BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester ganjil

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Al-Huda Jati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 13 Bandarlampung, mulai 22 Oktober

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun ajaran 2015/2016 pada bulan Oktober tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Metode Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VII SMPN 3 Tegineneng pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen. Bentuk eksperimen yang digunakan desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Muhammadiyah I Pringsewu pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODOLOGI PENELITIAN. populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, dan variabel penelitian. Hal lain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Quasi Eksperimental Design atau desain eksperimental semu

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab masalah penelitian, oleh karena itu hendaknya metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. model pembelajaran Problem Based Instruction terhadap kemampuan analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 29

III. METODE PENELITIAN. seluruh siswa kelas X semester genap SMAN 1 Rumbia tahun pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UJI VALIDITAS KUISIONER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian, analisis data, dan hipotesis statistik. Untuk lebih jelasnya pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

III. METODE PENELITIAN. pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 6 kelas dengan

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

Transkripsi:

20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan mengapa peneliti memilih lokasi penelitian di SDN 2 Cintaraja, yaitu sebagai berikut : a. Setelah melakukan studi pendahuluan di SDN 2 Cintaraja ditemukan fakta bahwa siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja memiliki kesulitan dalam menulis karangan deskripsi. b. Guru di SDN 2 Cintaraja khususnya guru kelas IV belum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi. c. Lokasi tempat penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga memudahkan peneliti untuk mengambil data. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Sugiyono (2012, hlm. 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Lalu Arikunto (2008, hlm. 173) menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh anggota dari suatu kelompok obyek atau subyek penelitian yang menempati suatu tempat dan ditetapkan peneliti untuk menjadi target yang akan dipelajari dan akan memberikan kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas IV SDN 20

21 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010, hlm. 118). Dalam proses penentuan sampel, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2012:124) sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan maka sampel penelitian adalah semua siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja yang berjumlah 21 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. B. Desain Penelitian Menurut Sukardi dalam Andri (2012, hlm. 28) menyatakan bahwa desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 108) terdapat beberapa bentuk dalam desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis, yaitu pre-eksperimen design, true-eksperimental design, factorial design, dan quasi eksperimental design. Peneliti memilih desain penelitian pre-eksperimen dengan jenis one-group pre-test post-test design. Pada desain penelitian ini peneliti melakukan pre-test sebelum siswa diberikan suatu perlakuan dan post-test setelah siswa diberikan suatu perlakuan. Sehingga dari perbandingan pre-test dan post-test, hasil perlakuan dapat diketahui dengan tepat dan akurat. Dalam hal ini perlakuan digunakan untuk mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi pada pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV.

22 O 1 X O 2 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan : O 1 = Hasil Pre-Test O 2 = Hasil Post-Test X = Perlakuan Dalam desain penelitian ini, observasi bertujuan untuk meengukur kemampuan siswa sebanyak 2 kali yakni observasi sebelum diberikan perlakuan (O 1 ) yang biasa disebut dengan pre-test dan observasi sesudah diberikan perlakuan (O 2 ) yang disebut post-test. Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Peneliti memilih populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu keseluruhan siswa kelas IV SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yang berjumlah 21 orang. 2. Peneliti memberikan pre-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Pre-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi. 3. Peneliti memberikan perlakuan (treatment) berupa penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write pada pembelajaran menulis karangan deskripsi. 4. Peneliti memberikan post-test pada sampel yang dijadikan sebagai subjek penelitian dan telah diberikan perlakuan. Post-test berupa pemberian tes tulis berupa soal penugasan membuat karangan deskripsi. 5. Peneliti melakukan uji statistik. C. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

23 Menurut Sugiyono (2012, hlm. 6) metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Terdapat berbagai jenis metode penelitian yang dapat digunakan. Seorang peneliti dapat memilih sebuah metode penelitian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapainya. Penelitian ini dilakukan untuk untuk mencari pengaruh dari perlakuan tertentu terhadap populasi atau sampel yang telah dipilih. Sehingga peneliti memilih jenis metode penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 107) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Peneliti memilih metode eksperimen karena penelitian ini akan mencari pengaruh dari penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write. Model pembelajaran ini digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Sugiyono (2012, hlm. 61) menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sugiyono (2012, hlm. 61) juga menuturkan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Think-Talk-Write

24 sedangkan variabel terikat adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Definisi dari kedua variabel diatas adalah sebagai berikut : 1. Model pembelajaran Think-Talk-Write Model pembelajaran Think-Talk-Write adalah model pembelajaran yang dibangun melalui 3 tahapan yaitu berpikir, berbicara dan menulis. Model pembelajaran Think-Talk-Write dimulai dari membuat siswa melakukan kegiatan berpikir setelah melakukan kegiatan membaca, tahap selanjutnya siswa berbicara atau berdiskusi dan berbagi ide dengan temannya sebelum siswa menulis. Kegiatan diskusi ini akan lebih efektif jika dilakukan dengan kelompok yang terdiri dari 3-5 orang siswa yang heterogen. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama teman, kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. 2. Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi Kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi adalah kemampuan siswa untuk memaparkan hasil pengamatan melalui panca inderanya dan dituangkan ke dalam sebuah karangan. E. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2012, hlm, 148) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write, peneliti menggunakan instrumen tes. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data awal dan data akhir dari kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Sebelum siswa diberi perlakuan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write siswa diberikan pre-test dan pada akhir proses pembelajaran diberikan post-test. Tes ini

25 berupa kemampuan untuk menulis sebuah karangan deskripsi. Teknik tes tersebut dilakukan dengan cara 2 tahap, yaitu : a. Pre-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan sebelum siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. b. Post-test berupa tes kemampuan menulis karangan deskripsi, yang dilakukan setelah siswa diberi perlakuan. Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir siswa dalam menulis karangan deskripsi setelah diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tulis yang berupa soal penugasan membuat sebuah karangan deskripsi. Tes tulis berupa soal penugasan membuat sebuah karangan deskripsi ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yakni sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan sesudah diberi perlakuan (post-test). Bentuk tes yang diberikan dalam pre-test dan post-test berupa membuat sebuah karangan deskripsi dengan tema yang sama yaitu tema sekolah. Untuk mempermudah mengukur kemampuan siswa dalam membuat karangan deskripsi, maka peneliti menyusun dan menggunakan instrumen berupa rubrik penelitian dalam bentuk kriteria penilaian. Rubrik penelitian ini dibuat dengan bimbingan dari ahli (dosen pembimbing). Sistem penskoran dalam rubrik menggunakan ratting scale, jadi bentuk instrument akan menghasilkan data interval. Interval jawaban yang digunakan peneliti mencantumkan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah, dengan ketentuan bahwa skor 4 diberikan jika seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor 3 diberikan jika hampir seluruh isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai, skor 2 diberikan jika sebagian besar isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai dan skor 1 diberikan jika sebagian kecil isi karangan sesuai dengan aspek yang dinilai. (instrumen berupa kriteria penilaia).

26 F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Menurut Arikunto (2006, hlm. 168) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Peneliti menggunakan teknik Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product Moment untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Analisis pengujian instrument ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap. Koefesien korelasi item total dengan Bivariate Pearson atau korelasi Pearson Product Moment dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: r hitung = {( n X n. 2 xy ( X 2 X ) }{( n )( Y ) 2 Y ( Y) 2} Keterangan : r hitung : Koefisien korelasi X : Jumlah skor item Y : Jumlah skor total (seluruh item) n : Jumlah responden Peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu program Microsoft Excel 2007 untuk memudahkan dalam proses penghitungan. Kriteria pengujian validitas adalah membandingkan koefisien korelasi (r hitung) dengan nilai tabel korelasi Pearson Product Moment (r tabel). Dengan kriteria jika r hitung > r tabel maka intrumen valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka instrument tidak valid (Riduwan, 2011, hlm. 98). Hasil pengujian validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

27 Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Aspek Penilaian r hitung r tabel Keterangan No. 1 0,614 0,413 Valid 2 0,478 0,413 Valid 3 0,772 0,413 Valid 4 0,621 0,413 Valid 5 0,482 0,413 Valid 6 0,496 0,413 Valid 7 0,478 0,413 Valid 8 0,565 0,413 Valid 9 0,687 0,413 Valid 10 0,753 0,413 Valid Dari tabel 3.1 diatas dapat diketahui bahwa semua aspek penilaian yang terdiri dari 10 kriteria semuanya valid. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Data diatas dikatakan valid karena pada aspek pertama yaitu aspek kesesuaian dengan tema didapatkan hasil r hitung 0,614 > r tabel 0,413 (Data perhitungan pada aspek pertama terlampir). Pada aspek kedua yaitu aspek kesesuaian dengan judul didapatkan hasil r hitung 0,478 > r tabel 0,413. Pada aspek ketiga yaitu aspek kesesuaian dengan objek yang digambarkan didapatkan hasil r hitung 0,772 > r tabel 0,413. Pada aspek keempat yaitu aspek penciptaan kesan pembaca didapatkan hasil r hitung 0,621 > r tabel 0,413. Pada aspek kelima yaitu aspek urutan berpikir didapatkan hasil r hitung 0,482 > r tabel 0,413. Pada aspek keenam yaitu aspek pemilihan kosakata didapatkan hasil r hitung 0,496 > r tabel 0,413. Pada aspek ketujuh yaitu aspek struktur kalimat didapatkan hasil r hitung 0,478 > r tabel 0,413. Pada aspek kedelapan yaitu aspek penggunaan huruf kapital didapatkan hasil r hitung 0,565 > r tabel 0,413. Pada aspek kesembilan yaitu aspek penggunaan

28 tanda baca didapatkan hasil r hitung 0,687 > r tabel 0,413. Dan yang terakhir aspek kesepuluh yaitu aspek kerapihan tulisan didapatkan hasil r hitung 0,753 > r tabel 0,413. Jadi sesuai dengan kriteria pengujian dengan teknik validitas Pearson Product Moment yaitu r hitung lebih besar dari r tabel (r tabel terlampir) keseluruhan aspek di atas dinyatakan valid. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen juga diperlukan untuk menganalisis hasil pengujian instrumen. Sugiyono (2012, hlm. 173) menyatakan bahwa instumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Jadi uji reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui apakah instrumen akan tetap konsisten jika instrumen ini digunakan sebagai alat pengukuran beberapa kali. Uji reliabiltas instumen dilakukan untuk mendapatkan ketetapan dari intrumen sebagai alat pengumpul data. Syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel adalah instrumen yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, maka diharapkan hasil penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel. Reliabilitas intrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas intrumen. Meskipun instrumen valid umumnya pasti reliabel, namun pengujian reliabilitas tetap perlu dilakukan karena bila intrumen digunakan beberapa kali sebagai alat pengukuran akan menghasilkan data yang sama. Tingkat reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan dilakukan uji reliabilitas instrumen. Dalam uji reliabiltas instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach s Alpha, peneliti menggunakan metode ini karena metode ini diasumsikan sangat cocok digunakan pada skor yang berbentuk skala seperti instrumen yang digunakan peneliti. Rumus reliabilitas dengan metode Cronbach s Alpha menurut Arikunto (dalam Priyatno, 2010, hlm. 98) adalah sebagai berikut : = 1 1

29 Keterangan r 11 k = Reliabilitas instrumen = Jumlah item = Jumlah varians skor tiap tiap item. = Varians total Untuk mempermudah penghitungan dari uji reliabitas dengan menggunakan metode Cronbach s Alpha, peneliti menggunakan bantuan komputer yaitu dengan program SPSS 18. Dengan kriteria bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi. Hasil penghitungan pengujian reliabiltas yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode Cronbach s Alpha adalah sebagai berikut : Tabel 3.2 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items 0,792 10 Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai yang ada pada tabel Cronbach s Alpha. bila ada butir atau item pada kolom Alpha if Item Deleted memberi nilai koefisien yang lebih tinggi dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka butir tidak reliabel dan sebaiknya dihilangkan atau direvisi. Melalui penghitungan dengan bantuan program SPSS 18, peneliti mendapatkan hasil Alpha Cronbach sebesar 0,792. Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Item Soal Cronbach s Alpha Nilai Cronbach s Keterangan if Item Deleted Alpha 1 0,771 0,792 Reliabel 2 0,785 0,792 Reliabel 3 0,747 0,792 Reliabel

30 Tabel 3.3 (Lanjutan) 4 0,769 0,792 Reliabel 5 0,785 0,792 Reliabel 6 0,782 0,792 Reliabel 7 0,784 0,792 Reliabel 8 0,784 0,792 Reliabel 9 0,776 0,792 Reliabel 10 0,749 0,792 Reliabel Dalam tabel 3.3 dipaparkan tentang hasil penghitungan Cronbach s Alpha if Item Deleted. Setiap aspek dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach s Alpha if Item Deleted lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan. Dari penghitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil jika aspek pertama dihilangkan, maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,771 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedua yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketiga yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,47 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keempat yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,769 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kelima yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,785 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek keenam yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,782 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek ketujuh yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kedelapan yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,784 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesembilan yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,776 lebih rendah dari nilai

31 Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Jika aspek kesepuluh yang dihilangkan maka nilai Cronbach s Alpha menjadi 0,749 lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan yaitu 0,792. Sehingga dapat diketahui bahwa semua aspek penghitungan reliabel. Dikatakan reliabel karena setiap item pada kolom Cronbach s Alpha if Item Deleted memberi nilai lebih rendah dari nilai Cronbach s Alpha secara keseluruhan. G. Teknik Pengumpulan Data Menurut Maman Abdurahman (2011, hlm. 38) teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti memilih tes sebagai alat pengumpulan data karena sesuai dengan tujuan dan masalah dalam penelitian. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok menurut Arikunto (2006, hlm. 192). Dalam kegiatan pengumpulan data, peneliti memberikan tes yang berupa pretest dan post-test. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menulis karangan deskripsi, peneliti memberikan pre-test sebelum melakukan suatu perlakuan. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa setelah mendapatkan perlakuan (treatment), siswa diberikan post-test. H. Teknik Analisis Data Langkah yang ditempuh peneliti setelah mengumpulkan data adalah mengorganisasikan dan melakukan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono (2012, hlm. 335) menyatakan bahwa Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

32 Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik dan uji asumsi dasar. Uji asumsi dasar terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, uji hipotesis dan uji koefisien determinasi. 1. Analisis Statistik Setelah peneliti memperoleh data, langkah yang ditempuh selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian ini, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Untuk mendeskripsikan data dari sampel dan mencari perbandingan rata-rata data sampel atau populasi dengan tanpa membuat kesimpulan, peneliti menggunakan statistik deskriptif. Dalam proses analisis deskriptif, peneliti mengolah data dari setiap variabel dengan menggunakan bantuan program SPSS 18. Sebagai pedoman penentuan interval kategori yang digunakan pada proses pengolahan data adalah interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin. Adapun interval kategori menurut Cece Rahmat dan Solehudin (2006, hlm. 65) adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Interval Kategori No. Interval Kategori 1 X ideal + 1,5 S ideal Sangat Tinggi 2 ideal + 0,5 S ideal X < ideal + 1,5 S ideal Tinggi 3 ideal - 0,5 S ideal X < ideal + 0,5 S ideal Sedang 4 ideal - 1,5 S ideal X < ideal - 0,5 S ideal Rendah 5 X < ideal - 1,5 S ideal Sangat Tinggi

33 Keterangan : X ideal = Skor maksimal ideal = X ideal S ideal = ideal Setelah peneliti melakukan analisis data dengan statistik deskriptif, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan analisis data dengan statistik inferensial. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 207) statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisi data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. 2. Uji Asumsi Dasar a. Uji Normalitas Dalam Kariadinata dan Abdurahman (2012, hlm. 177) uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Jika hasil uji normalitas menunjukkan bahwa datanya berdistribusi normal maka digunakan metode parametrik, dan jika sebaliknya maka metode alternatif yang bisa digunakan adalah statistik non parametrik. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 18 pada uji Kolmogorov Smirnov yang bertujuan untuk mengetahui keselarasan atau kesesuaian data dengan distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui nilai signifikansi hasil uji normalitas yaitu dengan melihat nilai yang berada pada kolom Asymp. Sig. Taraf signifikansi uji adalah α = 0,05. Kriterianya, jika signifikansi yang diperoleh > α, maka data berdistribusi normal. Sedangkan jika signifikansi yang diperoleh < α, maka data tidak berdistribusi normal. Cara penghitungan uji Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 127) adalah sebagai berikut : 1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan nilai pre-test siswa pada program SPSS 18. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Nonparametric Test, klik Legacy Dialogs dan klik 1-Sample K-S. 4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Test Variable List. Pastikan pada bagian Test Distribution pilihan Normal aktif.

34 5) Klik OK untuk melakukan uji normalitas pre-test siswa. Setelah didapatkan hasil uji normalitas pre-test siswa, lakukan langkah yang sama untuk menguji normalitas post-test siswa dengan bantuan program SPSS 18. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi dari kedua data adalah sama atau tidak. Selain itu uji ini dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis paired t-test atau tes t untuk dua sampel yang saling berhubungan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan uji homogenitas dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 18 pada uji ANOVA. Uji ANOVA merupakan pengujian dengan menganalisa varians. Secara harfiah ANOVA merupakan kependekan dari Analysis of variance atau dalam bahasa Indonesia sering dikenal dengan ANAVA ataun analisis varian. Terdapat 2 jenis uji ANOVA yang sering digunakan yaitu uji ANOVA satu arah dan uji ANOVA dua arah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji ANOVA satu arah yang digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang bersifat bebas satu sama lain. Pada pengujian ini, hasil uji homogenitas dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikansi pada Sig. dalam tabel Test of Homogenity of Variance dengan taraf signifikansi uji yaitu α = 0,05. Kriterianya, jika nilai signifikansi pada kolom Sig. > 0,05 maka kedua variansi yang diuji adalah sama atau homogen, sedangkan jika nilai signifikansi pada kolom Sig. < 0,05 maka kedua variansi yang berbeda. Cara penghitungan uji ANOVA satu arah dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 91) adalah sebagai berikut : 1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan nilai pre-test dan post-test pada kolom 1 dan masukan kode 1 untuk pre-test dan kode 2 untuk post-test. 3) Klik menu Analyze, klik Compare Means, klik One-Way ANOVA. 4) Masukan variabel pre-test dan post-test pada kotak Dependent List. 5) Masukan variabel kelompok 1,2 pada kotak Factor. Kotak Factor digunakan untuk memasukan data kategori. Lalu klik menu Options. 6) Aktifkan pilihan Descriptive dan Homogenity of variance test. Klik Continue

35 7) Klik menu Post Hoc 8) Aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey. Klik Continue untuk kembali ke kotak dialog utama. 9) Klik OK untuk memproses uji ANOVA satu arah. c. Uji Hipotesis Setelah peneliti menguji data dengan uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilakukan uji hipotesis antara dua variabel yang berbeda, yaitu antara kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dengan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Dalam penelitian ini jika data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik parametrik menggunakan uji Paired T-Test atau Tes T untuk dua sampel yang saling berhubungan. Namun apabila data yang digunakan tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non parametrik menggunakan Uji Wilcoxon. Untuk memudahkan penghitungan data, peneliti menggunakan bantuan komputer dengan program SPSS 18. Cara penghitungan uji Paired T-Test dengan menggunakan bantuan SPSS 18 dalam Yulius (2010, hlm. 77) adalah sebagai berikut : 1) Buka program SPSS 18. 2) Masukan data nilai pre-test dan post-test siswa pada dua kolom yang berbeda. 3) Klik menu Analyze, kemudian klik Compare Means, klik Paired-Samples T Test. 4) Masukan variabel nilai pre-test pada kotak Variable1 dan masukan variabel nilai post-test pada kotak Variable2. 5) Klik OK untuk memproses. 1) Hipotesis Statistik Hipotesis statistik pada penelitian tentang penerapan model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV ditetapkan sebagai berikut:

36 a) Hipotesis nol (H 0 ) Tidak terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. b) Hipotesis alternatif (H a ) Terdapat pengaruh dari model pembelajaran Think-Talk-Write terhadap kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi. Setelah hipotesis nol (H 0 ) dan hipotesis alternatif (H a ) ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji dua arah dengan rumus sebagai berikut: H 0 : µ 1 = µ 2 H a : µ 1 µ 2 Keterangan: µ 1 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write dan µ 2 adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sesudah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write. Untuk mengetahui hasil uji hipotesis yaitu dengan menggunakan ketentuan jika µ 1 = µ 2, maka H 0 diterima, dan jika µ 1 µ 2, maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Setelah diketahui ada tidaknya perbedaan dari kedua sampel tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai ada tidaknya pengaruh kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di kelas IV SDN 2 Cintaraja setelah menerapkan model pembelajaran Think-Talk-Write.