BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Hasil Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Moh. Surya (1992:32) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kemudian menurut Purwanto (2011:38) belajar adalah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilaku. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan sekitar. Bentuk perubahan tingkah laku itulah yang disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Menurut Hamalik (2003:155) hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri 6

2 7 seseorang yang dapat di amati dan di ukur dalam bentuk pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Sedangkan menurut Anni, (2004:5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pada diri seseorang akibat tindak belajar yang mencakup aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap/mental), dan aspek psikomotorik (tingkah laku). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah aspek kognitif. Dimana tujuan dari aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Pembelajaran kooperatif Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2011:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya pembelajaran

3 8 kooperatif menurut Solihatin dan Raharjo, (2005:4) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu sikap atau perilaku bekerja sama dalam suatu kelompok pembelajaran, dan membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok. Di mana anggota kelompok terdiri dari dua orang atau lebih dan keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok. Kemudian menurut pendapat Sanjaya, Wina (2010:241) pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran dengan cara pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Dengan begitu setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif dan ketergantungan itulah yang akan memunculkan rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan kelompok. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok kelompok kecil yang terdiri dari beberapa suku, ras, jenis kelamin yang berbeda (heterogen) yang saling bekerja sama dan memunculkan rasa tanggung jawab dalam keberhasilan sebuah kelompok. Ada beberapa metode pendukung pembelajaran kooperatif diantaranya adalah metode Talking Stick dan metode Snowball Drilling. 3. Metode Pembelajaran Talking Stik dan Snowball Drilling 3.1.Pengertian metode Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1990:649) terdapat dua pengertian metode. Pengertian pertama, metode adalah cara

4 9 yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan atau metode adalah cara menyelidiki atau mengajar. Pengertian kedua, metode adalah buku pelajaran atau cara belajar (menggambar, berhitung, menulis). Menurut Oemar Hamalik, (2001:23) metode adalah cara atau jalan yang ditempuh menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan dan metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Menurut pendapat para ahli mengenai pengertian metode di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk menjalankan suatu pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 3.2.Pengertian metode pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan bahwa, Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. menurt Gerlach dan Elly ( 80:14) metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi. Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan

5 10 suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan pembelajaran agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Metode Talking stick pengertian Pengertian metode Talking Stick menurut Sudjana (2001:10) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menimbulkan suasana yang menyenangkan. Tongkat tersebut digilirkan pada siswa dan bagi siswa yang mendapatkan tongkat sesuai dengan aba-aba dari guru, maka siswa diberi pertanyaan oleh guru dan harus dijawab. Selanjutnya yaitu pengertian metode Talking Stick menurut Dahlah (2000:120) merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan alat berupa tongkat sebagai penunjuk giliran. Siswa yang mendapat tongkat akan diberi pertanyaan dan harus menjawabnya. Kemudian secara estafet tongkat tersebut berpindah ke tangan siswa lain secara bergiliran, demikian seterusnya sampai seluruh siswa mendapat tongkat dan pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya (Suprijono, 2009:109) mengemukakan bahwa metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Metode talking stick sangat tepat digunakan dalam pengembangan proses pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Melalui penerapan metode pembelajaran Talking Stick diharapkan siswa dapat memperoleh banyak

6 11 pengetahuan dan ketrampilan.siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat,kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan tidak membosankan Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran Talking Stick yang dikemukakan oleh pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode talking stick merupakan cara untuk melatih siswa agar beranimengemukakan pendapat,dan dalam pembelajaran menggunakan metode Talking Stick ini diharapkan siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan dan ketrampilan.siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Karena setiap stick/tongkat itu bergulir maka siswa yang memegang tongkat tersebut mendapat giliran untuk menjawab soal yang diberikan oleh guru. Pembelajaran menggunakan metode Talking Stick dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan Langkah-langkah pembelajaran Talking Stick Suprijono, (2009:109) Suyatno (2009:124) Ridwan Abdullah Sani, (2013:233) menyiapkan menyiapkan menyiapkan tongkat. tongkat. tongkat. menjelaskan menyampaikan menyampaikan materi pokok yang materi pokok yang materi pokok yang akan dipelajari, akan dipelajari. akan dipelajari. kemudian memberikan kesepatan kepada

7 12 siswa untuk membaca dan materi mempelajari pada pegangannya/ buku paketnya. Setelah selesai, guru Peserta didik membaca Kemudian menyuruh siswa materi secara lengkap memberikan membuka materi/buku pada wacana. kesempatan kepada pelajaran dan peserta didik untuk mempelajarinya, membaca dan kemudian siswa mempelajari materi. menutup bukunya. mengambil mengambil Setelah membaca buku tongkat dan tongkat dan dan mempelajarinya memberikan kepada memberikan kepada peserta didik siswa, setelah itu guru peserta didik, dan dipersilahkan untuk memberikan peserta didik yang menutup bukunya. pertanyaan dan siswa menerima tongkat yang memegang menjawab pertanyaan tongkat tersebut dan dari guru. harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar

8 13 siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Ketika tongkat bergulir Tongkat diberikan mengambil dari peserta didik kepada peserta didik tongkat dan kepeserta didik lainnya lain, kemudian guru memberikan kepada sebaiknya diiringi memberikan salah seorang peserta dengan musik atau lagu. pertanyaan selanjutnya. didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat harus menjawabnya. dan peserta didik Peserta didik yang memberikan sama-sama telah menjawab ulasan seluruh jawaban memberikan pertanyaan yang diberikan kepada kesimpulan. memberikan tongkat peserta didik. kepada temannya, dilanjutkan dengan pertanyaan lain oleh guru yang harus dijawab oleh peserta Selanjutnya siswa dibagi didik yang memegang

9 14 dalam kelompok untuk tongkat. membuat kesimpulan. Tongkat disampaikan secara estafet pada peserta didik yang lain, disertai dengan kegiatan tanya-jawab, sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian menjawab untuk setiap pertanyaan dari guru. membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. melakukan evaluasi. Dari bermacam-macam langkah metode Talking Stick menurut pendapat para ahli diatas, maka dapat dilihat persamaan dan perbedaannya Perbedaanya apabila menurut Suprijono, dalam pembelajaran ketika stick bergulir diiringi dengan musik, jadi pada saat pelaksanaan pembelajaran diiringi dengan musik. Sedangkan menurut Suyatno dan Ridwan dalam pembelajaran tidak diiringi

10 15 dengan musik. Adapun persamaannya yaitu terlihat pada masing-masing pelaksanaan pembelajaran menggunakan stick, dan langkah awal yaitu guru menjelaskan materi pokok pembelajaran terlebih dahulu, kemudian stick bergulir, dan guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik yang memegang stick tersebut hingga sebagian siwa mendapat pertanyaan dari guru. Dalam penelitian ini, menggunakan langkah pembelajaran Talking Stick menurut Suprijono, karena dalam pelaksanaan pembelajaran diiringi dengan musik sehingga menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Menurut Martin Gardiner (1996) dalam Goleman (1995) seni dan musik dapat membuat para siswa lebih pintar, dimana musik dapat membantu otak fokus pada hal lain yang dipelajari Kelebihan dan Kelemahan metode Talking Stick Kelebihan metode Talking Stick menurut Suprijono, (2009:109) adalah (a) Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan,sehingga siswa tidak tegang dan bisa belajar dengan baik,sehingga siswa merasa termotivasi dan senang untuk dapat mengikuti pelajaran serta dapat menguasai materi pelajaran. (b) Siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat karena pembelajaran diiringi dengan musik. Sedangkan kekurangan dari metode pembelajaran Talking Stick menurut Suprijono, (2009:109) adalah Membutuhkan waktu yang sedikit lama.

11 16 Selanjutnya kelebihan metode Talking Stick menurut Fatimah, Sukardi, dkk. (2008:9), yaitu: a) siswa memperoleh banyak pengetahuan. b) Siswa termotivasi untuk belajar lebih giat. c) Suasana belajar menyenangkan karena diiringi dengan musik. Sedangkan kekurangannya yaitu membuat siswa menjadi senam jantung, karena dalam menunggu giliran pertanyaan siswa merasa tegang. Dari kelebihan dan kelemahan menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan metode Talking Stick yaitu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan tidak menjenuhkan karena dalam pelaksanaan pembelajaran sambil diiringi dengan musik, peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Kelemahan dari metode Talking Stick adalah kelas menjadi ramai karena dalam pembelajaran diiringi dengan musik. Apabila siswa kurang siap dalam pembelajaran karena tidak mempunyai pengetahuan awal, maka akan kesulitan menjawab pertanyaan dari guru. 3.4 Metode Snowball Drilling Pengertian Menurut Saminanto (2010:37) metode pembelajaran Snowball Drilling disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju. Metode ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola

12 17 salju yang yang terbuat dari kertas dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya. Sedangkan menurut Suprijono, (2009: ) metode Snowball Drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari membaca bahan-bahan bacaan yang ada. Apabila pada putaran pertama bola salju tersebut masih terdapat item-item yang belum dijawab, maka item-item itu dijawab oleh siswa yang mendapat giliran berikutnya. Mekanisme giliran dalam menjawab item-item yang belum terjawab sama seperti pada awal penjelasan di atas. Di akhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari para peserta didik. Berdasarkan definisi atau pengertian metode Snowball Drilling yang dikemukakan oleh pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode Snowball Drilling merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan bola salju yang terbuat dari kertas dan di gelindingkan kepada salah satu siswa. Metode Snowball Drilling dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan siswa.

13 Langkah-langkah metode snowball drilling Suprijono, (2009: ) Ridwan Abdullah Sani, (2013:233) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas. menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas. mempersiapkan paket soalsoal dan nomor undian yang berisi nomor absen siswa. mempersiapkan sebuah bola, kemudian memberikannya kepada seorang peserta didik yang diminta untuk memulai mendiskusikan topik yang telah ditetapkan. Siswa menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara mengambil undian nomor absen untuk mendapatkan Peserta didik lain yang ingin berbicara harus mengangkat tangan untuk meminta bola dan berbicara jika bola dipegangnya. seorang siswa yang akan menjawab soal nomor 1. Jika siswa yang mendapat giliran pertama menjawab soal nomor tersebut dengan benar,maka siswa tersebut diberi kesempatan untuk Diskusi dilanjutkan sampai batas waktu yang ditetapkan atau beberapa konsep penting telah disampaikan oleh peserta didik. menggelindingkan bola kepada salah satu temannya untuk

14 19 menjawab soal berikutnya. Seandainya siswa yang pertama gagal menjawab pertanyaan, membimbing peserta didik membuat kesimpulan. maka siswa tersebut harus menjawab soal berikutnya dan seterusnya hingga siswa tersebut berhasil menjawab pertanyaan dengan benar. memberikan ulasan seluruh jawaban yang diberikan kepada melakukan evaluasi pada akhir pembelajaran peserta didik Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok untuk membuat kesimpulan. Dari pengertian beberapa para ahli diatas, ada beberapa kesamaan namun juga ada beberapa perbedaanya. Namun persamaan dan perbedaan itu tidak jauh beda dan intinya sama yaitu pembelajaran dengan menggunakan bola dan melibatkan seluruh siswa. Persamaan yang lain menurut suprijono dan Ridwan yaitu bahwa dalam pembelajaran tidak dibagi menjadi beberapa kelompok. Namun

15 20 perbedaanya adalah menurut suprijono siswa yang tidak dapat menjawab soal maka dia harus diberikan soal selanjutnya hingga siswa mampu menjawab, tetapi menurut Ridwan peserta didik yang akan berbicara harus mengangkat tangan untuk meminta bola. Sedangkan dalam penelitian ini, menggunakan langkah metode Snowball Drilling menurut suprijono. Karena apabila salah satu siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dari bola salju,maka siswa tersebut akan diberi pertanyaan sampai dia dapat menjawab pertanyaan dan itu mendororng siswa agar belajar lebih giat lagi Kelebihan dan kekurangan metode Snowball Drilling Adapun kelebihan dan kekurangan metode Snowball Drilling menurut Jamal Ma mur Asmani, (2011:37) yaitu : 1) Kelebihan Metode Snowball Drilling a) Siswa berani mengemukakaan pendapat karena harus menjawab pertanyaan dari bola salju. b) Siswa memperoleh banyak pengetahuan. c) Menumbuhkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaaan, berarti memiliki suatu pengetahuan khusus. 2). Kelemahan metode Snowball Drilling a) membuat senam jantung. b) pelaksanaan pembelajaran menegangkan karena menunggu gelindingan bola salju dari teman.

16 21 Melihat kelebihan metode Snowball Drilling, bahwa siswa berani mengemukakan pendapat, lebih mudah menguasai pelajaran dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Sedangkan kelemahan metode Snowball Drilling yaitu pelaksanaan pembelajaran lebih tegang, karena saat menunggu lemparan bola salju dari teman untuk mendapat giliran menjawab soal secara tidak terduga. Berdasarkan uraian tentang metode Talking Stick dan Snowball Drilling dapat diuraikan tentang perbedaan pengaruh antara metode Talking Stick dan Snowball Drilling dilihat dari tabel berikut: Metode Talking Stick 1) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas. 2) menyiapkan tongkat. 3) menjelaskan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/buku paketnya. 4) Setelah selesai, guru menyuruh siswa membuka materi/buku Metode Snowball Drilling 1) menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dibahas. 2) mempersiapkan paket soalsoal dan nomor undian yang berisi nomor absen siswa. 3) Siswa melemparkan bola salju berupa soal latihan dengan cara mengambil undian nomorabsen untuk mendapatkan seorang siswa yang akan menjawab soal nomor 1. 4) Jika siswa yang mendapat giliran

17 22 pelajaran mempelajarinya,kemudian siswamenutup bukunya. dan pertama menjawab soal nomor tersebut dengan benar, maka siswa tersebut diberi kesempatan untuk 5) mengambil tongkat danmemberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menggelindingkan bola kepada salah satu temannya untuk menjawab soal berikutnya. 5) Seandainya siswa yang pertama gagal menjawab pertanyaan,maka menjawabnya, demikian siswa tersebut harus menjawab soal seterusnya sampai sebagian siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 6) Ketika tongkat bergulir dari peserta didik kepeserta didik lainnyasebaiknya diiringi dengan musik atau lagu. 7) memberikan ulasan seluruh berikutnya dan seterusnya hingga siswa tersebut berhasil menjawab pertanyaan dengan benar. 6) memberikan ulasan seluruh jawaban yang diberikan kepada peserta didik. 7) Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok untuk membuat kesimpulan. jawaban yang diberikan kepada peserta didik. 8) Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok untuk membuat kesimpulan.

18 23 Berdasarkan uraian tentang metode Talking Stick dan Snowball Drilling dapat diuraikan perbedaan dan kelemahan tentang perbedaan pengaruh antara metode Talking Stick dan Snowball Drilling dilihat dari tabel berikut: Talking Stick - Dapat menciptakan suasana yang menyenangkan karena pembelajaran diiringi dengan musik. - Siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. - Membuat kelas menjadi ramai. Snowball Drilling - Siswa memperoleh banyak pengetahuan - Siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. - Membuat senam jantung. - Pelaksanaan pembelajaran menegangkan karena menunggu giliran gelindingan bola salju dari teman. - Membuat kelas ramai Penelitian yang Relevan Penelitian ini dilakuakn oleh Nindy Vella Wati yang berjudul: Pengaruh metode talking stick terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Bumiayu 01 di Tahun pelajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian pretest-posttest control group design subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD Negeri Bumiayu 01 di Tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh metode Talking Stick terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri

19 24 Bumiayu 01 tahun pelajaran 2012/2013, besarnya pengaruh metode Talking Stick terhadap hasil belajar IPS sebesar 0,782 artinya penggunaan metode Talking Stick berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil belajar IPS sebesar 0,782 dengan nilai t hitung sebesar 5,884. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nindy Vella Wati terletak pada salah satu penggunaan variable bebasnya yaitu talking stick dan variable terikatnya yaitu hasil belajar. Kesamaan lain terletak pada penggunaan metode (kuasi eksperimen) dan desain penelitian pretest-posttest group design serta alat analisisnya yaitu uji beda t. Sedangkan perbedaannya terletak pada salah satu variable bebasnya karena penelitian ini menggunakan dua variable bebas yang salah satunya adalah snowball drilling. Perbedaan lainnya terletak pada subjek penelitian karena subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP negeri 2 Pringapus, Kabupaten Semarang, sedangkan subjek penelitian Nindy Vella Wati adalah siswa kelas V SD Negeri Bumiayu 01 di Tahun pelajaran 2012/2013. Penelitin yang dilakukan oleh Nindy Vella Wati menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode Talking Stick dalam meningkatkan hasil belajar IPS Penelitian dilakukan oleh Adi Pradana Putra pada tahun 2012 mengambil judul Pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Snowball Drilling terhadap hasil belajar PKn pada kelas VII SMP Laboratorim Undiksha Singaraja. Metode yang digunakan adalah kuasi ekperimen dengan model penelitian Pre Test Post Test Group Design. Hasil penelitian

20 25 menunjukkan terdapat pengaruh metode Snowball Drilling terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VII SMP Laboratorium Undiksha. Analisis data yang digunakan adalah uji beda t, besarnya pengaruh metode Snowball Drilling terhadap hasil belajar PKn sebesar 0,025 dengan nilai t hitung sebesar 6,102. Persamaan penilitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Adi Pradana Putra terletak pada salah satu variabel yang digunakan adalah metode Snowball Drilling. Pebedaan yang lain terletak pada subjek penelitian, waktu penelitian, dan tempat penelitian. Subjek peneliti penelitian terdahulu adalah siswa kelas VII SMP Laboratorium Undhiksa yang dilakukan pada Tahun 2012 sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Pringapus, Kabupaten Semarang. Dan penelitian yang dilakukan oleh Adi Pradana Putra menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode Snowball Drilling dalam meningkatkan hasil belajar PKn.

21 26 Kerangka Berfikir Proses pembelajaran Metode Talking Stick Metode Snowball drilling Siswa memperoleh banyak pengetahuan. Siswa termotivasi untuk belajar lebih giat. Dalam menjawab pertanyaan dari guru, apabila siwa tidak bisa menjawab pertanyaan maka akan dilempar kepada teman lainnya. Suasana belajar lebih menyenangkan karena diiringi dengan musik dan musik dapat membuat peserta didik lebih mudah menangkap materi karena dapat membantu otak berfokus pada hal yang dipelajari. Siswa berani mengemukakan pendapat karena harus menjawab pertanyaan dari bola salju Menumbuhkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan, berarti memiliki suatu pengetahuan khusus. Siswa memperoleh banyak pengetahuan. Hasil belajar kurang baik Hasil belajar lebih baik

22 27 Metode pembelajaran Talking Stick merupakan suatu pembelajaran dengan menggunakan stick yang digunakan oleh guru pada saat ingin mengajukan pertanyaan kepada siswa. Metode Talking stick dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa tegang dalam mengikuti mata pelajaran. Metode ini juga tidak membedakan suku, ras, bangsa maupun jenis kelamin. Jadi setiap siswa berhak untuk mendapat giliran menjawab soal. Pembelajaran dengan menggunakan metode Talking Stick dapat mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat, mendorong siswa untuk siap menguasai materi yang akan berpengaruh pada hasil belajar yang optimal. Pembelajaran dengan metode ini dirasakan lebih efektif karena dengan pembelajaran menggunakan musik. Jadi stick bergulir dengan diiringi musik, apabila musik itu berhenti maka siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab soal yang diberikan guru. Sedangkan pada metode Snowball Drilling yaitu pembelajaran dengan cara melempar bola salju yang di dalamnya berisi soal pertanyaan. Namun sebelum melempar, guru menyiapkan undian yang berisikan nomor absen peserta didik untuk menentukan siapa yang akan mendapat lemparan bola soal pertama. Apabila ada siswa yang tidak dapat menjawab soal pertanyaan maka dia harus menjawab soal selanjutnya sampai dia benar-benar bisa menjawabnya. Namun apabila siswa berhasil menjawab pertanyaan maka dia berhak menggelindingkan bola salju kepada teman lainnya. Pembelajaran dengan menggunakan metode Snowball Drilling mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat karena harus menjawab pertanyaan dari bola salju, selain itu dapat menumbuhkan

23 28 rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil menjawab pertanyaan berarti memiliki suatu pengetahuan khusus dan siswa dapat memperoleh banyak pengetahuan, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil belajar Hipotesis Dalam penelitian ini dirumuskan sebagi berikut: Ada perbedaan pengaruh antara metode talking stick dan metode snowball drilling terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 7 semester genap tahun ajaran 2013/2014 SMP Negeri 2 Pringapus, kabupaten Semarang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian. 4.1.1 Gambaran umum subjek penelitian. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7 B sebagai kelas eksperimen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benyamin (dalam Haris, 2006: 18) menyatakan bahwa IPA atau sains adalah sebuah pertanyaan mengenai pengetahuan tentang alam melalui suatu metode seperti metode observasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Landasan teoretis yang dipakai dalam penelitian ini meliputi, (1). Bahasa Indonesia, (2). Metode Talking Stick, (3). Hasil belajar. 2.1.1. Bahasa Indonesia Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tolak ukur suatu Negara dikatakan berkembang atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia yang baik,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain Menurut UU No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas bagi siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan pendidikan selama dekade ini, perbaikan dalam pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan kelas bagi siswa perlu terus dikembangkan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses pembelajaran dikelas, kemampuan yang dimiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Ani Rosidah anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

Oleh Nama : Tiskaria Lakajo Jurusan : Pendidikan Ekonomi Program Studi : S1. Pendidikan Ekonomi

Oleh Nama : Tiskaria Lakajo Jurusan : Pendidikan Ekonomi Program Studi : S1. Pendidikan Ekonomi PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE TALKING STIKCK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF 1 AK SMK NEGERI 1 KOTA GORONTALO (Penelitian pada siswa di kelas X ak

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING A. Pengertian dari model pembelajaran Snowball Throwing Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran Cooperative Tipe Talking Stick dan CIRC a. Pengertian model pembelajaran Cooperative tipe Talking Stick Cooperative learning adalah belajar yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan selama penelitian dan analisis data hasil penelitian, mengenai kemampuan koneksi dan pemecahan masalah matematik siswa melalui pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka 4 BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar 2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah proses kegiatan dan bukan hasil suatu tujuan (Oemar Hamalik, 2008). Hasil belajar menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 mengenai Standart Kompetensi Guru menyatakan bahwa guru harus mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Model pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran Sebelum proses pembelajaran guru mempesiapkan perangkat pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran pada dasarnya guru menerapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI METODE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (PTK Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Karangmalang Sragen) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

A ABSTRAK

A ABSTRAK A002 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS VII D SMP NEGERI 3 KARTASURA SUKOHARJO TAHUNPELAJARAN 2011/2012 Happy Suci Puspitasari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu Pertanyaan a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Strategi pembelajaran aktif merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DAN MODEL TALKING STICK KELAS 4 SDN BERGASLOR 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh kualitas komponen-komponen yang terkait pada sekolah tersebut. Salah satu komponen yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball throwing menurut asal katanya berarti bola salju bergulir dapat diartikan sebagai metode pembelajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan Design menggunakan metode Non-equivalent

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GQGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA SEKOLAH DASAR Erdina Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan eradina583@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa antara kelas yang menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa antara kelas yang menggunakan integrasi model pembelajaran kooperatif tipe 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diolah dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu pengujian validitas dan realibilitas tes, dan teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Sosial Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 15 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa: Pendidikan kejuruan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa : BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pendidikan adalah persemaian dari kehidupan moral suatu masyarakat serta revitalisasi moral masyarakat itu sendiri. Untuk itu, peranan pendidikan dianggap sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya Purwanto, 8 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar (Winkel,1965 : 51) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. (Dalam bukunya

Lebih terperinci

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dovan Julinur Rahsyaputra Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Dovan Julinur Rahsyaputra

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN METODE PEMBELAJARAN CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOMPOKAN KECAMATAN SEYEGAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI NO. 2669 BINJAI SELATAN Herawati Bukit, Khairunnisa * Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai salah satu lembaga formal pendidikan merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar membina intelektual,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI Vol.3, No., September 05 ISSN: 337-866 PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA METODE SNOWBALL DRILLING DAN METODE DISKUSI (COMPARATIVE RESULT STUDY BETWEEN SNOWBALL DRILLING METHOD AND DISCUSSION METHOD) Anifah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen (Experimental research) jenis Pre-Experimental Designs (nondesigns). Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia telah memasuki fase baru: yakni suatu tatanan baru dimana masing-masing orang harus memikul tanggung jawab atas hidupnya sendiri. Setiap individu harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA SD 2.1.1.1 Pengertian IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dilihat dari segi istilah dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang berisi tentang pengetahuan

Lebih terperinci

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS VIII-5 SMP NEGERI 30 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran. Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester genap SD Negeri Wringinputih 02 yang berjumlah 30 siswa dan SD Negeri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Model Pembelajaran Snowball Throwing 1. Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing Menurut Arahman (2010:3) mengemukakan bahwa model pembelajaran Snowball

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam pendidikan mengacu pada perubahan kurikulum yang menuntut guru agar lebih aktif dan inovatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

Ratnajuwita Danar Sari, Satrijo Budi Wibowo dan Juli Murwani : Perbedaan Prestasi Belajar...

Ratnajuwita Danar Sari, Satrijo Budi Wibowo dan Juli Murwani : Perbedaan Prestasi Belajar... PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS XII IPS DI SMA NEGERI 1 WUNGU Ratnajuwita Danar Sari, Satrijo

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Asmani (2016, h. 37) cooperative learning dapat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Soemantri (dalam Winataputra, 2009: 21), istilah kewarganegaraan merupakan terjemahan dari Civis yang merupakan

Lebih terperinci

Rhomawati Aditama Budi Setyaningsih Universitas Negeri Malang

Rhomawati Aditama Budi Setyaningsih Universitas Negeri Malang PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS SEJARAH ANTARA SISWA YANG BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN LKS DAN YANG BELAJAR DENGAN MODEL PICTURE AND PICTURE BERBASIS MICROSOFT POWERPOINT DI SMP NEGERI 8 MALANG Rhomawati Aditama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS. Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar dan Pembelajaran Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam pandangan yang berbeda-beda. Adapun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif. berusaha menyelesaikan masalah bersama.

BAB II KAJIAN TEORI. dimana siswa dapat bekerja sama dalam satu kelompok, metode kooperatif. berusaha menyelesaikan masalah bersama. 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Model Pembelajaran Kooperatif Model kooperatif baik digunakan sebagai salah satu variasi model yang diterapkan kepada siswa agar dapat memperbaiki proses pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti akan menunjukkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MASRI MANSYUR Guru SMP Negeri YASFII Dumai masrimansyur449@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar

Lebih terperinci

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Dan Tipe Talking Stick Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Dan Tipe Talking Stick Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture Dan Tipe Talking Stick Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hidrosfer Rangers

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPS adalah ilmu pengetahuan tentang manusia dalam lingkungan hidupnya dan ilmu yang mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok yang disebut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia di era global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YANTI REFITA Guru SMP Negeri 3 Dumai yantirefita3@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Talking Stick

Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Talking Stick Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Talking Stick PENGARUH PERPADUAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING Ririn Safitri 1), Kuswadi 2), Amir 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. 2 Slameto juga merumuskan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. prilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. 2 Slameto juga merumuskan tentang BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan adanya pendidikan akan membentuk sikap, watak, karakter, kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu,

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VII A SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM A. Model Pembelajaran Talking Stick 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick Talking stick (tongkat berbicara)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang

III. METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian jenis komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar, untuk berani mengemukakan

TINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar, untuk berani mengemukakan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Talking Stick Model Talking Stick merupakan salah satu model yang menekankan pada keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar, untuk berani mengemukakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maupun bersifat empiris maka penulis menarik suatu kesimpulan dan memberikan. beberapa saran yang akan penulis kemukakan pada bab ini:

BAB V PENUTUP. maupun bersifat empiris maka penulis menarik suatu kesimpulan dan memberikan. beberapa saran yang akan penulis kemukakan pada bab ini: BAB V PENUTUP Berdasarkan pada uraian pada bab-bab sebelumnya, baik yang bersifat teoritis maupun bersifat empiris maka penulis menarik suatu kesimpulan dan memberikan beberapa saran yang akan penulis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran IPA 2.1.1 Definisi Pembelajaran Menurut Susanto (2013: 19) pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran 12 BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya (Hamalik, 2004:79). Mutu pendidikan

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SDN MARGAHAYU PADA MATERI KEANEKARAGAMAN BUDAYA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang telah menuntut manusia untuk selalu berpikir dan mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia sangatlah penting. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang telah menuntut manusia untuk selalu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 1002) berarti pengertian, pendapat; pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu amanat yang yang tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa ini memiliki

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan bangsa dan negara, maka hampir seluruh negara di dunia ini menangani secara langsung masalah-masalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA masih terpengaruh oleh paradigma pendidikan lama, yaitu pembelajaran berpusat pada guru, sementara siswa yang harus siap diisi sesuai kemampuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA MELALUI METODE TALKING STICK Oktavia Indriani 1), M. Shaifuddin 2), Matsuri 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet

Lebih terperinci