PEMURNIAN AIR PENDINGIN PRIMER REAKTOR RSG-GAS IDENTIFIKASI PENYEBAB KENAIKAN TEKANAN PADA RESIN TRAP SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

ANALISIS DAN PENGENDALIAN KONDUKTIVITAS AIR PADA KOLOM RESIN CAMPURAN (MIX-BED) SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01)

A ALISIS LIMBAH RESI PE UKAR IO SISTEM PEMUR IA AIR PE DI GI PRIMER RSG-GAS*

KEANDALAN SISTEM PEMURNIAN TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER RSG GAS

PENGARUH IRRADIASI BATU TOPAZ TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN REAKTOR G.A.SIWABESSY. Elisabeth Ratnawati, Kawkab Mustofa, Arif Hidayat

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

OPTIMASI DAN REVISI KANAL HUBUNG - INSTALASI PENYIMPANAN SEMENTARA BAHAN BAKAR BEKAS

4 Hasil dan Pembahasan

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

4. Hasil dan Pembahasan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli hingga September 2012 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa radiasi berbahaya karena dapat mengionisasi bahan yang dilaluinya,

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Zirkonium (Zr) merupakan unsur golongan IVB bersama-sama dengan

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS KEMAMPUAN RESIN PENUKAR ION PADA SISTEM AIR BEBAS MINERAL (GCA 01) RSG-GAS. Diyah Erlina Lestari, Setyo Budi Utomo, Harsono

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan

PENGUKURAN DAN EVALUASI RADIOAKTIVITAS AIR TANGKI REAKTOR (ATR) DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi Penelitian

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB III PERCOBAAN III.1. DIAGRAM ALIR PERCOBAAN. 17 Ibnu Maulana Yusuf

III. METODE PENELITIAN. preparsai sampel dan pembakaran di furnace di Laboratorium Fisika Material

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

STUDI OPERASI RESIN PENUKAR ION DALAM SISTEM PURIFIKASI AIR PRIMER PWR

BAB III METODE PENELITIAN

Overview Microscope Optik v.s SEM Scanning Electron Microscopy (SEM)

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

Metodologi Penelitian

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

Cara uji sifat kekekalan agregat dengan cara perendaman menggunakan larutan natrium sulfat atau magnesium sulfat

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

ANALISIS LIMBAH RESIN DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY TAHUN 2008

KARAKTERISTIK KINERJA RESIN PENUKAR ION PADA SISTEM AIR BEBAS MINERAL(GCA 01) RSG-GAS

ION EXCHANGE DASAR TEORI

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium

4 Hasil dan Pembahasan

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

METODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian terhidung sejak bulan Juni 2013 sampai dengan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

1 BAB I BAB I PENDAHULUAN

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

FENOMENA KOROSI PADA SISTEM PENDINGIN PRIMER REAKTOR PENELITIAN

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

Transkripsi:

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 1-12 IDENTIFIKASI PENYEBAB KENAIKAN TEKANAN PADA RESIN TRAP SISTEM PEMURNIAN AIR PENDINGIN PRIMER REAKTOR RSG-GAS ABSTRAK Diyah Erlina Lestari, Elisabeth Ratnawati, Purwadi Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN-Serpong Email : diyah@batan.go.id IDENTIFIKASI PENYEBAB KENAIKAN TEKANAN PADA RESIN TRAP SISTEM PEMURNIAN AIR PENDINGIN PRIMER REAKTOR RSG-GAS. Sistem pemurnian air pendingin primer berfungsi untuk menghilangkan produk aktivasi dan pengotor mekanik dari air kolam reaktor dan menjaga kualitas air pendingin primer. Sistem ini terdiri dari filter penukar ion (mixed bed filter resin penukar ion) dan filter mekanik (resin trap). Identifikasi penyebab kenaikan tekanan pada filter mekanik (resin trap) sistem pemurnian dilakukan dengan cara membandingkan hasil penentuan unsur kimia yang terkandung dalam sampel yang diambil pada saat backwashing resin penukar ion sistem pemurnian dan unsur kimia yang terkandung dalam resin penukar ion sistem pemurnian. Penentuan kandungan unsur kimia dilakukan dengan SEM-EDAX. Hasil penentuan unsur kimia menunjukan bahwa dalam resin penukar ion sistem pemurnian air pendingin primer terdeteksi unsur C, O, S dan N. sedangkan dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian terdeteksi adanya unsur C,O,S,Al,Si dan Fe. Dapat dikatakan bahwa kedua sampel tersebut memiliki kesamaan jenis unsur utama resin penukar ion, sehingga dapat dinyatakan bahwa penyebab kenaikan tekanan pada filter mekanik (resin trap) sistem pemurnian air pendingin primer reaktor RSG-GAS adalah dimungkinkan karena adanya degradasi kimia dari resin penukar ion yang disebabkan oleh karena lamanya waktu penggunaan resin penukar ion, yang tertangkap filter mekanik (resin trap). Dengan demikian lamanya penggunaan resin penukar ion berpengaruh terhadap penggantian filter mekanik (resin trap). Kata Kunci : resin trap sistem pemurnian air, pendingin primer ABSTRACT IDENTIFICATION OF THE CAUSES OF THE PRESSURE INCREASE ON THE RESIN TRAP OF THE PRIMARY COOLANT WATER PURIFICATION SYSTEM OF THE RSG-GAS REACTOR. The primary coolant water purification system serves to removes the product activation and mechanical impurities from the water in the reactor pool and maintain the quality of primary coolant water. The system consists of ion exchange resin filter (mixed bed ion exchange resin filter) and a mechanical filter (resin trap). Identification of the cause of the pressure increase on the mechanical filter (resin trap) purification system is done by comparing the results of the determination of the chemical elements contained in the sample taken at the time of backwashing the ion exchange resin purification systems and chemical elements contained in the ion exchange resin purification system. Determining the content of chemical elements in the samples was done by SEM-EDAX. The results showed that the determination of chemical elements in the ion exchange resin primary coolant water purification system detected the elements C, O, S and N. whereas in sediment samples taken at the time of backwashing the ion exchange resin purification system detected an element of C, 1

Identifikasi Penyebab Kenaikan...(Diyah Erlina Lestari, Elisabeth Ratnawati, Purwadi) O, S, Al, Si and Fe. It can be said that the two samples have the same type of main elements of the ion exchange resin, so it can be stated that the cause of the increased pressure on mechanical filters (resin trap) primary cooling water purification system of the reactor RSG- GAS is possible because of the chemical degradation of the ion exchange resin caused because of the length of time the use of ion exchange resins, which caught the mechanical filter (resin trap).thus the duration of use of ion exchange resins affect the mechanical filter (resin trap) replacement Keywords : resin trap purification system, primary coolant water PENDAHULUAN Sistem pendingin primer [1] berfungsi untuk memindah panas yang timbul sebagai akibat reaksi fisi di teras reactor. Tujuannya adalah menjaga keutuhan bahan bakar dan material struktur reaktor, agar tidak terjadi pelepasan zat radioaktif yang terkungkung di bahan bakar. Sebagai medium pembawa panas pada sistem pendingin primer reaktor RSG-GAS digunakan air bebas mineral yang berasal dari Sistem produksi air bebas mineral (GCA01). Air sebagai pendingin akan berhubungan langsung dengan komponen atau struktur reaktor, Oleh karena itu air yang digunakan sebagai pendingin harus memenuhi persyaratan yang sesuai dengan komponen atau struktur. Untuk menjaga harga kualitas air pendingin dan untuk menghilangkan hasil aktivasi dan kotoran mekanik air pendingin primer pada tingkat yang diizinkan, pada sistem pendingin primer dilengkapi dengan sistem pemurnian. Secara kontinyu air pendingin dilewatkan pada sistem pemurnian yang dalam proses pemurniannya menggunakan resin penukar ion terdiri dari resin penukar anion basa kuat dan resin penukar kation asam kuat. Selain filter resin penukar ion atau disebut mixed bed filter resin penukar ion pada sistem pemurnian air pendingin primer dilengkapi juga dengan filter mekanik atau filter resin trap. Resin trap adalah filter berbentuk keranjang saringan dengan anyaman kawat kasa halus (lubang kasa = 10 m), fungsinya untuk menahan butiran resin dan kotoran mekanik halus yang mungkin terlepas dari mixed bed filter resin penukar ion. Kotoran yang tertahan pada resin trap menaikkan beda tekanan antara inlet dan outlet resin trap. Jika beda tekanan pada sisi masuk dan sisi keluar dari filter resin trap mencapai 2 bar, maka filter resin trap tersebut harus diganti dengan yang bersih, sementara yang kator dicuci dengan metode ultrasonik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebabkan kenaikan tekanan pada filter mekanik (resin trap) sistem pemurnian air pendingin primer. Untuk itu dilakukan pengambilan sampel pada saat backwashing resin penukar ion sistem pemurnian.yang kemudian sampel di diamkan hingga terjadi endapan. Hasil endapan dianalisa dengan menggunakan SEM-EDAX. Disamping itu ditentukan juga unsur yang terkandung dalam resin penukar ion sistem pemurnian menggunakan SEM-EDAX. Dengan diketahuinya kandungan unsure kimia yang terkandung dalam resin penukar ion sistem pemurnian dan sampel endapan hasil backwashing diharapkan dapat menjelaskan penyebab kenaikan tekanan pada filter mekanik (resin trap) sistem pemurnian air pendingin primer. TEORI Sistem pemurnian air pendingin primer [1] dimaksudkan untuk mengambil produk aktivasi dan pengotor mekanik dari air kolam reaktor dan menjaga kualitas air 2

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 1-12 pendingin primer pada tingkat tertentu. Hal ini penting untuk membatasi tingkat radiasi di balai operasi dan ruangan-ruangan instalasi serta menyediakan air yang jernih di dalam kolam reaktor sehingga dapat melihat dengan jelas secara visual bagian dalam kolam. Sistem pemurnian air pendingin primer [1] terdiri dari filter penukar ion atau disebut juga mixed bed filter resin penukar ion dan filter mekanik atau disebut juga filter resin trap, pada kondisi bersih didesain untuk laju alir 40 m 3 /h yang merupakan 12% dari volume air primer (330 m 3 ) dan menjaga konduktivitas elektrik air kolam tidak melampaui 8 µs/m. Laju alir sistem pirifikasi primer bergantung kepada kondisi beda tekanan sebelum dan sesudah filter, yaitu makin besar beda tekanan makin kecil laju alirnya. Filter mekanik diganti apabila beda tekanan sebelum dan sesudah filter mencapai 2 bar sedangkan filter penukar ion diganti apabila; beda tekanan sebelum dan sesudah filter maksimum 1,5 bar; radioaktivitas keluaran sistem maksimum 0,1 Ci/m 3 ; konduktivitas air keluaran sistem maksimum 8 S/cm. Filter-filter untuk kapasitas aliran 40 m 3 /h tersedia dalam bentuk filter penukar ion campuran (mixed-bed ion exchange filter) dan filter mekanik lembut (resin trap). Mixed-bed ion exchanger diisi dengan campuran resin penukar ion dan kation yang bermutu nuklir, dalam bentuk OH - dan H +. Pengotor yang telah terionisasi, aktif, dan non aktif ditangkap oleh sistem pemurnian dengan cara pertukaran ion sehingga menurunkan konduktivitas elektrik dan aktivitas dari air primer. Selain itu resin penukar ion juga menyaring kotoran mekanik dari air pendingin primer. Resin trap adalah filter berbentuk keranjang saringan dengan anyaman kawat kasa halus (lubang kasa = 10 m), fungsinya untuk menahan butiran resin dan kotoran mekanik halus yang mungkin terlepas dari mixed bed filter. Kotoran yang tertahan pada resin trap menaikkan beda tekanan antara inlet dan outlet resin trap. Katup pengatur aliran yang terletak pada sisi keluar filter tersedia untuk mengkompensasi aliran yang menurun. Filter resin trap diganti dengan penanganan jarak jauh bila beda tekanannya melampaui harga yang ditetapkan Air pendingin primer dimurnikan melewati filter penukar ion(mixed bed filter resin penukar ion) dan filter mekanik (filter resin trap). Air pendingin primer yang sudah dimurnikan dikembalikan ke kolam reaktor [1]. PENENTUAN UNSUR DENGAN SEM_EDAX [2,3] Scanning electron microscope (SEM) adalah salah satu jenis mikroskop elektron untuk mengamati dan menganalisis karakteristik struktur mikro dari bahan padat konduktif maupun nonkonduktif. Sistim pencahayaannya menggunakan radiasi electron dengan = 200 0,1 Å, dengan daya pisah (resolusi) yang tinggi sekitar 5 nm sehingga dapat dicapai perbesaran hingga ± 100.000 kali dan menghasilkan gambar/citra yang tampak seperti 3 dimensi karena mempunyai depth of field tinggi. Berkas elektron primer yang datang ke permukaan sampel akan berinteraksi dan menghasilkan berbagai macam sinyal yang terjadi secara serempak. Sinyal-sinyal tersebut diantaranya hamburan elektron (electron scattering) yang dibedakan menjadi hamburan elastik (elastic scattering) dan hamburan nonelastik (inelastic scattering). Hasil interaksi elektron primer dengan sampel dapat memberikan informasi tentang morfologi, strukturmikro, komposisi dan distribusi unsur. Elektron sekunder (secondary electron) adalah elektron yang dipancarkan dari sampel akibat dari interaksi berkas elektron primer dengan elektron-elektron 3

Identifikasi Penyebab Kenaikan...(Diyah Erlina Lestari, Elisabeth Ratnawati, Purwadi) pada pita penghantar benda uji. Interaksi ini hanya menghasilkan perpindahan energi yang relatif rendah (sekitar 3 5 ev) ke elektron pita penghantar. Karena elektron sekunder ini mempunyai energi rendah, maka elektron elektron tersebut dapat dibelokkan membentuk sudut dan menimbulkan bayangan topografi (struktur permukaan). Pada waktu elektron primer menyapu (scan) ke permukaan sampel akan menghasilkan elektron sekunder dari satu area permukaan sampel dan memberikan informasi dalam bentuk bayangan (image).untuk menentukan komposisi unsur sampel secara kualitatif maupun kuantitatif perlu satu perangkat alat yang dirangkai dengan SEM, yaitu EDS (Energy Dispersive X-ray Spectrometer) atau WDS (Wavelength Dispersive X-ray Spectrometer). EDAX (Energy Dispersive X-Ray Spectrometer) yang lebih dikenal sebagai EDS merupakan salah satu alat yang dirangkaikan pada alat SEM untuk analisis komposisi unsur permukaan sampel secara kualitatif dan kuantitatif yang didasarkan pada energi sinar-x karakteristik dari unsur yang terkandung. Bila suatu berkas elektron (electron primer) yang ditembakkan/dikenakan pada materi (sampel) akan terjadi interaksi berupa elektron yang keluar dari atomnya, elektron tersebut mempunyai tingkat energi yang lebih rendahdari yang lain. Hal ini menyebabkan atom menjadi kurang stabil, sedang atom mempunyai kecenderungan untuk menjadi stabil, oleh karena itu elektron yang mempunyai tingkat energi lebih tinggi akan turun (transisi) ke tingkat yang lebih rendah, kelebihan energi yang dilepas sewaktu transisi dalam bentuk sinar- X. Karena beda tingkat energi untuk suatu atom itu tertentu, maka sinar-x yang dihasilkan atom tersebut tertentu begitu juga energinya, yang disebut sinar-x karakteristik. Jika suatu elektron pindah (bertransisi) dari kulit L ke kulit K maka sinar-x yang dihasilkan disebut Kα, jika transisi dari kulit M ke kulit K disebut Kβ, transisi dari kulit M ke kulit L disebut Lα dan jika transisi dari kulit N ke kulit M disebut Mα. Karena elektron pada kulit K terletak paling dekat dengan inti atom, maka akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan elektron pada kulit L, M atau N yang jaraknya relatif lebih jauh dari inti atom. Dengan demikian elektron-elektron pada kulit K lebih energik dibandingkan elektron pada kulit lainnya, sehingga tingkat energi yang terjadi Kα >Kβ > Lα > Mα. Sinyal sinar-x karakteristik tersebut melalui pre-amp, Amplifier dan Multi Channel Analyzer (MCA) diubah menjadi data display energi terhadap cacah. Dari data energi terhadap cacah, puncak-puncak yang muncul diidentifikasi untuk analisis unsur secara kualitatif dan kuantitatif. METODA PENELITIAN Bahan dan Alat : Sebagai bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing sistem pemurnian dan resin penukar ion yang digunakan pada sistem pemurnian air pendingin primer yang telah dihaluskan. Alat yang digunakan : Seperangkat Scanning Electron Microscope (SEM) yang dirangkai dengan Energy Dispersi X-ray Spectrometer (EDAX) milik laboratorium Pusat Sains Teknologi Bahan Maju (PSTBM) BATAN Metode Kerja : Preparasi sampel : diambil sampel pada saat dilakukan backwashing sistem pemurnian dan didiamkan hingga mengendap. Dari hasil endapan sampel dilakukan penyaringan dan dibiarkan hingga mengering. Sampel tersebut kemudian ditempelkan pada pemegang sampel (stub) dengan perekat dua muka dilanjutkan dengan pelapisan tipis emas dalam mesin pelapis tipis. 4

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 1-12 Penentuan unsur : penentuan unsur dilakukan dengan metode SEM-EDAX Sebagai pembanding dilakukan juga penentuan unsur dalam resin penukar ion yang digunakan pada sistem pemurnian air pendingin primer. Resin penukar ion yang akan ditentukan kandungan unsure kimianya dihaluskan terlebih dahulu (dalam keadaan serbuk). Pengambilan titik pengamatan dengan SEM-EDAX dilakukan secara acak. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan komposisi kimia (kandungan unsur) dalam sampel dilakukan dengan metode SEM-EDAX di laboratorium Pusat Saints Teknologi Bahan Maju (PSTBM) BATAN. Sebagai sampel yang digunakan adalah sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing sistem pemurnian air pendingin dan resin penukar ion yang digunakan sistem pemurnian air pendingin primer. Pengambilan titik pengamatan dilakukan secara acak dengan pengamatan masing-masing sampel dilakukan dengan empat titik pengamatan. Hasil pengamatan penentuan unsur-unsur kimia yang terkandung dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing sistem pemurnian dan sampel resin penukar ion sistem pemurnian ditampilakan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Sedangkan gambar pengambilan titik pengamatan dengan SEM-EDAX ditampilkan pada Gambar 1 sampai 8. Gambar 1. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam resin penukar ion yang telah dihaluskan untuk titik pengamatan I dengan pembesaran 170X 5

Identifikasi Penyebab Kenaikan...(Diyah Erlina Lestari, Elisabeth Ratnawati, Purwadi) Gambar 2. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam resin penukar ion yang telah dihaluskan untuk titik pengamatan II dengan pembesaran 190X Gambar 3. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam resin penukar ion yang telah dihaluskan untuk titik pengamatan III dengan pembesaran 2000X 6

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 1-12 Gambar 4. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam resin penukar ion yang telah dihaluskan untuk titik pengamatan IV dengan pembesaran 550X Tabel 1. Hasil pengamatan penentuan unsur kimia yang terkandung dalam resin penukar ion yang telah dihaluskan Titik Pengamatan Sampel Kandungan unsur kimia (%) C O S N I 63.08 26.14 10.78 - II 72.64 21.50 5.86 III 47.71 11.17 0.71 40.41 IV 47.63 11.91 0.69 39.76 Sampel titik pengamatan I dan II (Gambar 1 dan 2) dari Tabel 1 merupakan sampel butiran yang besar dari sampel yang diambil dari sampel resin penukar ion sistem pemurnian yang telah dihaluskan. Sedangkan sampel titik pengamatan III dan IV (Gambar 3 Gambar 4) merupakan sampel yang halus dari sampel yang diambil dari sampel resin penukar ion sistem pemurnian yang telah dihaluskan. Di dalam penyiapan sampel resin penukar ion dilakukan penggeruskan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan sampel yang mirip derngan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing sistem pemurnian. Dari hasil penentuan unsur menggunakan SEM-EDAX pada sampel titik pengamatan I dan II secara berurut berdasarkan kandungannya adalah unsur C, O dan S. Unsur unsur tersebut merupakan unsur yang terkandung dalam resin penukar ion kation. Sedangkan unsur yang terdeteksi pada sampel titik pengamatan III dan IV adalah unsur C, O, S dan N. Unsur unsur tersebut merupakan unsur yang terkandung dalam resin penukar ion kation dan dalam resin penukar ion anion. 7

Identifikasi Penyebab Kenaikan...(Diyah Erlina Lestari, Elisabeth Ratnawati, Purwadi) Resin penukar ion sintetis [4,5,6] merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu struktur fungsional dan matrik resin yang sukar larut. Pada umumnya senyawa yang digunakan untuk kerangka dasar resin penukar ion adalah senyawa polimer stiren divinilbenzena (DVB). Polimer ini dibuat dengan mereaksikan stiren dengan divinilbenzena, setelah terbentuk kerangka resin penukar ion maka akan digunakan untuk menempelnya gugus ion yang akan dipertukarkan. Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi 2 yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion. Resin penukar kation dibuat dengan cara mereaksikan senyawa dasar tersebut dengan gugus ion yang dapat menghasilkan (melepaskan) ion positif. Gugus ion yang biasa dipakai pada resin penukar kation asam kuat adalah gugus sulfonat dan cara pembuatannya dengan sulfonasi polimer polistyren divinilbenzena (matrik resin). Sedangkan resin penukar anion dibuat dengan matrik yang sama dengan resin penukar kation tetapi gugus ion yang dimasukkan harus bisa melepas ion negatif, misalnya N (CH 3 ) 3 + atau gugus lain atau dengan kata lain setelah terbentuk kopolimer styren divinilbenzena (DVB), maka diaminasi kemudian diklorometilasikan untuk memperoleh resin penukar anion. Pada sistem pemurnian air pendingin primer reaktor RSG-GAS digunakan resin campuran kation dan anion yang dalam penelitian ini diwakili resin yang dihaluskan dan dari hasil analisa menggunakan SEM-EDAX. terdeteksi unsur adalah unsur C, O, S dan N. Gambar 5. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian untuk titik pengamatan I dengan pembesaran 700X 8

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 1-12 Gambar 6. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian untuk titik pengamatan II dengan pembesaran 3000X Gambar 7. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian untuk titik pengamatan III dengan pembesaran 3000X 9

Identifikasi Penyebab Kenaikan...(Diyah Erlina Lestari, Elisabeth Ratnawati, Purwadi) Gambar 8. Gambar pengamatan penentuan unsur dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian untuk titik pengamatan III dengan pembesaran 2500X Tabel 2. Hasil pengamatan penentuan unsur kimia yang terkandung dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian air Titik Pengamatan Sampel Kandungan 10unsur kimia (%) C O S Al Si Fe I 66.85 23.51 6.99 1.50 0.51 0.64 II 69.41 20.14 7.86 1.58 0.40 0.60 III 70.47 21.91 5.19 1.60 0.44 0.38 IV 69.26 21.88 6.40 1.51 0.46 0.49 Berdasarkan hasil pengambilan beberapa titik pengamatan (Gambar 5 s/d Gambar 8) dan Tabel 2 terlihat bahwa unsur yang terdeteksi dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian dengan menggunakan SEM-EDAX secara berurut berdasarkan kandungannya adalah unsur : C, O, S, Al, Fe dan Si. Unsur C, O dan S merupakan unsur yang terkandung dalam resin penukar ion yang digunakan pada sistem pemurnian sedangkan unsur Al dan Fe merupakan kation pengotor air yang tertangkap resin dan Si merupakan anion pengotor air yang tertangkap resin. Resin penukar ion pada sistem pemurnian berfungsi untuk mengambil pengotor air dengan cara pertukaran ion yang bermuatan sama. Dimana kation yang ada dalam air akan dipertukarkan / diambil dengan kation resin sedangkan anion dalam air akan dipertukarkan dengan anion resin. Dengan demikian dari Tabel 2 menunjukan bahwa endapan sampel diambil yang pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian merupakan resin penukar ion, hal ini diduga merupakan pengotor 10

Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 1-12 pengotor yang tertangkap oleh resin trap yang menyebabkan kenaikan tekanan. Resin penukar ion yang digunakan pada sistem pemurnian air pendingin primer RSG-GAS [1] adalah campuran dari resin penukar anion dan resin penukar kation yang berkualitas nuklir dalam bentuk OH dan H. Dengan berjalannya waktu pemakaian resin penukar ion akan mengalami penurunan kualitas karena terjadi degradasi kimia.proses degradasi dapat terjadi dalam bentuk yang bermacammacam, misalnya oksidasi matriks resin karena adanya agen pengoksidasi, dekomposisi gugus penukar ion karena pengaruh termal ataupun oksidasi, kontaminasi matriks resin karena adsorpsi material asing, atau karena pecahnya padatan resin [6].. Resin penukar kation asam kuat bertipe styrene bersifat stabil secara kimiawi dan dapat bertahan pada temperatur operasi yang tinggi. Akan tetapi, resin ini memiliki kekurangan pada sifatnya yang sangat mudah teroksidasi. Oksidasi pada resin penukar kation asam kuat akan menyerang pada bagian matriks resin pada rantai yang menyerupai jala. Hal ini dapat menyebabkan penurunan derajat ikatan crosslink sehingga berakibat resin akan mengembang secara permanen. Bagian rantai yang terpotong akan membentuk gugus karbonil dan mengarahkan pada pembentukan gugus fungsional asam lemah. Disamping itu resin penukar kation asam kuat memiliki struktur kopolimer crosslink antara styrene dengan divinilbenzen yang padanya melekat gugus asam sulfonat. Kedua struktur tersebut bersifat stabil terhadap pemanasan. Namun, pada pemanasan di atas temperatur tertentu, struktur dari resin akan terdekomposisi secara perlahan. Dimulai dari dekomposisi gugus aktifnya hingga diikuti dekomposisi dari matriks kopolimernya. Resin trap [1] adalah filter berbentuk keranjang saringan dengan anyaman kawat kasa halus (lubang kasa = 10 m), fungsinya untuk menahan butiran resin dan kotoran mekanik halus yang mungkin terlepas dari mixed bed filter resin penukar ion. Kotoran yang tertahan pada resin trap menaikkan beda tekanan antara inlet dan outlet resin trap. Jika beda tekanan pada sisi masuk dan sisi keluar dari filter resin trap mencapai 2 bar, maka filter resin trap tersebut harus diganti dengan yang bersih, sementara yang kator dicuci dengan metode ultrasonik. Oleh karena itu dengan berajalannya waktu penggunaan resin, resin trap cenderung lebih cepat diganti. KESIMPULAN Identifikasi penyebab kenaikan tekanan pada resin trap sistem pemurnian air pendingin primer reaktor RSG-GAS telah dilakukan. Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa : 1. Penentuan unsur menggunakan SEM- EDAX menunjukana bahwa kandungan unsur kimia dalam resin penukar ion sistem pemurnian air pendingin primer adalah C, O, S dan N. sedangkan unsur kimia yang terdeteksi dalam endapan sampel yang diambil pada saat dilakukan backwashing resin penukar ion sistem pemurnian adalah unsr : C, O, S, Al, Si dan Fe. 2. Penyebab kenaikan tekanan pada filter mekanik (resin trap) Sistem Pemurnian Air Pendingin Primer Reaktor RSG- GAS adalah adanya degradasi kimia dari resin penukar ion karena waktu pengguanaan resin penukar ion, yang tertangkap filter mekanik(resin trap) DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Sistem Pendingin Reaktor dan Sistem yang berkaitan, Laporan Analisis Keselamatan (LAK) RSG- GAS, Vol 1, Revisi 10.1, BATAN, Desember 2011. 11

Identifikasi Penyebab Kenaikan...(Diyah Erlina Lestari, Elisabeth Ratnawati, Purwadi) 2. ARI HANDAYANI, dkk, Pengamatan Strukturmikro dan Mikroskop optic Scanning Electron Microcop(SEM- EDAX), Diklat Teknologi Korosi dan Analisis Kegagalan pada Bahan Industri, Jakarta 21 31 Mei 2007. 3. https://en.wikipedia.org/wiki/sc anning_electron_microscope diakses Mei 2015. 4. Drs. ISMONO, Zat penukar ion dan Reaksi Penukaran Ion dalam Analisa Kimia, Catatan kuliah, jurusan kimia FMIPA, ITB, 1988. 5. PROF. KONRAD DORFNER, ANTON J. HARTOMO, IPTEK Penukar Ion, edisi pertama, penerbit Andi offset, Yogyakarta, 1995. 6. GINANJAR ALMUHANDIS, Strutur Dasar dan Degradasi Resin Penukar Ion, https:// ginanjaralmuhandis.wordpress. com/2013/03/12/resin diakses 6 juni 2016. 12