BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin majunya perekonomian serta teknologi saat ini, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Industri batu bara telah ada di Indonesia sejak 1941 dan mengalami masa keemasan

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

JURNAL ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

: ROBIATUL ADAWIYAH NPM : : Dr. BAGUS NURCAHYO, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang berkaitan erat dengan pasar modal. Pasar modal memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya going concern, suatu entitas dianggap mampu. aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa.

BAB I PENDAHULUAN. baik dari sisi financial maupun non-financial. Hal ini berdampak pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran sebagai tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Sepuluh Besar Produsen Batubara Tahun 2014

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengelola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Potensi kebangkrutan yang dimiliki oleh setiap perusahaan akan

Cara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp

BAB I PENDAHULUAN. sektor manufaktur dalam beberapa dekade terakhir. Industri tekstil dan garmen

BAB I PENDAHULUAN. tujuan lainnya (Gitosudarmo, 2002:5). Perusahan harus terus memperoleh laba agar

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan tersebut yaitu terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. organisasi untuk membayar utang atau kewajibannya kepada kreditur yang

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dalam jangka panjang yang tidak terbatas. Hal ini berarti dapat

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

BAB I PENDAHULUAN. peluang masing-masing pelaku bisnis untuk meraih keuntungan dan. keuangan menjadi penting dan strategis (Imanzadeh et al. 2011).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Arisyi F.Raz, Tamarind, Dea Artikasih, Syalinda Citra 2012)

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk ekspor batubara, peringkat ke-2 untuk produksi timah, peringkat ke-2 untuk

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Maka dengan didirikannya sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian Indonesia akhir-akhir ini mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya globalisasi perekonomian yang merupakan suatu proses kegiatan

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders maupun calon investor dalam mengetahui seberapa besar potensi

BAB I PENDAHULUAN. yang biasanya ditandai dengan mengalami kerugian.

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kesehatan lembaga-lembaga keuangan yang membentuk sistem

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Daftar Emiten Sub Sektor Batubara. No Kode Nama Emiten. 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARII Atlas Resources Tbk

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya saham dari suatu emiten relative bisa di kontrol daripada deposito dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari permasalahan ekonomi. Permasalahan ekonomi yang terjadi dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi dunia yang dibarengi dengan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya kondisi infrastruktur terpuruk. Terutama infrastruktur jalan yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin anjlok, terjun bebas dari Rp ,-/dollar AS hingga tembus hampir

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang ingin dicapai sehingga penulis dapat memperoleh hasil

2015 LAPORAN INDUSTRI PELUANG & TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

ANALISIS MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN ALTMAN Z-SCORE. SPRINGATE DAN ZMIJEWSKI UNTUK MENILAI KELANGSUNGAN USAHA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan krisis ekonomi global yang melanda dunia, banyak masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Dalam era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dapat digunakan sebagai alternatif modal. Pinjaman jangka pendek, pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan harus mempertahankan dan mampu berkembang di berbagai. mengalami financial distress bahkan kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan manufaktur merupakan suatu cabang industri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga perusahaan tersebut tidak siap dalam menghadapi persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. (Sinambela, 2009). Pada dasarnya tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 dan 2009 merupakan tahun-tahun yang penuh tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari usaha yang dilakukannya. Dengan berkembangnya dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan. Tujuan dari perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti adalah perusahaan-perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar dunia mengalami keruntuhan / degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian perusahaan pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan profit,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2)

I. PENDAHULUAN. batubara, baik penambangan batubara maupun pengelolaan hasil batubara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan (Laba) yang optimal serta pengendalian yang seksama yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang berkaitan dengan stakeholder dan shareholder. Kondisi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar modal berfungsi untuk menghubungkan perusahaan terbuka pada

BAB I PENDAHULUAN. kebangkrutan itu sendiri. Menurut Marcelinda et al. (2014), perusahaan bisa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian pembahasan dapat disimpulkan bahwa: rendah, kecuali PT. Aneka Tambang Tbk. Current Rasio tahun 2013 di bawah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Dimana faktor terpenting untuk melihat perkembangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara (bahan bakar fosil) merupakan sumber energi untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Batubara sangat dianjurkan untuk dipakai sebagai sumber energi alternatif yang rendah emisi karbon, dalam rangka mengurangi emisi karbon dunia pada saat ini. Kondisi ini dapat menjadi peluang bagi produsen batubara, karena akan mempengaruhi permintaan batubara pada masa yang akan datang. Di dunia terdapat berbagai negara yang menghasilkan batubara. Negara yang paling tinggi produksi batubaranya adalah Cina dengan total produksi mencapai 1.827 MT pada tahun 2015. Indonesia berada pada posisi ke 5, setelah Australia dengan jumlah produksi mencapai 241.1 MT. Grafik berikut memperlihatkan sepuluh Negara penghasil batubara terbesar didunia pada tahun 2015. 2000 1500 1000 500 0 1827 45.2 283.9 275 241.1 184.5 142.9 55.6 53.7 45.8 Produksi Batubara (Mt) Sumber: BP Statistical Review of World Energy 2016 Gambar 1.1 Sepuluh besar negara penghasil batubara pada tahun 2015 Penggunaan batubara dalam Indonesia masih relatif rendah yaitu hanya sekitar 20%-30% dari total produksi batubara dalam negeri, sisanya sekitar 70%- 80% diekspor ke negara negara yang memerlukan batubara seperti negara China, Taiwan, Hongkong, dan sejumlah negara lainnya, sisanya digunakan 1

untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. (www.indonesia-investments.com/). Produksi batubara Indonesia tidak begitu berflutuasi sepanjang tahun 2011-2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar pada gambar 2.1 berikut ini: Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resource Gambar 1.2 Produksi Batubara di Indonesia Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa sepanjang tahun 2011-2013 produksi batubara di Indonesia cenderung meningkat. Namun, pada tahun 2014 produksi batubara mengalami penurunan sebesar 3.38% dan pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0.66%. Cadangan batubara Indonesia masih cukup banyak dan saat ini menempati peringkat ke-10 dengan jumlah cadangan sekitar 3.1 persen dari total cadangan batubara global, sehingga diperkirakan masih bisa dimanfaatkan sampai dengan 83 tahun mendatang. (BP Statistical Review of World Energy,2016) Perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara Cina yang merupakan negara dengan laju ekonomi terbesar kedua di dunia dan mitra dagang yang paling penting bagi Indonesia membawa dampak negatif terhadap perusahaan batubara di Indonesia. Dampak negatifnya semakin terlihat ketika Cina juga mebuat keputusan untuk mengurangi intensitas energi yang berdampak pada pengurangan penggunaan batubara, akibatnya tingkat ekspor batubara Indonesia menurun 2

sepanjang tahun 2014-2015 (CommodityPoint, 2012). Untuk lebih jelasnya perkembangan ekspor batubara Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut: Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources Gambar 1.3 Data ekspor batubara Indonesia periode tahun 2011 2015 Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa jumlah ekspor batubara cenderung meningkat sepanjang tahun 2011-2013. Namun, mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 5.23% dan pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 4.38%. Harga batubara juga cenderung mengalami penurunan sepanjang tahun 2011-2015, sebagaimana terlihat pada gambar 1.4 berikut: USD/Ton 200 100 0 112.67 81.75 80.31 64.65 53.51 2011 2012 2013 2014 2015 Harga Rata - rata Batubara berdasarkan (HBA) Sumber: Indonesian Coal Mining Association (APBI) & Ministry of Energy and Mineral Resources Gambar 1.4 Harga batubara berdasarkan Harga Batubara Acuan (HBA) periode tahun 2011 2015 3

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa harga batubara terus mengalami penurunan sepanjang tahun 2011-2015 yang akan berdampak pada penurunan pendapatan perusahaan batubara dalam negeri, karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan pendapatan perusahaan. Akibatnya, sejumlah perusahaan batubara dalam negeri mengalami kerugian. Perusahaan batubara yang mengalami kerugian selama periode 2011-2015 yaitu PT. Bumi Resources dengan tingkat kerugian mencapai -4.97 triliun, diikuti dengan PT. Bayan Resources dengan tingkat kerugian mencapai -519 juta dan PT. Darma Henwa dengan tingkat kerugian mencapai -248,6 juta, selanjutnya masih ada perusahaan yang mengalami kerugian. Akibat penurunan HBA (Harga Batubara Acuan) dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Meskipun banyak perusahaan mengalami kerugian, masih ada sejumlah perusahaan batubara yang memperoleh keuntungan selama periode 2011-2015 yaitu PT. Adaro Energy dengan tingkat keuntungan mencapai 3.17 triliun, diikuti dengan PT. Indo Tambangraya Megah dengan tingkat keuntungan mencapai 3.07 triliun, PT. Tambang Batubara Bukit Asam dengan tingkat laba mencapai 2.38 triliun dan masih ada perusahaan yang memperoleh keuntungan. Perusahaan yang terus menerus mengalami kerugian berpotensi untuk mengalami financial distress. Financial distress dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan atau kesulitan likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan sebagaimana dikemukakan oleh Rudianto (2013:251). Selain itu perusahaan tidak dapat melakukan bertanggung jawab penuh kepada para stakeholder dalam bentuk pembagian deviden. Risiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahan yang bersangkutan. Analisis laporan keuangan merupakan alat untuk mengetahui posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Analisis kebangkrutan merupakan salah satu cara yang 4

dapat digunakan untuk melihat apakah perusahaan tersebut nantinya akan bangkrut atau tidak. Analisis ini sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk melakukan antisipasi yang diperlukan dan merupakan peringatan awal kebangkrutan. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut ditemukan, semakin baik bagi pihak manajemen, karena dapat melakukan perbaikan sejak awal (Hanafi, 2003:263). Rata rata perkembangan kinerja keuangan batubara di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.4 berikut ini: Millions 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00-5.00 Rata-rata kinerja keuangan Batubara 2011 2012 2013 2014 2015 Current Asset SALES TOTAL DEBT Earning After Tax Sumber : www.idx.co.id, Laporan keuangan, data diolah Gambar 1.5 Rata-rata kinerja Keuangan Batubara Dari gambar diatas terlihat bahwa pada rata-rata total debt dari tahun 2011 sampai 2013 terus mengalami peningkatan yaitu sebesar 22.25% pada tahun 2012 dan 20.25% pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1.54% pada tahun 2014 dan 5.12% pada tahun 2015. Sepanjang tahun 2011 2015 rata-rata tingkat earning after tax terus mengalami penurunan. Pada tahun 2012 menurun sebesar 65.87%, pada tahun 5

2013 menurun sebesar 64.85%, pada tahun 2014 menurun sebesar 154.55%, dan pada tahun 2015 menurun sebesar 674.6%. Dilihat dari penjualan (sales) pada tahun 2011 sampai 2015 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu sebesar 5.57%, lalu pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 4.6%, pada tahun 2014 mengalami peningkatan kembali sebesar 8.73%. Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 37.63%. Sales mengalami fluktuasi yang mempengaruhi pada pendapatan yang diperoleh pada perusahaan batubara ini. Pada current asset dari tahun 2011 sampai 2014 mengalami peningkatan sebesar 2.37% pada tahun 2012, 8.84% pada tahun 2013 dan 10.87% pada tahun 2013. Namun, pada tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 27.74%. Untuk memprediksi model kebangkrutan, terdapat sejumlah metode yang dapat digunakan sebagaimana dikemukakan oleh Endri (2009:37), antara lain yaitu model Altman Z-Score pada tahun 1968, model Springate pada tahun 1978, model Ohlson pada tahun 1980, model Zmijewski pada tahun 1984, model Fulmer pada tahun 1984, serta model Grover pada tahun 2001 yang diciptakan memalui penilaian dan pendesainan ulang terhadap model Altman. Penelitian mengenai metode untuk memprediksi kebangkrutan telah banyak dilakukan sehingga memunculkan berbagai model prediksi kebangkrutan yang digunakan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi perusahaan sebelum perusahaan mengalami kebangkrutan (Endri, 2009:37). Dari model prediksi kebangkrutan tersebut, ditemukan perbedaan hasil prediksi. Penelitian yang dilakukan oleh Prihantini dan Maria (2013) menyatakan bahwa Model Grover memiliki tingkat keakuratan 100% dalam memprediksi kebangkrutan pada peusahaan food and beverage di BEI. 6

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati, 2014 yang berjudul Analisis model financial distress pada perusahaan Perbankan Syariah di Indonesia menjelaskan bahwa hasil akurasi dari ketiga model tersebut memberikan akurasi yang tinggi, namun persentase akurasi yang paling tinggi yaitu model grover, kedua model Springate dan ketiga model altman. Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo, 2015 yang berjudul Analisis perbandingan model Altman Z-Score, Zmijewski, dan Springate dalam memprediksi kebangkrutan Perusahaan Delisting di BEI periode 2008 2013 menjelaskan bahwa hasil akurasi dari ketiga model tersebut memberikan akurasi yang sedikit berbeda diantaranya model Altman Z-Score dengan persentase sebesar 71%, kedua model Springate dengan persentase 70%, dan model Zmijewski dengan persentase 65%. Sheela dan Karthikeyan, 2012 melakukan penelitian untuk menganalisis kebangkrutan terhadap 3 perusahaan yang bergerak dibidang farmasi diantaranya, Perusahaan Cipla, Dr. Redi Laboratorium, dan Ranbaxy dengan menggunakan model Altman Z-Score. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga Perusahaan tersebut diperoleh skor 2,34 untuk perusahaan Ranbaxy, serta Perusahaan Dr. Reddy Lab. Dan Cipla berada di zona aman dengan perolehan skor di atas 3. Penelitian ini akan menguji kemampuan model Springate, Grover dan Zmijewski dalam memprediksi kebangkrutan. Ruang lingkup penelitian ini membatasi pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dimaksudkan hasil penelitian lebih akurat karena didasarkan oleh karakteristik industri yang sejenis. Selain itu, industri pertambangan batubara dipilih karena beberapa masalah yang telah diuraikan oleh peneliti sebelumnya. 7

Berdasarkan uraian diatas mengenai keadaan pasar batubara global yang berdampak pada kinerja perusahaan pertambangan batubara di Indonesia yang terdaftar di BEI, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis Financial Distress Menggunakan Metode Springate, Grover dan Zmijewski Pada Perusahaan Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2015 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Springate pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 2. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Grover pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 3. Bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil prediksi antara metode Springate, metode Grover dan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 5. Metode pengukuran yang mana yang memberikan tingkat keakuratan paling tinggi dalam mengukur tingkat financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dari analisis ini adalah dalam rangka mengumpulkan informasi, mengolah dan menganalisis mengenai financial distress yang dialami oleh perusahaan pertambangan batubara dengan metode Springate, Grover dan Zmijewski. Tujuannya adalah: 8

1. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Springate pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 2. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Grover pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 3. Untuk mengetahui bagaimana hasil prediksi financial distress dengan menggunakan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil prediksi antara metode Springate, metode Grover dan metode Zmijewski pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 5. Untuk mengetahui metode pengukuran yang mana yang memberikan tingkat keakuratan paling tinggi dalam mengukur tingkat financial distress pada perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk berbagai pihak sebagai berikut: 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan pemikiran dan peningkatan pengetahuan penulis menganai analisis financial distress perusahaan dan merupakan media perbandingan antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasi pada perusahaan tempat diadakan penelitian. 2. Bagi lingkungan akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan wawasan serta bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut. 9

3. Bagi perusahaan yang diteliti Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan 4. Bagi investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mempertimbangkan keputusan investasi dipasar modal. 1.5 Sistematika Skripsi Sitematika penulisan penelitian ini dibagi kedalam lima bab yang disajikan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian ini dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian tentang landasan-landasan teoori dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Disamping itu juga terdapat kerangka pemikiran dan hipotesis dan penelitian terdahulu yang dilakukan. BAB III : Objek dan Metode Penelitian Bab ini berisi uraian tentang penjelasan variabel penelitian, definisi operasional penelitian, populasi, sampel, jenis sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi uraian tentang pengujian dan analisis dari hasil temuan yang diperoleh selama penelitian BAB V : Kesimpulan dan Saran 10