Ratna,Nyoman Kutha.2006.Teori,Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Robson,S.O,2006.Pengkajian Sastra-sastra Tradisional Indonesia.Bahasa dan Sastra,tahun IV.No.6 Sumardjo, Yakob dan Saini K.M.1988.Apresiasi Kesusastraan.Jakarta:PT Gramedia Warna. I Wayan,dkk.Kamus Bahasa Bali-Indonesia.Denpasar:Dinas Pengajaran Provinsi Daerah Tingkat I Bali