I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian"

Transkripsi

1 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan luar negeri akan mengembangkan perekonomian dengan menjalankan sistem perdagangan bebas. Perdagangan luar negeri yaitu memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, memperoleh keuntungan dari spesialisasi, memperluas pasar industri-industri dalam negeri, dan memperluas teknologi dan meningkatkan produktivitas. Perdagangan dan keuangan internasional dalam perspektif yang luas, jauh lebih luas dari sekedar arus perpindahan sumber daya keuangan dan komoditi antar negara. Perdagangan bebas adalah sistem perdagangan luar negeri di mana setiap negara melakukan perdagangan tanpa ada halangan perdagangan (Sukirno, 2012). Salah satu manfaat dari transaksi ekonomi internasional, negara dapat memperoleh sejumlah valuta asing yang kemudian melalui mekanisme perbankan akan membentuk cadangan devisa sebagai bagian dari modal pembangunan (Masdjojo, 2010). Keterbukaan ekonomi akan perdagangan mendorong kebutuhan

2 2 cadangan devisa meningkat untuk membiayai transaksi perdagangan dan vitalitas dalam perekonomian. Cadangan devisa atau IRFCL (International Reserves and Forgive Currency Liquidit) oleh IMF (2006) adalah seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan sewaktu-waktu. Cadangan devisa ini untuk berguna (1) membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran, (2) untuk stabilisasi moneter dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing. Cadangan devisa merupakan bagian dari tabungan nasional. Pertumbuhan dan besar kecilnya cadangan devisa juga merupakan sinyal kondisi financial market mengenai kredibilitas kebijakan moneter dan credit worthiness suatu negara (Seri Kebanksentralan BI, 2006). Bercermin pada apa yang telah terjadi di Tahun 1997/1998 pemicu memburuknya perekonomian Indonesia saat itu diawali depresiasi rupiah terhadap dollar AS. Ketika krisis ekonomi Asia kala itu menjatuhkan Indonesia yang hanya mempunyai cadangan devisa US$ 19 milliar tak mampu menahan gejolak. Efeknya pembelian terhadap dolar yang meningkat tajam menjatuhkan harga rupiah yang diperparah lagi dengan kehadiran inflasi atau kenaikan harga. Tekanan depresiasi yang meningkat terhadap rupiah itu menyebabkan kinerja ekspor naik dan impor menurun sehingga net ekspor menurun dan juga defisit arus modal swasta. Kondisi tersebut menggambarkan secara umum kepentingan kecukupan cadangan devisa suatu negara. Menurut Putra (2013) akumulasi cadangan devisa telah muncul sebagai alat moneter terutama setelah krisis Asia Timur Tahun 1997 yang

3 3 tidak hanya merangsang ekonomi tetapi juga untuk menstabilkan variabel yang paling rentan seperti nilai tukar, utang, dan defisit. Sebagai alat transakasi, cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara dituntut dalam keadaan aman. Perkembangan cadangan devisa pada periode penelitian dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Cadangan Devisa di Indonesia Periode Tahun Cadangan Devisa (Juta US$) Perkembangan (%) , , , , , , , , ,6 Sumber : Bank Indonesia (2014) Selama periode penelitian, diketahui bahwa perkembangan cadangan devisa tertinggi dan terendah. Perkembangan tertinggi terjadi pada Tahun 2010 sebesar 45,5 persen, tetapi cadangan devisa terbanyak pada Tahun 2012 sebesar juta US $. Kondisi ini dikarenakan neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus. Erat kaitanya pada neraca transaksi modal yang membaik pada kondisi fundamental domestik serta rendahnya suku bunga di negara maju yang memicu aliran modal masuk ke Indonesia baik dalam bentuk portofolio maupun investasi. Posisi cadangan devisa akhir 2010 meningkat dari posisi di akhir 2009 sebesar 66,1 juta US$ menjadi sebesar 92,2 juta US $ atau setara 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah (Tabel 1).

4 4 Sedangkan perkembangan cadangan devisa terendah terjadi pada Tahun 2013 sebesar -11,9 persen terlihat pada Tabel 1. Cadangan devisa pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 112,781 juta US $ turun menjadi 99,87 US$ pada akhir Hal tersebut disebabkan pada perekonomian global yang melemah, harga komoditas yang menurun, di tengah struktur perekonomian domestik yang tidak mendukung untuk menopang ketahanan eksternal, berakibat menimbulkan tekanan negatif pada neraca pembayaran Indonesia sehingga menurunkan posisi cadangan devisa. Bank Indonesia (2006) membagi sumber cadangan devisa dari dalam negeri dan luar negeri. Sumber dalam negeri meliputi; (1) hasil penjualan ekspor barang maupun jasa, (2) laba dari penutupan modal luar negeri, dan (3) hasil dari kegiatan pariwisata internasional. Sumber devisa dari luar negeri yaitu (4) pinjaman diperoleh dari negara asing, badan-badan internasional, serta swasta asing, dan (5) hadiah dan bantuan dari badan-badan PBB (Perserikatan Bangsa- Bangsa). Cadangan devisa pada suatu negara sama fungsinya dengan rekening bank untuk individu. Mereka bisa ditarik kapan saja untuk membayar suatu transaksi atau utang, dan jumlahnya juga bisa bertambah apabila pendapatan negara yang bersangkutan juga bertambah, misalnya dari peningkatan volume pendapatan neto ekspor atau kenaikan arus masuk permodalan (Todaro; 2003). Cadangan juga bisa dipakai sebagai suatu anggunan atau jaminan untuk menarik pinjaman dari sumber-sumber keuangan luar negeri.

5 5 Fluktuasi cadangan devisa perlu dikaji lebih dalam secara teoritik dan empiris. Selanjutnya perkembangan cadangan devisa akan dianalisis hubungan secara parsial antar variabel-variabel ekonomi makro dengan cadangan devisa. Nilai korelasi ditampilkan pada Tabel 2 berdasarkan pada Suharyadi (2011) di bawah ini: Tabel 2. Korelasi Cadangan Devisa Dengan Variabel-Variabel Pengaruhnya Periode 2005Q1 2014Q4 No. Korelasi Cadangan Devisa dengan Nilai Korelasi Keterangan 1. Foreign Direct Investment 0,8336 Positif kuat 2. Utang Luar Negeri 0,9214 Positif kuat 3. Net Ekspor 0,3488 Positif lemah 4. Pembayaran Utang Luar Negeri 0,8467 Positif kuat 5. Cadangan Devisa Periode Sebelumnya 0,9040 Positif kuat Sumber : Data Diolah, 2015 Nilai korelasi masing-masing variabel menunjukkan hubungan cadangan devisa pada Foreign Direct Investment (FDI), utang luar negeri, net ekspor, pembayaran utang luar negeri dan cadangan devisa periode sebelumnya. Jika nilai koefisien korelasi mendekati -1 atau 1 maka hubungan keduanya adalah kuat atau tinggi, tetapi apabila nilai korelasi mendekati 0 (nol) maka hubungannya sangat lemah atau mungkin tidak sama sekali terdapat hubungan (Suharyadi, 2011). Menurut Suharyadi (2011) ada korelasi hubungan cadangan devisa antara investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI), utang luar negeri, pembayaran utang luar negeri dan cadangan devisa periode sebelumnya dengan nilai korelasi masing-masing variabel sebesar 0,8336 ; 0,9214 ; 0,8467 ; dan 0,9040 adalah positif kuat. Sedangkan korelasi hubungan cadangan devisa antara

6 6 net ekspor adalah positif lemah dengan nilai korelasi sebesar 0,3488 (Tabel 2). Cadangan devisa tidak terlepas (FDI), utang luar negeri, pembayaran utang luar negeri dan cadangan devisa periode sebelumnya Fakta hubungan antara masingmasing variabel dengan cadangan devisa Indonesia pada periode 2005Q1-2014Q4 dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Q1 2005Q3 2006Q1 2006Q3 2007Q1 2007Q3 2008Q1 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), berbagai edisi, Bank Indonesia 2008Q3 2009Q1 2009Q3 2010Q1 Cadangan Devisa (Juta US $) Foreign Direct Invesment (Juta US $) 2010Q3 2011Q1 2011Q3 2012Q1 2012Q3 2013Q1 2013Q3 2014Q1 2014Q Gambar 1. Grafik Perkembangan Cadangan Devisa dan Foreign Direct Investment (FDI) Di Indonesia Periode 2005Q1 2014Q4 Berdasarkan Gambar 1 memperlihatkan pergerakan cadangan devisa dan Foreign Direct Investment (FDI) di Indonesia selama periode 2005Q1 sampai dengan 2014Q4. Perkembangan nilai cadangan devisa cenderung meningkat, tetapi tidak mengikuti pola perkembangan FDI. Fluktuasi perkembangan cadangan devisa pada Tahun 2010 relatif besar dari posisi akhir 2009 sebesar 66,1 juta US $ menjadi 92,2 juta US $. Nilai FDI cenderung mengalami lonjakan pada Tahun 2011 sampai Tahun 2014 akibat kondisi perekonomian global. Dari hasil perhitungan korelasi antara cadangan devisa dengan FDI dari Tabel 2 terlihat bahwa nilai korelasinya adalah positif 83,36 %. Nilai tersebut menunjukkan

7 7 bahwa hubungan antara cadangan devisa dan FDI di Indonesia periode 2005Q1 2014Q4 adalah searah dan kuat. Teori Moneteris yang menyatakan bahwa investasi asing langsung berhubungan positif terhadap cadangan devisa. Asumsi ceteris paribus, melalui mekanisme harga pada keseimbangan di pasar uang. Apabila penambahan suplai uang mengakibatkan perubahan tingkat harga. Penambahan suplai uang ini selanjutnya mempunyai pengaruh di pasar uang berupa penurunan tingkat bunga. Menurunnya tingkat bunga selanjutnya akan merangsang pengeluaran investasi yang kemudian, melalui proses multiplier meningkatkan pendapatan agregat dan pengeluaran agregat. Investasi asing langsung yang masuk ke Indonesia selain mampu meningkatkan produktifitas atau pendapatan nasional dalam bentuk Produk Domestik Bruto (PDB) juga mampu menaikkan ekspor (Safitriani; 2014). Arus masuk modal asing (capital inflows) juga berperan dalam menutup gap devisa yang ditimbulkan oleh defisit pada transaksi berjalan (Majid, 2013). Walapun dampak awal (berjangka pendek) dari penanaman modal perusahaan multinasional memang dapat memperbaiki cadangan devisa negara yang menerima, tetapi dalam jangka pendek justru negatif, yaitu mengurangi penghasilan devisa itu, baik dari sisi neraca transaksi berjalan maupun neraca modal (Todaro, 2003).

8 Q1 2005Q3 2006Q1 2006Q3 2007Q1 2007Q3 2008Q1 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), berbagai edisi, Bank Indonesia Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI), berbagai edisi, Bank Indonesia 2008Q3 2009Q1 2009Q3 2010Q1 Utang Luar Negeri (Juta US $) Cadangan Devisa (Juta US $) 2010Q3 2011Q1 2011Q3 2012Q1 2012Q3 2013Q1 2013Q3 2014Q1 2014Q Gambar 2. Grafik Perkembangan Cadangan Devisa dan Utang Luar Negeri Di Indonesia Periode 2005Q1 2014Q4 Pola perkembangan cadangan devisa dan utang luar negeri bergerak dalam arah yang sama terlihat pada Gambar 2. Pada periode antara Tahun 2010 sampai Tahun 2013 fluktuasi cadangan devisa dan utang luar negeri relatif besar. Dari hasil perhitungan korelasi antara cadangan devisa dengan utang luar negeri dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa nilainya adalah sebesar 92,14 %. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara cadangan devisa dengan utang luar negeri adalah searah dan sangat kuat. Teori moneteris yang menyatakan bahwa hubungan antara cadangan devisa dengan utang luar negeri adalah positif. Dengan asumsis ceteris paribus, jika pemintaan utang luar negeri di suatu negara naik, melalui keseimbangan pasar uang pada neraca pembayaran. Seperti halnya dikemukakan Putra, dkk (2011). utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap cadangan devisa di Indonesia, berarti cadangan devisa akan meningkat dengan meningkatnya utang luar negeri. Utang luar negeri meningkat maka neraca modal Indonesia akan meningkat sebab utang luar negeri dicatat di neraca modal yang

9 9 berdampak terhadap peningkatan neraca pembayaran. Naiknya neraca pembayaran akan menambah aset luar negeri Indonesia sendiri dan inilah yang menyebabkan cadangan devisa meningkat (Febriyeni,dkk; 2013) Q1 2005Q3 2006Q1 2006Q3 2007Q1 2007Q3 2008Q1 2008Q3 2009Q1 2009Q3 2010Q1 2010Q3 2011Q1 2011Q3 2012Q1 2012Q3 2013Q1 2013Q3 2014Q1 2014Q Cadangan Devisa (Juta US $) Net Ekspor (Juta US $) Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), berbagai edisi, Bank Indonesia Gambar 3. Grafik Perkembangan Cadangan Devisa dan Net Ekpor Di Indonesia Periode 2005Q1-2014Q4 Gambar 3 menjelaskan perkembangan cadangan devisa dan net ekspor di Indonesia periode 2005Q1-2014Q4 memiliki pergerakan yang signifikan. Sebelum Tahun 2010 perkembangan net ekspor di atas perkembangan cadangan devisa Indonesia. Memasuki Tahun 2011 kedua grafik berpotongan. Setelah itu perkembangan net ekspor berfluktuatif. Hal ini diduga pengaruh kondisi perekonomian global yang melambat, harga komoditas yang menurun, serta aliran modal masuk ke negara berkembang menyusut, ditengah struktur ekonomi domestik yang kurang menopang ketahanan eksternal. Sementara cadangan devisa tetap menjaga kestabilannya untuk menopang perekonomian. Kedua variabel ini memiliki hubungan yang cukup kuat. Dari hasil perhitungan korelasi antara cadangan devisa dan net ekspor terihat pada Tabel 2 bahwa nilai korelasinya adalah 34,88 %. Nilai tersebut menunjukkan

10 10 hubungan yang searah dan dianggap cukup kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa kalau cadangan devisa dihubungkan dengan tingkat ekspor, maka dari angka tersebut menunjukkan hubungan yang positif seperti pada penelitian Suharyadi (2011). Teori moneteris menyatakan bahwa hubungan antara net ekspor dengan cadangan devisa adalah positif. Hal ini dengan asumsi ceteris paribus, tidak hanya melalui mekanisme harga dimana terjadi harga naik dan turun, tetapi juga adanya aliran uang masuk atau keluar negeri. Menurut Masdjojo (2009) apabila terjadi surplus kenaikan ekspor selain menaikkan pertumbuhan ekonomi melalui proses multiplier, kenaikan ekspor tersebut mempunyai konsekuensi terhadap stok uang beredar. Surplus neraca pembayaran cenderung meningkatkan stok uang yang beredar di dalam negeri maka uang akan mengalir masuk ke dalam negeri yang meningkatkan cadangan devisa Q1 2005Q3 2006Q1 2006Q3 2007Q1 2007Q3 2008Q1 2008Q3 Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), berbagai edisi, Bank Indonesia Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI), berbagai edisi, Bank Indonesia 2009Q1 2009Q3 2010Q1 2010Q3 Pembayaran Utang Luar Negeri (Juta US $) Cadangan Devisa (Juta US $) 2011Q1 2011Q3 2012Q1 2012Q3 2013Q1 2013Q3 2014Q1 2014Q Gambar 4. Grafik Perkembangan Cadangan Devisa dan Pembayaran Utang Luar Negeri Di Indonesia Periode 2005Q1 2014Q4 Pada Gambar 4 menunjukkan perkembangan cadangan devisa dan pembayaran utang luar negeri di Indonesia Periode 2005Q1-2014Q4. Perkembangan pembayaran utang luar negeri berfluktuatif. Sebelum Tahun 2012 perkembangan

11 11 pembayaran utang luar negeri berada di bawah perkembangan cadangan devisa Indonesia. Memasuki Tahun 2012 kedua grafik berpotongan walaupun pada Tahun 2013 kembali berada di bawah perkembangan cadangan devisa. Hal ini diduga kecukupan cadangan devisa melakukan pembayaran utang luar negeri mengalami penurunan akibat dari defisit pada neraca pembayaran Indonesia. Kedua variabel ini memiliki hubungan yang cukup kuat. Dari hasil perhitungan korelasi antara cadangan devisa dan pembayaran utang luar negeri terihat pada Tabel 2 bahwa nilai korelasinya adalah 84,67 %. Nilai tersebut menunjukkan hubungan antara cadangan devisa dan pembayaran utang luar negeri yang searah dan sangat kuat. Teori moneteris yang menyatakan apabila pembayaran utang luar negeri dengan cadangan devisa berhubungan positif. Hal ini terjadi dengan asumsi ceteris paribus, jika cadangan devisa naik, melalui mekanisme permintaan uang yang ditentukan oleh transaksi ekonomi terhadap pendapatan, maka kemampuan membayar utang luar negeri akan meningkat. Sebaliknya apabila cadangan devisa menurun maka kemampuan memabayar utang luar negeri akan menurun karena ketidakcukupan cadangan devisa.

12 Q1 2004Q3 2005Q1 2005Q3 2006Q1 2006Q3 2007Q1 2007Q3 2008Q1 2008Q3 2009Q1 2009Q3 2010Q1 2010Q3 2011Q1 2011Q3 2012Q1 2012Q3 2013Q1 2013Q3 2014Q1 2014Q3 Cadangan Devisa Periode Sebelumnya (Juta US $) Cadangan Devisa (Juta US $) Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) berbagai edisi, Bank Indonesia Gambar 5. Grafik Perkembangan Cadangan Devisa dan Cadangan Devisa Periode Sebelumnya Di Indonesia Periode 2005 Q1 2014Q4 Gambar 5 menunjukkan bahwa perkembangan cadangan devisa dan cadangan devisa periode sebelumnya di Indonesia periode 2005 Q1 2014Q4. Perkembangan cadangan devisa bergerak seirama dengan perkembangan dan cadangan devisa periode sebelumnya bergerak seirama. Dari hasil perhitungan korelasi antara perkembangan cadangan devisa dan cadangan devisa periode sebelumnya pada Tabel 2 terlihat bahwa nilai korelasinya positif 90,40 %. Nilai tersebut menunjukkan hubungan yang searah dan kuat. Cadangan devisa periode sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. Berarti adanya pengaruh signifikan dikarenakan peningkatan cadangan devisa periode sebelumnya memberikan suatu harapan atau kegairahan pada cadangan devisa saat ini untuk bergerak naik, begitupun sebaliknya (Putra, dkk; 2011).

13 13 B. Rumusan Masalah Gejolak perekonomian Indonesia yang cenderung fluktuasi mendorong ketidakseimbangan dalam perekonomian. Indonesia yang merupakan negara berkembang banyak mengandalkan kelancaran arus pendapatan devisa dan vitalitas perekonomian secara keseluruhan. Fenomena krisis moneter yang terjadi di Indonesia menyebabkan neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit. Defisit ini menyebabkan penurunan nilai cadangan devisa. Alternatif yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut biasanya dengan memacu investasi (baik investasi swasta langsung maupun investasi portofolio) agar masuk ke Indonesia serta meningkatkan pinjaman dari bank-bank komersil internasional, atau mencari lebih banyak bantuan dari pemerintah asing serta meningkatkan kegiatan ekspor. Akan tetapi kecukupan penyediaan cadangan devisa sebaiknya tidak hanya dilihat pada besarnya ketidakseimbangan neraca pembayaran, melainkan perlu diperhatikan sumber dari ketidakseimbangan tersebut dan sifat ketidakseimbangan apakah permanen atau hanya sementara. Demikian maka menjadi perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah Foreign Direct Investment (FDI) berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi cadangan devisa di Indonesia? 2. Apakah utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi cadangan devisa di Indonesia? 3. Apakah net ekspor berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi cadangan devisa di Indonesia?

14 14 4. Apakah pembayaran utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi cadangan devisa di Indonesia? 5. Apakah variabel cadangan devisa periode sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi cadangan devisa di Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Foreign Direct Investment (FDI) terhadap cadangan devisa di Indonesia. 2. Untuk menganalisis pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa di Indonesia. 3. Untuk menganalisis pengaruh net ekspor terhadap cadangan devisa di Indonesia. 4. Untuk menganalisis pengaruh pembayaran utang luar negeri terhadap cadangan devisa di Indonesia. 5. Untuk menganalisis pengaruh cadangan devisa periode sebelumnya terhadap cadangan devisa di Indonesia. D. Manfaat penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai syarat dalam meraih gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

15 15 2. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan saran untuk pemerintah di bidang moneteris dan keuangan. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan cadangan devisa. 4. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. E. Kerangka Pemikiran Foreign Direct Investment (FDI) Utang Luar Negeri (+) (+) Net Ekspor Pembayaran Utang Luar Negeri Cadangan Devisa Periode Sebelumnya (+) (+) (+) Cadangan Devisa Gambar 6. Model Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Cadangan Devisa Di Indonesia Globalisasi adalah peningkatan dalam saling ketergantungan dalam keadaan dan kegiatan ekonomi di antar berbagai negara (Sukirno, 2012). Perdagangan internasional wujud nyata dari perkembangan globalisasi. Dalam perdagangan internasional terdapat transaksi ekspor dan impor guna memenuhi kebutuhan dan saling ketergantungan pada masing-masing negara. Pembiayaan transaksi impor yang dilakukan oleh pemerintah menggunakan alat pembayaran devisa.

16 16 Devisa sering disebut juga alat pembayaran luar negeri, dalam Bahasa Inggris dipakai istilah foreign exchange (Amalia, 2007). IMF atau International Monetary Fund menjelaskan pengertian cadangan devisa atau yang disebut International Reserves and Forgive Currency Liquidity (IRFCL) atau Offical Reserve Assets adalah seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat digunakan sewaktu-waktu, berguna membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran atau dalam rangka stabilisasi moneter dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan untuk tujuan lainnya. Dua fungsi penting dari cadangan devisa biasanya digunakan menjaga stabilisasi moneter (mempertahankan nilai tukar mata uang asing) dan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran (Seri Kebansentralan, 2006). Defisit pada neraca pembayaran dapat mengurangi kemampuan Indonesia dalam menghadapi pengaliran dana keluar yang melebihi keadaan yang semestinya. Akibatnya penurunan nilai cadangan devisa dan kurs mata uang asing akan meningkat. Alternatif yang dilakukan guna menutupi defisit neraca pembayaran terpaksa mencari tambahan utang atau pinjaman khususnya luar negeri serta mengundang masuknya transfer dana dan sumber daya finansial internasional. Penelitian ini merupakan studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai cadangan devisa di Indonesia pada periode tertentu. Sebelumnya peneliti mencari beberapa referensi dan penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Faktor-faktor dalam penelitian ini meliputi investasi asing langsung (foreign direct investment), utang luar negeri, net ekspor, pembayaran utang luar negeri, dan cadangan devisa periode sebelumnya.

17 17 Mengenai bagaimana perkembangan foreign direct investmen, utang luar negeri, net ekspor dan pembayaran utang luar negeri memberi kontribusi positif bagi upaya pembangunan. Serta melihat perubahan pada cadangan devisa yang mengacu pada periode sebelumnya. Dimana persediaan cadangan devisa sebelumnya akan memberikan harapan untuk kelangsungan perekonomian. Hubungan antara masing-masing variabel terhadap cadangan devisa digambarkan pada Gambar 6. F. Hipotesis 1. Diduga Foreign Direct Investment (FDI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. 2. Diduga utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. 3. Diduga net ekspor berpengaruh positif dan signifikan cadangan devisa di Indonesia. 4. Diduga pembayaran utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. 5. Diduga cadangan devisa periode sebelumnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia. 6. Diduga Foreign Direct Investment (FDI), utang luar negeri, net ekspor, pembayaran utang luar negeri dan cadangan devisa periode sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap cadangan devisa di Indonesia.

18 18 G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada penelitian ini terdiri dari: I. Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, hipotesis dan sistematika penulisan dari penelitian ini. II Tinjauan Pustaka. Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang diperoleh dari buku-buku dan sumbersumber lainnya, dan penelitian-penelitian terdahulu yang memperkuat penelitian ini juga merupakan perbandingan dan referensi, serta kerangka pemikiran teoritis dari penelitan ini. III Metode Penelitian. Bab ini menguraikan tentang bagaimana penelitian ini dilakukan yang terdiri dari ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode analisis data, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan uji-uji asumsi klasik. IV Hasil dan Pembahasan. Bab yang menguraikan deskripsi obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan. V Simpulan dan Saran. Bab yang berisi kesimpulan dan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah penelitian. Daftar Pustaka Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pembangunan nasional dalam perekonomian terbuka seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan pembangunan nasional dalam perekonomian terbuka seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perkembangan pembangunan nasional dalam perekonomian terbuka seperti Indonesia sangat dipengaruhi dan berkaitan erat dengan perkembangan ekonomi dunia serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penganut sistem perekonomian terbuka yang tidak terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang masalah Pada tahun 2008 terjadi krisis global dan berlanjut pada krisis nilai tukar. Krisis ekonomi 2008 disebabkan karena adanya resesi ekonomi yang melanda Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan masyarakat demokratis, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara berusaha memenuhi kebutuhannya baik barang dan jasa, atinya akan ada kemungkinan kelebihan produksi barang dan jasa tersebut demikian juga negara lain.

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai tukar atau kurs merupakan indikator ekonomi yang sangat penting karena pergerakan nilai tukar berpengaruh luas terhadap aspek perekonomian suatu negara. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, perekonomian dunia memberikan peluang yang besar bagi berbagai negara untuk saling melakukan hubunga antarnegara, salah satunya dibidang ekomomi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat perdagangan internasional yaitu,memperoleh keuntungan dari spesialisasidalam memproduksi barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi membuat perekonomian di berbagai negara menjadi terbuka. Keluar masuknya barang atau jasa lintas negara menjadi semakin mudah dan hampir tidak ada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan perekonomian dunia pada era sekarang ini semakin bebas dan terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal menjadi semakin mudah menembus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap negara selalu berbeda bila ditinjau dari sumber daya alamnya, iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga, keadaan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan ekonomi antarbangsa dan lintas wilayah negara sudah berlangsung selama berabad-abad. Di masa lampau, bentuk hubungan ekonomi yang paling umum adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat. Dalam kehidupannya, manusia memerlukan uang untuk melakukan kegiatan ekonomi, karena uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan adanya permintaan yang timbul karena adanya kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (freely floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dalam bidang ekonomi, menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah yang lebih terbuka antar negara. Perekonomian terbuka membawa suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu Dollar Amerika, merupakan salah satu gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompleksitas sistem pembayaran dalam perdagangan internasional semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang berkembang akhir-akhir ini.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan jasa. Jika suatu negara memiliki hubungan ekonomi dengan negara-negara lain maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara:

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000) Michael P Todaro, Ekonomi Untuk Negara Berkembang (Bumi Aksara: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akumulasi utang luar negeri adalah suatu gejala umum negaranegara dunia ketiga pada tingkat perkembangan ekonomi dimana kesediaan tabungan dalam negeri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu negara yang memiliki rasa ketergantungan dari negara lainnya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dirasa tidaklah mencukupi, apabila hanya mengandalkan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk domestik bruto (PDB) merupakan salah satu di antara beberapa variabel ekonomi makro yang paling diperhatikan oleh para ekonom. Alasannya, karena PDB merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Uang merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian diseluruh dunia. Bagi seorang ekonom, uang adalah persediaan aset yang dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia semakin terintegrasi sebagai konsekuensi dari sistem perekonomian terbuka yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang lebih terbuka (oppeness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara telah menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kebijakan moneter dapat menyebabkan konsekuensi serius

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam pembangunan ekonomi dan mempunyai implikasi kebijakan yang cukup luas, walaupun disadari bahwa proses pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia Perekonomian Indonesia Modul ke: Membahas Konsep Neraca Pembayaran Luar Negeri - Indonesia Fakultas Ekonomi & Bisnis Abdul Gani,SE MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id NERACA PEMBAYARAN REKENING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan utama yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini tertulis dalam UU No. 3 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK KAJIAN SINGKAT

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas dalam perdagangan internasional seperti ekspor dan impor sangat diperlukan terutama untuk negara-negara yang memiliki bentuk perekonomian terbuka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu indikator yang menunjukan bahwa perekonomian sebuah negara lebih baik dari negara lain adalah melihat nilai tukar atau kurs mata uang negara tersebut

Lebih terperinci

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA III. NERACA PEMBAYARAN PENDAHULUAN REKENING NERACA PEMBAYARAN REKENING TRANSAKSI BERJALAN REKENING MODAL KETIDAKSESUAIAN STATISTIK REKENING

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap pembangunan nasional. Menurut data Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berkembangnya proses globalisasi, dimana seperti tidak adanya batas antar negara di dunia serta nampaknya setiap negara menjadi terintegrasi, maka kegiatan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Respon (stance) kebijakan moneter ditetapkan untuk menjamin agar pergerakan inflasi dan ekonomi ke depan tetap berada pada jalur pencapaian sasaran inflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara berkembang adalah sebuah Negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Arus globalisasi ekonomi dan proses liberalisasi perdagangan merupakan kenyataan yang saat ini semakin berkembang dari segi globalisasi produksi sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini, khususnya dibidang moneter adalah tentang permintaan uang. Kontroversi tersebut berawal dari dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Utang luar negeri yang selama ini menjadi beban utang yang menumpuk yang dalam waktu relatif singkat selama 2 tahun terakhir sejak terjadinya krisis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pasar modal yang mengalami pasang surut memberikan tanda bahwa kegiatan di pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan keadaan ekonomi makro, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kurs (Nilai Tukar) a. Pengertian Kurs Beberapa pengertian kurs di kemukakan beberapa tokoh antara lain, menurut Krugman (1999) kurs atau exchange rate adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator komponen utama dalam kegiatan perekonomian adalah pembentukan modal kemampuan sebagai motor penggerak aktifitas akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan yaitu

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nilai Tukar adalah harga mata uang dari suatu negara yang diukur, dibandingkan, dan dinyatakan dalam nilai mata uang negara lainnya. 1 Krisis moneter yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan

BAB I PENDAHULUAN. saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cadangan devisa didefenisikan sebagai saham eksternal aset, yang tersedia untuk suatu negara dalam otoritas moneter yang digunakan untuk menutupi ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi menggambarkan suatu dampak

Lebih terperinci