PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR

dokumen-dokumen yang mirip
Kholifatul Maghfiroh, Asim, Sumarjono Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

JurusanFisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Ulya Dewi Annur, Wartono, dan Mudjihartono Universitas Negeri Malang

III. METODOLOGI PENELITIAN

,, Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si***

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 6 MALANG

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION


PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN

Rizka Warna Kaliantin Universitas Negeri Malang

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel : Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran Siklus I

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5

BAB III METODE PENELITIAN

PEMBELAJARAN DENGAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA SISWA PADA MATAPELAJARAN IPA / FISIKA KELAS VII-F SMP NEGERI 20 MALANG

Didik Cahyono 1), Dwi Haryoto 2), dan Asim 3) Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Uswatul Munawaroh 1, Muhardjito 2, dan Hartatiek 3 Universitas Negeri Malang

50 Media Bina Ilmiah ISSN No

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu bidang studi yang ada

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 1 Tahun 2014, ISSN: Halaman 41-45

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN ZAT MELALUI PROBEX. Jaryanto. SMP Negeri 1 Pringapus

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Diskusi di SDN Siney

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

64 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan untuk membentuk manusia yang berkualitas, dan berguna untuk kemajuan hidup bangsa.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

III. METODE PENELITIAN. Lampung Tahun Ajaran 2009/2010 dengan jumlah siswa 29 orang yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI GERAK HARMONIK SEDERHANA DI KELAS XI IPA MAN SANGGAU LEDO

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah kelompok Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

I. METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 5 Talang

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap, nilai-nilai pembentukan dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas. (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. lebih kearah penanaman pengetahuan tentang konsep-konsep dasar, sebagaimana para saintis merumuskan hukum-hukum dan prinsip-prinsip

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII BSMP NEGERI 1 WAGIR Nike Novianti 1, Sugiyanto 2, Sulur 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang 1 Mahasiswa Fisika Universitas Negeri Malang 2,3 Dosen Fisika Universitas Negeri Malang E-mail: nikecantik8@gmail.com ABSTRAK: Keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMPN 1 Wagir rendah dan perlu ditingkatkan. Peningkatan keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keterlaksanaan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan bagaimana peningkatan keterampilan proses IPA dan hasil belajar selama penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Jenis penelitian adalah Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan selama dua siklus di kelas VIII B SMPN 1 Wagir yang terdiri atas 33 orang siswa pada semester genap. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi, ulangan harian, pekerjaan rumah, LKS dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kererampilan proses IPA dan hasil belajar siswa meningkat selama menerapkan model inkuiri terbimbing. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMPN 1 Wagir. Kata Kunci: Inkuiri Terbimbing, Keterampilan Proses IPA, Hasil Belajar. Hasil observasi awal yang dilakukan selama dua minggu mulai tanggal 18 Maret sampai dengan 28 Maret menunjukkan bahwa keterampilan proses IPA siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir masih rendah. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mengamati, menafsirkan hasil pengamatan, menggunakan alat dan bahan, dan berkomunikasi yang masih rendah selama melaksanakan percobaan resonansi. Pelaksanaan praktikum resonansi dilakukan di luar kelas dengan menggunakan satu set alat dan bahan untuk satu kelas. Hasil belajar fisika siswa kelas VIII B juga masih rendah. Hanya ada 5 siswa yang mendapat nilai di atas KKM (yaitu sebesar 74). Nilai tertinggi dari ulangan

harian tersebut adalah 95 sedangkan nilai terendah 7. Rata-rata nilai ulangan harian siswa adalah 34,3. Rendahnya hasil belajar siswa juga terlihat dari rata-rata nilai tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa yaitu sebesar 70 dan masih berada di bawah KKM (yaitu sebesar 74). Hasil wawancara menunjukkan bahwa guru telah menggunakan variasi metode pembelajaran yaitu penugasan dan eksperimen namun belum dapat mengatasi rendahnya keterampilan proses dan hasil belajar fisika siswa. Proses eksperimen yang dilakukan oleh guru dan siswa belum berjalan dengan baik. Apersepsi yang dilakukan oleh guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi sebelum melakukan eksperimen belum berhasil dengan baik. Banyak siswa merasa asing dan bingung dengan tujuan eksperimen. Pembelajaran kurang terorganisir dengan baik. Selama dua jam pelajaran hanya diisi dengan kegiatan eksperimen dan diskusi. Penguatan dan penerapan materi dalam bentuk pengerjaan latihan soal tidak sempat dilaksanakan. Sedangkan pada pertemuan sebelumnya guru hanya menjelaskan materi bunyi saja dan pembelajaran berlangsung satu arah sehingga menjadikan siswa pasif. Berdasarkan permasalahan di kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir yakni keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa yang masih rendah maka perlu dilakukan perbaikan. Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Berdasarkan uraian latar belakang didapatkan rumusan masalah yaitu: (1)Bagaimana keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir, (2) Bagaimana peningkatan keterampilan proses IPA siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir selama penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan (3) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir selama penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Model inkuiri merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar menemukan masalah, mengumpulkan, mengorganisasi, memanipulasi data dan memecahkan masalah (Koes, Supriyono, 2003:68). Amri (2010:35) menyatakan inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang dapat diartikan sebagai proses

bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Dengan kata lain, inkuiri merupakan suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis. Inkuiri Terbimbing adalah model pembelajaran yang didalamnya terdapat beberapa kegiatan yang bersifat ilmiah, peserta didik menyampaikan ide-ide sebelum topik tersebut dipelajari, peserta didik menyelidiki sebuah gejala atau fenomena, peserta didik menjelaskan fakta-fakta dan membandingkannya secara saintifik (Chodijah:2012). Sedangkan menurut Yuliati (2008:29) model pembelajaran Inkuiri Terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran berbasis inkuiri. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing memiliki tahapan-tahapan yaitu: konfrontasi dengan masalah, pengumpulan dan verifikasi data, pengumpulan data-eksperimen, mengorganisasi dan merumuskan penjelasan, dan menganalisis proses inkuiri. Keterampilan proses merupakan keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (Indrawati, 1999 dalam Trianto, 2010:144). Aspek keterampilan proses yang perlu dimiliki siswa antara lain keterampilan mengamati, menafsirkan pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan percobaan, berkomunikasi, dan mengajukan pertanyaan. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Kemampuan yang menimbulkan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Makin tinggi tingkat, maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Bloom (Widodo, 2006) membagi dan menyusun secara hirarki tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks. Enam tingkat itu adalah menghafal (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan membuat (C6).

METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir Semester Genap Tahun ajaran 2013/2014. Jumlah siswa kelas VIII B adalah 33 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Kehadiran peneliti pada tindakan pembelajaran ini sebagai pengajar atau guru dibantu dengan dua orang observer. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas identifikasi masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Instrument yang digunakan adalahlembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi keterampilan proses IPA, format catatan lapangan, RPP, butir soal ulangan harian, LKS dan pekerjaan rumah. Ada tiga data utama dalam penelitian ini yaitu: (1) Keterlaksanaan Pembelajaran Model Inkuiri Terbimbing, (2) Keterampilan Proses IPA Siswa dan (3) Hasil Belajar Siswa. Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan kuatitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing mengalami peningkatan pada setiap tahap seperti tampak pada Tabel 1. Persentase rata-rata keterlaksanaan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing meningkat dari 63% menjadi 90,5% oleh siswa dan 74,7% menjadi 95,8% oleh guru dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil yang dicapai, nilai tersebut sudah memenuhi kriteria keterlaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran merupakan hasil refleksi yang dilakukan setelah siklus I dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan mempetahankan kelebihan pada siklus I untuk diterapkan pada tindakan selanjutnya.

Tabel 1 Data Persentase Keterlaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Siklus I Dan Siklus II Tahapan Inkuiri Terbimbing Siklus I Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Konfrontasi dengan Masalah 57,14 75 90 93,75 Pegumpulan dan Verifikasi 85,71 95 95 96,45 Data Pengumpulan Data 70,8 75 97,5 100 Eksperimen Mengorganisasi dan 66,65 79,15 87,5 95,85 Merumuskan Penjelasan Mengaalisis Proses Inkuiri 40 40 84,37 96,87 Berdasarkan hasil observasi diperoleh hasil keterampilan proses IPA siswa pada siklus I sebesar 63,3% dan pada siklus II sebesar 81,33%. Keterampilan proses IPA siswa mengalami peningkatan setiap aspek dari siklus I ke siklus II. Peningkatan ini merupakan hasil dari perbaikan yang dilakukan setelah siklus I dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Siswa kesulitan mengggunakan alat dan bahan sehingga pada siklus II dilakukan perbaikan dengan membimbing siswa menggunakan alat dan bahan tahap demi tahap. Siswa masih kesulitan ketika menafsirkan data sehingga pada siklus II guru membimbing siswa menafsirkan data hasil pengamatan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan. Keterampilan mengamati siswa juga masih perlu ditingkatkan dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pada saat siswa melakukan pengamatan. Tabel 2 Ketercapaian Keterampilan Proses IPA Aspek Keterampilan Proses Siklus I Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Mengajukan pertanyaan 33,3 69,6 81,8 90 Menggunakan Alat dan 50,2 64,15 75,2 83,6 Bahan Mengamati 75,7 85,8 88,8 91 Menafsirkan Pengamatan 60 69,6 77,2 83.3 Mengkomunikasi 61,6 63,6 70,7 71,7 Rata-rata 56,16 70,55 78,74 83,92 Jumlah siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan dari observasi awal sampai penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Jumlah siswa yang tuntas belajar juga mengalami peningkatan pada setiap pertemuan namun pada pertemuan 2

siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar menurun seperti pada Tabel 3. Penurunan ketuntasan belajar ini terjadi karena siswa masih kesulitan mengerjakan soal aplikasi yang menggunakan rumus. Keadaan ini diperbaiki dengan lebih banyak memberikan latihan soal penggunaan rumus sehingga pada pertemuan selanjutnya ketuntasan belajar siswa meningkat. Nilai rata-rata siswa juga mengalami peningkatan setiap pertemuan kecuali pada pertemuan 2 siklus I. Penurunan inijuga terjadi karena siswa masih kesulitan mengerjakan soal aplikasi yang mengguanakan rumus. Tabel 3. Ketercapaian Hasil Belajar Siswa Observasi Awal Siklus I Siklis II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II Jumlah siswa tuntas 5(15,1%) 22(66,7%) 6(18,2%) 23(69,7%) 100(100%) Jumlah siswa yang 28(84,8%) 11(33,3%) 27(81,8%) 10(33,3%) 0(0%) tidak tuntas Nilai rata-rata 34,3 73,3 55,3 86,8 87,12 Berdasarkan paparan data dan pembahasan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan proses IPA dan hasil belajar. Hal ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Maratusy (2013) yang menyatakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses IPA. Penelitian yang dilakukan oleh Laxmi (2008) juga menyatakan bahwa model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir telah terlaksana dengan baik oleh guru maupun oleh siswa pada semua tahap pembelajaran yaitu konfrontasi dengan masalah, pengumpulan dan verifikasi data, pengumpulan data eksperimen, mengorganisasi dan merumuskan penjelasan, dan menganalisis proses inkuiri. Keterlaksanaan penerapan model pembelajaran ini telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 63% oleh siswa dan 74,7% oleh guru untuk siklus I kemudian diperbaiki lagi sehingga pada siklus II terlaksana 90,5% oleh siswa dan 95,8% oleh guru.keterampilan proses IPA siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir mengalami peningkatan selama penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing sebesar 63,3% dengan kategori cukup pada siklus 1 dan sebesar 81,33% dengan kategori baik pada siklus II.Hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir mengalami peningkatan selama penerapan Model Pembelajaran Inkuri Terbimbing sebesar 42,45% pada siklus I dan sebesar 84,85% pada silus II.

Saran Saran yang bisa diberikan oleh peneliti dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Guru fisika kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir Model pembelajaran Inkuri Terbimbing dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif cara dalam proses pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran agar pelajaran fisika menjadi lebih menarik dan menghasilkan hasil belajar yang tinggi. 2. Sekolah Hendaknya menyediakan jumlah dan jenis alat praktikum yang memadai sehingga saat melakukan percobaan tidak mengalami kesulitan dan berjalan lancar. 3. Siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Wagir Siswa menyiapkan materi pelajaran yang akan dipelajari agar saat proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Siswa seharusnya berberan aktif dalam melakukan praktikum agar terampil dalam menggunakan alat-alat dan terbiasa melakukan praktikum. Siswa berlatih mengemukakan pendapat dan berkomunikasi saat melakukan diskusi. Daftar Rujukan Amri dkk, 2010. Proses Pembelajaran Kreatif Dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Chodijah, Siti. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Guided Inquiry Yang Dilengkapi Penilaian Portofolio Pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, (Online), 1: 1-19 (http://ejournal.unp.ac.id), diakses 18 Juli 2014 Dunnurriya, Maratusy Syahadatud. Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Al Maarif 01 Singosari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana UM Handayanto, Supriyono Koes. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: Jica Common Textbook Trianto. 2010. Model-model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Widodo, Ari. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, 3(2). (Online), (http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._biologi/19670527199 2031-ARI_WIDODO/2006-Taksonomi_Bloom_dan_alat_evaluasi.pdf), diakses 19 Juli 2014 Yuliati, Lia. 2008. Model Model Pembelajaran Fisika Teori dan Praktek. Malang: LP3 UM

Zahara, Laxmi. 2008. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Model Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII C Al Maarif 02 Singosari Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Sarjana UM