BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada era otonomi daerah ini pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Filipina, Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darusalam, Vietnam,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk perusahaan dan negara. Pemikiran Michael Porter banyak

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I. PENDAHULUAN. mempercepat terciptanya ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor konstruksi mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

MUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Aliran masuk remitansi (remittance inflow) global telah mengalami pertumbuhan pesat

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

ASION WORKSHOP NASIONAL MENYIAPKAN ENGINEER DAN KONSULTAN NASIONAL DALAM MENGHADAPI MEA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi memaksa setiap orang dan organisasi untuk segera melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Peningkatan kinerja..., Suntana Sukma Djatnika, FT UI.,

BAB I PENDAHULUAN. baik itu persaingan nasional, regional, maupun internasional. Tahun 2014, indeks

PRESS RELEASE. LAPORAN STUDI IMD LM FEB UI Tentang Peringkat Daya Saing Indonesia 2017

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu mengelola usahanya dengan baik dan optimis agar

BAB I PENDAHULUAN. tetap terbuka pada persaingan domestik. Daya saing daerah mencakup aspek yang

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari aspek keuangannya.

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Tulisan ini telah menunjukkan analisis terhadap alasan-alasan di balik peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. jurusan Akuntansi, Manajemen, dan IE (Ilmu Ekonomi). Mahasiswa Ekonomi

PENGEMBANGAN CLUSTER EKONOMI DI KALIMANTAN TENGAH SEBAGAI PERSIAPAN PEMBERLAKUAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

I. PENDAHULUAN. Implementasi desentralisasi fiskal yang efektif dimulai sejak Januari

BAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pengelola anggaran, bahkan legislatif dan yudikatif yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2007 telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

TANTANGAN EKSTERNAL : Persiapan Negara Lain LAOS. Garment Factory. Automotive Parts

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

MEMBANGUN TIM EFEKTIF

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga penuh tantangan. Jumlah penduduk Indonesia yang menjadi target industri

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP PERSAINGAN PERDAGANGAN JASA DI BIDANG KONSTRUKSI DALAM RANGKA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

2015 PERAN PKK DALAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN BAGI PENINGKATAN KUALITAS KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

MEA: DUA SISI MATA UANG

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi beserta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan keuntungan yang berkelanjutan atau sustainability profit dimana

Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), atau ASEAN Economic Community (AEC),

BAB I PENDAHULUAN Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1% untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih

BAB I PENDAHULUAN. berbeda pada proses perencanaan strategis. itu dilakukan (Bryson and Roering 1988; Elbanna 2007; Hassan et al).

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai dapat membantu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut data dari (Pusat Komunikasi Publik 2015), nilai pasar konstruksi Indonesia adalah terbesar di ASEAN. Pangsa pasar konstruksi yang besar ini akan dilirik oleh Negara anggota ASEAN lainnya. Ini dapat menjadi ancaman yang besar bagi perusahaan konstruksi di Indonesia, terutama dengan adanya isu akan diadakannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan dipasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standart hidup penduduk anggota ASEAN. Seluruh anggota ASEAN telah sepakat untuk mewujudkan ASEAN Economic Community (AEC) atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA adalah suatu bentuk integrasi Ekonomi ASEAN yang telah disepakati pada bulan November 2007 di Singapura oleh seluruh anggota ASEAN (Malaysia, Filipina, Singapura, thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja) dan akan dilaksanakan pada awal 2016 (Sinedu, et al, 2015). 1

Dampak terciptanya MEA adalah pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja. Untuk menghadapi persaingan usaha dalam sesama anggota ASEAN, peraturan mengenai berinvestasi di negara ASEAN bersifat transparan dan konsisten (Sinedu, et al, 2015). Dari sisi jumlah tenaga kerja, Indonesia yang mempunyai penduduk yang sangat besar, dapat menyediakan tenaga kerja yang cukup dan pasar yang besar, sehingga Indonesia dapat menjadi pusat Industri. Hal ini dapat dikategorikan menjadi salah satu faktor negara Indonesia sebagai negara tujuan dari negara-negara anggota MEA yang ingin mengembangkan usaha ke luar negri di berbagai industrinya. MEA di awal tahun 2016 menjadikan kondisi bisnis di negara ASEAN khususnya Indonesia akan mengalami perubahan yang signifikan yang terjadi dengan sangat cepat. Masa depan suatu perusahaan di industri jasa konstruksi memiliki tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi. Masa depan suatu perusahaan akan mengikuti tindakan serta langkah-langkah yang diambil oleh perusahaan dalam menghadapi berbagai masalahnya. Apabila masih ingin bertahan dalam dunia bisnis, maka perusahaan harus mampu mengatasi ketidakpastian dimasa datang tersebut terutama terkait dengan MEA awal tahun 2016. Menurut data Kementerian Keuangan diakhir tahun 2014 tersebut, indeks daya saing global (Global Competitiveness Index/GCI) Indonesia kembali naik ke peringkat 34 dari 144 negara, sebagaimana dilansir World Economic Forum dalam Global Competitiveness Report 2014-2015 pada tabel 1.1 berikut ini. 2

Tabel 1.1 Global Competitiveness Report 2014-2015 (Lampiran 6) Sumber : Global Competitive Report (2015) Tren yang terus meningkat disetiap tahunnya menandakan tingkat bersaing Negara Indonesia terus meningkat disetiap tahunnya. Di level ASEAN sendiri, peringkat Indonesia ini masih kalah dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapura yang berada di peringkat 2, Malaysia di peringkat 20, dan Thailand yang berada di peringkat ke-31. Namun demikian, posisi Indonesia ini masih mengungguli Filipina yang berada di peringkat 52, Vietnam di peringkat 68, Laos di peringkat 93, Kamboja di peringkat 95, dan Myanmar di peringkat 134. Ini mengindikasikan level Indonesia di Asia masih memasuki peringkat ke empat dan patut untuk diperhitungkan oleh anggota negara MEA lainnya. Penilaian peringkat daya saing global didasarkan pada 12 pilar daya saing, yaitu pengelolaan institusi yang baik, infrastruktur, kondisi dan situasi ekonomi makro, kesehatan dan pendidikan dasar, pendidikan tingkat atas dan pelatihan, efisiensi pasar, efisiensi tenaga kerja, pengembangan pasar finansial, kesiapan teknologi, ukuran pasar, lingkungan bisnis dan inovasi. Lima pilar yang menempati peringkat tertinggi untuk Indonesia yaitu ukuran pasar (peringkat ke 15), inovasi (31), lingkungan makroekonomi (34), kecanggihan bisnis (34), dan pengembangan pasar keuangan (Global Competitive Report, 2015). 3

Peringkat tersebut menunjukkan bahwa Indonesia dinilai memiliki daya saing yang baik untuk aspek ekonomi. Penunjang aspek ekonomi di Indonesia paling utama ditunjang oleh perusahaan jasa konstruksi karena merupakan perancang dari jalur infrastruktur yang menghubungkan dan melancarkan kegiatan ekonomi yang ada disuatu negara. Sekretaris Jendral Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) melalui Andi Rukman Karumpa menyatakan bahwa (Pusat Komunikasi Publik, 2015): Pasar konstruksi nasional saat ini tengah menjadi incaran pelaksana konstruksi luar dan tenaga kerja asing. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi industri jasa konstruksi di Indonesia untuk bersaing dengan perusahaan asing, karena hingga Februari 2014 lalu jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 % dari total 118 juta pekerja Indonesia. Selain itu nilai pasar konstruksi dalam negeri hampir mencapai Rp 1.800 triliun dibandingkan dengan negara lain yang rata-rata Rp 1.100 triliun (Pusat Komunikasi Publik, 2015). Pasar konstruksi Indonesia termasuk kedalam terbesar ke 4 di Asia setelah China, Jepang dan India, dan dapat dikatakan no 1 di anggota MEA. Profitibility paling tinggi di Indonesia adalah Provinsi DKI Jakarta, bahkan untuk kategori se- Asia. Untuk itu harus dipersiapkan SDM, dukungan finansial, teknologi dan sertifikasi untuk memperkuat diri agar mampu bersaing dengan pelaku jasa konstruksi negara lain.. Ada 8 jenis jasa yang telah disepakati dalam kerangka MRA (Mutual Recognition Arrangement) di lingkungan ASEAN, dua diantaranya terkait dengan bidang konstruksi. Yaitu arsitek dan insinyur (engineer). Untuk bidang Insinyur 4

telah disepakati adanya persyaratan sertifikat ASEAN Chartered Profesional Engineer (ACPE) bagi Insinyur yang akan bekerja di lingkungan ASEAN (Pusat Komunikasi Publik, 2015).. Dengan persyaratan ini perusahaan jasa konstruksi yang ingin mengikuti tender pemerintah ataupun bersaing di lingkungan ASEAN dituntut untuk mensertifikasi ACPE kepada sebagian besar tenaga kerjanya sebagai persyaratan awal pendaftaran proyek tersebut. Dalam menyikapi persaingan pasar bebas (MEA) yang mulai berjalan awal tahun 2016 maka persaingan dunia jasa konstruksi semakin keras, karena pengusaha konstruksi asing turut meramaikan persaingan pasar konstruksi di dalam negeri. Faktor tersebut dapat memberi pengaruh positif dan negatif bagi perusahaan-perusahaan industri jasa konstruksi di Indonesia. Industri jasa konstruksi dinilai penting karena menjadi tolak ukur pembangunan dari bangunan-bangunan di berbagai sektor industri, serta sarana dan prasarana infrastruktur yang berdampak pada meningkatnya perekonomian suatu negara. Dalam penelitian kali ini penulis mencoba meneliti mengenai perusahaan konstruksi PT. Tingtai Konstruksi Indonesia yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. PT. Tingtai Konstruksi Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi, khususnya yang mengerjakan bangunan struktur solid dengan metode slip-form untuk pabrik berupa pellet silo, wheat silo chimney dan mill. PT. Tingtai Konstruksi Indonesia yang berkantor pusat di Sunter, Jakarta Utara dan merupakan anak perusahaan dari TINGTAI CONSTRUCTION CO., LTD di negara Taiwan. 5

PT Tingtai Konstruksi Indonesia juga sudah mengikuti standart manajemen kualitas di Indonesia ISO 9001:2000 (Sertifikat SGS:2004). PT. Tingtai Konstruksi Indonesia tersebut membawa keunggulan diantara kompetitor lain di Indonesia yaitu dengan teknologi dari negara Taiwan untuk membangun chimney yaitu metode slip-form, serta mendatangkan alat-alat khusus dan berteknologi tinggi dari negara taiwan. PT Tingtai Konstruksi Indonesia juga sering urut ambil bagian dalam beberapa proyek pemerintah khususnya penyangga jalan tol seperti yang ada di jalan tol Jakarta-Bandung. Proyek pemerintah yang berupa tiang pancang penyangga jalan laying dan cerobong asap di PLTU. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka formulasi perumusan masalah adalah pencapaian yang akan diraih dari PT Tingtai Konstruksi Indonesia dalam kurun waktu 3-5 tahun mendatang yaitu setelah masa di mana persaingan di industri jasa konstruksi terkait MEA sudah berlangsung dengan pendekatan scenario planning analysis. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka pertanyaan atas penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor eksternal dan internal apa saja yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan bisnis PT. Tingtai Konstruksi Indonesia dalam industri jasa konstruksi? 2. Apa key success factor dalam menghadapi persaingan di industri jasa konstruksi? 6

3. Bagaimana strategi bersaing yang diterapkan PT Tingtai Konstruksi Indonesia dalam menghadapi persaingan di industri jasa konstruksi di Indonesia terkait MEA 2016 menggunakan scenario planning? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. Menganalisis kondisi eksternal (ancaman dan peluang) dan internal (kelemahan dan kekuatan) perusahaan PT Tingtai Konstruksi Indonesia agar dapat unggul dalam persaingan di bidang jasa konstruksi dengan menggunakan External Factor Analysis Summary (Matriks EFAS) dan Internal Factor Analysis Summary (matriks IFAS) b. Menganalisis sumber daya dan kapabilitas yang diperlukan untuk menjadi sumber daya keunggulan bersaing yang berkelanjutan PT Tingtai Konstruksi Indonesia kelak dengan menggunakan key success factor. c. Menganalisis pendekatan strategis dalam menghadapi MEA 2016 serta ketidakpastian kondisi skenario industri perusahaan PT Tingtai Konstruksi Indonesia dengan menggunakan analisis scenario planning. 1.5 Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Penelitian ini akan dilakukan analisis terbatas pada wilayah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saja sehingga tidak memperhitungkan kondisi dan isu yang terjadi di luar wilayah tersebut. Kurun waktu isu yang diteliti adalah tahun 2012 hingga saat ini yaitu tahun 2015. Hasil penelitian hanya terbatas pada industri jasa konstruksi di Indonesia dan PT Tingtai Konstruksi Indonesia. 7

1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini dan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Praktisi Dapat menambah pengetahuan mengenai kondisi internal dan eksternal baik peluang maupun hambatan yang dimiliki perusahaan sehingga dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan dan perumusan strategi perusahaan jangka panjangnya. 2. Bagi Akademisi Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi yang lebih dalam mengenai penerapan Strategi Scenario Planning. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmiah pada bidang Strategi Menejemen. 1.7 Sistematika Penulisan 1) BAB I PENDAHULUAN Pada awal pembahasan akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian,dan sistematika penulisan. 2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini mengulas mengenai teori teori dan konsep yang terkait dengan penelitian yaitu matriks IFAS & EFAS, five forces of porter, 8

STEEP, value chain, key success factor dan Scenario Planning Analysis. Pendekatan strategis dalam menghadapi skenario, Industri Jasa Konstruksi dan skenario MEA 2016. 3) BAB III METODE PENELITIAN DAN PROFIL PERUSAHAAN Bab III akan menguraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif (descriptive research) di mana data yang tersaji dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian secara langsung kepada obyek penelitian (data primer) dan melalui informasi yang disediakan pihak luar (data sekunder). Selain itu juga akan dibahas mengenai obyek penelitian yaitu PT Tingtai Konstruksi Indonesia diantaranya karakteristik industri sejarah perusahaan dan profil perusahaan. 4) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis dari pengelolaan data yang dilakukan pada bab sebelumnya untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bagian ini menganalisis secara deskriptif data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen PT Tingtai Konstruksi Indonesia serta pembahasan mengenai isu saat ini yang terkait dengan MEA dan industri jasa konstruksi. 5) BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan dibuat kesimpulan, keterbatasan, implikasi dan saran yang terkait dengan penyusunan skenario dan respon perusahaan terhadap berbagai skenario tersebut. 9