JURNAL SKRIPSI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI. Oleh : Aditya Surya Pratama K PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNINGUNTUKMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELASX-9 SMA NEGERI EBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

NASKAH PUBLIKASI. Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: ATIK SETYAWAN NIM : A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

Penggunaan Model Pembelajaran Examples Non-Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK Negeri 1 Bireun

Michael Ricy Sambora Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN DKKTGB SISWA X TGB SMK NEGERI 4 SUKOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aktivitas atau upaya sadar dan terencana, dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: FELLA ULYA FAHMA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasional di Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

Dian Ayu Natalia. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

PENINGKATAN MEMBACA PETA LINGKUNGAN PROVINSI SETEMPAT DENGAN STRATEGI PICTURE AND PICTURE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. ABSTRAK... vi. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR BAGAN...

Transkripsi:

JURNAL SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-3 SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : Aditya Surya Pratama K8410004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

ABSTRAK Aditya Surya Pratama. K8410004. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X-3 DI SMA NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN AJARAN 2015/2016. SKRIPSI. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2016. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Soiologi kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdari dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi atas tindakan yangtelah dilakukan. Subjek penelitian adalah peserta didik kleas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban yang berjumlah 36 peserta didik. Sumber data berasal dari guru dan peserta didik. Teknik utama dalam pengumpulan data menggunakan observasi dan tes, sementara teknik pendukung menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Sosiologi di kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai hasil belajar pada pra tindakan dengan nilai rata-rata 74.17 meningkat menjadi 77.94 pada siklus I dan 86.64 pada siklus II. Simpulan penelitian ini adalah penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2015/2016. Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Problem Based Learning, Hasil Belajar Peserta Didik. 2

Pendahuluan Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah tetapi terjadi dalam setiap sendi kehidupan individu, mulai dari lingkungan keluarga kemudian lingkungan yang lebih luas lagi cakupannya. Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (1) tentag Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut peneliti dapat ditarik kesimpulan pendidkan merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar maupun tidak disadari oleh individu dimana secara langsung maupun tidak langsung merubah seseorang ke arah yang lebih baik. Untuk mencapai suatu perubahan yang lebih baik diperlukan usaha-usaha tertentu guna mengembangkan potensi diri. Pendidikan bagi individu dimulai dari keluarga dimana individu mendapatkan pendidikan tentang sopan santun, tata krama dan pembentukan kepribadian yang diajarkan orang tua kepada anaknya. Ketika anak sudah memasuki usia sekolah maka ia akan dimasukkan orang tua untuk mendapatkan pembelajaran secara formal di sekolah. Di sekolah seorang anak mendapatkan pembelajaran yang lebih luas cakupannya dari pendidikan di keluarga. Di sekolah anak juga belajar bersosialisasi dengan lingkungannya. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa Untuk berkembannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga 3

Negara yang berdemokratis serta bertanggungjawab. Dari penjelasan tersebut aspek aektif dan psikomotorik juga menjadi prioritas dalam tujuan pendidikan nasional bukan hanya aspek kognitif. Jadi pendidikan nasional juga bertujuan menyeimbangkan hasil belajar peserta didik di sekolah dengan perilakunya di keluarga maupun di masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut, penerapan pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat perlu diperhatikan guna membantu mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang disampaikan oleh guru. Strategi dalam penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan tertentu yaitu untuk meningkatkan atau memperbaiki mutu dan kualitas pada proses pembelajaran di kelas. Dengan tujuan tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi di kelas. Peneliti dan guru dalam melakukan refleksi terhadap permasalahan yang terjadi di kelas X-3 telah sepakat untuk menggunakan salah satu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang berfokus kepada peserta didik atau student centre. Model pembelajaran berbasis masalah tersebut bercirikhaskan mengenai masalah-masalah pada kehidupan nyata dan merupakan pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas penyelidikan dalam memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini diharapkan, peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya karena ia akan memperoleh informasi dari berbagai sumber belajar mengenai materi yang sedang dipelajari. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah ini membagi peserta didik ke dalam kelompokkelompok dengan permasalahan yang berbeda-beda pada masing-masing kelompok. Pembagian kelompok juga dilakukan secara heterogen sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain walaupun bukan peer groupnya, meningkatkan partisipasi, saling membantu, dan 4

saling bekerjasama dalam berdiskusi memecahkan permasalahan yang mereka dapatkan serta berperan aktif di dalam pembelajaran sosiologi. Review Literatur 1. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian di dalam kelas yang berguna untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Menurut Suharsimi (2001) dalam Daryanto (2014:3), dijelaskan bahwa PTK merupakan paparan gabungan dari tiga kata yaitu: penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data suatu informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang yang berkepentingan dalam peningkatan berbagai bidang. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam pelaksanaannya berbentuk rangkaian periode/siklus kegiatan. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama dan tempat yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Dari penjelasan diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian adalah suatu usaha terstruktur berdasarkan metodologi-metodologi yang ada untuk memperoleh suatu informasi yang digunakan sebagai data penelitian. Tindakan adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan dan berbentuk siklus. Sedangkan kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu dan tempat yang sama mendapatkan materi yang sama oleh guru yang sama. Jadi penelitian tindakan kelas dapat dijelaskan sebagai usaha penelitian dengan metodologi tertentu terhadap suatu objek yang disini merupakan kelas dan tindakan yang ada sudah direncanakan dimana pelaksanaannya berbentuk siklus. 2. Model Pembelajaran 5

Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau strategi yang akan digunakan guru dalam kegiatan belajar di dalam kelas. Pendapat Arends (dalam Suprijono, 2012:46), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan termasuk di dalam tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Dari pendapattersebut dapat disimpulkan bahwa modelpembelajaran merupakan pendekatan yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas mulai dari tahap perencanaan dan alur pembelajaran, termasuk kepada pengkodisian kelas dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran adalah strategi yang akan digunakan guru dalam kelas yang berisi tentang rencana atau pola pengajaran, rancangan materi yang akan diterima oleh peserta didik, kemudia pada cara-cara pengkodisian kelas, tujuan dari pembelajaran itu sendiri. 3. Problem Based Learning Model pembelajaran penting adanya untuk diterapkan oleh guru. Melalui model pembelajaran guru dapat meningkatkan mutu dan kualitas dari suatu pembelajaran sehingga hasil belajar dapat menjadi optimal. Menurut Trianto (2009: 90) Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa Problem Based Learning lebih mengedepankan konsep pemahaman dari pada konsep hapalan, hal tersebut dapat dilihat dari penyelidikan dari suatu masalah yang diangkat menjadi materi dimana eserta didik berusaha memahami apa yang menjadimasalah dan kemudian menyelesaikan masalah tersebut. 4. Hasil Belajar 6

Tujuan dari setiap proses pembelajaran adalah hasil belajar yang lebih baik. Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan karena satu dengan lainnya saling berkaitan. Hasil belajar menurut Sudjana bahwa, Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. (2009:22).. Dari dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik, dimana diukur dari kemampuan peserta didik sesuai dengan pengalaman belajarnya. Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pada teknik kuantitatif analisis data dilakukan dengan membandingkan peningkatan hasil belajar peserta didik pada setiap siklus. Sedangkan teknik kualitatif analisis data dilakukan dengan cara mengamati dan membandingkan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik pada saat menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus satu dan siklus dua. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah semua peserta didik yang berjumlah 36 siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2015/2016. Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, pada siklus I materi yang diajarkan adalah perilaku menimpang dan sikap anti sosial sedangkan pada siklus II materi yang diajarkan adalah pengendalian sosial. 1. Siklus I 7

Pada siklus I ini direncanakan dalam 3 kali pertemuan dimana pada pertemuan pertama dan kedua digunakan untuk pemberian materi dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, sedangkan untuk pertemuan ketiga digunakan untuk test menukur kemampuan pengusaan materi dari peserta didik. 2. Siklus II Sama seperi pada pelaksanaan siklus I dimana tahap perencanaan siklus II akan dibagi dalam 3 kali pertemuan. Dua pertemuan pertama akan digunakan untuk penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan pertemuan ketiga digunakan untuk test. Pembahasan Pada penelitian kali ini, peneliti memakai model pembelajaran Problem Based Learning. Model pembelajaran ini akan diterapkan pada materi perilaku menyimpang, sikap anti sosial, dan pengendalian sosial. Daam model pembelajaran berikut, guru lebih berperan sebagai fasilitator. Degan demikian, peserta didik dituntut lebih aktif dan kritis dalam proses pebelajaran. Untuk itu, dalam model pembelajaran Problem Based Learning, peserta didik akan diberikan sebuah kasus. Kemudian, secara berkelompok peserta didik disuruh untuk berdiskusi tentang pemecahan kasus tersebut. Dalam diskusi tersebut, peserta didik akan berdiskusi dengan teman-temannya dan juga gurunya. Dengan adanya diskusi tersebut, peserta didik diharapkan dapat secara aktif menggali informasi mengenai materi yang sedang dibahas sehingga pemahaman peserta didik menjadi lebih mendalam. Berdasarkan hasil evaluasi, kita bisa melihat bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam kegiatan pra tindakan,hasil tes kognitif rata rata peserta didik kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban adalah 74.17. Namun, setelah dilakukan penerapan model belajar Problem Based Larning, rata-rata hasil tes kognitif meningkat 8

menjadi 77.49 dengan 77.28 % peserta didik memiliki nilai lebih dari KKM. Namun, dalam siklus I, masih terdapat 9 peserta didik yang nilainya di bawah KKM. Hal tersebut membuktikan masih terdapat beberapa kendala dalam penerapan model belajar Problem Based Learning. Mundurnya jam pelajaran, minimnya fasilitas kelas dan berbenturannya jadwal pertemuan dengan perhelatan besar sekolah merupakan kendala-kendala yang ditemui oleh penelitidalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning di SMA Negeri 1 Mojolaban. Pada siklus II penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terdapat peningkatan yang signifikan dari hasil belajar peserta didik kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban. Berdasarkan test evaluasi yang diberikan pada pertemuan ketiga siklus II diperoleh rata-rata nilai kelas 86.64 dan tngkat ketuntasan sebesar 100% dari 36 peserta didik. 34 peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar dari siklus 1, terdapat satu peserta didik yang nilainya tetap dari test siklus I dan siklus II, dan satu peserta didik yang mengalami penurunan nilai dari test siklus I ke test siklus II namun penurunan tersebut maupun nilai peserta didik yang tetap masih berada diatas nilai KKM untuk mata pelajaran sosiologi yaitu 73. 9

Grafik perbandingan hasil belajar peserta didik tiap siklus Grafik perbandingan rata-rata hasil belajar tiap siklus Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada pra tindakan, siklus 1 dan siklus dapat disimpulkan penerapan model 10

pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik untuk mata pelajaran sosiologi kelas X-3 SMA Negeri 1 Mojolaban yang disesuaikan dengan materi yang ada.simpulan dari hasil penelitian pada pra tindakan, siklus 1, dan siklus 2 sebagai berikut: 1. Hasil kegiatan pra tindakan di kelas X-3 pada mata pelajaran sosiologi masih belum sesuai harapan. Rata-rata hasil belajar sosiologi pada kegiatan pra tindakan adalah 74.17 dengan batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 73. Dengan rincian sebanyak 27.78% peserta didik belum mencapai nilai KKM atau sebanyak 10 peserta didik belum tuntas dan sebanyak 72.22% peserta didik diatas nilai KKM atau 26 peserta didik sudah tuntas. 2. Pada siklus I setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning, terjadi peningkatan hasil belajar kelas X-3 pada mata pelajaran soiologi dari pra tindakan yang sebesar 74.17 menjadi 77.94. Dan peningkatan tingkat ketuntasan hasil belajar peseta didik dari 72.22% pada pra tindakan menjadi 77.28% pada siklus 1 setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. 3. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar secara signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 86.64 dari sebelumnya di siklus I yang sebesar 77.94, dan ketuntasan peserta didik mencapai 100%. 11

Daftar Pustaka Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media Suprijono, Agus.2012.Cooperative Learning. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Sudjana, Nana.(2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya 12