BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Tahapan Pemilihan Pendekatan Model Terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

ANALISIS PENGARUH FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI NEGARA ASEAN TAHUN OLEH AISYAH FITRI YUNIASIH H

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. menyediakan berbagai barang dan jasa ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman modal. Pembentukan modal dapat dikatakan sebagai kunci utama. tergolong dalam negara maju atau negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang dicapai

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam suatu. angkatan kerja. Terakhir yaitu kemajuan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. perdebatan telah disampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Beberapa peneliti

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunan yang sangat drastis. Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, pembangunan ekonomi

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia tiga tahun terakhir lebih rendah dibandingkan Laos dan Kamboja.

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis tersebut menjadi salah satu hal yang sangat menarik mengingat terjadinya

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap negara membutuhkan modal untuk membiayai proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya berhubungan dengan setiap upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pembangunannya, suatu negara membutuhkan biaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

1 Universitas indonesia

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat. Hal ini diharapkan mampu menjadi basis kestabilan ekonomi bagi

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan

BAB IV GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN. 4.1 Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

Pengaruh utang luar negeri dan defisit anggaran terhadap kondisi makro ekonomi OLEH: Siti Hanifah NIM.F BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cara yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara

2016 PENGARUH KOMPETENSI PENGUSAHA, INOVASI D AN KUALITAS PROD UK TERHAD AP D AYA SAING USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) D I KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat, dan institusi-institusi nasional, selain tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan secara umum difokuskan pada pembangunan ekonomi melalui usaha peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berkaitan erat dengan peningkatan pendapatan nasional baik secara keseluruhan maupun per kapita sehingga masalah-masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi pendapatan diharapkan dapat terpecahkan melalui trickle down effect (Todaro dan Smith, 2006). Era globalisasi telah mendorong semua negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya, tak terkecuali negara-negara di kawasan regional Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of South East Asian Nations (ASEAN). Pertumbuhan ekonomi yang positif atau progresif akan menjadi pertimbangan penting tersendiri dan juga memberikan keuntungan bagi negara ASEAN dalam persaingan di kancah internasional. Pasca krisis ekonomi, baik krisis moneter Asia tahun 1997-1998, krisis minyak dunia tahun 2005, dan krisis keuangan global yang disebabkan oleh krisis mortgage di Amerika Serikat tahun 2008-2009, negara ASEAN tetap dituntut untuk dapat mempertahankan dan atau meningkatkan performa pertumbuhan

2 ekonominya agar terhindar dari multiplier effect dari krisis-krisis ekonomi tersebut. Negara ASEAN memahami bahwa situasi ekonomi dunia akan terus menantang dan menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang bisa berlanjut untuk tahun-tahun mendatang. Hal ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi seluruh negara ASEAN yang secara umum mengalami peningkatan signifikan pasca krisis ekonomi, baik krisis moneter Asia tahun 1997-1998, krisis minyak dunia tahun 2005, dan krisis keuangan global tahun 2008-2009, seperti terlihat pada Gambar 1.1. 20 Pertumbuhan Ekonomi (%) 15 10 5 0-5 -10 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009-15 Tahun Brunei Darussalam Kamboja Indonesia Laos Malaysia Myanmar Filipina Singapura Thailand Vietnam Sumber: UNCTAD (1995-2010), Data Diolah. Gambar 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN Tahun 1995-2010 (Persen) Lalu lintas perekonomian internasional memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN yang menganut sistem perekonomian terbuka. Oleh karena itu, negara ASEAN dituntut untuk merealisasikan

3 keterbukaan ekonomi yang salah satunya adalah keterbukaan di sektor keuangan. Keterbukaan ekonomi di sektor keuangan mengindikasikan semakin hilangnya hambatan dan semakin lancarnya mobilitas modal antar negara yang menjadi sumber pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara sehingga diperlukan sejumlah investasi yang dibiayai oleh tabungan nasional. 2 Selisih Rata-rata % Investasi terhadap GDP dengan Rata-rata % Tabungan Nasional terhadap GDP (%) 0-2 -4-6 -8-10 -12-14 1980 1984 1988 1992 1996 2000 2004 2008 Tahun Sumber: UNCTAD (1980-2009), Data Diolah. Gambar 1.2 Selisih Persentase Investasi terhadap GDP dengan Persentase Tabungan Nasional terhadap GDP (Persen) Negara ASEAN tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pembangunan ekonomi karena terbatasnya akumulasi berupa kapital tabungan nasional serta rendahnya produktivitas dan tingginya konsumsi, sehingga diperlukan sumber dana lain yaitu Penanaman Modal Asing Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI). Gambar 1.2 menunjukkan bahwa selama periode 1980-2009 kondisi dimana rata-rata tabungan nasional negara ASEAN lebih besar dari rata-rata investasinya hanya terjadi pada tahun 1993, 1995, dan 1996 dimana selisihnya hanya sekitar satu persen.

4 Keterbukaan ekonomi di sektor keuangan yang salah satunya melalui FDI dapat mengisi kelangkaan sumber daya modal pembangunan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. FDI memberikan eksternalitas positif melalui peningkatan transfer teknologi, kemampuan teknis, kemampuan manajerial, dan kemampuan intelektual tenaga ahli bagi negara penerima modal. FDI diarahkan untuk menggantikan peranan utang luar negeri karena dinilai lebih stabil dan kurang sensitif terhadap suku bunga internasional dan nilai tukar mata uang. Dampak tidak langsung dari FDI antara lain dapat meningkatkan produktivitas, kinerja, efisiensi, dan daya saing dari perusahaan domestik dalam sektor yang sama, bahkan sering kali juga dapat meningkatkan nilai ekspor. Lebih jauh lagi, FDI dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat di suatu negara, sehingga berpotensi mengurangi tingkat kemiskinan di negara tersebut (Soekro, 2008). Jumlah aliran dana FDI yang masuk ke negara ASEAN tahun 1999 jika dibandingkan dengan saat krisis moneter Asia tahun 1997-1998, secara nominal mengalami peningkatan sebesar 29,06 persen namun secara proporsional terhadap total aliran dana FDI di seluruh dunia mengalami penurunan sebesar 0,73 persen. Untuk kasus krisis minyak dunia tahun 2005, jumlah aliran dana FDI yang masuk ke negara ASEAN tahun 2006 secara nominal mengalami peningkatan sebesar 39,17 persen begitu pula secara proporsional terhadap total aliran dana FDI di seluruh dunia mengalami peningkatan sebesar 0,20 persen. Bahkan, jumlah aliran dana FDI yang masuk ke negara ASEAN tahun 2010 pasca krisis keuangan global 2008-2009 meningkat cukup tajam sebesar 108,61 persen secara nominal dan 3,07

5 persen secara proporsional terhadap total aliran dana FDI di seluruh dunia (Tabel 1.1). Tabel 1.1 Jumlah FDI Net Inflow Total Negara ASEAN dan Dunia Tahun 1995-2010 (US $) Tahun ASEAN Jumlah FDI Net Inflow DUNIA (1) (2) (3) 1995 28.224.868.916,17 341.280.531.032,52 1996 30.572.936.676,97 391.789.216.029,64 1997 34.357.908.691,62 485.251.556.303,45 1998 22.309.843.011,16 724.673.476.373,33 1999 28.792.553.767,54 1.224.342.509.701,29 2000 23.655.793.496,42 1.623.243.305.783,75 2001 20.174.888.581,58 888.861.531.664,14 2002 17.312.202.958,37 746.334.698.235,28 2003 24.840.417.288,47 650.655.744.030,21 2004 36.436.657.053,08 783.530.509.181,31 2005 40.735.667.556,75 1.211.357.564.324,90 2006 56.692.058.760,72 1.594.554.016.227,71 2007 75.731.498.831,00 2.352.054.660.128,76 2008 46.906.977.888,27 1.905.578.076.952,90 2009 37.930.806.633,84 1.345.874.105.284,38 2010 79.128.651.936,21 1.343.624.607.409,78 Sumber: UNCTAD (1995-2010), Data Diolah. Almasaied (2004) menyatakan bahwa peningkatan jumlah aliran dana FDI di negara ASEAN diharapkan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang mengingat besarnya potensi ekonomi yang baik untuk investasi di negara kawasan Asia Tenggara ini. Investor asing tertarik untuk menanamkan modal di negara

6 ASEAN karena reputasi negara ASEAN yang fundamental secara makroekonomi. Perekonomian negara ASEAN dinamis karena memiliki sedikit defisit fiskal, nilai tukar mata uang yang stabil, tingkat tabungan domestik yang tinggi, dan tingkat partisipasi angkatan kerja yang tinggi. Kondisi pasar, kebijakan kebebasan perdagangan internasional, termasuk kebijakan liberalisasi FDI merupakan daya tarik lain bagi investor asing untuk menanamkan modalnya dalam bentuk FDI di negara ASEAN. Peningkatan aliran dana FDI ke negara ASEAN diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara ASEAN. 1.2 Perumusan Masalah Hady (2001) menyatakan bahwa FDI memberikan dampak positif dan negatif bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dampak positif FDI terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pembentukan modal serta sebagai sarana transfer teknologi dan pengetahuan di bidang manajemen dan pemasaran. FDI tidak akan memberatkan neraca pembayaran karena tidak ada kewajiban pembayaran utang dan bunga, sedangkan transfer keuntungan didasarkan kepada keberhasilan FDI yang dilakukan oleh perusahaan asing tersebut. FDI diupayakan untuk meningkatkan pembangunan regional dan sektoral dengan meningkatkan persaingan dalam negeri dan kewirausahaan yang sehat, serta meningkatkan lapangan kerja. Pengaruh negatif FDI terhadap pertumbuhan ekonomi antara lain mendorong munculnya dominasi industrial, meningkatkan ketergantungan teknologi, memengaruhi perubahan budaya. Dominansi FDI dapat menimbulkan

7 gangguan pada perencanaan ekonomi karena terjadi intervensi oleh home government dari negara penanam modal. Secara sektoral mungkin aliran modal internasional ini akan ditentang oleh kelompok pemilik faktor produksi tertentu karena terjadinya redistribusi pendapatan dari pemilik faktor produksi lainnya (tenaga kerja, tanah/bangunan) ke pemilik modal. Uraian diatas menyatakan bahwa pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi berbeda antar negara. Contoh kasus dimana FDI memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi terjadi di Srilanka (Balamurali dan Bogahawatte, 2004), China (Xiaohong, 2009), Nigeria (Adegbite dan Ayadi, 2010), Asia (Tiwari dan Mutascu, 2011), dan Bangladesh (Adhikary, 2011). FDI bisa juga memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor primer seperti di Negara OEDC (Alfaro, 2003). Bahkan, FDI bisa tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi seperti di Pakistan (Falki, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh FDI tehadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN. Hal ini tergantung pada kondisi perekonomian, teknologi, dan institusional dari negara tempat penanaman modal FDI tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN.

8 1.4 Manfaat Penelitian Secara umum manfaat dari penelitian mengenai analisis pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN antara lain: 1. Bagi pemerintah negara ASEAN selaku pengambil kebijakan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan dasar pengambilan kebijakan ekonomi dalam menyusun rencana-rencana atau strategi pembangunan yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat melalui FDI. 2. Bagi akademisi dan peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan sumber referensi untuk penelitian lebih mendalam mengenai pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi. 3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat membuka cakrawala berfikir pembaca serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai pengaruh FDI terhadap pertumbuhan ekonomi. 4. Bagi penulis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana penerapan dan peningkatan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan di bidang ekonomi yang selama ini dimiliki penulis.