BAB I PENDAHULUAN. modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga. sakit dan biaya untuk mengadakan kegiatan usaha lainnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jasa mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perusahaan jasa. menggunakan jasa yang perusahaan tersebut tawarkan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perusahann. Tumbuh dan berkembangnya perusahaan sangat tergantung

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui mekanisme pengadaan barang pemerintah, Diantaranya. penyediaan infrastuktur telekomunikasi, maupun barang-barang keperluan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN. A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil I Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PT. PEGADAIAN. sejarah pegadaian di indonesia, berasal dari Bank Van Leening zaman VOC. 1 Pada

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

A. Sejarah Ringkas PT. Pegadaian (Persero) Kanwil 1 Medan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pegadaian berdiri pada tanggal 20 Agustus 1746 di Batavia (sekarang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC mendirikan Bank Van Leening

BAB III OBJEK PENELITIAN : PERUM PEGADAIAN PUSAT. Alamat : Jalan Kramat Raya No. 162 Jakarta Pusat Fax : (021) ,

I. PENDAHULUAN. merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sistem gadai. Lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PEGADAIAN(PERSERO) CABANG PERAWANG JALAN RAYA PERAWANG KM. 5. Belanda (VOC) yaitu pada sekitar abad ke-19.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. kepustakaan tentang sejarah PT. Pegadaian (Persero), yaitu semenjak mulai

BAB III DATA PERUSAHAAN. Sejarah Pegadaian penuh warna. Berasal dari Bank Van Leening yang didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan di Batavia tanggal 20 Agustus Pada saat Inggris

BAB III OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II PROFIL PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL I MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB II. Gambaran Umum PT. Pegadaian (Persero) VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Pada perjalanannya dalam mengelola

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN. Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank

BAB II GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG HR. SOEBRANTAS PEKANBARU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Indonesia dengan tujuan berdagang. Dalam rangka memperlancar kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. itu PT. Pegadaian (Persero) adalah salah satu solusinya. dengan mottonya Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. Salemba, beralamatkan di Jl. Salemba Raya No. 2 Jakarta Pusat

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pegadaian (Persero) Cabang Gorontalo Selatan termasuk dalam sejumlah

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya pegadaian sempat menjadi salah satu perusahaan kebanggaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB III ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB II GAMBARAN UMUM. praktekan di wilayah-wilayah Eropa lainnya misalnya Inggris dan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Magang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

ANALISIS PENERAPAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PADA

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI REVENUE CYCLE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan Sumber daya manusia dalam berbagai bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya. Perekonomian Indonesia yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat. Salah satu kebutuhan

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH DEWI SARTIKA. Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan sejarah ringkas penubuhan Institusi Pegadaian

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB III METODE PENULISAN. saat itu usaha pegadaian mengalami beberapa perubahan sejalan dengan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. Pada awalnya, Pegadaian sempat menjadi salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui PT. Pegadaian. Kistyarini (Kompas, 2011:11) menuliskan bahwa masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktek Gadai Konvensional dan Gadai Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. produktif untuk kelangsungan usaha demi menunjang kehidupan mereka, namun

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di negara berkembang seperti Indonesia, kredit memegang

PELAKSANAAN LELANG BARANG JAMINAN PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR CABANG COKRONEGARAN SURAKARTA

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan atau lembaga keuangan lainnya. Bagi nasabah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi serta dilaksanakan seirama dan serasi dengan kemajuan-kemajuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di zaman VOC yang bertugas memberikan pinjaman uang tunai kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. secara ekonomis saling tergantung satu sama lain. mempengaruhi seseorang untuk melaksanakan atau membatalkan niatnya

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG KALIGARANG-SEMARANG

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 127

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum PT Pegadaian (Persero) (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks membutuhkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perum Pegadaian Kantor Wilayah XI Bandung. mendapat persetujuan dari pemerintah setempat.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. bank dan lembaga keuangan non bank. Kedua lembaga ini selain memiliki fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Prosedur Dan Sistem Informasi Akuntansi. harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Pegadaian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pinjam-meminjam uang telah dilakukan sejak lama dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB II DESKRPISI PERUSAHAAN Pegadaian pada masa Zaman VOC ( ) Pada masa itu pegadaian dikenal dengan nama Bank Van Lenning, yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perkreditan tidak lepas dari pengaruhnya.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Pegadaian Syariah Cabang Subrantas

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

BAB IV ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN INFORMASI KEPADA NASABAH DARI PERUM PEGADAIAN DI CPP BENGKULU. 4.1 Sistem Informasi aplikasi yang sedang bejalan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat meningkatkan penyaluran kredit oleh perbankan dari

Financial Check List. Definisi Pegadaian. Mengapa Masayrakat Perlu Menggunakan Jasa Pegadaian? Kapan Masyarakat. Menggunakan Jasa. Pegadaian?

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. cepat maka masyarakat tidak perlu menjual barang-barangnya, tetapi hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya tingkat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi pada zaman modern ini, merupakan beban yang amat berat dirasakan oleh sebagian warga masyarakat. Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, tidak semua kebutuhan mereka dapat tepenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan seharihari saja masih kekurangan, apalagi untuk memenuhi kebutuhan lainnya seperti biaya pendidikan anak, biaya pengobatan bagi anggota keluarga yang sakit dan biaya untuk mengadakan kegiatan usaha lainnya. Guna memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas, tentunya masyarakat sangat membutuhkan modal. Kebutuhan akan modal sesungguhnya merupakan sesuatu hal yang wajar bagi setiap orang dalam memenuhi berbagai aktifitasnya. Untuk memperoleh modal biasanya dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya melalui lembaga penyedia jasa perbankan (lembaga kredit) atau melalui pengikatan oleh pihak ketiga melalui tambahan jasa dengan unsur kesepakatan diantara para pihak (umumnya diakukan oleh lembaga pembiayaan bukan bank). Dengan kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas, tanpa di dukung pendapatan yang seimbang, masyarakat berbondong-bondong mencari kredit pada bank yang pada mulanya adalah satu-satunya lembaga yang khusus bergerak di bidang bisnis 1

keuangan. Lembaga perbankan melakukan kegiatan di bidang keuangan dengan menghimpun dana dari masyarakat dengan bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Tapi kenyataannya, masyarakat khususnya golongan ekonomi lemah, merasa prosedur kredit yang diberikan oleh bank terlalu berbelit-belit. PT Pegadaian adalah perusahaan dalam lingkungan Departemen Keuangan yang bertugas melaksanakan penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai. Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijadikan jaminan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian dengan lembaga gadai. Keuntungan dari Pegadaian yaitu pihak penggadai tidak mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dari pihak perbankan yang harus dibuat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sanksi yang diberikan relatif ringan, ketika tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu sanksi yang paling berat yaitu jaminan yang disimpan akan dilelang untuk melunasi pinjaman. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari PT Pegadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan motto Mengatasi Masalah Tanpa Masalah. Pada dasarnya semua lapisan masyarakat memanfaatkan jasa Pegadaian karena kebutuhan dana yang harus dipenuhi saat itu juga dan bukanlah yang dilakukan oleh golongan ekonomi lemah saja tetapi juga ekonomi menengah keatas. Namun demikian sejalan dengan misinya, PT Pegadaian lebih 2

memprioritaskan masyarakat ekonomi lemah, baik berpendapatan tetap maupun pendapatan tidak tetap. Mengingat jasa kredit ini diberikan pada golongan ekonomi lemah atau golongan menengah kebawah, maka jangka waktu dan penyelesaian kredit dibuat dengan prosedur yang sederhana. Pengelolaan aktifitas perkreditan bagi pihak PT Pegadaian merupakan tantangan yang menuntut keterampilan, keahlian, kesabaran dan dedikasi yang tinggi dari pihak PT Pegadaian yang menanganinya. Proses pemberian kredit memberikan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari pihak manajemen, seperti barang jaminan dan sewa modal yang ditetapkan PT Pegadaian. Hal ini dimaksud agar pemberian kredit benar-benar mengenai sasarannya dan sekaligus juga untuk meminjam pengendalian kredit tetap pada waktu yang ditentukan dan telah disepakati oleh kedua belah pihak, baik pihak debitur maupun pihak kreditur. Salah satu jenis kredit yang ada dalam Pegadaian yaitu Kredit Sistem Angsuran Gadai (KRASIDA). KRASIDA adalah pemberian pinjaman uang kepada para pengusaha mikro dengan menggunakan kontruksi penjamin kredit atas dasar gadai. Pemberian kredit dengan angsuran gadai, merupakan mekanisme penggunaan dana dari suatu pihak kepada pihak lain selama jangka waktu tertentu. Karena kredit merupakan bantuan atau alokasi dana dari Pegadaian yang diberikan kepada masyarakat yang digunakan untuk kepentingan perbaikan atau penambahan barang konsumsi serta fasilitas-fasilitas yang erat hubungannya dengan meningkatkan taraf hidup. Akan tetapi permasalahan yang dihadapi terletak pada tata cara penaksiran barang jaminan dan pemberian kreditnya. 3

Penaksir terkadang memberikan taksiran sampai pada 90%. Contohnya pada barang jaminan jenis kendaraan bermotor. Ketika nasabah atau kreditur mengalami cidera janji atau kredit macet, maka yang harus dilakukan pihak Pegadaian adalah memberitahukan bahwa barang jaminan akan segera dilelang. Namun ketika barang jaminan tersebut dilelang/dijual kembali, barang jaminan tersebut terkadang tidak bisa terjual dengan harga yang telah ditetapkan atau sesuai dengan nominal jumlah sewa modal beserta bunganya. Yang ternyata harga barang jaminannya lebih rendah dari jumlah sewa modal yang telah disepakati bersama. Selain itu ternyata tidak banyak orang yang mengetahui secara jelas bahkan masih ada yang belum mengenal produk Pegadaian jenis KRASIDA ini. Padahal produk jenis ini prosedurnya mudah, walaupun terbatas jenis barang jaminannya, yaitu hanya berupa kendaraan bermotor roda dua/roda empat dan perhiasan/berlian. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menulis Tugas Akhir dengan judul Prosedur dan Pemberian Kredit KRASIDA pada PT. Pegadaian Kanwil V Manado. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin mengetahui: a. Bagaimana prosedur pemberian kredit KRASIDA b. Bagaimana perhitungan akuntansi pada pemberian kredit KRASIDA 4

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah: a. Mengetahui perhitungan akuntansi atas taksiran barang jaminan dan penetapan sewa modal beserta bunga pada PT.Pegadaian (Persero) Kanwil V Manado. b. Mengetahui prosedur pemberian Kredit KRASIDA 1.4 Manfaat Penelitian Penilitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang terkait, yaitu : a. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan agar bisa mengimplementasikan teori-teori yang didapat pada dunia kerja nyata setelah masa kuliah usai atau selesai mengikuti perkuliahan di Politeknik Negeri Manado. Selain itu juga, dapat mempelajari tentang salah satu produk PT. Pegadaian (Persero) yaitu Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) b. Bagi Perusahaan Adanya bantuan tenaga dan pikiran untuk perkembangan dan pertumbuhan perusahaan ke arah yang lebih baik lagi. Serta sebagai sumbangan nilai bagi perusahaan, yang berupa saran dan usulan-usulan sebagai bahan pertimbangan untuk kemajuan perushaan tersebut. 5

c. Bagi pihak lain Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak lain. 1.5 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakana adalah metode deskriptif komparatif yaitu menggambarkan, menguraikan, menjelaskan suatu praktek akuntansi dan membandingkan dengan standar yang berkaitan dengan materi. 1.6 Deskripsi Umum PT. Pegadaian (Persero) Kanwil V Manado a. Sejarah Singkat PT.Pegadaian (Persero) Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816), Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat ("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut berdampak buruk pemegang lisensi menjalankan praktik rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode "liecentie stelsel" diganti menjadi "pacth stelsel" yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada 6

umum yang mampu membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah. Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana dalam kajian tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat. Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian. Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang dan kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh 7

orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari. Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang kian memanas. Agresi Militer Belanda II memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini, Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012 8

b. Struktur Organisasi dan Job Description STRUKTUR ORGANISASI PT PEGADAIAN (PERSERO) KANTOR WILAYAH V MANADO EDI SARWONO Pemimpin WIlayah SUGIYONO Inspektur Wilayah ZULFAN ADAM Deputy Pinwil Bidang Bisnis HERIYANTO Deputy Pinwil Bidang Administrasi dan supporting SEKRETARIAT Erwin Undu Asmen Standarisasi Outlet dan Pelayanan Rusli Basri Asmen Humas Melky Lolowang Legal Officer 9

Heriyanto Deputy Pinwil Bidang Administrasi & Supporting SEKRETARIAT Martinus P. Hurint Manager Keuangan Murtiyanto Manager SDM Tjahyono B. Utomo Manger Logistik Lidya G.K Asmen Treasury dan Akuntansi Sudirman Kaharu Asmen KHI Royke Tilaar Asmen Perlengkapan Irene R. K Asmen Budget & Planning Kunardi Asmen Adm. SDM Nono Sutrisno Asmen Bangunan Wagiman Asmen PKBL & CSR Hengky A. Tunggul Asmen Diklat Rusli Basri Asmen Pengamanan Korporasi Ridwan Rumondor Pranata TI 10

Job Description 1. Pemimpin Wilayah Merencanakan, menyelenggarakan, melakukan monitoring, pengawasan, dan evaluasi atas seluruh kegiatan kerja Perusahaan di wilayah, terutama bidang Operasional dan Penjualan, serta membantu fungsi-fungsi Kantor Pusat sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan Direksi untuk mencapai tujuan Perusahaan. 2. Inspektur Wilayah Melakukan pengawasan dan mengaudit terhadap setiap program kerja yang dilaksanakan di Kantor Wilayah. 3. Deputy Pinwil Bidang Administrasi & Supporting Merencanakan, menyelenggarakan melakukan monitoring, pengawasan, dan evaluasi atas seluruh kegiatan kerja Perusahaan di Kantor Wilayah, pada bidang Keuangan, SDM dan Logistik, serta membantu fungsi-fungsi Pemimpin Wilayah sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan Pemimpin Wilayah untuk mencapai tujuan Perusahaan baik konvensional maupun Syariah. 4. Legal Officer Merencanakan dan melakasanakan kegiatan advokasi, legal proceedings, pemberian advis, dan kajian aspek hukum. 11

5. Asisten Manajer Hubungan Masyarakat Membantu Pemimpin Wilayah dalan merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan Perusahaan, kehumasan dan protokol di Kantor Wilayah, Area dan Kantor Cabang. 6. Asisten Manajer Standar Outlet & Pelayanan Membantu Pemimpin Wilayah dalam melaksanakan pengawasan atas terlaksananya standarisasi Cabang dan UPC serta standarisasi pelayanan baik konvensional maupun Syariah 7. Manajer Keuangan Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan tresuri dan Akuntansi Kantor Wilayah baik konvensional maupun Syariah. 8. Asisten Manajer Tresuri & Akuntansi Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengawasi pengurusan perbendaharaan, penagihan dan perpajakan, verifikasi dokumen keuangan dan pembukuan serta penyajian laporan keuangan kantor wilayah, area dan kantor cabang,upc baik konvensional maupun syariah 9. Asisten Manajer Budget & Planning Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan penyusunan rencana kerja dan anggaran kantor wilayah dan kantor cabang serta melaksanakan pelaporan dan analisa kinerja finansial kantor wilayah, area dan kantor cabang baik konvensional maupun syariah. 12

10. Asisten Manajer PKBL & CSR Merencanakan, melaksanakan, dan mnegevaluasi kegiatan PKBL & CSR di kantor wilayah, serta mendorong kesejahteraan dan perbaikan lingkungan masyarakat luas pada umumnya dan lingkungan sekitar bisnis pada umumnya. 11. Manajer Logistik Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan kegiatan pengelolaan bangunan pada kantor wilayah, kantor area, dan kantor cabang, serta penatausahaan perlengkapan, rumah tangga dan bangunan, baik konvensional maupun syariah. 12. Asisten Manajer Bamgunan Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan administrasi tanah, bangunan dan prasarananya, rancang bangunan, membuat kalkulasi biaya dan melakukan pemeliharaan bangunan serta pengawasan pelaksanaan pembangunan/perbaikan bangunan di kantor wilayah, area, cabang dan UPC/UPK termasuk kantor cabang UPC/UPK syariah. 13. Asisten Manajer Perlengkapan Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan tata usaha kantor, kebutuhan rumah tangga, perlengkapan dan kemanan serta kendaraan dinas, baik konvensional maupun syariah. 13

14. Asisten Manajer Pengamanan Korporasi Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan pengurusan pengamanan dan keamanan asset perusahaan, baik konvensional maupun syariah. 15. Manajer SDM Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan administarasi, pengembangan dan kesejahteraan SDM, serta hubungan industrial dan pelatihan SDM baik konvensional maupun syariah. 16. Asisten Manajer SDM & Budaya Kerja Merncanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi proses rekrutmen dan pemagangan karyawan tetap, pengadaan karyawan tidak tetap (PKWT), pengelolaan data dan penataan arsip karyawan, serta pengelolaan aplikasi SISSDM HCMS. Serta mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan budaya kerja baik konvensional maupun syariah. 17. Asisten Manajer Pengembangan SDM & Diklat Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengembangan SDM (Penilaian kerja, mutasi karyawan, rotasi, promosi, dsn demosi). Serta program pendidikan dan pelatihan karyawan kantor cabang yang selaras dengan program pengembangan SDM, pengusulan dan pengadministrasiannya, baik konvensional maupun syariah. 14

18. Asisten Manajer Kesra & HI Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi proses pengelolaan kesejahteraan karyawan, aplikasi sistem informasi aplikasi gaji (SIAGA) permasalahan ketentuan normatif ketenagakerjaan, syarat kerja dan/atau perselisihan hubungan industrial yang terkait dengan kesejahteraan, serta penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja pemborongan pekerjaan (outsourching), baik konvensional maupun syariah. c. Aktivitas Usaha Perusahaan PT Pegadaian adalah salah satu lembaga Pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran uang pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai dengan jaminan barang bergerak. Berdasarkan peraturan Pemerintah 10 tahun 1990 dan terakhir PP 103 tanggal 10 november 2000 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Jawatan (PERJAN) Pegadaian menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian. Kemudian pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif setelah anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012. 15

RAGAM PRODUK PEGADAIAN 1. Produk Pembiayaan Kredit 1). Pegadaian KCA (Kredit Cepat Aman) 2). Pegadaian KREASI (Kredit Angsuran Fidusia) 3). Pegadaian AMANAH 4). Pegadaian KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai) 5). Pegadaian SYARIAH 6). Pegadaian Kredit Multi Guna 7). Pegadaian ARRUM (Ar-Rahn Usaha Mikro) 2. Produk Emas 1). Pegadaian MULIA 2). Pegadaian Tabungan Emas 3). Pegadaian Konsinyasi Emas 3. Produk Aneka Jasa 1). Pegadaian KUCICA 2). Pegadaian MPO (Multi Pembayaran Online) 3). Pegadaian Mobile 16

4). Pegadaian persewaan gedung 5). Pegadaian Jasa Sertifikasi Mulia 6). Pegadaian Jasa Taksiran 7). Pegadaian Jasa Titipan (Save Deposit Box) 4. Program Kemitraan Bina Lingkungan dan CSR (Corporate Social Responsibility) 17