BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam perangkat elektronik, hardware komputer dan mesin-mesin yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.meski masyarakat Jepang sangat menjaga budaya dan tradisi dari leluhurnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari budaya. Berbagai sisi manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universita Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian di Asia bahkan dunia, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1 PENDAHULUAN. Teater mulai dikenal di Asia sejak tahun 350 Masehi. Pada periode ini, filosofi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ribu lainnya pulang pergi setiap hari dari daerah sekitarnya untuk. bekerja dan berbisnis di Tokyo. Tokyo adalah pusat politik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Lautan Pasifik dengan luas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. 47 Universitas Indonesia

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saat ini Jepang adalah salah satu negara yang maju dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, tingkat perekonomian yang tinggi, dan masyarakat modern yang masih

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sepakbola Indonesia (Studi Kasus Terhadap Pemain Persija Jakarta), Tipe

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat Jepang dikenal sistem yang disebut dengan sistem ie.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 5. Ringkasan. Pada bab ini, penulis akan memberikan ringkasan dari beberapa bab yang sudah

Bab 1. Pendahuluan. Jepang sebagai negara yang maju dan besar tidak hanya memiliki teknologi yang tinggi

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Kebudayaankebudayaan

Minggu 2 Metode Penelitian Visual

Penerapan Graf dan Algoritma Prim dalam Perancangan Rute Wisata di Kota Tokyo yang Efisien

BAB I PENDAHULUAN. tagline iklan yang inovatif sekaligus menarik. Pada awalnya iklan hanya terbatas

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjudul pengaruh penagihan tunggakan pajak dengan surat

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, di Jepang sering terdengar kata Jukunen Rikon, kata ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi kita memerlukan bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.dengan kata lain, serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

Our Mobile Planet: Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, industri serta ekonomi, menjadikan Jepang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Rizmada Azzahra 1) 1) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia. 1) ABSTRAK

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

Bab 1. Pendahuluan. mengidentifikasikan dirinya sebagai penggemar sesuatu. Objek kegemaran setiap orang

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

GAYA BUSANA HARAJAKU DI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Tim Dosen PPS (2008:20) menyatakan bahwa obyek penelitian

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sebagai individual, pada dasarnya dilahirkan dalam proses sosial,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh industri pakaian di Jepang. Mode busana kaum remaja Jepang, terutama di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Maryaeni menegaskan bahwa metode adalah cara yang ditempuh peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang mengalami perubahan setelah era Perang Dunia II, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat Jepang. Sadō yang disebut juga Cha no yu adalah etika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, dan keagamaan keberadaannya tidak merupakan keharusan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 秋葉原 (Akihabara) adalah salah satu distrik yang terdapat di 東京 (Tōkyō). Distrik 秋葉原 (Akihabara) merupakan kawasan yang banyak menjual berbagai macam perangkat elektronik, hardware komputer dan mesin-mesin yang sejenis sehingga pada abad ke-21 dijuluki sebagai Akihabara Electronic Town. Kemudian distrik Akihabara mengalami perubahan 1, dari kota sarana elektronik menjadi kota sarana お宅 (otaku) 2 dan cosplayers 3. Ai Ohara 4 yang mempelajari fenomena otaku di Institut Penelitian Nomura menyatakan bahwa toko yang menjual berbagai merchandise figure アニメ (anime), 漫画 (manga/komik Jepang), dan game kegemaran para otaku tersebut dapat menghasilkan empat milyar dollar pada tahun 2004. Setiap tahunnya kurang lebih ada dua ratus ribu orang datang ke Akihabara untuk melakukan kegiatan rutin mereka, seperti membeli barang kegemarannya untuk dikoleksi serta mengikuti setiap event cosplay, anime, manga, game, dan lain-lain. 1 http://sotokanda.net/his_cafe.html 2 julukan bagi orang Jepang yang sangat menggemari sesuatu hal bahkan hingga kebanyakan orang tersebut sangat terobsesi terhadap hal yang digemarinya 3 berasal dari kata costume dan play, merupakan kegiatan seseorang untuk meniru cara berpakaian kostum seperti salah satu karakter anime, manga maupun video game yang digemarinya 4 http://www.npr.org/templates/story/story.php?storyid=6456136 1 Universitas Kristen Maranatha

Pada tahun 2003, distrik tempat berkumpul para otaku tersebut, banyak kedai kopi yang cenderung beralih pada para otaku. Beberapa café baru membuka usahanya dengan memakai gaya penampilan cosplay yang merupakan kegemaran para otaku sehingga café-café tersebut menjadi populer. Karena itu, istilah Maid Café pertama kali muncul dalam dunia hiburan Jepang di Akihabara. Maid Café merupakan restoran atau kedai kopi seperti pada umumnya, perbedaannya adalah semua pelayannya ber-cosplay Maid ala Inggris dengan memberikan serviceservice yang terbilang unik seperti melayani tamu bagaikan melayani majikan atau tuan rumah. Setelah kemunculan Maid Café, bisnis ini terlihat berkembang cukup pesat menjadi lahan bisnis yang menguntungkan, kepopulerannya terbukti dengan semakin banyaknya Maid Café yang muncul di kota-kota besar Jepang 5, seperti 東京 (Tōkyō), 北海道 (Hokkaidō), 大阪 (Ōsaka), 広島 (Hiroshima), 千葉 (Chiba), dan sebagainya hingga mencapai ke luar negeri, seperti Korea, China, Taiwan 6. Selain itu, pada awalnya café tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen utamanya, yaitu para otaku, dan sejalan dengan semakin populernya Maid Cafe, konsumen yang datang pun semakin bertambah. Bermacam-macam tamu yang tertarik untuk datang ke Maid Café, seperti para pria hingga wanita yang berusia sekitar 18 tahun sampai 58 tahun. Dengan melihat definisi dan keunikan Maid Café secara garis besar seperti di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui seperti apakah gambaran kondisi 5 http://cafe.maid.sc/ 6 http://uniorb.com/atrend/japanwatch/maidcafe.htm 2 Universitas Kristen Maranatha

Maid Café, khususnya di Jepang yang sedang populer melalui referensi drama めいど in あきはばら (Meido In Akihabara). Drama ini secara khusus memperlihatkan suasana kegiatan di dalam sebuah Maid Café di Akihabara dengan gaya pelayanan para Maid yang khas ketika melayani para tamunya. Film ini menceritakan kisah suka duka seorang wanita mantan pegawai bar malam di Akihabara yang bernama Saki. Pada suatu hari Saki terlibat masalah dengan やくざ (yakuza) 7 yang menyebabkan ia tidak bisa lagi bekerja di bar tersebut. Maka dengan terpaksa Saki pun pindah kerja ke sebuah café bernama Meido no Miyage yang direkomendasikan oleh temannya. Pada awal hari pertama bekerja, Saki sangat terkejut dan tidak dapat bekerja dengan baik karena ternyata suasana café tersebut sangat berbeda dengan café pada umumnya. Keadaan café-nya berdesain ala Inggris klasik yang berkesan かわいい (kawaii / imut) dan 萌え (moe / berbunga-bunga), bagaikan di dalam dunia anime. Tampak semua pelayannya ber-cosplay Maid ala Inggris dan meniru karakter anime dan para tamunya pun hampir seluruhnya para otaku. Beberapa saat kemudian Saki baru mengetahui bahwa café tempat ia bekerja tersebut merupakan Maid Café. Karena merasa tertantang, dan adanya masalah keuangan yang mendesak, maka Saki pun mulai belajar menjadi seorang Maid yang handal. Dalam episode-episode selanjutnya muncul konflik-konflik, seperti keberadaan Maid Café dan para otaku sebagai tamunya yang dianggap aneh dan tidak bermanfaat oleh masyarakat pada umumnya, dan sebagainya. Dalam keseluruhan 7 julukan bagi kelompok gangster di Jepang 3 Universitas Kristen Maranatha

drama ini memperlihatkan gambaran kegiatan-kegiatan dalam sebuah Maid Café di Akihabara. Drama Meido In Akihabara diproduksi pada tahun 2005, berdurasi pendek sejumlah enam episode dan ceritanya ditulis oleh Kei Nakata dan Yoshiaki Tago. Keunikan Maid Café menjadi semakin populer di Jepang hingga sekarang. Penulis pun merasa tertarik dan menemukan berbagai daya tarik Maid Café yang semakin diminati oleh berbagai kalangan masyarakat Jepang maka penulis tertarik membahas keadaan Maid Café di Jepang. 1.2 Pembatasan Masalah Penulis membatasi fenomena Maid Café di Jepang sebagai kajian utama dalam penelitian ini. Permasalahan mencakup menganalisis Maid Café yang terdapat pada film mini-drama Meido In Akihabara yang diasumsikan sebagai gambaran Maid Café di Jepang yang sebenarnya. Penulis juga akan menggunakan buku referensi Maid Café Style serta artikel-artikel koran dan internet Jepang sebagai acuan informasi yang lebih detail untuk beberapa Maid Café yang berada pada distrik Akihabara serta lokasi Maid Café lainnya yang berada di Jepang saat ini. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana keadaan Maid Café di Jepang yang terlihat pada film mini-drama Meido In Akihabara dengan mencari dan menganalisis 4 Universitas Kristen Maranatha

peranan sosial Maid Café. Mengetahui kontribusi Maid Café terhadap masyarakat sehingga keberadaan Maid Café dapat dipandang positif. 1.4 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Dalam bukunya, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian, Prof. Dr. Nyoman Kutha Ratna menyatakan bahwa metode penelitian deskriptif analisis terdiri dari gabungan dua metode yang tidak saling bertentangan. Maka, metode ini termasuk salah satu jenis dan pelaksanaan metode deskriptif, yaitu analisis pekerjaan dan aktivitas. Menurut kata analisis yang berasal dari bahasa Yunani, analyein ( ana = atas, lyein = lepas, urai) dapat berarti memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya dengan menguraikan suatu hal dengan tujuan mengetahui penyebabnya. Pada umumnya, metode merupakan cara-cara mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan data dengan tujuan efisiensi, dengan cara menyederhanakan. Menurut bukunya, Metode Penelitian, Moh. Nazir yang telah diasumsikan dengan hakikat imajinasi maka penelitian dilakukan melalui pemahaman, bukan pembuktian. Metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Maka secara garis besar, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. 5 Universitas Kristen Maranatha

Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Pernyataan deskriptif yang merupakan abstraksi tahap pertama dari kejadian masyarakat yang kongkret, disebut fakta sosial (social fact). Sedangkan, keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian sebuah analisis atau kesimpulan tersebut disebut data 8. Penelitian deskriptif memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu. Arah penelitiannya dibantu oleh adanya hasil penelitian sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, sehingga akhirnya dapat membantu dalam pembentukan teori baru atau memperkuat teori lama. Masalahnya sudah jelas, tetapi langkah yang terpenting adalah penegasan dari konsep-konsep relevan. Langkah ini merupakan sifat yang pokok dari penelitian deskriptif 9. Beberapa kriteria umum dari penelitian dengan metode deskriptif 10, yaitu: 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta; Balai Pustaka. Hal 187 9 Koentjoroningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ketiga. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama 10 Moh. Nazir, Ph.D. 1988. Metode Penelitian. Jakarta; Ghalia Indonesia. hal 72 6 Universitas Kristen Maranatha

1. Masalah yang dirumuskan harus layak, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas. 2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum 3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini. 4. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas. 5. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan. 6. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasirekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang. Studi yang dilakukan pun meliputi terhadap kelakuan-kelakuan para waitress Maid Café dan gerak-gerik mereka dalam melakukan suatu aktivitas, dan sebagainya. Dengan analisa ini akan diperoleh gambaran mengenai isi suatu dokumen. Dokumen utama yang diteliti, yaitu berupa film. Film tersebut diteliti isinya, kemudian diklasifikasi menurut kriteria ceritanya, dan dianalisa atau dinilai. Penyelidikan berupa pengumpulan data pada data yang dikuantifikasi dengan intensitas faktor tertentu yang terdapat dalam film itu. Dalam penelitian karya ilmiah ini, tujuan-tujuan yang dicapai adalah untuk menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau 7 Universitas Kristen Maranatha

tentang satu proses yang sedang berlangsung pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya. Dengan metode ini, mula-mula penulis akan mendeskripsikan data fakta-fakta, dengan maksud untuk menemukan unsurunsurnya dan terfokus pada sebuah struktur fenomena, menguraikan inti dari struktur tersebut dan menghasilkan sebuah jawaban dari yang tidak jelas menjadi jelas, kemudian dianalisis dan diinterprestasikan. 1.5 Organisasi Penulisan bab. Dalam penelitian ini penulis akan membagi penelitian ini ke dalam empat BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan akan menampilkan latar belakang mengapa penulis memilih judul Gambaran Keadaan Maid Café Di Jepang Yang Tercermin Pada Film Mini-Drama Meido In Akihabara. Penulis juga mencantumkan pembatasan masalah, tujuan penelitian untuk memperjelas sejauh mana penulis membahas mengenai Maid Café. Selain itu juga metode penelitian dan organisasi penulisan. BAB II MAID CAFÉ DI JEPANG Bab II berisi segala hal tentang Maid Café, yang meliputi definisi Maid Café, awal muncul Maid Café dan perkembangannya, serta ciri khas Maid Café di Akihabara yang akan digunakan untuk menganalisis masalah. 8 Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISIS MEIDO IN AKIHABARA Bab III berisi analisis keadaan Maid Café yang terdapat pada film drama Meido In Akihabara yang diasumsikan sebagai gambaran Maid Café di Jepang yang sebenarnya untuk mengetahui peranan sosial Maid Café, serta mencari kontribusi Maid Café terhadap masyarakat sehingga keberadaan Maid Café dapat dipandang positif. BAB IV KESIMPULAN Bab IV berisi kesimpulan yang diambil dari hasil analisis yang dilakukan pada Bab III. 9 Universitas Kristen Maranatha