LAPORAN Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di Ruang Poliklinik, Februari 2014

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU

KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

Tanggal Berlaku Tanggal Dihapus dari Layanan PENILAIAN INFEKSI PENGENDALIAN RISIKO (ICRA) RENOVASI, KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN

FOKUS AREA : Program kepemimpinan dan koordinasi (PPI 1; 2;

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

PPI TELUSUR SKO R 1 MATERI Pembentukan Tim PPI, pengorganisasian, operasional, program kerja, pelaksanaannya

LAPORAN KOMITE PPI TRIWULAN PERTAMA RUMAH SAKIT UMUM HAMBA KABUPATEN BATANG HARI BULAN APRIL S.D JUNI 2016

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RSU AULIA BLITAR

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

PANDUAN ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT DAMPAK DARI RENOVASI DAN KONSTRUKSI GEDUNG RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

STANDAR PPI 1 PPI 1.1 PPI 2 PPI 3 PPI 4 PPI 5 PPI 6 PPI 6.1

KOMITE PPI RSUD KABUPATEN BULELENG TAHUN 2018

pola kuman 1. Program penerapan Kewaspadaan Isolasi 2. Program kegiatan surveilans PPI dan peta 4. Program penggunaan antimikroba rasional

BAB II PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT...

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENANGANAN LINEN KOTOR NON-INFEKSIUS DI RUANGAN KEPERAWATAN No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 / 1. RS Siti Khodijah Pekalongan

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

Laporan bulanan PPI Bulan September

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

Kebijakan-kebijakan CSSD:

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

Perancangan ulang tata letak gedung di RSUD dr. Soeroto Ngawi dengan menggunakan pendekatan systematic layout planning (slp) Yenni Ernawati I

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sedang dilakukan oleh tenaga kerja. Besar kecilnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan semakin meningkat. Istilah infeksi nosokomial diperluas

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

PANDUAN WAWANCARA. Analisis Kemampuan Perawat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

SASARAN Semua Tenaga Pelayanan Kesehatan, Dokter, Perawat, Bidan. METODE Ceramah, Diskusi, Demonstrasi, Kunjungan lapangan, Praktek

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit (RS) merupakan suatu unit yang sangat kompleks. Kompleksitas ini

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI PUSKESMAS KALIBARU KULON

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh perhatian dari dokter (medical provider) untuk menegakkan diagnosis

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

PROGRAM PEMELIHARAAN UTILITAS RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN dan Anak Yang Unggul, Mudah dan Nyaman, sehingga hal

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

KEBIJAKAN BANGUNAN, PRASARANA & PERALATAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

KERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2016 di Unit Bedah

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MEURAXA KOTA BANDA ACEH NOMOR : /TU.K/ / /2015

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Pelaksanaan Pekerjaan. Dana 09/01/ /12/ /01/ /12/ /01/ /12/2014

CHECK LIST METODE PENGELOLAAN LINEN DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI, BEKASI TAHUN 2014

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Pelaksanaan Pekerjaan. Dana 01/04/ /05/ /01/ /12/ /02/ /10/2015

Pengendalian infeksi

PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS MONCEK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan studi

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

C. TUJUAN 1. TujuanUmum : Untuk membantu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap pasien

BAB I PENDAHULUAN. maka pada tahun 1976 Join Commission on Acreditation of Health Care

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

Kepatuhan Dokter Mengisi Asesmen Medis Secara Lengkap Pada Pasien Yang Akan Melakukan Rawat Inap

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian (Puslitbag

Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Rencana Mitigasi dan Pemantauan Daftar Kegiatan Konstruksi dan Rehabilitasi

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi nosokomial merupakan problem klinis yang sangat

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

Lembar Observasi. Hygiene Petugas Kesehatan BP 4 Medan Tahun sesuai dengan Kepmenkes No. 1204/Menkes/Per/X/2004.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

VII. TATA LETAK PABRIK

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

Kata Pengantar. Daftar Isi

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB I PENDAHULUAN. Penyedia pelayanan kesehatan dimasyarakat salah satunya adalah rumah sakit. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

Transkripsi:

LAPORAN Identifikasi Risiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) AKIBAT KONSTRUKSI DAN RENOVASI Dibuat Oleh : Tim PPI / IPCN RUMAH SAKIT JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA TAHUN 2015

LAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di Bekas Gedung Manggala NOVEMBER 2015 A. Pendahuluan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan. B. Tujuan 1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching mahasiswa dan pengunjung 2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan resiko terhadap pengunjung C. Perencanaan 1. Tanggal : 2. Lokasi : Bekas Gedung Manggala 3. Kegiatan : Bekas Gedung Manggala menjadi Ruang Diklat dan Ruang Instalasi Farmasi D. Analisis ICRA Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan : 1. Tipe : TIPE C 2. Kelompok Resiko : Resiko Tinggi 3. Level ICRA : Level III / IV Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV Kelompok Resiko Medium I II III IV Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV Tipe proyek Renovasi bangunan di bekas Gedung Manggala termasuk dalam : Level III / IV dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut : 1. Sebelum Melakukan Renovasi :

a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi. b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu. c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara. 2. Selama Renovasi : a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja. b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS. c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong. d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip. e. Memblok dan menutup ventilasi udara. f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi. g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja. h. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. i. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada penutupnya. j. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek, plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan implementasi metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan penghubung tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai. k. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. l. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan benar. 3. Sesudah Renovasi a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan b. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait konstruksi c. Vacum area kerja dengan HEPA filter Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial N KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO O INFEKSI 1. Unit Bawah - - 2. Unit Atas - - 3. Lateral/ Samping Gedung Penunjang Medik Bising,debu Kanan 4. Lateral kiri Ruang Bising,debu,getaran Laboratorium,ECT,EKG 5. Belakang Sekolah SLB Bising,debu,getaran 6. Depan Tempat parkir Bising,debu

4. Kesimpulan Renovasi Gedung Manggala bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan potensi risiko infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS. 5. Penutup Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment) sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/pembangunan. Jakarta,...November 2015 IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor... LAPORAN

Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di Gedung Penunjang Medik Juli 2015 A. Pendahuluan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan. B. Tujuan 1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching mahasiswa dan pengunjung 2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan resiko terhadap pengunjung C. Perencanaan 1. Tanggal : 2. Lokasi : Gedung Penunjang Medik 3. Kegiatan : Gedung Administrasi Rawat Inap menjadi Gedung Penunjang Medik D. Analisis ICRA Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan : 1. Tipe : TIPE C 2. Kelompok Resiko : Resiko Medium 3. Level ICRA : Level III / IV Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV Kelompok Resiko Medium I II III IV Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV Tipe proyek Renovasi bangunan di Gedung Penunjang Medik termasuk dalam : Level III / IV. Dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut : 1. Sebelum Melakukan Renovasi :

a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi. b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu. c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara. 2. Selama Renovasi : a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja. b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS. c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong. d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip. e. Memblok dan menutup ventilasi udara. f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi. g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja. h. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. i. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada penutupnya. j. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek, plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan implementasi metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan penghubung tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai. k. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. l. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan benar. 3. Sesudah Renovasi a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan b. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait konstruksi c. Vacum area kerja dengan HEPA filter d. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial N KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO O INFEKSI 1. Unit Bawah - - 2. Unit Atas - - 3. Lateral/ Samping Ruang Nuri Bising, getaran, debu Kanan 4. Lateral kiri Gedung IPRS Bising,getaran, debu 5. Belakang Mushola, Ruang Melati Bising,getaran, debu 6. Depan Tempat parkir Bising, debu

E. Kesimpulan Renovasi Gedung Penunjang Medik bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS. F. Penutup Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment) sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/pembangunan. Jakarta,...Juli 2015 IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor... LAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment)

Di Ruang Mawar Juli 2015 A. Pendahuluan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan. B. Tujuan 1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, mahasiswa dan pengunjung 2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan resiko terhadap pengunjung C. Perencanaan 1. Tanggal : 2. Lokasi : Ruang Mawar 3. Kegiatan : Renovasi Ruang Mawar D. Analisis ICRA Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan : 1. Tipe : TIPE C 2. Kelompok Resiko : Resiko tinggi 3. Level ICRA : Level III / IV Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV Kelompok Resiko Medium I II III IV Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV Tipe proyek Renovasi bangunan di Ruang Mawar termasuk dalam : Level III / IV dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut : 1. Sebelum Melakukan Renovasi : a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi. b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu. c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara.

2. Selama Renovasi : A. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja. B. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS. C. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong. D. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip. E. Memblok dan menutup ventilasi udara. F. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi. G. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja. H. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. I. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada penutupnya. J. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek, plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan implementasi metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan penghubung tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai. K. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. L. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan benar. 3. Sesudah Renovasi a. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan b. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait konstruksi c. Vacum area kerja dengan HEPA filter d. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial N KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO O INFEKSI 1. Unit Bawah - - 2. Unit Atas - - 3. Lateral/ Samping Ruang Cempaka Bising,debu Kanan 4. Lateral kiri Ruang Rehabilitasi Bising,debu 5. Belakang Ruang Kenanga Bising,debu 6. Depan Ruang Instalasi Rawat Inap Bising,debu E. Kesimpulan Renovasi Ruang Mawar bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS. F. Penutup Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment)

sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/pembangunan. Jakarta,...Juli 2015 IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor... LAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di Ruang NAPZA Juli 2015

A. Pendahuluan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan. B. Tujuan 1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching mahasiswa dan pengunjung 2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan resiko terhadap pengunjung C. Perencanaan 1. Tanggal : 2. Lokasi : Ruang NAPZA 3. Kegiatan : Renovasi Ruang NAPZA D. Analisis ICRA Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan : 1. Tipe : TIPE B 2. Kelompok Resiko : Resiko Medium 3. Level ICRA : Level II Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV Kelompok Resiko Medium I II III IV Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV Tipe proyek Renovasi bangunan di Ruang Napza termasuk dalam : Level II dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut : 1. Sebelum Melakukan Renovasi : a. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi. b. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu. c. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara. 2. Selama Renovasi : A. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja.

B. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS. C. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong. D. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip. E. Memblok dan menutup ventilasi udara. F. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi. G. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja H. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan benar. 3. Sesudah Renovasi e. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan f. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait konstruksi g. Vacum area kerja dengan HEPA filter h. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial N KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO O INFEKSI 1. Unit Bawah - - 2. Unit Atas - - 3. Lateral/ Samping Gedung SDM Bising Kanan 4. Lateral kiri Gedung MHCU Bising,getaran,debu 5. Belakang Ruang Picu Laki-Laki Bising,getaran 6. Depan Tempat parkir Bising,debu E. Kesimpulan Renovasi Ruang Napza bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS. F. Penutup Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment) sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/pembangunan. Jakarta,...Juli 2015 IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor

... LAPORAN Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA (Infection Control Risk Assessment) Di GEDUNG IPSRS Juli 2015 A. Pendahuluan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi

RS. Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi bangunan. B. Tujuan 1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga outsourching mahasiswa dan pengunjung 2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas kesehatan dan resiko terhadap pengunjung C. Perencanaan 1. Tanggal : 2. Lokasi : Gedung IPSRS 3. Kegiatan : Renovasi Gedung IPSRS D. Analisis ICRA Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan : 1. Tipe : TIPE D 2. Kelompok Resiko : Resiko Rendah 3. Level ICRA : Level III / IV Kelompok Pasien Resiko Tipe Proyek Konstruksi Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Kelompok Resiko Rendah I II II III/IV Kelompok Resiko Medium I II III IV Kelompok Resiko Tinggi I II III/IV IV Kelompok Resiko Tertinggi II III/IV III/IV IV Tipe proyek Renovasi bangunan di Gedung IPSRS termasuk dalam : Level III / IV dimana terdapat hal hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut : 1. Sebelum Melakukan Renovasi : A. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi. B. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu. C. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara. 2. Selama Renovasi : a. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas kaki/sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area kerja. b. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS. c. Semprotan air ke permukaan kerja untuk mengontrol debu pada saat memotong. d. Tutup pintu yang tidak dipakai dengan selotip. e. Memblok dan menutup ventilasi udara.

f. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi. g. Lepaskan atau lakukan isolasi system HVAC di area kerja. h. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. i. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada penutupnya. j. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/lembaran penutup triplek, plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja atau melakukan implementasi metode control cube (kereta dorongan dengan penutup plastik dan penghubung tertutup pada area kerja dengan vakum HEPA untuk melakukan vakum sampai ke pintu keluar)sebelum konstruksi dimulai. k. Jaga tekanan negative udara dalam area kerja menggunakan HEPA yang dilengkapi dengan unit filtrasi udara. l. Tutup lubang, pipa-pipa, sambungan-sambungan, dan bolongan-bolongan dengan benar. 3. Sesudah Renovasi Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan a. Pindahkan material dengan hatihati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan debu terkait konstruksi b. Vacum area kerja dengan HEPA filter c. Tutup limbah konstruksi sebelum diangkut dalam wadah yang tertutup Identifikasi area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial N KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO O INFEKSI 1. Unit Bawah - - 2. Unit Atas - - 3. Lateral/ Samping Gedung Penunjang Medik Bising,getaran,debu Kanan 4. Lateral kiri - - 5. Belakang Ruang Cempaka Bising,getaran 6. Depan Sekolah SLB Bising,debu E. Kesimpulan Renovasi Gedung IPSRS bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS. F. Penutup Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (Infection Control Risk Assessment) sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/pembangunan. Jakarta,...Juli 2015

IPCN Supervisor Pemeliharaan Supervisor...