BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

TUGAS PRAKARYA: SABLON

III. METODE PENCIPTAAN

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

I. Produk Sablon Kertas

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN

Pengertian sticker dan jenisnya

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Membuat Tekstil Dengan Teknik Rekalatar

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar

BAB III METODE PENCIPTAAN

A. Implementasi Teoritik

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

TEKNIK DASAR CETAK SABLON

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB. III PROSES PENCIPTAAN. kriya tekstil berupa kain panjang, dalam hal ini data data yang dijadikan acuan

BAB III PERANCANGAN PROSES

PENINGKATAN KEMAMPUAN MANTAN TENAGA KERJA INDONESIA MELALUI PELATIHAN SABLON AGAR DAPAT BERWIRAUSAHA

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

Kerajinan Batik Tulis

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

MODUL PRATIKUM MATA KULIAH METODE PRODUKSI GRAFIKA TERAPAN. Topik PROSES KERJA MENYABLON KAOS. Tim Penyusun: Rudi Hedi Marwan, S.Sn., M.

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN

KRiYA TEKSTIL DAN BATIK 1 OLEH: TITY SOEGIARTY JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Berbisnis Sablon Digital Dengan Basis Transfer Paper Stabilo Digiblong Produksi RONIta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan karya seni budaya bangsa Indonesia yang dikagumi dunia.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

BAB 3 METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN PERNYATAAN

BAB II METODE PERANCANGAN

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SOLUSI BISNIS LAUNDRY DENGAN MEMANFAATKAN TEROBOSAN ECOBALL


KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 14/Ka-BAPETEN/VI-99 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN PABRIK KAOS LAMPU

lilin masih dalam bentuk bongkahan padat. Untuk membuatnya menjadi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

Perubahan zat. Perubahan zat

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: KELUARGA NELAYAN

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Seni lukis batik berawal dari seni batik yang sudah tua usianya. Seni batik

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda. Cara Paling Ampuh Merawat Wajah Secara Alami, Sehat dan Agar Awet Muda

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk ekspresi pribadi(

SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia persaingan produk impor dan produk dari Usaha Kecil Menengah

Ø CARA MEMBUAT KERTAS DAUR ULANG. Bahan bahan : 1. Koran bekas / kertas bekas. 2. Air. 3. Lem kayu. DAUR ULANG KERTAS di SMKN 12 MALANG

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

Transkripsi:

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Kaporit atau kalsium hipoklorit adalah suatu senyawa kimia dengan rumus Ca(ClO)2. Senyawa ini luas digunakan untuk pengolahan air dan sebagai zat pemutih (serbuk pemutih). Zat kimia ini dianggap relatif stabil dan mengandung klor yang lebih banyak ketimbang natrium hipoklorit (cairan pemutih).nama lain kalsium hipoklorit ialah asam hipoklorit, garam kalsium dan serbuk pemutih. Gambar 3.1 Kaporit (Sumber : www.sablon.info.com) 20

Kalsium hipoklorit digunakan untuk disinfektan pada air minum atau air kolam renang. Ia digunakan sebagai zat pembersih kuman kolam renang di luar rumah yang dikombinasikan dengan penyetabil asam sianurat, yang mengurangi kehilangan klor sehubungan dengan radiasi ultraviolet. Kandungan kalsiumnya menadahkan air dan cenderung menyumbat beberapa saringan karena, beberapa produk yang mengandung kalsium hipoklorit juga mengandung bahan anti-noda. Kalsium hipoklorit juga bahan sebagai serbuk pemutih, digunakan untuk memutihkan kain katun dan linen. Ia juga digunakan sebagai pembersih kamar mandi, disinfektan semprot rumah tangga, penghilang lumut dan alga, dan pembasmi rumput. Selain itu, kalsium hipoklorit dapat juga digunakan untuk pembuatan kloroform. Serbuk pemutih digunakan juga dalam industri gula untuk memutihkan nira tebu sebelum kristalisasinya dilakukan. Kaporit memiliki banyak fungsi sesuai kegunaannya yaitu sebagai disinfektan pada air minum atau air kolam renang, juga bahan sebagai serbuk pemutih yang di gunakan untuk memutihkan kain katun dan linen. Ia juga di gunakan sebagai pembersih kamar mandi, disinfektan seprot rumah tangga, penghilang lumut dan alga, dan pembasmi rumput, juga sebagai pembersih atau penghapus film setelah screen selesai digunakan. Kaporit memiliki sifat mudah merapuhkan benda, bersifat korosif. Sumber: https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/02/03/mengenalsifat-kaporit-kegunaannya/ 21

Gambar 3.2 Tekstur kaporit setelah menempel pada bahan (dok. Tri Satriyo, 2015) Bahan yang terkena kaporit seperti sepatu, kaos, dan celana jeans menjadi memudar atau hilangnya warna pada benda yang terkena cairan kaporit tersebut. Setelah dilakukan pencucian pada benda tersebut ternyata tidak dapat hilang atau warna menjadi permanen. Kaporit yang sering digunakan untuk penghapusan film pada screen ini ternyata memiliki warna, tekstur yang khas dan daya rekatnya yang kuat setelah menempel pada bahan. Hasil dari eksplorasi cetak dengan uji coba bahan pada takaran 3 Sendok Kaporit, 2 Sendok Pasta Medium Super dan 10 Sendok Air di dapatkan hasil bahwa pasta menyerap pada pori-pori kain sehingga pasta terasa rata, hasil terlihat kusam dan gambar terlihat gradasi. 22

B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN Hasil cetak dari eksplorasi pasta sablon dengan campuran bahan kaporit memang memiliki keuinikan tersendiri, terlihat dari hasil cetaknya yang berbeda - beda dengan gambar yang sama, seperti memiliki edisi tersendiri di setiap gesutan ketika tinta dengan alternatif bahan kaporit sebagai campuran menempel pada bahan. Hal tersebut terjadi karena tekstur kaporit yang berbentuk serbuk dan tidak beraturan ketika proses penggesutan di lakukan maka kaporit yang telah di campur dengan pasta medium super tidak dapat tersaring secara utuh pada screen sablon sehingga menghasilkan hasil bercak yang khas. Gambar 3.3 Hasil cetak kaporit dengan teknik cutting ticker (dok. Tri Satriyo, 2015) Berikut adalah beberapa keunikan dari pasta sablon dengan kaporit sebagai campuran bahannya: Pasta menyerap pada pori - pori kain, sehingga pasta tidak terasa timbul dan mudah pecah. Reaksi kaporit yang dapat mencabut warna pada kain. 23

Hasil gambar menjadi gradasi, walau di kerjakan dengan teknik spot color process yang berbasis vektor dan solid. Hasil cetak yang berbeda - beda dengan gambar yang sama. Hasil cetak yang menimbulkan efek seperti batik. Dari hasil pemaparan data yang berkaitan dengan estetika fungsi produk yaitu hasil cetak dari eksplorasi pasta sablon dengan campuran bahan kaporit pada produk tekstil ini memiliki motif, berikut adalah referensi motif dalam pembuatan karya pada produk tekstil ini yaitu Shibori. Shibori merupakan istilah Jepang yang digunakan untuk mendefinisikan berbagai cara menghias kain atau bahan tekstil dengan cara mencelup kain yang sudah diikat, dijahit, atau dilipat sesuai pola tertentu. Di indonesia sendiri, shibori biasa disebut jumputan walaupun secara teknik masih dilakukan dengan cara-cara yang cukup sederhana. Berbeda dengan kain tekstil yang dijual di toko kain pada umumnya, shibori memiliki keistimewaan tersendiri berupa unsur warna dan motif yang tidak terduga dari proses pencelupan. Teknik menghias kain secara tradisional yang cukup populer di Jepang ini biasa dilakukan menggunakan bahan celup indigo alami diatas kain katun putih. Tidak seperti teknik tie-dye yang berkembang pada umumnya, shibori lebih berfokus pada pola desain secara keseluruhan yang pengutamakan pengendalian pola. Shibori yang masuk kedalam kategori celup ikat ini dikembangkan di beberapa negara, seperti Indonesia dan Jepang. Shibori sendiri lebih menerapkan teknik resist-dyeing, atau proses pencelupan sebagian kain dengan cara mencegah bagian lainnya agar tidak terkena zat warna. Resist itulah yang berperan untuk menghentikan bahan pewarna agar tidak menyerap ke bagian kain yang tidak diinginkan. Oleh sebab itulah dalam membuat Shibori, pemahaman mengenai teknik celup ikat ini sangat dibutuhkan. 24

Tidak mengherankan jika para pakar Shibori di Jepang dianggap sebagai harta nasional, sampai-sampai hasil karyanya disimpan di museum-museum dan sebagian dikoleksi secara pribadi oleh para pecinta kain tradisional. Karena pada dasarnya teknik yang digunakan dalam membuat shibori tak hanya tergantung pada pola hiasan yang akan dibuat tapi juga karakteristik kain. Gambar 3.4 Jenis motif shibori kumo (www.kumoshibori.com) Shibori Kumo dibuat dengan mengikat bagian-bagian tertentu pada kain secara halus dan merata. Selanjutnya kain tersebut diikat menjadi bagian-bagian yang berdekatan satu sama lain, sehingga menghasilkan pola hiasan yang mirip sarang laba-laba. Sumber: https://fitinline.com/article/read/shibori/ 25

C. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK TEKNIS PRODUK RANCANGAN Proses pembuatan stensil sebagai pola untuk menghasilkan cetakan pada gambar tidak lagi di gunakan dengan teknik afdruk seperti biasanya, teknik yang di terapkan yaitu menggantikan teknik afdruk dengan cutting sticker untuk memanfaatkan daya rekatnya yang cukup kuat dan tidak mudah hancur dan rusak ketika proses mencetak. Karena sifat kaporit yang terbilang cukup keras dan dapat merusak pola gambar pada film dengan teknik afdruk biasa. Pengerjaan pola desain di lakukan secara berurutan dari bagian terbesar, sedang hingga kecil, pada pola desain berukuran kecil di gunakan sebagai isian dari celah-celah desain besar dan sedang yang pada sisi bagian cetaknya memiliki ruang kosong. Gambar 3.5 Film dengan menggunakan teknik cutting ticker (dok. Tri Satriyo, 2015) 26

1. TEKNIK YANG DIGUNAKAN a. Cetak Saring Cetak saring dikenal juga dengan sablon atau serigrafi menciptakan warna padat dengan menggunakan teknik stensil. Mulamula seniman menggambar berkas pada selembar kertas atau plastik (kadang-kadang dipakai juga film.) Gambar kemudian dilubangi untuk menciptakan stensil. (Bagian yang berlubang adalah bagian yang akan diwarnai.) Sebuah screen dibuat dari selembar kain (asalnya dulu menggunakan sutra) yang direntangkan pada rangka kayu. Selanjutnya stensil ditempelkan pada screen. Kemudian screen diletakkan di atas kertas kering atau kain. Tinta dituangkan di sisi dalam screen. Sebuah rakel dari karet digunakan untuk meratakan tinta melintasi screen, di atas stensil, dan menuju ke kertas atau kain. Screen diangkat ketika gambar sudah ditransfer ke kertas/ kain. Tiap warna memerlukan stensil yang terpisah. Screen bisa dipakai lagi setelah dibersihkan. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/seni_grafis b. Stensil Stensil adalah teknik seni yang menggunakan cetakan sebagai alat utamanya. Seni stensil termasuk salah satu cabang dari seni rupa. Pada awal perkembangannya teknik stensil digunakan untuk keperluan sablon, tanda instansi ataupun plat kendaraan. Penggunaan teknik stensil biasa memakai peralatan seperti pola kertas dan cat semprot. Karena prosesnya yang menggunakan pola tetap, gambar stensil sering ditampilkan berulang-ulang, contohnya pada media tembok. 27

Seni stensil lahir sebagai media kritik kehidupan perkotaan, seperti di Inggris, seni stensil banyak muncul di tempat umum seperti bangunan bekas, lorong kereta bawah tanah, dan tembok-tembok kota. Dalam perkembangannya seni stensil tidak hanya berupa hasil cetakan cat semprot namun juga tampil pada gambar-gambar dimajalah, komik, dan media cetak lainnya. Kekuatan pesan seni stensil terletak pada tampilan visual yang sederhana seperti wajah atau sosok, maupun penggunaan satu warna saja. Pesan di dalam seni stensil sering dijadikan sebagai media propaganda pada ruang publik. Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/seni_grafis c. Cutting Sticker Cutting Sticker adalah sticker potong atau sticker yang dibuat dengan cara memotong. Lebih jelasnya adalah sebuah teknik pemotongan bahan sticker sesuai dengan desain yang di inginkan, baik itu permainan warna solid (non gradasi) maupun corak dengan menggunakan perangkat mesin cutting sticker dan komputer sebagai media desain. Sticker Cutting merupakan jenis sticker yang contour cut artinya bentuk atau desain sticker adalah bentuk potongan dari sticker itu sendiri. Selain itu, bahan dari sticker sistem ini lebih tahan lama meski terkena panas matahari dan hujan. Sehingga lebih fleksibel untuk diaplikasikan ke berbagai media. Sumber: http://graphxcuttingsticker.blogspot.co.id/2012/07/pengertiancutting-sticker.html 28

Berikut adalah teknik desain yang di gunakan dalam pembuatan master film gambar untuk membantu dalam mengaplikasikan eksplorasi hasil cetak pasta sablon dengan campuran bahan kaporit: a. Vektor File vektor merupakan gambar yang dapat kita perbesar dengan perbesaran seberapapun tanpa mengurangi kualitas gambar. Dia juga dapat kita pisahkan berdasarkan warna yang kita inginkan dalam persiapan output film. Dalam pembuatan logo, tulisan, atau gambar yang berbentuk warna solid menggunakan file vektor. Sumber: https://quasablon.wordpress.com/2013/02/06/sablon-kaosgambar-vektor-lebih-bagus-untuk-pembuatan-film/ b. Spot Color Process Spot Color Prosess adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara mencetak dengan menggunakan satu per satu warna tinta yang ada di dalam gambar. Setiap warna yang akan dicetak menggunakan film dan screen secara tersendiri. Biasanya, spot color process ini dipergunakan untuk gambar atau artwork dengan tepian yang solid atau gambar vektor. Sumber: Benny Setiawan Rahardjo. 2008. Desain T-Shirt dengan CorelDRAW & Photoshop. Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 29

2. PROSES PRODUKSI Pada tahap awal, menyiapkan pasta medium super dan kaporit lalu mengambil wadah untuk segera mencapurkan dua bahan baku tersebut. Takaran pencampuran bahan tersebut yaitu 2:1 dengan bobot kaporit mendominasi dan menambahkan air secukupnya agar tekstur pada campuran pasta menjadi agak sedikit lembab. Gambar 3.6 Proses pencampuran pasta sablon (dok. Tri Satriyo, 2016) 30

Kemudian, menempelkan cutting sticker pada bidang screen sesuai ukuran yang telah di buat untuk memudahkan dalam proses mencetak usahakan satu screen hanya di gunakan untuk satu gambar saja. Gambar 3.7 Proses penempelan cutting sticker pada screen (dok. Tri Satriyo, 2016) 31

Persiapan yang perlu di lakukan sebelum proses mencetak yaitu, kain di rekatkan pada alas kayu dan pastikan bahwa bidang kayu benar-benar rata pada bagian permukaannya agar seluruh bagian kain yang akan di cetak dapat tercetak secara utuh. Gambar 3.8 Proses penempelan kain pada alas kayu (dok. Tri Satriyo, 2016) 32

Setelah melalui tahapan tersebut, maka proses mencetak dapat di lakukan dengan arahan pola desain yang telah di buat sebelumnya. Waktu mencetak juga tidak boleh terlalu lama karena reaksi kaporit yang akan terus menjalar ke bagian bahan yang telah di cetak. Gambar 3.9 Proses mencetak pada kain katun (dok. Tri Satriyo, 2016) 33

Kain yang telah di cetak lalu segera di bilas dengan air mengalir untuk memberhentikan reaksi dari kaporit yang akan terus menjalar pada bagian bahan yang telah di cetak. Kemudian tiriskan sisa-sisa air yang masih ada dengan memeras kain secara perlahan lalu bentangkan kain agar terkena angin dan kering dengan sendirinya. Gambar 3.10 Proses membilas kain yang telah di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) 34

Setelah seluruh bagian kain kering, tekstur dan warna dari hasil cetak dapat terlihat sepenuhnya. Selanjutnya kain dapat di setrika agar permukaan kain merata sehingga kain dapat di gunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan produk-produk tekstil. Gambar 3.11 Proses pengeringan kain yang telah di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) 3. CARA PERAWATAN Cara dalam perawatan karya di antaranya, sebagai berikut: 1. Mencuci karya baiknya tanpa deterjen 2. Hindari mencuci karya dengan mesin cuci 3. Usahakan memeras karya dalam proses pengeringan tidak terlalu kencang 4. Ketika menjemur karya sebaiknya terkena sinar matahari 5. Hindari karya dari benda-benda tajam 35

4. PROSES PEMBUATAN POLA Proses pembuatan pola desain pada karya ini terlebih dahulu di mulai dengan mengisi bagian bidang gambar terbesar, ada 4 desain berukuran besar dengan 2 desain berukuran sedang yang selanjutnya di kombinasikan dengan 2 desain berukuran kecil. Pengerjaan pola desain di lakukan secara berurutan dari bagian terbesar, sedang hingga kecil, pada pola desain berukuran kecil di gunakan sebagai isian dari celah-celah desain besar dan sedang yang pada sisi bagian cetaknya memiliki ruang kosong. Media kain yang di gunakan untuk mencetak karyapun terbilang cukup besar dengan ukuran bidang kain 160 cm x 120 cm, sehingga pada pembuatan film cetak harus di pisahkan satu persatu agar proses pengerjaan pola desain tetap dapat di lakukan sesuai dengan desain yang telah di buat dan proses mencetak harus di lakukan secara teliti agar hasil akhir menjadi maksimal. Gambar 3.12 Pola pertama yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) 36

Gambar 3.13 Pola kedua yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) Gambar 3.14 Pola ketiga yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) 37

Gambar 3.15Pola keempat yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) Gambar 3.16 Pola kelima yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) 38

Gambar 3.17 Pola keenam yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) Gambar 3.18 Pola ketujuh yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) 39

Gambar 3.19 Pola kedelapan yang di cetak (dok. Tri Satriyo, 2016) 40

D. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK EKONOMI PRODUK RANCANGAN Banyaknya antuasiasme orang dalam mengenakan benda atau produk (khususnya dalam bidang cetak) yang berbeda antara satu dengan lainnya. Memicu para pegrafis untuk berlomba-lomba mencari keunikan hasil cetak dalam meningkatkan inovasi serta desain yang inovatif agar produknya dapat di kenal oleh masyarakat luas. Hasil cetak dari eksplorasi pasta sablon ini di harapkan dapat memiliki nilai jual yang cukup tinggi, karena memiliki edisi di setiap hasil cetaknya yang khas dan tidak dapat di jamah dengan pasta sablon pada umumnya. Dengan gambar yang sama tekstur dari hasil cetak bisa berbeda satu sama lainnya, yang unik dan cukup khas karena menyerupai seperti tekstur batik tradisional. Daya rekat yang menyerap pada bahan kain katun dan memiliki warna yang khas dan tidak akan rusak atau memudar ketika bahan tersebut rutin di cuci. Jenis kain yang di gunakan dalam pembuatan karya adalah kain katun combad 30 s, bahan utama dalam pembuatan kaos. Pada umumnya bahan katun ini memiliki harga jual tersendiri, khususnya dengan mengolah kain katun combad 30 s berwarna hitam dengan harga Rp. 86.920.00,- /kilogram dan mengaplikasikannya ke dalam produk tekstil sehingga nilai jual menjadi lebih. Gambar 3.20 Hasil cetak dengan pasta campuran bahan kaporit (dok. Tri Satriyo, 2016) 41