BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern, Perguruan Tinggi dituntut untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan setiap unsur-unsurnya termasuk mahasiswa sebagai elemen penting masa depan agar menjadi pribadi yang mandiri, kreatif, dan solutif dalam menyikapi perkembangan yang terjadi dalam era globalisasi dewasa ini. Ketatnya persaingan kerja dewasa ini menyebabkan banyaknya calon tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian hidup tanpa pekerjaan yang jelas. Ketertinggalan dalam bidang pengetahuan dan keterampilan menjadi faktor utama penyebab tingginya tingkat pengangguran. Ilmu pengetahuan akan tetap bersifat teoritis dan tidak akan berkembang jika tidak di barengi dengan praktik di lapangan kerja. Dunia pendidikan mencari solusi agar ilmu pengetahuan yang bersifat teoritis dapat diterapkan di dunia kerja sesungguhnya. Untuk itu, program studi Diploma-3 Administrasi Perpajakan mengadakan kegiataan Intrakulikuler Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Disamping itu, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, salah satunya adalah perkembangan ilmu politik di Indonesia yang begitu cepat, khususnya di bidang Pemerintahan Daerah telah melahirkan perubahan yang mendasar pada sistem Pemerintahan Daerah. Pembangunan Nasional adalah
kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, baik material maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan khususnya dalam sektor perpajakan. Hal ini dikarenakan pajak merupakan salah satu sektor terbesar bagi penerimaan kas negara. Menurut UU No. 32 Thn 2004, disebutkan bahwa Pemerintahan Daerah memiliki sumber Pendapatan Asli Daerah, berasal dari Hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lainlain Pendapatan asli Daerah yang sah. Sedangkan Undang-undang No. 33 Thn 2004 juga menjelaskan tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah Pusat dan Daerah. Pendapatan Asli Daerah, yang antara lain berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu melaksanakan otonomi daerah yaitu hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Pajak Daerah dan Pajak Nasional merupakan suatu sistem Perpajakan Indonesia, yang pada dasarnya merupakan beban masyarakat sehingga perlu dijaga agar kebijakan tersebut dapat memberikan beban yang adil. Sejalan dengan sistem Perpajakan Nasional, pembinaan Pajak Daerah dilakukan secara terpadu dengan Pajak Nasional. Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus, terutama
mengenai objek dan tarif pajak, sehingga antara Pajak Pusat dan Pajak Daerah saling melengkapi. Berdasarkan uraian tersebut jelas diketahui salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari Pajak Daerah. Pajak Daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan guna pembiayaan pengeluaran daerah sebagai badan hukum publik yang diatur dalam Undang-undang No. 34 Thn 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dimana Pajak Daerah terbagi menjadi dua jenis, yaitu Pajak Propinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak Kabupaten dan Kota itu terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan dan Pengelolaan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir Pajak Penerangan Jalan (PPJ) merupakan salah satu penerimaan daerah yang memberikan kontribusi bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga diharapkan pajak penerangan jalan tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif pendanaan pemerintah untuk mendukung peningkatan potensi daerah. Ini sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah, maka dalam menyelenggarakan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) tersebut, Pemerintahan Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan harus mengawasi proses pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah yang telah ditetapkan No. 12 Tahun 2003 Tentang Pajak Daerah Kota Medan. Dalam pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) tersebut Pemerintah Daerah tentunya mendapat permasalahan-permasalahan. Oleh karena itu, petugas yang berwenang dalam pelaksanaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ini
harus meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang timbul. Dengan demikian atas dasar uraian tersebut maka pelaksanaan PKLM, yang merupakan kegiatan intrakulikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dimaksudkan untuk memberikan pengalaman praktis dan berhubungan secara langsung dengan teori keahlian tentang Administrasi Perpajakan sebagai laporan tugas akhir. Maka penulis tertarik untuk mengambil judul Sistem Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan Pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) kota Medan. Dimana Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa dalam rangka menyelesaikan pendidikannya pada Program Diploma-3 Administrasi Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,. B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat baik untuk mahasiswa itu sendiri, pihak universitas, atau pihak instansi pemerintah yang dalam hal ini DISPENDA dijadikan sebagai objek dalam pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) mempunyai tujuan, yaitu :
a) Untuk mengetahui sistem Pengelolaan dan peranan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di DISPENDA kota Medan. b) Untuk mengetahui faktor-faktor atau penghambat yang dialami Dinas Pendapatan Daerah kota Medan dalam mengelola Pajak Penerangan Jalan (PPJ) di kota Medan. c) Untuk mengetahui upaya-upaya yang ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam mengelola Pajak Penerangan Jalan (PPJ). 2. Manfaat Praktik Kerja lapangan Mandiri Bagi mahasiswa, yaitu : a) Dapat mempraktekkan teori yang telah diperoleh dari bangku kuliah ke dalam permasalahan kehidupan yang nyata. b) Mempelajari bentuk kerja tim dan kerja sama, serta menambah kemampuanberhubungan dengan orang lain. c) Mengetahui cara langsung praktek kerja yang sesungguhnya dan penanganan masalah yang dihadapi. d) Memahami Pengelolaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) di DISPENDA kota Medan e) Memahami cara Dinas Pendapatan Daerah kota Medan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah khususnya Pajak Penerangan Jalan (PPJ).
Bagi, adalah : a) Menambah hubungan kerjasama antara pihak Universitas dengan instansi pemerintah khususnya Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) kota Medan b) Menyediakan test dunia pekerjaan yang nyata bagi para lulusan. c) Mendorong kemajuan alumni di masa mendatang. d) Mempromosikan sumber-sumber potensial dari Universitas. e) Memperbaiki persepsi umum tentang Universitas. Bagi Dinas Pendapatan Kota Medan, adalah : a) Membina kerjasama antara lembaga pendidikan dengan Instansi Pemerintah. b) Sebagai sarana dalam pengadaan pegawai atau sumber-sumber kemampuan dalam menciptakan ide baru untuk masa yang akan datang. c) Dapat mempromosikan image instansi serta mendorong loyalitas instansi. d) Agar dapat mengetahui bagaimana cara yang akan dilakukan dalam memperbaiki atau meningkatkan mutu dalam jangka pendek selama pelaksanaan PKLM e) Sebagai sarana untuk dapat melakukan kerjasama dan diskusi antara pihak instansi/perusahaan dengan mahasiswa yang melaksanakan PKLM C. Ruang Lingkup PKLM Adapun yang menjadi ruang lingkup Praktik kerja Lapangan Mandiri (PKLM) yaitu : 1. Data-data tentang peranan yang harus dilakukan Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam mengelola Pajak Penerangan Jalan (PPJ).
2. Mekanisme yang harus dilakukan dalam pengelolaan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) di Kota Medan. 3. Mendapatkan data tentang penerimaan Pajak Penerangan Jalan Tahun 2009 dan prosedur pelaksanaan pemungutan Pajak Penerangan Jalan. 4. Tata cara pemenuhan kewajiban Pajak Penerangan Jalan. 5. Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan. D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Adapun yang menjadi metode PKLM ada empat, antara lain : 1. Tahap Persiapan Yaitu, kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan PKLM ke objek lokasi PKLM yang meliputi kegiatan seperti : pemilihan objek PKLM, lokasi PKLM, pengajuan Proposal PKLM, dan surat pengantar. 2. Studi Literatur (Kepustakaan) Yaitu, kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, majalah, surat kabar, internet, catatan-catatan, maupun bahasa tertulis yang ada hubungannya dengan laporan PKLM. 3. Studi Observasi Lapangan Yaitu, kegiatan studi mencari data dan informasi dengan mengikuti PKLM di Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan, serta mempelajari laporanlaporan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
4. Pengumpulan Data Dalam hal ini mahasiswa mengumpulkan data melalui tiga cara, yaitu data sekunder, data dokumentasi serta data pertanyaan. 5. Analisis dan Evaluasi Yaitu, kegiatan studi yang dilakukan dengan cara menganalisa permasalahan dan kendala yang dihadapi serta mencari tahu atau menanyakan solusi/jalan keluar yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. E. Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan pengumpulan data digunakan tiga metode, yaitu : 1) Metode Interview (Wawancara) Yaitu, kegiatan pengumpulan dan mencari data dengan melakukan wawancara dan mengajukan pertanyaan kepada pegawai instansi yang berkompeten dan menambah objektif yang berkaitan dengan kebutuhan untuk melengkapi laporan PKLM. 2) Metode Observasi (Pengamatan) Yaitu, kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung maupun ntidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak Instansi dengan memberikan petunjuk atau arahan terlebih dahulu dengan berpedoman kepada ketentuan yang berlaku
pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia dan memiliki resiko yang tinggi. 3) Dokumentasi Yaitu, kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi. F. Sistematika Penulisan laporan PKLM Adapun yang menjadi maksud membuat sistematika penulis laporan PKLM adalah untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan PKLM. Sistematika Penulisan laporan PKLM dibuat dalam 5 ( lima ) Bab dan dilengkapi dengan sub bab dan diberi penjelasan yang terperinci. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah PKLM, Pembahasan dan penjelasan, tujuan penulisan serta bentuk sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM Dalam bab ini diuraikan metode pengumpulan data serta gambaran petugas pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan khususnya Sub Dinas Penagihan. BAB III GAMBARAN DATA PAJAK PENERANGAN JALAN Dalam bab ini diuraikan mengenai peranan DISPENDA dalam Mengelola Pajak Penerangan Jalan, Ruang Lingkup Pengelolaannya serta prosedur atau mekanisme yang
diterapkan oleh DISPENDA dalam mengelola Pajak Penerangan Jalan di Kota Medan. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA Dalam bab ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap alternatif pemecahan masalah. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan mengenai masalah yang timbul dari teori pelaksanaan PKLM pada saat melaksanakan PKLM dan juga kesimpulan bab-bab terdahulu serta saransaran terhadap pelaksanaan PKLM agar lebih baik di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA