ANALISA METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS YAYASAN PERGURUAN AL-AZHAR MEDAN)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA METODE TOPSIS UNTUK MENENTUKAN JALUR KOPERASI PENGANGKUTAN UMUM MEDAN (KPUM)

IMPLEMENTASI DECISION SUPPORT SYSTEM

PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA PNPM MANDIRI KOTA BANJARMASIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian serupa pernah dibahas oleh asfan Muqtadir dan

PEMILIHAN BEASISWA BAGI MAHASISWA STMIK WIDYA PRATAMA DENGAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SEBAGAI CALON PENJABAT PERANGKAT KELAS MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING DI SMA NEGERI 1 PARE

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA KOPERTIS UNTUK MAHASISWA DENGAN METODE PROFILE MATCHING DI STMIK DCI KOTA TASIKMALAYA ABSTRAK

SISTEM REKOMENDASI PENERIMAAN BEASISWA PRESTASI DAN MISKIN MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING HALAMAN JUDUL

Afrina, Rusdianto Roestam STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

Afrina Program Magister Sistem Informasi STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Menggunakan Metode Profile Matching

P10 Model Pencocokan Profil. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM REKOMENDASI JURUSAN BERDASARKAN POTENSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN PADA PT.ARINA MULTIKARYA KEDIRI MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING

DESAIN DSS (DECISION SUPPORT SYSTEM) MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DI POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan SNMPTN Bagi Siswa SMAN 7 Purworejo

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK REKOMENDASI PROMOSI JABATAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING DAN ELECTRE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. (2015). Pada penelitiannya, Sutran (2015) menggunkan metode Fuzzy Simple

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEREKRUTAN PEMAIN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pendukung Keputusan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENCARIAN SISWA PENERIMA BEASISWA KURANG MAMPU DAN BERPRESTASI ( Studi Kasus : SMK Negeri 2 Palembang )

Analisis Promosi Kenaikan Jabatan Berdasarkan Evaluasi Kinerja Pegawai

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI SPESIALISASI PEMAIN PADA OLAHRAGA BOLA VOLI MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING SKRIPSI

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Suku Cadang Mobil Pabrikan Eropa Dalam Konteks Interaksi Manusia Komputer

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK MEMBANTU PENJURUSAN CALON SISWA BARU PADA SMK NU MA ARIF KUDUS

DSS - Wiji Setiyaningsih, M.Kom

PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PENENTUAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA N 2 NGAGLIK

JURNAL STRATEGI PENEMPATAN POSISI PEMAIN DALAM FORMASI BOLA BASKET MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

Sistem Pendukung Keputusan Kelompok Penilaian Kinerja Kepala Sekolah SMP Berprestasi

PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN (STUDI KASUS: PT. SANGHYANG SERI PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN DOSEN PEMBIMBIMBING DAN LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

JURNAL APLIKASI PENENTUAN POSISI KERJA KARYAWAN SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN JAYA SAKTI CARWASH KEDIRI DENGAN ALGORITMA PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN KARYAWAN BERDASARKAN TEST DOMINANT-INFLUENCE-STEADY-COMPLIANCE (DISC) MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

PROFILE MATCHING UNTUK APLIKASI PEMILIHAN BIDANG EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SESUAI DENGAN MINAT BAKAT SISWA SKRIPSI

Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TOPIK TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA STIE BANK BPD JATENG. Puspita Retno Purwasih

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN SISWA PENERIMA BEASISWA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA MAHASISWA DENGAN METODE PROFILE

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode Profile Matching di Politeknik Negeri Malang.

Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Struktural Dengan Metode Profile Matching Pada Karyawan Universitas Negeri Semarang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN UNTUK KENAIKAN JABATAN PADA PD BPR ARTHA SUKAPURA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

Auliya Azam Bakhtiar 1, Dwi Puspitasari 2, Rudy Ariyanto 3 1,2. Teknik Informatika, Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Malang 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kebutuhan tempat tinggal, semakin tinggi jumlah penduduk, maka

BAB II LANDASAN TEORI Sejarah dan Perkembangan Sistem Pendukung Keputusan

Oleh: Yohanis Malelak STIKOM Uyelindo

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA PERGURUAN TINNGI NEGERI SINAR MAS DENGAN METODE TOPSIS (STUDI KASUS: SMK NEGERI 1 GALANG)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA INSTANSI PEMERINTAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK DENGAN METODE PROFILE MATCHING DI PT SUARA MERDEKA

Jl. Kramat Raya No.18, Jakarta Selatan Jl. Cemerlang No. 8, Sukabumi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON SISWA YANG MENGIKUTI OSN (OLIMPIADE SAINS NASIONAL) PADA SMA 1 PARE MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

IMPLEMENTASI PROFILE MATCHING UNTUK PEMBERIAN KREDIT KEDUA PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM

Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Jabatan Karyawan pada PT.Ayn dengan Metode Profile Matching

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN SPK PENERIMAAN ANGGOTA BARU STUDI KASUS: ORGANISASI IMSI STMIK MIKROSKIL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. SYSMEX MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN BERPRESTASI (Studi Kasus KPP Pratama Bandung - Cicadas)

BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang

MODUL 6 (SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN) (PROFILE MATCHING) PENCOCOKAN PROFIL

PENERAPAN PROFILE MATCHING UNTUK PENCARIAN SISWA SMP PENERIMA BEASISWA MISKIN DAN BERPRESTASI

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahapan dari. perancangan sistem yang telah dibuat, serta menguji dan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING SEBAGAI ALTERNATIF PENENTUAN DOSEN FAVORIT PILIHAN MAHASISWA

Penerapan Metode Profile Matching Dalam Pemberian Penghargaan Berdasarkan Kinerja Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SISWA PADA SMAN 5 KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROFIL MATCHING

Pemberian Kredit Pada Koperasi Menggunakan Metode Profile Matching

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PROFILE MATCHING UNTUK PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA CV. SANGGAR PUNOKAWAN BERBASIS DESKTOP

APLIKASI BANTU PENERIMAAN KARYAWAN DI MCDONALD'S JAVA SUPERMALL SEMARANG DENGAN METODE PROFIL MATCHING

PEMANFAATAN MODEL PROFILE MATCHING UNTUK PENENTUAN MUSTAHIK

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Profile Matching Dalam Pemilihan Salesman Terbaik

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Alit Suryo Irawan

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 1 Nomor 2, Oktober 2013

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENEMPATAN JABATAN PADA CV CIPTA KARYA BERBASIS WEB

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Richard Victor G., S.T. 1. Gian Ferdiansyah 2

Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode Profile Matching

PENGEMBANGAN SPK PENERIMAAN KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING, STUDI KASUS: PT X

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 2 Februari 2013

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

ARTIKEL PENENTUAN ALMARI FAVORIT BERDASARKAN RIWAYAT PENJUALAN UNTUK PERSEDIAAN PENJUALAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROFILE MATCHING.

Transkripsi:

ANALISA METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS YAYASAN PERGURUAN AL-AZHAR MEDAN) Dedek Indra Gunawan HTS 1,2 Teknik Informatika, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama 3 Universitas Potensi Utama, Jl. Yosudarso Km. 6,5 Tanjung Mulia Medan 1 dedek.indra@gmail.com ABSTRAK Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakannya proses belajar-mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Dalam memilih kepala sekolah yayasan sering sekali mengalami kesulitan untuk menentukan guru yang layak untuk menjadi kepala sekolah. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan agar proses pemilihan guru yang layak menjadi kepala sekolah lebih cepat. Dalam sistem pendukung keputusan ada banyak metode yang dapat digunakan. Salah satunya adadalah Profile Matching dimana metode ini dapat membandingkan kriteria standard yang ditetapkan oleh yayasan dengan kriteria yang di miliki oleh seseorang. Hasil dari sistem pendukung keputusan ini berupa ranking guru yang terbaik berdasarkan GAP dari kriteria-kriteria yang ada. Sehingga hasil inilah yang menjadi rekomendasi kepada yayasan untuk menentukan kepala sekolah yang layak untuk menjadi kepala sekolah. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Profile Matching, Kepala Sekolah 1. Pendahuluan Kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang diselenggarakannya proses belajar-mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Meskipun sebagai guru yang mendapat tugas tambahan, kepala sekolah merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap aplikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah. Di Yayasan Perguruan Al- Azhar Medan banyak terdapat guru-guru yang layak untuk menjadi kepala sekolah sehingga yayasan sering kali mengalami kesulitan untuk menentukan guru yang layak diangkat untuk menjadi kepala sekolah. Untuk mendapatkan seorang guru yang layak di angkat menjadi kepala sekolah dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan dengan metode yang cocok untuk masalah tersebut. Metode tersebut diharapkan mampu memberikan rekomendasi kepada yayasan. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu pendekatan atau metodelogi untuk mendukung keputusan. SPK menggunakan CBIS (Computer Based Information System) yang fleksibel, interaktif dan dapat diadaptasi, yang dikembangkan untuk mendukung solusi untuk masalah manajemen spesifik yang tidak terstruktur. SPK menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan[1]. Profile Matching secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kompetensi individu kedalam kompetensi jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar yang berarti memiliki peluang lebih besar untuk karyawan menempati posisi tersebut[2]. Sistem pendukung keputusan dengan metode Profile Matching dilakukan untuk menentukan rekomendasi kepala sekolah dalam sistem pengangkatan kepala sekolah dengan melihat hasil perbandingan (GAP) antara profil standard kompetensi pada beberapa variabel sistem dengan kompetensi dari beberapa guru. Hasil dari proses seleksi berupa nilai bobot atau skor akhir guru sebagai rekomendasi sistem. Hal ini berguna untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan masalah pengangkatan seorang guru menjadi kepala sekolah, sehingga akhirnya akan didapatkan kepala sekolah yang cocok berdasarkan kriteria di Yayasan Perguruan SMA Al-Azhar Medan. 2. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau dikenal dengan Decision Support System 322

(DSS), pada tahun 1970-an sebagai pengganti istilah Management Information System (MIS). Tetapi pada dasarnya SPK merupakan pengembangan lebih lanjut dari MIS yang dirancang sedemian rupa sehingga bersifat alternatif dengan pemakaiannya. Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistem pada suatu masalah, pengumpulan fakta dan informasi, penentuan yang baik untuk alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut analisa merupakan tindakan yang paling tepat[3]. 2.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan Suatu SPK memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, yaitu: 1. Subsistem Manajemen Basis Data (Data Base Management Subsystem) Ada beberapa perbedaan antara database untuk SPK dan non-spk. Pertama, sumber data untuk SPK lebih kaya dari pada non-spk dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan, terutama dalam level manajemen puncak, sangat bergantung pada sumber data dari luar. Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data dari sumber data yang sangat besar. SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya harus cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat. 2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem) Salah satu keunggulan SPK adalah kemampuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi diantara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data dari PDE dan pengembangan disiplin manajemen. 3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management System) Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog[4]. 2.2 Metode Profile Matching Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang ideal yang harus dimiliki oleh karyawan, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam pencocokan profil, dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun buruk. Para karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan beberapa kriteria penilaian. Aspekaspek penilaian tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna yang dalam hal ini adalah manajer bagian sumber daya manusia bisa menentukan aspek-aspek penilaian sendiri secara dinamis sehingga sistem pendukung keputusan tersebut bisa dipakai lebih luas[5]. Langkahlangkah pada metode profile matching yaitu[6]: a. Menentukan variable pemetaan gap kompetensi menentukan aspek-aspek yang akan digunakan dalam proses nilai karyawan b. Menghitung hasil pemetaan gap kompetensi yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil karyawan dengan profil standar yang diharapkan atau dapat di tunjukkan pada rumus dibawah ini: Gap = Profile Seseorang Profile Standard Profil karyawan yaitu nilai-nilai yang diperoleh dari karyawan sedangkan profil standar yaitu nilai standar yang ditentukan terlebih dahulu. Setelah diperoleh gap pada masingmasing karyawan, setiap profil karyawan diberi bobot nilai dengan patokan. Kemudian setiap aspek dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Perhitungan core factor ditunjukkan menggunakan rumus di bawah ini: NCF = Nilai Rata-rata Core Factor NC = Jumlah Total Nilai Core Factor IC = Jumlah Item Core Fator Sementara untuk perhitungan secondary factor bisa ditunjukkan dengan rumus berikut : NSF = Nilai Rata-rata Secondary Factor NS = Jumlah Total Nilai Secondary Factor IS = Jumlah Item Secondary Factor Setelah perhitungan Core factor dan Secondary factor, kemudian menghitung nilai total berdasarkan dari persentase dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan bisa dilihat pada rumus di bawah ini: NT = (x) % NCF + (x) % NSF 323

NT : Nilai Total aspek (x) % : Nilai Persen yang Diinputkan Terakhir perhitungan Ranking, perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus di bawah ini: Ranking = (x) % N1 + (x) % N2 + (x) % N3 N1,N2,N3= Nilai aspek yang sudah dihitung total (x) % = Nilai persen yang diinputkan 3. Analisis Dan Perancangan 3.1 Analisa Sistem Dalam mengambil keputusan sering kali seorang pimpinan mengalami kesulitan ketika dihadapkan dengan banyak pilihan. Kesulitan tersebut disebabkan dengan tidak adanya suatu keputusan yang dapat diambil secara langsung ketika dihadapkan oleh pilihan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari pengangkatan kepala sekolah dimana pemimpin yayasan kebingungan untuk memilih guru-guru yang mempunya dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap sekolah. Pada akhirnya proses pengangkatan kepala sekolah akan memakan banyak waktu dan ini dapat mengganggu proses belajar mengajar. Di Yayasan Perguruan SMA Al-Azhar Medan proses pengangkatan kepala sekolah dilakukan secara manual dimana yayasan melakukan proses seleksi terhadap guru-guru yang layak untuk dijadikan kepala sekolah. Proses tersebut membutuhkan waktu yang lama karena yayasan harus melakukan proses seleksi terhadap guru-guru yang layak untuk menjadi kepala sekolah. Pengambilan keputusan yang diambil tidak dapat secara langsung merupakan kendala dari sistem yang ada. 3.2 Analisa Proses Metode Profile Matching ini akan memberikan rekomendasi kepala sekolah yang terbaik kepada yayasan. Dimulai dengan menghitung nilai gap kemudian dari nilai gap tersebut disesuaikan dengan bobot yang telah ditentukan. Setelah dapat nilai bobot kemudian dimulai proses perhitungan Core Factor, Secondary Factor, Nilai Total dan Skor dari guru yang akan direkomendasikan sebagai kepala sekolah. Tahap awal dalam proses analisa ini adalah menentukan nilai dari masing-masing variabel dari. Tabel 3 menjelaskan bahwa masing-masing guru atau calon kepala sekolah diberi nilai sesuai dengan kriteria pada guru tersebut. Tabel 1. Nilai Variabel Penilaian Keterampilan Teknik Keterampilan No Nama Guru Teknik Kode Guru KT001 KT002 1 Awan Maghirah, M.Si PE001 90 80 2 Mayurid, M.Si PE002 80 80 3 Eriza Dahliana, M.Si PE003 70 70 4 Toni Dwipan, S.S PE004 75 70 5 Drs. Nazaruddin PE005 85 75 Setelah penilaian kriteria didapatkan selanjutnya bandingkan nilai kriteria guru tersebut dengan kriteria yayasan. Selisih dari profil guru dengan jabatan inilah yang disebut dengan gap yang terlihat pada tabel di bawah ini. No Tabel 2. Nilai GAP Variabel Penilaian Kode Guru KT001 Variabel KT002 1 PE001 5 4 2 PE002 4 4 3 PE003 3 3 4 PE004 3 3 5 PE005 4 3 Profile Jabatan 4 4 1 PE001 1 0 2 PE002 0 0 3 PE003-1 -1 4 PE004-1 -1 5 PE005 0-1 GAP Hasil dari gap masing-masing guru tersebut kemudian di bobot sesuai dengan tabel 2. Setelah di konversi nilai gap tersebut maka akan menghasilkan tabel seperti dibawah ini. Tabel 3. Nilai Bobot Variabel Penilaian No Kode Guru KT001 Variabel KT002 1 PE001 1 0 2 PE002 0 0 3 PE003-1 -1 4 PE004-1 -1 324

5 PE005 0-1 NILAI BOBOT 1 PE001 4.5 5 2 PE002 5 5 3 PE003 4 4 4 PE004 4 4 5 PE005 5 4 Kemudian nilai core factor dan secondary factor dijumlahkan sesuai dengan rumus yang ada, sehingga akan diperoleh nilai CF dan SF sebagai berikut : NCF (PE001) = = 4,5 NSF (PE001) = = 5 NCF (PE002) = = 5 NSF (PE002) = = 5 Tabel dibawah ini merupakan hasil dari proses perhitungan nilai CF dan SF untuk masingmasing variabel Penilaian. NO Tabel 4. Nilai CF Dan SF Untuk Variabel Penilaian GURU VARIABEL KT001 KT002 CF SF 1 PE001 4.5 5 4.5 5 2 PE002 5 5 5 5 3 PE003 4 4 4 4 4 PE004 4 4 4 4 5 PE005 5 4 5 4 Persentasi dari variabel CF dan SF adalah 60% dan 40%. Berikut ini adalah perhitungan Nilai Total dari masing-masing variabel: NT( PE001 ) = (60% x 4,5) + (40% x 5) = 4,7 NT( PE002 ) = (60% x 5) + (40% x 5) = 5 Hasil dari Nilai Total masing-masing kriteria guru tersebut dimasukkan ke dalam tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 5. Nilai Total Variabel Penilaian NO GURU CF SF NT(KT) 1 PE001 4.5 5 4.7 2 PE002 5 5 5 3 PE003 4 4 4 4 PE004 4 4 4 5 PE005 5 4 4.6 Hasil dari perhitungan masing-masing variabel tersebut, kemudian dihitung nilai total berdasar persentase dari CF dan SF. Persentase CF dan SF pada variabel Sikap kerja sama dengan variabel dan Keterampilan Manusia yaitu 60%:40%. Perhitungan Nilai Total dari Variabel Sikap Kerja adalah sebagai berikut: NT (PE001) = (60% x 5) + (40% x 5) = 5 NT (PE002) = (60% x 4) + (40% x 5) = 4.4 Setelah Nilai Total dari masing-masing variabel guru di dapatkan makan proses akhir dari profile matching adalah mencari skor tertinggi dari guru tersebut. Skor yang tertinggi dari guru tersebut kemudian yang akan diajukan untuk mengisi suatu jabatan (kepala sekolah). Berikutnya ini adalah proses perhitungan skor setiap guru dengan ketentuan Nilai Persentase untuk setiap variabel adalah 40% (Penilaian ), 40% (Penilian Keterampilan Manusia), 20% (Penilian Sikap Kerja). Menghitung Skor PE001 : Skor = (40% x 4.7 ) + (40% x 4.6) + (20% x 5) Skor = 4.72 Menghitung Skor PE002 : Skor = (40% x 5 ) + (40% x 4) + (20% x 4.4) Skor = 4.48 Menghitung Skor PE005 : Skor = (40% x 4.6 ) + (40% x 4.3) + (20% x 3.4) Skor = 4.24 Berikut ini adalah tabel skor guru yang akan di rekomendasikan untuk menjadi kepala sekolah berdasarkan perhitungan diatas. Tabel 6. Hasil Skor Calon Kepala Sekolah NO GURU NT(KT) NT(KM) NT(SK) SKOR 1 PE001 4.7 4.6 5 4.72 2 PE002 5 4 4.4 4.48 3 PE003 4 4.2 4 4.08 4 PE004 4 4.2 4 4.08 5 PE005 4.6 4.3 3.4 4.24 4. Kesimpulan Dari proses analisa sistem pendukung keputusan pengangkatan kepala sekolah pada Yayasan Perguruan SMA Al-Azhar Medan menggunakan metode Profile Matching, dapat disimpulkan bahwa : 4. Sistem Pendukung Keputusan mampu melakukan perhitungan secara otomatis setelah nilai dari masing-masing guru diinputkan sehingga proses yang dilakukan dapat menghemat waktu. 5. Profile Matching sangat baik untuk memberikan ranking kepada Yayasan dalam menentukan kepala sekolah yang layak untuk memimpin suatu unit. 325

Daftar Pustaka [1] Nuri Guntur Perdana, Tri Widodo (2013). Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru Menggunakan Metode TOPSIS (SEMANTIK 2013), ISBN:979-26-266-6, Semarang, 16 November 2013 [2] Asfan Muqtadir, Irwan Purdianto, (2013), Sistem Kendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Menggunakan Profile Matching (SNATI 2013), ISSN: 1907-5022, Yogyakarta, 15 Juni 2013 [3] Rini Artika, (2013). Penerapan ANALITYCAL HIERARCHY PROCCES (AHP) DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU PADA SD NEGERI 095224 (Pelita Informatika Budi Darma, Vol: IV, No:3, Agustus 2013), ISBN: 2301-9425, Medan [4] Deny Wiria Nugraha, Wirdayanti (2013), Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Jurnal Ilmiah Foristek Vol.3, No.2, 2013) [5] Arif Lukman Hidayat dan Tito Pinandita (2013) Sistem Pendukung Keputusan Kinerja Karyawan Untuk Promosi Jabatan Strukturan Pada Bimbingan Belajar Sciencemaster Menggunakan Metode Gap Kompetensi (Profile Matching (Jurnal Teknologi Technoscientia Vol. 5 No. 2, Februari 2013) ISSN: 1979-8415 [6] Arief Soma Darmawan (2012), Pemilihan Beasiswa Bagi Mahasiswa STMIK WIDYA PRATAMA dengan Metode Profile Matching (Jurnal Ilmiah ICTech Vol. X No. 1 Januari 2013). 326