PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN Artikel Ilmiah YASSIR RUFADILLA NIM. 11010217 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASILBELAJAR BIOLOGISISWAKELAS XI IPASMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN Yassir Rufadilla, Gustina Indriati, Evrialiani Rosba Progam studi pendidikan biologi, STKIP PGRI SUMBAR Yassir_rufadilla@yahoo.com ABSTRACT Issues contained in Koto XI SMAN 2 Tarusan that the value of class XI IPA at SMAN 2 Koto XI Tarusan still under minimum legal completeness criteria, minimum legal completeness criteria set is 72. One material that falls below the minimum legal completeness criteria is the Reproductive System. This study aimed to determine the effect of learning model Think Pair Share (TPS) with media images on learning outcomes Biology Class XI student of SMAN 2 Koto XI Tarusan. This type of research is experimental study, using a randomized design Posttest Only Control Group Design. The study population was all students of class XI IPA SMAN 2 Koto XI Tarusan. Sampling using purposive random sampling obtained IPA.3 class as an experimental class XI and XI IPA.4 as the control class. The instrument used was a test sheet student learning outcomes in the form of an objective matter. Data were analyzed using t-test. Based on the analysis of final test results obtained by the average difference in learning outcomes of students in the second grade Biology samples. The average value of the experimental class students (59.27) control class (49.41). T-test results obtained ttabel t = 1.85 and = 1.68 then the hypothesis is accepted. Key word: Think Pair Share, Media Images, Outcomes PENDAHULUAN Berdasarkan wawancara dan observasi yang penulis lakukan dengan guru Biologi dan siswa IPA pada bulan Desember 2015 di SMAN 2 Koto XI Tarusan, ternyata siswa masih menganggap pelajaran biologi adalah pelajaran hafalan yang tidak membutuhkan penguasaan lebih untuk mendapatkan nilai yang bagus. Siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar, karena pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Siswa masih sering belajar secara individu dari pada belajar secara berkelompok, sehingga hasil belajar kurang optimal. Media maupun metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga membuat siswa mudah bosan dengan materi pelajaran dan dapat menimbulkan kejenuhan dan kurangnya partisipasi siswa dalam belajar. Kurangnya partisipasi siswa untuk belajar terlihat ketika siswa tidak mau bertanya pada guru tentang meteri yang tidak dipahami.salah satu hasil belajar siswa yang rendah yaitu pada materi Sistem Reproduksi. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian siswa pada materi Sistem Reproduksi kelas XI IPA SMAN 2 Koto XI Tarusan tahun pelajaran 2014/2015. Kelas XI IPA.1 nilai rata-ratanya 68,82, kelas XI IPA.2 nilai rataratanya 75,16, kelas XI IPA.3 nilai rataratanya 67,40, dan kelas XI IPA.4 nilai rataratanya 68,58. Pada materi ini siswa kesulitan untuk menjelaskan proses spermatogenesis dan oogenesis, mendeskripsikan proses fertilisasi dan kehamilan, mendeskripsikan siklus menstruasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) disertai media gambar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Think-Phair- Share (TPS) disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem reproduksi dikelas XI IPA SMAN 2 Koto XI Tarusan. Lyman (1985 dalam Lufri (2007:50) langkah-langkah dalam TPS adalah: a. Thinking (Berpikir). Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian anak didik
diminta untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. b, Pairing (Berpasangan). Guru meminta anak didik berpasangan dengan temannya untuk mendiskusikan sekitar 4-5 menit apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. c, Sharing (Berbagi). Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi ide, informasi, pengetahuan atau pemahaman dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini dilakukan secara bergiliran pasangan demi pasangan sampai sekitar 25% pasangan mendapat kesempatan. Menurut Istarani (2014: 68) model pembelajaran Think-Pair-Sharebaik digunakan dalam rangka melatih berfikir siswa secara baik. Model pembelajaran Think Phair Share ini menekankan pada peningkatan daya nalar, daya kritis, daya imajinasi dan daya analisis siswa terhadap suatu permasalahan. Model kooperatif tipe TPS disertai dengan media gambar diharapkan dapat memberikan variasi belajar bagi siswa. Media gambar merupakan media yang umum dipakai untuk berbagai macam kegiatan pembelajaran. Gambar yang baik bukan hanya dapat menyampaikan saja tetapi dapat digunakan untuk melatih keterampilan berfikir serta dapat mengembangkan kemampuan imajinasi siswa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah eksperimen, rancangan penelitian Randomized Control Group Postest Only Design.Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di Kelas XI IPA SMAN 2 Koto XI Tarusan. Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis data adalah data primer, yaitu hasil belajar siswa kelas sampel yang didapatkan setelah dilakukan tes tertulis berupa tes objektif. Data sekunder yaitu nilaimentahhasil ulangan hariansebelummelakukanpenelitianpadakela sxi IPA SMAN 2 Koto XI Tarusan. Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester 2 SMAN 2 Koto XI Tarusan tahun pelajaran2015/2016.sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive random Samplingdengan mempertimbangkan kesamaan dan kedekatan nilai rata-rata siswa pada UH kelas XI IPA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar ranah kognitif. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes yang diberikan berupa soal tes (item test) yang sudahdivalidasidalam bentuk pilihan ganda yang diberikan kepada kelas sampel. HASIL Pengukuranteshasilbelajarpadakelaseksp erimendankelaskontroldiklasifikasikanberda sarkan data perhitunganteshasilbelajarsiswa yang terlihatpadagambar berikut ini. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 59,27 49,41 XI IPA 3 XI IPA 4 Keterangan : eksperimen kontrol Gambar 1. Rata-rata Nilai Kognitif Kedua Kelas Sampel PEMBAHASAN Nilai rata-rata pada kelas eksperimen didapatkan lebih tinggi daripada nilai rata-rata kelas kontrol. Dimana nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 59,27 dengan jumlah siswa 19 orang yang mengikuti tes akhir belajar, dari 19 siswa yang mengikuti tes akhir hanya 6 orang siswa yang mendapatkan nilai yang mencapai KKM dengan presentase 31,57%. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ada sebanyak 13 orang siswa dengan presentase 68,42% dimana KKM yang sudah ditetapkan yaitu 72. Melalui pembelajaran Think-Pair-Share disertai media gambar suasana belajar lebih efektif dan aktif dimana kerja kelompok dalam pembelajaran tersebut dapat membangkitkan semangat
siswa untuk berani mengemukakan pendapat, mencari informasi dengan temannya dalam menyelesaikan sub topik yang ada dan bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas tersebut. Menurut pendapat Zain (2010:107) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilannya tergolong kurang. Adanya perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan oleh siswa pada kelas eksperimen memiliki minat dan motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa pada kelas kontrol. Hasil belajar pada kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan, ini terlihat dari rata-rata nilai pada kelas kontrol yaitu 49,41 dengan jumlah siswa 18 orang yang mengikuti tes akhir belajar. Dari 18 orang siswa yang mengikuti tes akhir hanya 3 orang siswa yang mendapatkan nilai yang mencapai KKM dengan presentase 16,66%. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM sebanyak 15 orang dengan presentase 83,33%. Hal ini disebabkan pada kelas kontrol guru menggunakan metode ceramah, dimana dengan metode ceramah ini materi yang dikuasai siswa terbatas hanya pada apa yang telah dikuasai dan disampaikan guru. Ini merupakan kelemahan yang paling dominan pada metode ceramah, oleh karena apa yang disampaikan guru itulah yang diperoleh dan dikuasainya. Selain itu dengan metode ceramah, sangat sukar untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti dan sudah memahami dengan apa yang telah disampaikan guru. Ketika guru mengadakan pertanyaan pada umumnya lebih banyak yang diam dan tidak menjawab pertanyaan, meskipun tentu tidak semua siswa seperti itu. Penelitian ini belum membuat nilai rata-rata siswa mencapai KKM. Hal tersebut bukan berarti model pembelajaran Think- Pair-Share disertai media gambar tidak baik digunakan dalam proses pembelajaran, hanya saja siswa mungkin belum terbiasa berbagi dan menyatukan pendapat dengan temannya dan siswa mungkin belum terbiasa membaca cepat, sedangkan pada Think-Pair- Share siswa dituntut membaca cepat. Pelaksanaanmodel Think-Pair- Sharesecaraumumdapatmeningkatkanmotiva sidanaktivitassiswatetapipadasaatdiskusiada beberapasiswa yang tidakikutberpartisipasiuntukmelakukantahap -tahap yang ada pada TPS. Sedangkan pada kelas kontrol masih banyak siswa yang bermalasan untuk belajar hal ini terlihat pada saat guru menjelaskan materi dan memberikan catatan. Selain pengelolaan kelas penulis juga menemukan kendala pada waktu, karena dalam menerapkan model pembelajaran Think-Pair-Share memiliki tiga tahapan, maka penulis sulit dalam mengatur waktu. Maka dengan kurangnya waktu tersebut membuat proses pembelajaran kurang efektif, sehingga proses pembelajaran kurang berjalan dengan baik, dan dalam penyimpulam akhir pembelajaran kurang terlaksana dengan baik. Hamalik (2011: 29) Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan, belajar sebagai proses dan perubahan sebagai bukti dari hasil yang diproses. Selanjutnya Sudjana (2001: 22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dapat diketahui dengan menggunakan salah satu indikator yaitu tes (evaluasi). Hasil tes ini kemudian dianalisis oleh guru dan diberikan penilaian. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 Koto XI Tarusan dengan penerapan model pembelajaran Think Pair Share disertai media gambar dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share disertai media gambarberpengaruh terhadap hasil belajar siswa tetapi belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakata: PT Bumi Aksara Istarani. (2014). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada Lufri. (2007). Strategi belajar Pembelajaran Biologi Teori, Praktek dan Penelitian. Padang: UNP Press. Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya. Susanto, Ahmad.2013. Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Zain, Aswan. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta