BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan merk dagang Ajinomoto telah lama digunakan sebagai tambahan penyedap masakan. Penggunanya bukan hanya ibu-ibu rumah tangga tetapi juga industri makanan. Sebab dengan menambahkan sedikit MSG ke dalam masakan, akan memberikan kelezatan yang setara dengan ekstrak daging sapi. Food and Drug Administration (FDA) kemudian menetapkan MSG sebagai food additive atau food enhancer (Sand, 2005), akan tetapi setelah bertahun-tahun digunakan, muncul efek tidak menyenangkan dari MSG. Efek tidak menyenangkan ini pertama sekali diketahui pada tahun 1968 ketika Robert Ho Man Kwok seorang doctor China - Amerika mengirimkan pengalamannya setelah mencicipi hidangan china ke the New England Journal of Medicine. Pengalaman yang tidak menyenangkan tersebut berupa rasa kebas dan jantung berdebar-debar, mual, sakit kepala yang kemudian dikenal dengan Chinese restaurant syndrome (Sand, 2005). Tesis terhadap efek MSG mulai dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan. Dr. John Olney (1969) menemukan adanya kerusakan otak pada tikus yang disuntikkan MSG. Atas alasan ini pimpinan White House Conference on Food, Nutirion and Health memerintahkan untuk menarik MSG dari makanan bayi. Di akhir tahun 2001 ilmuwan dari Universitas Hirosaki Jepang melaporkan
temuannya pada mencit yang diberi makanan mengandung MSG berlebihan, memiliki retina yang tipis, memicu terjadinya kebutaan (Sand, 2005). MSG bersifat neurotoksik, Legradi et.al (1998) menemukan bahwa MSG menyebabkan ablasi sumbu arcuate nucleus hipothalamus sehingga dapat mengganggu fungsi hipothalamus pituitary organ target axis. Hipothalamus mensekresi gonadotropin releasing hormon yang merangsang pengeluaran hormon gonadotropin (LH dan FSH) dari hipofisis anterior. Kedua hormon ini diperlukan untuk perkembangan gonad pria maupun wanita serta penting keberadaannya untuk proses spermatogenesis dan oogenesis. Terganggunya fungsi hipothalamus mengakibatkan gangguan pada fungsi endokrin, termasuk hormon reproduksi sehingga turut mempengaruhi fungsi gonad (Camihort, 2004). Mencit jantan berumur 2 hari yang dipaparkan 4 mg/gbb MSG (setara dengan 30-240 mg/kgbb pada manusia) menunjukkan berat badan, jumlah sel Sertoli dan sel Leydig per testis yang lebih rendah pada saat puber (Franca, 2005). Penurunan berat vesikula seminalis dan epididymis, tetapi tidak disertai dengan perubahan struktur histologi testis mencit pasca pemberian MSG juga telah dilaporkan oleh Giovambattista (2003). Penurunan jumlah sel Leydig ini, menyebabkan produksi testosteron juga berkurang. Hipogonadisme yang terjadi diduga disebabkan oleh penurunan kadar LH dan FSH dan FT4 darah yang berperan dalam perkembangan organ reproduksi dan fungsi reproduksi (Franca, 2005). Giovambattista (2003) juga mencatat terjadi hiperplasia sel adiposa pasca pemberian MSG, sehingga kadar hormon leptin meningkat 3 kali lebih tinggi
dibandingkan mencit yang tidak terpapar (Camihort, 2004). Leptin berperan dalam pengaturan reproduksi yaitu meningkatkan sekresi GnRH dari hipothalamus dan LH- FSH dari hipofisis anterior. Namun hyperleptinemia justru menghambat aktivitas sel Leydig, mempengaruhi proses steroidogenesis, sekresi dan stimulasi testosterone. Pemberian MSG pada mencit jantan secara signifikan menunjukkan penurunan kadar testoterone basal dan HCg (Giovambattista, 2003). Tesis imunohistokimia morfometrik terhadap sel-sel hypofisis anterior mencit betina yang dipaparkan dengan MSG, menunjukkan adanya hyperplasia gonadotrof LH dan penurunan ukuran sel. Sedangkan pada gonadotrof FSH terjadi juga penurunan densitas sel dan pertambahan ukuran sel, walaupun secara statistik tidak bermakna (Camihort, 2004). Hamster betina umur 8 hari yang diberikan MSG 8mg/gbb dalam 0,1 cc NaCl 0,9% secara subkutan menunjukkan hambatan dalam perkembangan folikel ovarium. Folikel ovarium yang terbentuk kecil, tahapannya hanya sampai Folikel sekunder. Tidak ditemukan copus luteum, terjadi keterlambatan estrus pertama, membesarnya sel intertitiumyang disertai peningkatan kadar progesteron dalam darah (Lamberti, 1979). Sebaliknya beberapa peneliti tidak berhasil memperlihatkan adanya pengaruh buruk MSG terhadap hewan coba (Internastional Food Information Council Foundation), sehingga FDA menyatakan bahwa MSG dalam jumlah tertentu masih aman untuk dikonsumsi. Namun pemerhati anak, tetap saja mengkhawatirkan keberadaan MSG dalam jajanan anak-anak. Terutama karena perusahaan makanan
tidak pernah mencantumkan berapa kandungan MSG yang dalam produknya. Pengamat anak mengkhawatirkan jika anak mengkonsumsi MSG melebihi dosis aman (anak-anak 1 gr/hr, dewasa 3 gr/hr) dapat memberikan dampak di kemudian hari. Di tengah kontroversi pengaruh buruk MSG, masyarakat luas dan industri makanan masih tetap menjadikan MSG sebagai pilihan utama sebagai bahan penyedap makanan. Mengingat tesis terdahulu menunjukkan bahwa MSG dapat menurunkan kadar FSH dan LH pada mencit (Camihort, 2004; Giovambattista, 2003; Franca, 2005), maka tesis ini didisain sedemikian rupa untuk mempelajari apakah penuruna FSH dan LH pasca pemberian MSG ini cukup signifikan untuk menginduksi kelainan dalam perkembangan folikel dan siklus estrus mencit betina. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh MSG terhadap perkembangan folikel ovarium dan perubahan siklus estrus mencit betina 1.3. Kerangka Teori MSG menyebabkan terjadinya ablasi nukleus arcuate dan ventromedial hipothalamus yang merupakan pusat pengaturan pelepasan hormon reproduksi. Kerusakan daerah ini mengakibatkan penurunan sekresi GnRH sehingga sekresi hormon-hormon gonadotropin (FSH dan LH) juga menurun.
Pada mencit betina FSH dan LH befsh dan LH bekerja merangsang perkembangan, pematangan dan ovulasi dalam ovarium. Penurunan FSH dan LH darah tentu saja akan merangsang proses perkembangan dan pematangan folikel tersebut. Tesis terdahulu menunjukkan adanya penurunan jumlah sel Sertoli dan sel Leydig pada testis tikus jantan yang diberikan perlakuan dengan MSG (Franca, 2005; Giovambattista, 2003). Di lain pihak, MSG menyebabkan hiperplasia sel adiposa sehingga terjadi hiperleptinemia. Leptin dalam batas normal merangsang pelepasan GnRH dan hormon-hormon gonadotropin. Tetapi hasil tesis menunjukkan hiperleptinemia justru menekan sekresi kedua hormon tersebut (Giovambattista, 2003). Selanjutnya, gangguan pada perkembangan folikel akan mempengaruhi keseimbangan estrogen-progesteron darah. Karena estrogen dan progesteron adalah hormon utama pengatur siklus estrus, maka perubahan keseimbangan karena hormon tersebut akan berimplikasi pada terganggunya siklus estrus (Gambar 1). 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana pengaruh MSG terhadap perkembangan folikel dan perubahan siklus estrus mencit betina. 1.4.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh MSG terhadap perkembangan folikel mencit betina.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh MSG terhadap perubahan siklus estrus mencit betina. 3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme aksi MSG mempengaruhi fungsi ovarium dan siklus. 1.5. Hipotesis Ho : MSG tidak mempunyai pengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium mencit betina. Ha : MSG mempunyai pengaruh terhadap perkembangan folikel ovarium mencit betina. Ho : MSG tidak mempunyai pengaruh terhadap siklus estrus mencit betina. Ha : MSG mempunyai pengaruh terhadap siklus estrus mencit betina. 1.6. Manfaat Tesis 1. Bila dari hasil tesis ditemukan pengaruh MSG terhadap perkembangan folikel dan perubahan siklus estrus mencit betina, maka hasil tesis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan kepada masyarakat dan pemerintah untuk memperhatikan penggunaan MSG dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bisa dijadikan bahan pertimbangan sebagai salah satu penyebab terjadinya infertilitas.
ablasi Hipothalamus - Nucleus arcuate/obrb gen - Nucleus ventromedial MSG GnRH Hipofisis anterior LH/FSH gonadotrofs FSH, LH Hiperplasia sel adiposa ovarium Testis Hiperleptinemia - Perkembangan folikel (?) - Estrogen - Ovulasi /corpus luteum - Progesterone - Siklus estrus (?) - Sel Sertoli - Sel Leydig - Testosterone - Spermatogenesis Gambar 1. Pengaturan (Regulasi) Hormonal Fungsi Sumbu Hipothalamus- Gonad pada Mencit dan Kemungkinan Pengaruh yang Ditimbulkan Oleh MSG. Tanda (?) Menunjukkan Endpoints yang Akan Ditelaah dalam Tesis Ini