BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

dokumen-dokumen yang mirip
Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

M.FADHILLAH RIFKI ( ) Pembimbing: Dr.Ir. Bambang Sampurno, MT

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

IV. PERANCANGAN SISTEM

(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC)

IMPLEMENTASI MODEL REFERENCE ADAPTIVE SYSTEMS (MRAS) UNTUK KESTABILAN PADA ROTARY INVERTED PENDULUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

Herry gunawan wibisono Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

Proportional, integral dan derivative. Software sistem respon kendali PID

Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

IMPLEMENTASI SENSOR KAPASITIF DALAM SISTEM KONTROL KADAR ETANOL

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

Gambar 1. Screw conveyor dan Belt conveyor

Yogyakarta 55281, Indonesia. Yogyakarta 55281, Indonesia. Yogyakarta 55281, Indonesia

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

ANTISWING WIRELESS OVERHEAD CRANE MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY LOGIC DAN PD SYSTEM

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

Bab IV Pengujian dan Analisis

BAB IV ANALISIS KINERJA PENGENDALI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

DESAIN KONTROLER FUZZY UNTUK SISTEM GANTRY CRANE

RANCANG BANGUN PENGONTROLAN ANTI SWING PADA PROTOTIPE GANTRY CRANE DENGAN METODE FUZZY LOGIC

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Presentasi Tugas Akhir

PERANCANGAN KONTROLER PENGGANTI ELECTRONIC CONTROL UNIT UNTUK MENGATUR POSISI SUDUT FLAP PADA MODEL MINIATUR PESAWAT N-219

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SISTEM KENDALI ANTI SWAY OVERHEAD CRANE

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

IMPLEMENTASI PENGATURAN POSISI CERMIN DATAR SEBAGAI HELIOSTAT MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam.

BAB II SISTEM KENDALI GERAK SEGWAY

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

BAB III DINAMIKA PROSES

Bab 5 Kesalahan Posisi dari Perangkat Gerak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pengujian program pada Arduino Mega 2560 melalui software

IMPLEMENTASI KONTROLER PID PADA TWO WHEELS SELF BALANCING ROBOT BERBASIS ARDUINO UNO

BAB 1 PENDAHULUAN. pengujian nya, sebagai pengatur kecepatan menghasilkan steady state error yang

BAB III METODA PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Video shooting adalah serangkaian kegiatan pengambilan gambar bergerak

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri skala kecil hingga skala besar di berbagai negara di

Eka Mandayatma *a), Fahmawati Hamida a), Hanifa Hasna Fawwaz a),

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID) UNTUK MOTOR DC MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

LAPORAN SIMULASI SISTEM WATER LEVEL CONTROL DENGAN PID DAN SILO TO SILO DENGAN MENGGUNAKAN KONVEYER

Desain dan Implementasi Kontroler Sliding Mode untuk Pengaturan Akselerasi pada Simulator Hybrid Electric Vehicle

SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil perancangan meliputi hasil perancangan perangkat keras dan perancangan sistem kendali. 4.1.1 Hasil Perancangan Perangkat Keras Simulator crane yang dirancangan seperti pada Gambar 4-1 dapat mempresentasikan cara kerja crane yang sebenarnya. Jib pada crane diwakili oleh lintasan simulator troli, troli jib pada crane diwakili oleh simulator troli, sling penggerak troli diwakili oleh belt penggerak troli, kabel sling crane diwakili oleh batang ayun, kemudian motor DC dan kedua incremental rotary encoder dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya. Simulator crane yang dirancangan memiliki kekurangan dan kelebihan. Faktor kekurangan pada simulator crane yaitu bagian simulator troli yang mana kurang presisinya rumah penjepit belt guna menggerakan troli tersebut, dan ukuran pulley yang berada pada ujung lintasan troli terlalu besar melebihi ukuran diameter roda gigi pada poros motor DC. Faktor kelebihan pada simulator troli yaitu bentuk visual yang jauh lebih menarik dan simple, gesekan yang dihasilkan dari gerakan troli dapat berkurang karena menggunakan sliding bushing, sehingga tenaga yang dihasilkan dapat bekerja secara maksimal, dan mekanisme kerja pada alat peraga memaksimalkan performa perancangan sistem dalam mengurangi ayunan berlebih pada batang ayun saat simulator crane beroperasi. Gambar 4-1 Hasil Perancangan Simulator Crane. 55

4.1.2 Hasil Perancangan Sistem Kendali Perancangan perangkat lunak meliputi perancangan kendali posisi dan perancangan kendali ayun. Sistem kendali posisi digunakan untuk kendali posisi simulator troli dan juga untuk mencari nilai kontroler PID. Hasil perancangan susunan blok kendali posisi dapat dilihat pada Gambar 4-2. Gambar 4-2 Blok Diagram Sistem Kendali Posisi Simulator Troli. Sistem kendali posisi terdiri dari beberapa blok simulink. Blok tersebut terdiri dari blok step/constant dan blok slider gain sebagai input, blok pembacaan putaran poros motor DC, susunan blok kontroler PID digunakan untuk mengkompensasi error yang terjadi pada rotasi motor DC menggerakan simulator troli. Nilai error yang dihasilkan dari blok substract atau blok pembanding antara nilai dari blok input dan blok pembacaan rotasi motor DC. Sistem kendali posisi dengan sistem kendali ayun memiliki dua feedback/umpan balik yaitu pembacaan enkoder posisi simulator troli dan pembacaan enkoder posisi ayun. Kedua feedback digunakan sebagai referensi simulator troli untuk bergerak. Beberapa blok ditambahkan dalam sistem kendali posisi dengan sistem kendali ayun yaitu blok pembacaan enkoder posisi ayun, blok gain, blok kontrol PID untuk kompensasi nilai error dari enkoder ayun. Gambar 4-3 menunjukan susunan blok sistem kendali posisi dengan sistem kendali ayun. 56

Gambar 4-3 Sistem Kendali Posisi Simulator Troli dengan Kendali Posisi Ayun. 4.2 Hasil Pengujian Sistem Pada bagian ini akan dilakukan beberapa pengujian terhadap sistem untuk mengetahui responsnya. Batas simpangan ayunan batang pendulum yang diperbolehkan pada pengujian ini adalah dibawah 5. Beberapa pengujian tersebut antara lain : Pengujian kendali posisi troli tanpa kontroler dan kendali posisi ayun. Pengujian kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun menggunakan kontroler PID metode Ziegler-Nichols 2. Pengujian kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun menggunakan kontroler PID metode trial and error. Pengujian kendali posisi troli dengan kendali posisi ayun menggunakan kontroler PID metode Ziegler-Nichols 2. Pengujian kendali posisi simulator troli dengan kendali posisi ayun menggunakan kontroler PID metode trial and error. 4.2.1 Pengujian Kendali Posisi Troli Tanpa Kontroler dan Kendali Posisi Ayun Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui respons sistem tanpa kompensasi dari kontroler dan kendali ayun. Respons sistem selanjutnya akan digunakan sebagai pembanding dengan sistem kontrol yang dirancang sehingga 57

performa kontroler yang digunakan akan jelas terlihat perbandingannya. Gambar 4-4 merupakan respons sistem kendali posisi tanpa kontroler dan kendali ayun. Gambar 4-4 Respons Sistem Kendali Posisi Tanpa Kontroler dan Kendali Ayun. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan target posisi troli pada posisi 100 mm, terlihat bahwa respons sistem tidak mencapai posisi yang diinginkan. Posisi steady state simulator troli hanya mencapai posisi 1,52 mm. Error steady state (ess) yang terjadi sebesar 98,48 mm. Settling time (ts) dapat ditentukan jika nilai error steady state berada pada nilai ±2% dari target sudut yang ditentukan. Akan tetapi respons sistem yang ditunjukan pada gambar diatas tidak mencapai nilai ±2% dari target posisi yang menyebabkan settling time tidak dapat ditentukan. Pada dasarnya sistem kendali posisi tanpa kontroler pada pengujian diatas memiliki respons yang halus dan tidak memiliki overshoot namun tidak dapat mencapai target posisi. Ayunan/simpangan batang ayun yang terjadi pada pengujian ini mendekati batas simpangan yang diperbolehkan pada perancangan simulator crane yaitu 5. Nilai simpangan batang ayun yang terjadi adalah 0, maka nilai ayunan tersebut masuk pada nilai yang diperbolehkan. 4.2.2 Pengujian Kendali Posisi Troli Tanpa Kendali Posisi Ayun Menggunakan Metode Ziegler-Nichols 2 Pada pengujian ini sistem kendali posisi diberikan kontroler PID Zieger- Nichols 2 agar respons sistem dapat mencapai target posisi yang diinginkan. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan target posisi simulator troli pada 58

posisi 100 mm, dan terlihat bahwa respons sistem mencapai target posisi. Respons sistem yang terjadi memiliki maksimal overshoot (Mp) sebesar 26,38 mm. Overshoot terjadi pada waktu ke-0,05 detik. Error steady state (ess) yang terjadi sebesar -0,28 mm. Error steady state dicapai cukup lama yaitu pada waktu ke-4,12 detik. Nilai settling time (ts) dicapai pada waktu ke-1,42 detik. Ayunan yang terjadi pada pengujian ini masih di atas nilai yang diperbolehkan pada saat simulator troli bergerak. Nilai terbesar dari simpangan/ayunan batang ayun yang terjadi adalah 30,96. Nilai terbesar simpangan/ayunan batang ayun terjadi pada waktu ke-0,33 detik. Nilai simpangan/ayunan batang ayun terjadi karena adanya overshoot pada simulator. Batang ayun secara cepat berbalik arah rotasi ketika kontroler membaca adanya overshoot. Hal ini menyebabkan batang ayun berisolasi. Nilai simpangan/ayunan batang ayun terakhir yang didapat sebesar 10,08, dicapai pada waktu ke-4,78 detik. Respons tersebut masih belum masuk pada nilai yang diperbolehkan. Respons sistem dapat dilihat pada Gambar 4-5. Gambar 4-5 Respons Sistem Posisi Troli Tanpa Kendali Ayun Menggunakan Kontroler PID Metode Ziegler-Nichols 2 4.2.3 Pengujian Kendali Posisi Troli Tanpa Kendali Ayun Menggunakan Metode Trial And Error Pada pengujian ini sistem kendali posisi simulator troli diberikan kontroler PID dengan metode trial and error. Kontroler PID ini dirancang berdasarkan coba-coba untuk mendapatkan respons sistem yang diinginkan. Respons sistem dapat dilihat pada Gambar 4-6. 59

Gambar 4-6 Respons Sistem Kendali Posisi Troli Tanpa Kendali Ayun Menggunakan Kontroler PID Metode Trial And Error. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan target posisi simulator troli pada posisi 100 mm, dan terlihat bahwa respons sistem mencapai target posisi. Respons yang terjadi tidak memiliki maksimal overshoot (Mp), respons yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan kontroler PID metode Ziegler- Nichols 2. Error steady state (ess) yang terjadi sebesar -0,18 mm. Settling time (ts) dicapai pada waktu ke-0,21 detik. Simpangan/ayunan batang ayun yang terjadi pada pengujian ini masih diatas nilai yang diperbolehkan. Nilai terbesar dari ayunan yang terjadi adalah 14,76. Nilai terbesar ayunan batang ayun terjadi pada waktu ke-0,24 detik. Ayunan batang ayun terjadi disebabkan oleh gerakan yang dihasilkan simulator troli secara tiba-tiba. Nilai ayunan batang ayun terakhir yang didapat sebesar 0,54. Respons ayunan sudah masuk pada nilai yang diperbolehkan, waktu pencapaian terjadi pada waktu ke-4,37 detik. 4.2.4 Pengujian Kendali Posisi Troli dengan Kendali Posisi Ayun Menggunakan Kontroler PID Metode Ziegler-Nichols 2 Pengujian kali ini bertujuan mengurangi simpangan/ayunan batang ayun yang terjadi pada saat simulator troli bergerak. Sistem kendali posisi simulator troli yang dirancang ditambahkan kendali posisi ayun untuk mengurangi ayunan yang terjadi pada batang ayun. Ayunan batang ayun yang terjadi dibaca oleh enkoder posisi ayun yang kemudian digunakan sebagai umpan balik untuk 60

menghilangkannya. Pengujian kendali posisi simulator troli dengan kendali posisi ayun menggunakan posisi target posisi yang sama agar perbandingan sistem yang dirancang lebih jelas terlihat. Respons sistem dapat dilihat pada Gambar 4-7. Gambar 4-7 Respons Sistem Kendali Posisi dengan Kendali Ayun Menggunakan PID Metode Ziegler-Nichols 2. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan target posisi simalator troli pada posisi 100 mm. Pada grafik terlihat bahwa respons sistem menunjukan osilasi yang tidak teratur, hal itu disebabkan karena simulator troli harus menyeimbangkan ayunan batang ayun terlebih dahulu saat mencapai target posisi yang ditentukan. Maksimal overshoot (Mp) yang terjadi adalah 99,43 mm, 0,47 detik setelah simulator diberikan input. Hal ini juga dikarenakan respons kontroler PID memiliki overshoot yang sangat besar sehingga kendali posisi digabungkan dengan kendali posisi ayun nilai overshoot juga meningkat. Error steady state (ess) bernilai -19,95 mm. Nilai respons sistem settling time (ts) tidak dapat diidentifikasi. Ayunan batang ayun menunjukan respons yang tidak stabil, sehingga nilai ayunan batang ayun maksimal diambil dari grafik respons pencapaian tertinggi yang bernilai 25,02. Untuk ayunan batang ayun terendah tidak dapat teridentifikasi dikarenakan ketidakstabilan respons ayunan tidak dapat menyeimbangkan ayunan batang ayun sehingga sistem tidak dapat mereduksi ayunan yang terjadi. 61

4.2.5 Pengujian Kendali Posisi Troli dengan Kendali Posisi Ayun Menggunakan Kontroler PID Metode Trial And Error Pengujian ini dilakukan sama seperti pengujian pada subsubbab 4.2.4. Perbedaan dari pengujian sebelumnya hanya pada kontroler PID yang digunakan. Nilai-nilai dari setiap konstanta kontroler PID dicari berdasarkan coba-coba hingga sistem menunjukan respons yang diinginkan. Respons sistem dapat dilihat pada Gambar 4-8. Gambar 4-8 Respons Sistem Kendali Posisi Troli dengan Kendali Posisi Ayun Menggunakan Kontroler PID Metode Trial And Error. Pengujian ini dilakukan dengan memberikan target posisi simulator crane pada posisi 100 mm, Dari grafik yang muncul terlihat bahwa respons sistem dapat mencapai target posisi yang ditentukan. Maksimal overshoot (Mp) yang terjadi adalah 0,87 mm dan terjadi pada waktu ke-0,38 detik. Settling time (ts) dengan menggunakan kontroler PID metode trial and error tercapai lebih cepat dibandingkan dengan kontroler PID metode Ziegler-Nichols 2. Settling time pada pengujian ini dicapai pada waktu ke-0,14 detik. Error steady state (ess) didapat sebesar 0,50 mm. Simpangan/ayunan batang ayun yang terjadi pada pengujian ini masih diatas nilai yang diperbolehkan pada saat simulator troli bergerak sama seperti pengujian sebelumnya. Nilai terbesar dari ayunan yang terjadi adalah 23,04. Nilai terbesar simpangan terjadi pada waktu ke-0,13 detik. Ayunan batang ayun yang besar terjadi disebabkan akibat gerakan simulator itu sendiri yang begitu 62

cepat. Nilai ayunan batang ayun yang mendekati batas nilai yang diperbolehkan sebesar 3,96 terjadi pada waktu ke-3,77 detik. 4.3 Perbandingan Hasil Pengujian Seluruh Sistem Kendali Pada bagian ini setiap sistem kendali akan dibandingkan untuk melihat performa yang paling optimum. Perbandingan hasil pengujian sistem kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun dan kendali posisi troli dengan kendali posisi ayun menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 dapat dilihat pada Tabel 4-1. Tabel 4-1 Perbandingan Hasil Pengujian Sistem Kendali Posisi Menggunakan Kontroler PID Metode Ziegler-Nichols 2 Sistem Kendali Target Posisi Posisi Steady State Maksimal Overshoot Settling time (detik) Error steady state Ayunan maksimum ( ) Tanpa kendali posisi dan ayun Tanpa Kendali Ayun Dengan Kendali Ayun 100 1,52 - - 98,48 0 100 100,28 26,38 1,42 0,28 30,96 100 80,05 99,43 - -19,95 25,02 Perbandingan hasil pengujian sistem kendali posisi tanpa kendali ayun dan kendali posisi dengan kendali ayun menggunakan metode trial and error dapat dilihat pada Tabel 4-2. Tabel 4-2 Perbandingan Hasil Pengujian Sistem Kendali Posisi Menggunakan Kontroler PID Metode Trial And Error. Sistem Kendali Target Posisi Posisi Steady State Maksimal Overshoot Settling time (detik) Error steady state Ayunan maksimum ( ) Tanpa kendali posisi dan ayun Tanpa Kendali Ayun Dengan Kendali Ayun 100 1,52 - - -98,48 0 100 99,82-0,21-0,18 14,76 100 100,5 0,87 0,14 0,5 23,04 63

4.4 Analisis dan Pembahasan 4.4.1 Analisis Sistem Pada sistem kendali posisi ini simulator troli yang terhubung ke poros motor DC adalah obyek kendali. Pembacaan posisi motor DC yaitu dengan menggunakan enkoder motor DC bawaan yang mempunyai 448 ppr. Mikrokontroler yang digunakan adalah Arduino mega 2560 R3 sebagai alat akuisisi data untuk ditampilkan didalam Matlab. Input dimasukan melalui Matlab oleh user yang kemudian diteruskan ke dalam Arduino untuk menggerakan motor DC. Hasil gerakan dari motor DC kemudian dibaca oleh enkoder motor DC dan dikirimkan kembali ke Matlab sebagai umpan balik. Selisih antara input dengan umpan balik disebut error. Nilai error akan terus berubah seiring jalan motor DC. Error digunakan kembali oleh kontroler PID sebagai input/masukan agar motor DC dapat bergerak sesuai dengan nilai input yang diberikan. Kemudian sistem kendali ayun pada dasarnya merupakan sistem kendali posisi yang pengendalian motor DC-nya memperhitungkan ayunan batang ayun yang terjadi. Sistem kendali ayun dirancang bertujuan untuk mengurangi ayunan batang ayun hingga dibawah 5. Pembacaan ayunan batang ayun menggunakan incremental rotary encoder 500 ppr. Ayunan batang ayun yang mengeluarkan nilai keluaran pulsa diubah menjadi derajat. Hasil konversi ini kemudian menjadi kompensasi untuk motor DC bergerak. Pada saat input diberikan melalui Matlab oleh user, kompensasi dari error tidak langsung diteruskan ke motor DC akan tetapi digabungkan terlebih dahulu dengan kompensasi dari konversi ayunan batang ayun. Sistem kendali ayun memiliki umpan balik, umpan balik dari enkoder motor DC dan umpan balik dari pembacaan ayunan batang ayun. Error dari pembacaan kedua enkoder tersebut masing-masing digunakan kembali oleh kontroler PID sebagai input agar ayunan pada batang ayun dapat berkurang dan motor DC dapat bergerak sesuai input. 4.4.2 Analisis Kerja Sistem Kendali Kontroler PID yang dirancang untuk sistem kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun yaitu dengan metode Ziegler-Nichols 2 dan metode trial and 64

error. Pada sistem kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 dapat dianalisis bahwa respons sistem dapat mencapai target posisi yang telah ditentukan. Respons sistem memiliki maksimal overshoot (Mp) sebesar 26,38 mm. Overshoot yang muncul terjadi pada waktu ke-0,05 detik. Error steady state (ess) yang terjadi cukup kecil yaitu hanya sebesar 0,28 mm. Error steady state dicapai cukup lama yaitu pada waktu ke-4,12 detik. Settling time (ts) sistem dengan menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 dicapai pada waktu ke-1,42 detik. Ayunan batang ayun yang terjadi pada sistem kendali menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 masih cukup besar, jauh diatas ayunan batang ayun yang diperbolehkan. Ayunan batang ayun terbesar adalah 30,96 dan terus berisolasi meredam hingga pengujian berhenti, Nilai ayunan batang ayun terbesar terjadi pada waktu ke-0,33 detik setelah batang ayun bergerak. Besar nilai ayunan batang ayun terakhir tercatat 10,08, masih jauh dari nilai ayunan yang diperbolehkan yaitu 5. Nilai ayunan batang ayun terakhir terjadi pada waktu ke-4,78 detik setelah batang ayun bergerak. Pada perancangan kontroler PID metode trial and error untuk sistem kendali posisi troli tanpa sistem kendali posisi ayun respons sistem dapat mencapai target posisi. Respons sistem ini tidak memiliki overshoot setelah sistem diberikan input. Respons overshoot pada metode trial and error lebih baik dibandingkan dengan overshoot yang muncul pada sistem kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun menggunakan metode Ziegler-Nichols 2, karena respons sistem menggunakan metode trial and error tidak terdapat overshoot. Settling time sistem dicapai dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan metode Ziegler-Nichols 2. Waktu yang diperlukan sistem dalam mencapai settlling time adalah 0,21 detik. Error steady state sistem bernilai -0,18 mm, sedikit lebih kecil dibandingkan dengan sistem yang menggunakan metode Ziegler-Nichols 2. Ayunan batang ayun yang terjadi pada sistem dengan menggunakan metode trial and error masih jauh dari target yang telah ditentukan. Perangkat lunak Matlab mencatat ayunan terbesar yang terjadi bernilai 14,76. Ayunan batang ayun terbesar terjadi pada waktu ke-0,24 detik setelah batang ayun bergerak. Besar nilai ayunan batang ayun terakhir yang masuk pada batas ayunan 5 yang diperbolehkan sebelum pengujian berakhir 65

tercatat bernilai 4,5. Ayunan batang ayun terakhir tersebut terjadi pada waktu ke-3,2 detik. Secara umum perancangan kontroler PID untuk sistem kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun dari kedua metode yang digunakan menghasilkan respons sistem yang baik. Kedua metode memiliki error steady state yang kecil dan overshoot yang tidak terlalu besar. Settling time yang dicapai dengan menggunakan kedua metode tersebut, untuk metode trial and error settling time dicapai cukup cepat, sedangkan dengan menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 settling time dicapai cukup lama, akan tetapi masih masuk kedalam batas waktu yang diperbolehkan yaitu 75% atau 3,75 detik. Ayunan batang ayun yang terjadi masih cukup besar, jauh di atas nilai yang diperbolehkan yaitu 5 untuk yang menggunakan metode Ziegler-Nichols 2. Ayunan batang ayun terjadi karena adanya overshoot pada sistem dan gerakan troli itu sendiri. Ketika kontroler mengetahui adanya overshoot maka batang ayun secara tiba-tiba merubah arah rotasi sehingga menyebabkan batang ayun bergerak. Secara keseluruhan kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun dengan metode trial and error memiliki respons yang lebih baik jika dibandingkan dengan sistem kendali posisi troli tanpa kendali posisi ayun dengan metode Ziegler-Nichols 2. Kendali ayun dirancang untuk mengurangi ayunan batang ayun yang terjadi saat simulator beroperasi. Sistem kendali posisi troli digabungkan dengan sistem kendali posisi ayun menggunakan kontroler PID yang bertujuan untuk mengurangi ayunan hingga 5. Pada perancangan sistem kendali posisi troli dengan sistem kendali posisi ayun menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 memiliki respons sistem yang tidak stabil sehingga sistem tidak dapat mencapai target posisi yang telah ditentukan. Pada sistem kendali posisi troli dengan kendali posisi ayun menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 memiliki nilai overshoot yang cukup besar. Nilai maksimal overshoot yang terjadi adalah 99,43 mm. overshoot terjadi pada waktu ke-0,47 detik setelah simulator diberikan input. Overshoot yang terjadi dikarenakan troli harus menyeimbangkan batang ayun terlebih dahulu sebelum merubah arah rotasi menuju target posisi. Nilai 66

overshoot yang besar juga disebabkan oleh metode Ziegler-Nichols 2 tanpa sistem kendali ayun yang pada dasarnya memiliki maksimal overshoot yang besar sehingga respons sistem tidak dapat mencapai target posisi dengan akurat. Ini jelas terlihat dari respons sistem yang tidak stabil ditunjukan pada Gambar 4-7 diatas. Error steady state yang cukup jauh dari nilai nol bernilai 19,95 mm. Settling time tidak dapat ditentukan karena tidak mendekati batas ±2% error steady state yang diperbolehkan. Waktu mencapai settling time tidak dapat tentukan dikarenakan kecepatan motor DC berputar dipengaruhi oleh ayunan batang ayun yang terjadi saat simulator bergerak. Ayunan batang ayun yang terjadi pada sistem kendali posisi simulator troli dengan sistem kendali posisi ayun menggunakan metode Ziegler-Nichols 2 tidak berhasil mereduksi hingga batas 5 ayunan yang diperbolehkan dan memiliki ayunan maksimal sebesar 25,02. Kendali posisi troli dengan kendali posisi ayun menggunakan metode trial and error memiliki respons yang dapat mencapai target posisi yang ditentukan. Ini terlihat dari nilai error steady state yang masuk pada rentang nilai ±2% target posisi. Besar error steady state yang terjadi yaitu 0,50 mm. lebih kecil dibandingkan dengan sistem yang menggunakan metode Ziegler-Nichols 2. Respons sistem juga memiliki maksimal overshoot sebesar 0,87mm. Nilai overshoot terjadi pada waktu ke-0,38 detik setelah simulator diberikan input. Settling time dicapai sistem pada waktu ke-0,14 detik. Besar ayunan batang ayun yang terjadi pada saat simulator beroperasi bernilai 23,04. Ayunan batang ayun terbesar terjadi pada waktu ke-0,13 detik. Besar nilai ayunan batang ayun terakhir yang masuk pada batas ayunan 5 yang diperbolehkan sebelum pengujian berakhir tercatat bernilai 3,96. Kendali posisi simulator troli dengan kendali posisi ayun menggunakan metode trial and error berhasil mereduksi ayunan yang terjadi dibawah 5 sesuai dengan batas ayunan yang diperbolehkan. Perancangan kontroler PID untuk kendali posisi troli dengan kendali posisi ayun menghasilkan respons yang memuaskan. Ini dapat dilihat dari ayunan yang berhasil direduksi hingga dibawah nilai ayunan yang diperbolehkan yaitu 5. Dari kedua kontroler yang digunakan, metode trial and error memiliki overshoot yang paling kecil. Settling time tercepat dan ayunan terkecil dicapai 67

oleh sistem dengan kontroler PID metode trial and error walaupun waktu ayunan yang mendekati nilai yang diperbolehkan terjadi pada waktu ke-3,74 detik. Dapat dilihat pada tabel 4-3 dibawah ini kriteria respons sistem yang diinginkan dengan hasil pencapaian berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dari masing-masing metode kontroler PID. Tabel 4-3 Kriteria respons sistem yang diinginkan dengan hasil pencapaian respons sistem Kriteria Respons Sistem Kriteria respons Sistem yang diinginkan berdasarkan pengujian. Target Posisi t s (detik) t s (settling time) < 3,75 detik 100 1,42 M p E ss M p (maksimal overshoot) < 5% atau < 5mm 100 26,38 Posisi steady state E ss (error steady state) 100 0,28 mendekati target posisi t s (settling time) < 3,75 detik 100 - M p (maksimal overshoot) < 5% atau < 5mm 100 99,43 Posisi steady state E ss (error steady state) 100-19,95 mendekati target posisi t s (settling time) < 3,75 detik 100 0,21 M p (maksimal overshoot) < 5% atau < 5mm 100 - Posisi steady state E ss (error steady state) 100-0,18 mendekati target posisi t s (settling time) < 3,75 detik 100 0,14 Metode Ziegler-Nichols 2 Tanpa Kendali Ayun M p (maksimal overshoot) < 5% atau < 5mm 100 0,87 Posisi steady state E ss (error steady state) 100 0,5 mendekati target posisi Ayunan Maksimum ( ) Ayunan Tereduksi ( ) Ayunan Batang Ayun mereduksi hingga < 5 100 30,96 10,08 Metode Ziegler-Nichols 2 Dengan Kendali Ayun Kriteria respons Ayunan Ayunan Respons Sistem Sistem yang Target t s M p E ss Maksimum Tereduksi diinginkan Posisi (detik) ( ) ( ) Ayunan Batang Ayun mereduksi hingga < 5 100 25,02 - Metode Trial and Error Tanpa Kendali Ayun Kriteria respons Ayunan Ayunan Kriteria Respons Sistem Sistem yang Target t s M p E ss Maksimum Tereduksi diinginkan Posisi (detik) ( ) ( ) Ayunan Batang Ayun mereduksi hingga < 5 100 14,76 4,5 Metode Trial and Error Dengan Kendali Ayun Kriteria respons Ayunan Ayunan Kriteria Respons Sistem Sistem yang Target t s M p E ss Maksimum Tereduksi diinginkan Posisi (detik) ( ) ( ) Ayunan Batang Ayun mereduksi hingga < 5 100 23,04 3,96. 68