POLA PEbfBERIAN MAKAN DAM PREFERENSI MAKANAN YAfdBAHAS WHAK DB BiWAEI UMIBW DUA TAMUN Dl DESA DAN Dl KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

Oleh FEBRlYANTl A

Oleh FEBRlYANTl A

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

LEMBAR PERSETUJUAN ORANGTUA

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN

TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI, STATUS VITAMIN A DAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR SETELAH MENDAPATKAN INTERVENSI SAYURAN SUMBER VITAMIN A

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6-12 tahun, memiliki fisik

KUESIONER POLA MAKAN, KECUKUPAN GIZI DAN STATUS GIZI BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI PERUMNAS MANDALA, KELURAHAN KENANGAN BARU

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN

KUESIONER PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN. Ketersediaan Pangan Berdasarkan Karakteristik Keluarga di Lingkungan XIII Kelurahan Tanjung Rejo Medan Tahun 2013

KETERSEDIAAN PANGAN SUMBER VITAMIN A PADA KELUAR6A Dl PEDESAAN DAM PERKQTAAN

KETERSEDIAAN PANGAN SUMBER VITAMIN A PADA KELUAR6A Dl PEDESAAN DAM PERKQTAAN

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

PEMBUATAM BAHAN MAKANAN GAMPURAN BERAS - UBI JALAR - KECAMBAH KAGANG HlJAU. Oleh ELIZABETH ARTANTRI KENCANANINGRUM

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

MAKANAN PENDAMPING ASI, oleh Dr. Ir. Hery Winarsi, M.S.; Indah Nuraeni, S.Tp., M.Sc. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Bab 1.Pengenalan MP ASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

STUDI PERENCANAAN KONSUMSI PANGAN ANAK BATITA BAGI KELUARGA MISKIN

JAGUNG. Bahan Pangan Alternatif SERI BACAAN ORANG TUA

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Oleh : ZULHAIDA LUBIS

Oleh : ZULHAIDA LUBIS

UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK

Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian ini dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawah ini.

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

POLA KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI PADA RUMAH TANGGA PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

SMP/Mts PT (Sarjana) 3. Jenis Kelamin Balita : Laki laki Perempuan 4. Umur Balita :

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

LAMPIRAN 1 KUESIONER

KUESIONER. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN KEADAAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN FORMULA PADA ANAK BADUTA

TIMUR KOTAMADYA BOGOR. Dibawah bimbingan Hardinsyah, selaku Ketua

KAJIAN PEMBUATAN MIE KERING DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG KACANG HIJAU UNTUK PEMENUHAN ASAM FOLAT PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. laut ini, salah satunya ialah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

30 keluarga. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : AGUSTUS 2016

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

PENGARUM PEWVIMPANAN DAN PEMANASAM TERWADAP KARAKTERlSTlK FISI I( DAN lnderawl SERTk RANDUNGAN ZAT GIZl KOTILEDON KEDELAI (Slycina mar)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA MAKAN DAN KERAGAMAN MENU ANAK BALITA PADA KELUARGA MISKIN DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2005

INFORMASI HARGA BAHAN POKOK DAN KEBUTUHAN PENTING LAINNYA DI UNIT PASAR TRADISIONAL KOTA SURABAYA MINGGU KE. I (Pertama) BULAN : JANUARI 2016

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 16 Januari : Jl. Dr. Soemarsono No. 5, Padang Bulan, Komplek. USU, Medan

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

TERHADAP KECUKUPAN GIZl KARYAWAN

TERHADAP KECUKUPAN GIZl KARYAWAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

Transkripsi:

- i, L-, POLA PEbfBERIAN MAKAN DAM PREFERENSI MAKANAN YAfdBAHAS WHAK DB BiWAEI UMIBW DUA TAMUN Dl DESA DAN Dl KOTA (Studi Kasus Di Desa Caringin, IKabupaten Bogor dan Kelurahan Kebon Pedes, Kotamadya Bogor) Oleh : ROHYANI SARWENDAH A.241260 JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAF! SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANlAN BDGOR 1994

RINGKASAN ROWAN1 SARWENDAH. Pola pemberian Makan dan Preferensi Makanan Tambahan Anak Di Bawah Umur Dua Tahun di Desa dan di Kota (Studi Kasus di Desa Pasir Buncir, Kabupaten Bogor dan Kelurahan Kebon Pedes, Kotamadya Bogor). Di bawah bimbingan HIDAJAT SYARIEF dan AHMAD SULAEMAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola pemberian makan anak baduta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta preferensi makanan anak baduta, di desa dan di kota. Penelitian -dilaksanakan di desa Pasir Buncir, Kabupaten Bogor dan Kelurahan Kebon Pedes, Kotamadya Bogor, dari bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 1991. Pengambilan contoh dilakukan secara acak, dengan jumlah contoh masing-masing di desa dan di kota yaitu 11 anak berumur 4-6 bulan, 25 anak berumur 7-12 bulan dan 24 anak berumur 13-24 bulan. Jadi seluruhnya ada 60 anak di desa dan 60 di kota. Pola pemberian makan anak baduta meliputi ketepatan pemberian, umur pertama pemberian, jenis dan bentuk makanan yang diberikan, dan frekuensi pemberian. Sedangkan preferensi jenis makanan baduta diukur dengan menggunakan skor. Pengetahuan gizi ibu mencakup pertanyaan mengenai pola pemberian makan anak baduta yang tepat, yang diukur dengan menggunakan skor. Analisa data dilakukan secara deskripsi dan menggunakan uji statistik. Jumlah responden yang masih memberikan AS1 kepada anak baduta, lebih banyak di kota dibanding di desa. Untuk di desa, AS1 umumnya digantikan dengan susu sapi segar dan susu kental manis. Sedangkan di kota digantikan dengan susu formula khusus untuk anak baduta. Sebanyak 78% responden di desa, telah memberikan makanan selain AS1 kepada anaknya pada saat umur anak kurang dari 2 bulan. Sedangkan di kota 63% memberikannya pada saat usia anak lebih dari 3 bulan. Jenis makanan yang pertama kali diberikan di desa umumnya berupa pisang dan biskuit atau bubur nasi. Untuk di kota umumnya diberikan pisang dan makanan tambahan kemasan. Pada anak baduta di desa berumur 4-6 bulan, 91% diberikan makanan kurang dari 2 kali sehari. Sedangkan untuk anak berumur 7-24 bulan umumnya 2-3 kali sehari. Lebih dari 50% responden di kota memberikan makan 2-3 kali sehari kepada anak baduta pada semua golongan umur. Jenis serealia yang dikonsumsi anak baduta di desa umumnya berupa makanan yang terbuat dari beras seperti ketupat, bubur nasi dan nasi. Sedangkan jenis serealia lainnya yang banyak dikonsumsi yaitu mie instan, terutama untuk anak berumur 7-24 bulan baik di desa maupun di kota. Jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi oleh anak baduta di desa adalah tempe dan tahu. Bubur kacang hijau dan tempe paling banyak dikonsumsi oleh anak baduta di kota, terutama untuk golongan umur 7-24 bulan. Jenis sayuran jarang dan

hanya sedikit dikonsumsi oleh anak baduta di desa. Bayam dan wortel paling banyak dikonsumsi oleh anak baduta di kota. Pisang merupakan jenis buah yang jumlahnya lebih dari 50% dikonsumsi oleh semua golongan umur anak baduta di desa dan di kota. Di kota jenis buah yang dikonsumsi selain pisang lebih beragam dibanding di desa. Anak baduta yang mengkonsumsi jenis pangan hewani seperti telur, daging ayam, daging sapi, dan hati, lebih banyak di kota dibanding di desa. Ikan asin merupakan jenis yang banyak dikonsumsi oleh anak baduta 13-24 bulan di desa. Jenis makanan selingan seperti chiki, kuai-kuai paling banyak dikonsumsi oleh anak baduta berumur 13-24 bulan di desa dan di kota, meskipun jumlahnya lebih banyak di desa dibanding di kota. Responden yang memberikan makanan tambahan kemasan, lebih banyak di kota dibanding di desa. Susunan makanan pada anak baduta di kota untuk semua golongan umur lebih bervariasi dan umumnya lebih lengkap. Sedangkan di desa jenisnya terbatas dan kurang memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Jenis makanan yang paling disukai yaitu dengan skor 3, untuk anak baduta di desa adalah biskuit, pisang, kuaikuai, nasi, mie instant, tempe, dan ikan asin. Sedangkan sayuran merupakan jenis makanan yang paling tidak disukai. Untuk anak baduta di kota, umumnya menyukai jenis makanan seperti bubur tepung beras, pisang, biskuit, nasi, bayam, wortel, mie instant, bubur kacang hijau, dan berbagai jenis buah, juga pangan hewani seperti telur, daging ayam dan daging sapi. Uji statistik mengungkapkan bahwa pola pemberian makan memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan gizi ibu, tingkat pendidikan, dan pendapatan keluarga, baik di desa maupun di kota. Selain itu terungkap pula bahwa terdapat perbedaan yang sangat bermakna antara pengetahuan gizi ibu di desa dan di kota. Juga terdapat perbedaan pada pola pemberian makan, konsumsi energi, protein, dan vitamin A, dan status gizi antara responden di kota dengan di desa. Pengetahuan gizi ibu dan pola pemberian makan anak baduta di kota relatif lebih baik dibanding di desa. Demikian juga untuk prevalensi status gizi baik di kota, lebih banyak jumlahnya dibanding di desa. Konsumsi energi, protein, dan vitamin A di desa masih belum memenuhi kecukupan zat gizi. Faktor pengetahuan gizi ibu, pendidikan, dan. pendapatan sangat berperan dalam membentuk pola pemberian makan dan status gizi yang baik. Selain itu faktor ketersediaan bahan pangan, mempengaruhi keragaman pemberian dan konsumsi makanan.

POLA PEMBERIAN MAKAN DAN PREFEXSXSI MAKANAN TAMBAHAN ANAK DIBAWAH UPIUR DUA TAHUN DI DESA DAN DI KOTA (Studi Kasus di Desa Pasir ~uncir Kecamatan caringin Kabupaten Bogor dan Kelurahan Kebon Pedes Kotamadya Bogor) Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh Rohyani Sarwendah A 24 1260 JURUSAN GIZI HASYARAKAT DAN SUHBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PWTANIAN BM;OR 1994

Judul : POLA PEWBWIAN MAKAN DAN PREFWENSI MAKANAN TAMBAHAN ANAK DI BAWAH UMUR DUA TAHUN DI DESA DAN DI KOTA (Studi Kasus di Desa Pasir Buncir Kabupaten Bogor dan di Kelurahan Kebon Pedes, Kotamadya Bogor). Nama NrP : Rohyani Sarwendah : A 24 1260 Menyetujui, Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing I1 Dr.Ir.Hidavat Svarief. M.S. Ir. Ahmad Sulaeman. M.S. NIP. 130516871 NIP. 131803658 Tanggal Lulus : '7-5e~'embar (94