LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) Disusun oleh: Nama : Eky Sulistyawati FA/08708 Putri Kharisma FA/08715 Gol./Kel. : I / 4 Dosen : Dr.rer.nat.Yosi Bayu Murti,M.Si.,Apt Dr.rer.nat.Nanang Fakhrudin, M.Si., Apt Asisten Jaga : Fathia dan Danang Asisten Koreksi : Tanggal Praktikum : Rabu, 26 November 2014 BAGIAN BIOLOGI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
ANALISIS ETIL PARA METOKSI SINAMAT DARI RIMPANG KENCUR A. TUJUAN Mahasiswa dapat memahami prinsip langkah-langkah dan mampu melakukan isolasi serta identifikasi isolat secara kuantitatif. B. ALAT DAN BAHAN Alat: Bahan: Erlemneyer Serbuk rimpang kencur Cawan porselen Etanol 95% Penangas air Silika gel F 254 Bejana pengambangan KLT Toluen Lampu UV 254 dan 366 nm Anisaldehid-asam sulfat Klem dan statip I unit C. SKEMA KERJA disiapkan soxhlet dan wadah serbuk dari kertas saring Dimasukan 20 gr serbuk rimpang kencur ke wadah kertas saring dimasukan etil asetat teknis hingga 2 kali sirkulasi ke soxhlet dicatat volume pelarut yang digunkan lakukan ekstraksi hingga cairan soxhlet tidak berwarna atau 1 jam dan dicatat jumlah sirkulasi Filtrat yang diperoleh diuapkan pada cawan porselen dipenangas air hingga kering dan dilarutkan dalam metanol Analisis kualitatif dengan KLT
D. HASIL DAN ANALISIS DATA a. Sistem KLT Fase diam : silika gel F 254 Fase gerak : toluen Pembanding : larutan etil para metoksi sinamat Sampel : larutan isolat dalam etanol Jarak elusi : 8 cm Deteksi : sinar UV 366 nm Pereaksi semprot : anisaldehid-asam sulfat, dipanaskan 110 o C selama 5 menit Volume eluen Banyak sirkulasi Lama sirkulasi : 123,5 ml : 4 kali I : 55 menit II : 25 menit III: 20 menit
E. PEMBAHASAN Pada percobaan ini digunakan kencur yang sudah kering, dengan tujuan agar kandungan airnya dapat dikurangi sehingga ekstrak yang diharapkan didapatkan secara maksimal. Saat pengeringan kencur tidak langsung dikenakan sinar matahari. Jika sampai terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Jadi pengeringan hanya dilakukan pada suhu kamar. Senyawa Etil p-metoksi sinamat adalah senyawa yang berfasa padat dan berukuran sangat kecil, sehingga untuk memisahkannya dari tanaman kencur, harus menggunakan teknik pemisahan ekstraksi padat-cair. Proses ekstraksi padat - cair, transfer massa solut dari padatan ke cairan berlangsung melalui dua tahapan proses, yaitu difusi dari dalam padatan ke permukaan padatan dan transfer massa dari permukaan padatan ke cairan. Dan salah satu metode pemisahan ekstraksi padat cair air yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstraksi Soxhlet. Metoda soxhetasi merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi.
Dalam percobaan ini digunakan berat kencur yang sudah kering sebesar 20 gram. Pada ekstraksi soxhlet perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat dan fasa cair, maka sampel yakni kencur harus diserbuk terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memperluas permukaan sampel sehingga lintasan-lintasan kapiler yang harus dilewati dengan cara difusi menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Sampel tidak dibuat terlalu halus hal ini bertujuan untuk agar pada proses ekstraksi yang dibawa oleh pelarut adalah senyawa yang diinginkan saja, namun ketika sampel dibuat sangat halus maka tidak menutup kemungkinan senyawa yang lain ikut terbawa. kemudian dimasukkan ke dalam kertas saring yang sudah dibentuk dan disesuaikan ukurannya dengan dengan ruang ekstraktor soxhlet. Selanjutnya, ke dalam labu dasar bulat dimasukkan 123,5 ml etil asetat teknis. Dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran pelarut dan senyawa yang akan diekstrak, keduanya harus memiki kepolaran yang sama atau mendekati sama. Dalam hal ini Etil Para Metoksi Sinamat merupakan senyawa yang relatif nonpolar walaupun memiliki gugus gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar. Dalam percobaan ini sudah dipilih pelarut yang tepat, yakni etil asetat, Etil asetat merupakan pelarut yang bersifat semi polar sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat polar maupun nonpolar. Pada ekstraksi padat cair ini yang terjadi adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ke dalam labu dasar bulat juga ditambahkan batu didih, yang digunakan adalah pecahan kaca. Penggunaan batu didih bertujuan untuk mencegah terjadinya tumbukan suatu cairan selama destilasi berlangsung. Batu didih ini mengeluarkan sedikit udara sehingga menyebabkan pendidihan yang teratur. Kemudian alat Soxhlet dipasang dan dilengkapi dengan pendingin refluks. Pendingin refluks atau disebut juga pendingin bola. Permukaan pendingin yang berbentuk bola menyebabkan aliran uap lebih turbulen sehingga efek pendinginan semakin baik. Labu dasar bulat yang telah berisi etil asetat kemudian dipanaskan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi, karena pemanasan dengan suhu tinggi dapat merusak senyawa yang diharapkan karena seperti disebutkan diawal bahwa titik leleh dari EPMS adalah 48-50 0 C. Pelarut yang menguap kemudian menuju pendingin dan terkondensasi menjadi molekul-
molekul pelarut yakni etil asetat. Molekul-molekul pelarut ini akan menetes ke ruang ekstraktor sehingga membasahi sampel dan akhirnya sampel akan terendam. Pelarut ini akan mengekstrak sampel dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu dasar bulat setelah melewati pipa sifon. Proses ini dinamakan satu kali sirkulasi, dalam percobaan ini didapatkan sebanyak 4 kali sirkulasi. Yaitu sirkulasi pertama pada menit ke 55, sirkulasi kedua pada menit 80 dan sirkulasi ketiga pada menit ke 100. Ekstraksi dihentikan ketika pelarut yang berada pada ruang ekstraktor telah bening/tidak membawa sampel. Warna ekstrak yang didapat dari proses ini adalah kuning bening. Selanjutnya filtrat yang didapat diuapkan dengan penangas air hingga kering dan di larutkan dengan metanol. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dengan menggunakan KLT terhadap residu yang diperoleh. Fase gerak yang digunakan adalah toluena dan fase diamnya silika gel F 254. Plat silika bersifat polar sedangkan toluen relatif kurang polar jika dibandingkan dengan gugus silanol dalam plat silika. Mekanisme pemisahan pada KLT adalah adsorpsi senyawasenyawa yang memiliki polaritas yang hampir sama dengan fase diam. Senyawa uji dan pembanding (etil p-metoksi sinamat murni) ditotolkan pada plat dengan penotolan sekecil mungkin agar tidak terjadi tailing. Sebelum dielusi, plat dilihat dibawah UV 254 nm untuk memastikan senyawa uji dan pembanding sudah cukup banyak untuk dielusi. Setelah plat kering dari pelarut, plat dimasukkan dalam bejana berisi toluen yang telah dijenuhkan. Penjenuhan bertujuan untuk menyamakan tekanan agar elusi berjalan sama pada semua totolan. Jarak elusinya adalah 8 cm. Setelah dielusi, plat di keringkan dari toluen dan diamati dibawah sinar UV 366 nm dan UV 254 nm. Pengamatan di bawah UV 254 sebelum disemprot didapatkan Rf pada pembanding 0,44 : 0,56 : 0,94 dan pada sampel Rf yang didapat 0,13 ; 0,19; 0,56 ; 0,94. Sedangkan pada UV 366 Rf 0,19 ; 0,58 berwarna foreseen biru kehijauan. Setelah disemprot dengan anisaldehid didapatkan hasil pada UV 366 Rf 0,13 ; 0,19; 0,58 ; 0,94 dan pada sinar tampak Rf sebesar 0,13; 0,59; 0,94. Dari data yang didapat dapat disimpulkan sampel mengandung etil parametoksi sinamat.
F. KESIMPULAN 1. Isolasi etil p-metoksi sinamat menggunakan metode soxhletasi. 2. Hasil soxhletasi didapatkan 4 kali sirkulasi pada menit ke 55, 80 dan 100 3. Sampel mengandung etil p-metoksi sinamat dilihat dari Rf pembanding dan sampel yaitu 0,44 dan 0,56 G. DAFTAR PUSTAKA Asyhar, 2009, Isolasi Etil-p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferia galanga L.) dan Sintesis Asam p-metoksi Sinamat Sintesis Turunannya dan Penetapan Struktur, di akses dari http://asyharstf08.wordpress.com/2009/12/11/isolasi-etil-p-metoksisinamat-dari-kencur-kaemferia-galanga-l-dan-sintesis-asam-p-metoksisinamatsintesis-turunannya-dan-penetapan-struktur/ pada 11 Desember 2011. Riyanto, Sugeng, 1986, Transformasi Etil p-metoksisinamat yang Berasal dari Kaempferia galanga L. Menjadi p-metoksistiril Metil Keton, diakses dari http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-sugengriya- 31252 pada 11 Desember 2011. Taufikurrohmah, Titik, dkk., 2008, Pemilihan Pelarut dan Optimasi Suhu pada Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (ETIL P-METOKSI SINAMAT) dari Rimpang Kencur sebagai Bahan Tabir Surya pada Industri Kosmetik, di akses dari http://titiktaufikurohmah.blogspot.com/2008/05/artikel-penelitian.html pada 13 Desember 2011. Yogyakarta, 1 Desember 2014 Asisten Koreksi Praktikan, Eky Sulistyawati FA/08708 Putri Kharisma FA/08715