BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB II KAJIAN TEORI. adalah penentu terjadinya proses belajar. memahami arti dan hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI FUNGSI DAN PERAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC. Endah Wigati

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (SGD) PADA SISWA KELAS VII

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

Peningkatan Hasil Belajar PKn Materi Organisasi melalui Model Numbered Head Together di Kelas V. Endah Tri Wahyuni

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB II Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. kooperatif tipe Jigsaw. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI KELAS VI SD NEGERI NO181/VII GURUH BARU II MANDIANGIN.

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

COVER PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL POKOK BAHASAN MASALAH SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE NUMBER HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

Kata kunci: motivasi,prestasi,model pembelajaran talking stick, LKS

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Cooperative Tipe Talking Stick dan CIRC a. Pengertian model pembelajaran Cooperative tipe Talking Stick Cooperative learning adalah belajar yang dilakukan secara bersama, saling membantu satu sama lain, dan mereka telah menyepakati tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, dan masing-masing harus mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai sukses. 1 Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap peserta didik anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. 2 Model pembelajaran Cooperative tipe Talking Stick merupakan suatu cara yang efektif untuk melaksanakan pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa. Model 1 Saekan Muchith, Cooperative Learning, (Semarang, Rasail Media Group, 2010), hlm. 87. 2 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 14. 8

guru. 3 Pada model pembelajaran cooperative tipe Talking pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk mandiri sehingga tidak bergantung pada peserta didik yang lain. Talking Stick merupakan model pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari Stick ini keberhasilan proses pembelajaran di tentukan oleh peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru dengan mempelajari materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Model ini melatih peserta didik untuk bekerja sama dalam kelompok dan melatih mereka untuk siap dalam kondisi apapun. b. Pengertian model Pembelajaran Cooperative Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) CIRC singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition. CIRC merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengintegrasikan kemampuan memahami bacaan yang baru dipelajari. 3 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 224. 9

Robert Slavin mengemukakan bahwa unsur-unsur penting yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif tipe CIRC ada tiga jenis yaitu kegiatan yang terkait, pengajaran langsung, pelajaran memahami bacaan dan seni berbahasa menulis terpadu. 4 Model pembelajaran CIRC ini, peserta didik ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, yang terdiri atas 4-5 peserta didik. Pembagian kelompok bersifat heterogen, yang tidak membedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan peserta didik sehingga setiap kelompok diharapkan terdiri dari peserta didik yang pandai, sedang/lemah, dan masingmasing peserta didik merasa cocok satu sama lain. Pembelajaran kelompok tersebut, diharapkan peserta didik mampu meningkatkan daya pikir kritis dan kreatif dan membutuhkan rasa sosial yang tinggi. Tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para peserta didik mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Pada model CIRC ini. Model CIRC ini keberhasilan individu di pengaruhi oleh keberhasilan kelompok. Peserta didik bekerjasama dengan kelompok dengan mengerjakan soal-soal yang di 4 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Theory, Research and Practice, terj: NurulitaYusron, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm. 204. 10

berikan guru, peserta didik di latih untuk mengembangkan pola pikirnya dalam bekerja sama dengan kelompok sehingga pemikiran mereka bisa menjadi lebih logis, mereka juga di latih untuk berinteraksi sosal seperti dalam berdiskusi, komunikasi dan saling menghargai pendapatpendapat peserta didik lain. Kedua model tersebut bisa melibatkan peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran, Dalam model Talking Stick peserta didik di latih untuk mandiri sehingga mereka tidak bergantung pada peserta didik lain dalam menjawab pertanyaan sehingga mereka bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan model CIRC peserta didik di latih untuk bisa mengembangkan pola pikir mereka agar menjadi logis dalam menjawab soal-soal yang diberikan guru serta melatih mereka untuk bisa berinteraksi sosial khususnya dalam bekerja sama dengan kelompok. Jadi hubungan kedua model tersebut peserta didik bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran walaupun dengan penerapan kedua model yang berbeda. c. Indikator model pembelajaran Talking Stick 1) Keaktifan peserta didik dalam kelompok Dengan dibentuknya kelompok-kelompok, menuntut peserta didik untuk bisa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan tersebut melatih peserta 11

didik dalam berinteraksi sosial seperti berdiskusi dan komunikasi dengan kelompok. 2) Kemampuan peserta didik dalam menjawab pertanyaan Pada model Talking Stick ini peserta didik di tuntut untuk bisa menjawab pertanyaan dari guru setelah mempelajari materi pokoknya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. d. Indikator model pembelajaran CIRC 1) Keaktifan peserta didik dalam kelompok Agar terjadi proses pembelajaran yang baik maka peserta didik di tuntut aktif dalam mengikuti proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Peserta didik di bentuk dalam kelompok-kelompok belajar, mereka di beri soal-soal dan berdiskusi bersama dengan kelompok masing-masing untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Dalam hal ini keaktifan peserta didik dalam kelompok sangat diperlukan karena melatih peserta didik untuk bisa berinteraksi sosial dengan peserta didik lainnya. 2) Interaksi antar anggota kelompok Interaksi merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Interaksi tersebut tidak hanya guru dengan peserta didik tetapi peserta didik dengan 12

peserta didik lain, dalam hal ini antar peserta didik dalam kelompok. Interaksi peserta didik dengan anggota peserta didik lain dalam kelompok merupakan hal yang penting agar dalam diskusi terjadi komunikasi yang baik dalam kelompok. Karena tanpa interaksi yang baik maka jalannya diskusi tidak akan lancar. 3) Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah Partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Disini perlu kreatifitas guru dalam mengajar agar peserta didik berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran yang bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa peserta didik dalam situasi yang lebih kondusif karena peserta didik lebih berperan serta aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini partisipasi yang di maksud adalah partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah. Peserta didik akan dijadikan beberapa kelompok untuk memecahkan masalah atau soal dengan berdiskusi. Dalam satu kelompok setiap 13

anggota ada yang dijadikan moderator yaitu untuk memimpin jalannya diskusi dalam kelompok. Hal tersebut agar terjadi serangkaian kegiatan yang spesifik dalam kegiatan belajar dan jalannya diskusi agar berjalan dengan tertib dan baik. 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan objek evaluasi dari proses belajar. Hasil belajar juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari proses mengajar guru dan belajar peserta didik. 5 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. 6 Hasil belajar peserta didik dapat berupa penilaian yang berupa angka sebagai indeks prestasi untuk mengetahui keberhasilan peserta didik. Hasil penilaian memberi informasi balik, baik peserta didik maupun guru. Kelemahan dalam hasil belajar ditafsirkan sebagai kurang tercapainya 5 Mimin Haryanti, Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Gaung Persada Perss, 2007), hlm. 115. 6 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 34. 14

tujuan pengajaran. Dengan kata lain, ada sejumlah tujuan yang mungkin tidak tercapai atau kurang mencapai target yang direncanakan sebelumnya. 7 Dengan demikian yang dimaksud hasil belajar adalah hasil suatu proses perubahan ke arah perubahan perilaku dan perubahan sikap yang bersifat permanen dan tahan lama dan terbentuk sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya. b. Cara Mendapatkan Nilai a. Tes Dalam perkembangannya tes dapat diartikan salah satu alat untuk melakukan pengukuran yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. b. Non tes Penilaian yang dilakukan guru kepada peserta didik bukan hanya melalui tes, tetapi juga bisa melalui tes yaitu salah satunya pengamatan. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dna pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 1) Aspek yang dinilai Klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga 7 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan system, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 234 15

ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. 8 a) Ranah Kognitif Ranah yang berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan dan informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual 9. Dalam penelitian ini yang digunakan hanya ranah kognitif, ranah ini terdiri atas 6 tingkatan berturut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tingkat pengetahuan (knowledge) Pengetahuan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya, Contoh Peserta didik dapat menunjukan hadits tentang silaturahmi 2) Tingkat pemahaman (comprehension) Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah 8 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 22. 9 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm. 202. 16

diterimanya. Contoh Peserta didik dapat mengartikan hadits tentang silaturahmi 3) Tingkat penerapan (application) Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, contoh Peserta didik dapat menerapkan perilaku silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari 4) Tingkat analisis (analysis) Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, contoh peserta didik dapat menganalisis sejauh mana dalam dan luasnya pembahasan dalam diskusi yang mereka laksanakan 5) Tingkat sintesis (synthesis) Sintesis disini diartikan kemampuan sesoerang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh, contoh peserta didik dapat membiasakan silaturahmi dalam kehidupan seharihari. 17

6) Tingkat evaluasi Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya. b) Ranah Afektif Ranah afektif berkenan dengan sikap dan nilai, tipe hasil belajar afektif tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. c) Ranah Psikomotor Ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan. 10 10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 29-30. 18

B. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick dan Cooperative Integrated Reading and Composition Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Materi Hadits Tentang Silaturahmi Pada Peserta Didik Kelas IV Al-Qur an adalah kitab Allah yang diturunkan melalui perantara malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW dan membacanya termasuk ibadah. Al-Qur an dan hadits merupakan dua hal yang sangat penting bagi manusia, keduanya menjadi acuan dalam menjalankan kehidupan ini. Salah satu mata pelajaran agama di Madrasah Ibtidaiyah adalah al-qur an hadits, dimana pembelajaran al-qur an hadits diarahkan untuk menumbuh kembangkan pengetahuan peserta didik. Proses belajar mengajar yang baik adalah proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Talking Stick dan Cooperative Integrated Reading and Composition Demikian diharapkan dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dan Cooperative Integrated Reading and Composition tidak hanya hasil peserta didik yang meningkat tetapi juga memotivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Karena dengan penerapan model pembelajaran Talking Stick dan Cooperative Integrated Reading and Composition guru dapat mengkondisikan peserta didik sehingga 19

peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, mampu bekerjasama dengan peserta didik lainnya sehingga hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik meningkat. Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran Talking Stick dan Cooperative Integrated Reading and Composition mata pelajaran al-qur an hadits materi hadits tentang silaturahmi pada peserta didik kelas IV adalah sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Talking Stick Adapun langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick mata pelajaran al-qur an hadits materi hadits tentang silaturahmi pada peserta didik kelas IV adalah sebagai berikut: a. Guru menjelaskan materi yaitu hadits tentang silaturahmi b. Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. c. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya kurang lebih 20 cm. d. Lalu guru menyuruh para kelompok untuk mempelajari dan memahami materi hadits tentang silaturahmi e. Setelah setiap peserta didik selesai memahami materi hadits tentang silaturahmi, guru mempersilahkan setiap peserta didik untuk menutup isi bacaan. f. Selanjutnya guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu peserta didik yang terhimpun dalam kelompok 20

g. Agar proses pembelajaran lebih menyenangkan guru bersama peserta didik menyanyikan lagu Balonku sambil tongkat itu bergilir dari peserta didik satu ke peserta didik yang lain untuk memberikan pertanyaan. h. Lalu guru memberikan aba-aba stop kepada salah satu kelompok i. Setelah guru memberikan aba-aba dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan yang diberikan guru j. Peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru yang meliputi menunjukkan hadits tentang silaturahmi, mengartikan hadits tentang silaturahmi, menyebutkan manfaat hadits tentang silaturahmi, memberi contoh perilaku hadits tentang silaturahmi, membiasakan perilaku silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkan perilaku silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari k. Setiap peserta didik mendapat satu pertanyaan dari guru l. Demikian seterusnya sampai semua peserta didik mendapat giliran untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. m. Guru memberi kesimpulan n. Guru melakukan evaluasi o. Guru menutup pembelajaran. 11 225. 11 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan pembelajaran, hlm. 21

2. Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Adapun langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition mata pelajaran al-qur an hadits materi hadits tentang silaturahmi pada peserta didik kelas IV adalah sebagai berikut: a. Guru menjelaskan materi hadits tentang silaturahmi kepada peserta didik b. Guru membagi peserta didik menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 peserta didik p. Guru mempersiapkan latihan soal-soal yang meliputi menunjukkan hadits tentang silaturahmi, mengartikan hadits tentang silaturahmi, menyebutkan manfaat hadits tentang silaturahmi, memberi contoh perilaku hadits tentang silaturahmi, membiasakan perilaku silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari dan menerapkan perilaku silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari c. Kemudian guru membagikan soal-soal tersebut kepada setiap kelompok yang sudah ditentukan d. Guru memberitahukan agar setiap kelompok terjadi serangkaian kegiatan spesifik sebagai berikut: 1) Salah satu anggota kelompok membaca soal-soal yang diberikan oleh guru dan anggota lain mendengarkan sambil mencermati soal. 22

2) Setiap kelompok saling bekerja sama membahas soalsoal tersebut 3) Setiap kelompok saling mengoreksi dan mengedit pekerjaan penyelesaian (jika ada yang perlu di revisi) mengenai jawaban yang telah di himpun dalam diskusi 4) Setiap kelompok menyerahkan hasil tugas kelompok kepada guru e. Setiap kelompok bekerjasama berdasarkan serangkaian kegiatan pola CIRC. Guru berkeliling mengawasi kerja kelompok f. Guru meminta kepada perwakilan kelompok tertentu untuk menyajikan hasil pekerjaannya saat diskusi di depan kelas g. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan h. Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan i. Guru melakukan evaluasi j. Guru menutup pembelajaran. 12 C. Kajian Pustaka Kajian penelitian yang relevan merupakan penelusuran pustaka yang berupa hasil penelitian atau karya ilmiah ataupun sumber lain yang dijadikan penulis sebagai bahan rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan. 222. 12 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan pembelajaran, hlm. 23

Beberapa kajian pustaka sebagai bahan rujukan adalah sebagai berikut : Skripsi yang disusun oleh Aslihatun mahasiswa IAIN fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan jurusan dengan judul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Al- Qur an Hadits Materi Hadits Tentang Silaturahmi Kelas IV MI Miftahul Ulum Wringinsari Barat Sukoharjo Penelitian ini dilaksanakan dalam II siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas IV MI Miftahul Ulum Wringinsari Barat Sukoharjo yang ditandai dengan rata-rata prestasi belajar peserta didik yaitu 72,00 pada siklus I dan meningkat menjadi 85,25 pada siklus II. Demikian pula ketuntasan belajarnya 75% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik pada materi hadits tentang silaturahmi yaitu Pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan rata-rata prestasi belajar peserta didik, yaitu 72,00 pada siklus I dan meningkat menjadi 85,25 pada siklus II. Demikian pula ketuntasan belajarnya 75% pada siklus I menjadi 90% pada siklus II. 24

Hal tersebut berarti bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 13 Skripsi yang disusun oleh Ida Fathurrahman mahasiswa IAIN fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Materi Pokok Hadits Tentang Silaturahmi Kelas IV MI Tarbiyatus sibyan Brebes. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar kelompok eksperimen adalah 66,43, sedangkan rata-rata kelompok kontrol adalah 54,67. Berdasarkan uji percobaan satu pihak, yaitu pihak kanan diperoleh t hitung = 5,442 dan t tabel = 1,66, berarti t hitung >t tabel sehingga Ho diterima. Dari hasil akhir disimpulkan bahwa hasil belajar kedua kelompok berbeda secara nyata dan signifikan, yaitu kelompok eksperimen memperoleh data hasil lebih baik dari kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran al-qur an hadits berpengaruh positif pada hasil belajar. 14 13 Aslihatun Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Al- Qur an Hadits Materi Hadits Tentang Silaturahmi Kelas IV MI Miftahul Ulum Wringinsari Barat Sukoharjo, skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan IAIN, 2013).td. 14 Ida Fathurrahman, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits Materi Pokok Hadits Tentang Silaturahmi Kelas IV MI Tarbiyatus sibyan Brebes, skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang (Semarang: Perpustakaan IAIN,2013), td. 25

Skripsi yang disusun oleh Indah Komala Sari mahasiswa IAIN Syekh Nur Jati Cirebon fakultas Tarbiyah tahun 2005 dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur an Hadits Materi Hadits Tentang Silaturahmi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas IV MI Tanjung Brebes hasil penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar kelompok mengalami peningkatan, pada siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 55,46 dengan ketuntasan klasikal 26,5%, pada siklus II nilai rata-rata peserta didik adalah 65,17 dengan ketuntasan klasikal 60%, dan pada siklus III nilai rata-rata peserta didik adalah 76,27 dengan ketuntasan klasikal 95,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 15 Berangkat dari penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan model Talking Stick dan model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) mata pelajaran al- Qur an hadits materi pokok hadits tentang silaturahmi. 15 Indah Komala Sari, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur an Hadits Materi Hadits Tentang Silaturahmi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas IV SDN Jagapura Brebes, skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nur Jati Cirebon (Cirebon: Perpustakaan IAIN, 2013),td. 26

D. Rumusan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenarannya lewat penelitian. Dalam hal ini, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa ada pengaruh hasil belajar mata pelajaran alqur an hadits materi pokok hadits tentang silaturahmi pada peserta didik yang menggunakan model Talking Stick dan model Cooperative Integrated Reading and Composition( CIRC). 27