BAB III LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Selain berfungsi sebagai alat tukar (medium of exchange) dan alat pembayaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fokus utama penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi saat ini berdampak ke segala aspek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. muka. Fenomena ini yang kemudian dapat dilihat dalam bisnis e-commerce yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperkenalkan oleh Fred D. Davis. Davis et al. (1989) menyebutkan bahwa TAM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menggunakan perangkat mobile serta jaringan nirkabel (Ayo et al., 2007). Jonker

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan kajian yang berkaitan dengan penelitian sekarang. Para peneliti tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pengertian Pemasaran Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian Jasa

Judul : Penerapan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 untuk Menjelaskan Minat dan Penggunaan Mobile Banking

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) Model ini menggabungkan delapan model sekaligus, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

ANALISIS AWAL PENERIMAAN APLIKASI E-KRS MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAM (TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model The Theory of

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manual (kertas). Pengumpulan data secara manual dapat mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Internet sudah menjadi alat komunikasi online yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. keindahan di dalamnya sangat terkenal sebagai tempat tujuan pariwisata oleh

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Tercatat dalam statistik Bank Indonesia (2012), banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (hardware) dan perangkat lunak (software) memberikan kekuatan untuk mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Skripsi Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk pengembangan sistem informasi (Venkatest et al, 2003).

II. TINJAUAN PUSTAKA. keamanan hingga sampai pada sektor perbankan. Pada sektor perbankan, hasil dari

Kajian Mengenai Penerimaan Teknologi dan Informasi Menggunakan Technology Accaptance Model (TAM)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi mengalami perkembangan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara langsung, kapan saja, dan dimana saja. bernama UWKS Academic Smart Mobile. Aplikasi tersebut bertujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat, dan secepat mungkin. Meningkatnya kebutuhan ini seiring dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pikkarainen et al. (2004: 204) mendefinisikan E-banking sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sekali mengalami perubahan (Jogiyanto, 2008: 1). Hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam era globalisasi ini telah membuat perusahaan untuk fokus mengubah cara

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penilitian terdahulu mengenai technology acceptance model dan situs jejaring

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TCASH (Telkomsel)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hlm Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi, Tahun 2009, hlm 111.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem informasi merupakan kombinasi teknologi dan aktivitas orang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era perkembangan informasi saat ini berkembang sangat pesat seiring

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penerimaan teknologi merupakan suatu model yang disusun oleh Davis et al,.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, sebagian masyarakat semakin merasakan informasi sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. jasa seperti usaha jasa sewa mobil, pariwisata, transportasi, jasa pihak ketiga dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Landasan teori terdiri dari Technology Acceptance Model (TAM), Task

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. memprediksi dan menjelaskan bagaimana pengguna teknologi menerima dan

BAB II LANDASAN TEORI

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN E-CURRENCY DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Model-Model User Acceptance

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM

BAB III LANDASAN TEORI. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Guruan ( Association for Education and

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya terutama dalam bidang bisnis. Sebagai alat bantu manusia, Dalam dunia pendidikan di masa kini, teknologi informasi (TI)

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada waktu melakukan sebuah penelitian, bahwa landasan teori sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Uang Elektronik

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun untuk membantu tercapainya tujuan perusahaan. Perkembangan

PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut segala informasi dapat diakses secara cepat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. proses bisnis. Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. (Jogiyanto, 2005 : 1). Sampai saat ini teknologi informasi (TI) telah

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. rupiah. Penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi saat ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan: aqidah, syariah, akhlak, ibadah dan muamalah. Islam bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Telkom T-Money

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. media layanan elektronik (e-channel) saat ini telah jauh berkembang. Bahkan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

PEMBAYARAN NON TUNAI. Reza Kurniawan. Abstrak.

Diterima: 9 Mei Disetujui: 26 Juni Dipublikasikan: September 2010

PENGARUH INNOVATION DAN KNOWLEDGE BASED TRUST TERHADAP SIKAP SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION DALAM MENGGUNAKAN LAYANAN MOBILE BANKING

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) ISSN: Yogyakarta, Juni 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengambil topik pengaruh kepercayaan, kemudahan dan persepsi resiko nasabah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat menjadi bagian dari sarana

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Technology Acceptance Model (TAM) TAM adalah teori sistem informasi yang memodelkan penerimaan dan penggunaan teknologi. TAM yang dikemukakan oleh Davis (Davis, 1989) merupakan perluasan dari Theory of Reasoned Action (TRA) dan Theory of Planned Behavior (TPB). TAM mengajukan dua konstruk teoritis, yaitu persepsi manfaat (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (PEOU) sebagai penentu fundamental penerimaan pengguna dari suatu sistem informasi (Akinyemi et al., 2013). Tujuan TAM adalah untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih terinci menjelaskan tentang penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya (Davis, 1989). Kerangka pada TAM ditunjukkan pada Gambar 3.1 Gambar 3.1. Technology Acceptance Model 20

3.1.1. Perceived Usefulness (PU) Perceived Usefulness (PU) mengacu pada sebuah ukuran dimana seseorang percaya bahwa jika menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerja pekerjaannya. Persepsi manfaat memiliki peran penting dalam membentuk sikap dalam penggunaan (attitude toward using) dan minat penggunaan (behavioral intention to use) (Sun & Zhang, 2006). Menurut Adams et al. (1992) dan Davis et al. (1989), sebagian besar penerimaan pengguna sistem informasi didorong oleh persepsi kegunaan/ manfaat yang dirasakan. Persepsi manfaat dapat dianggap sebagai probabilitas subjektif bahwa penerapan teknologi baru akan memperbaiki cara pengguna dalam menyelesaikan tugas yang diberikan (Davis, 1989; Adams et al., 1992). 3.1.2. Perceived Ease of Use (PEOU) Perceived Ease of Use mengacu pada sebuah ukuran yang menunjukkan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu mudah untuk digunakan (Davis, 1989). Dapat dikatakan bahwa kemudahan penggunaan mampu mengurangi usaha seseorang baik waktu maupun tenaga untuk mempelajari sistem atau teknologi karena individu yakin bahwa sistem atau teknologi tersebut mudah untuk dipahami (Adams et al., 1992). Rogers (1983) menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan merupakan ukuran sejauh mana teknologi inovatif dianggap tidak sulit untuk dipelajari, dipahami, dan dioperasikan (Rogers, 1983). 21

3.1.3. Dependent Variables: Attitude (AT), Behavior Intention (BI) dan Actual Use (AU) Menurut Ajsen (1980), sikap (attitude) adalah afeksi (perasaan) seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individual pada skala evaluatif dua kutub, misalnya baik atau jelek; setuju atau menolak, dan sebagainya (Ajzen, 1980). Atittude juga dapat dianggap sebagai sikap sesorang terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan. Sedangkan behavior intention (BI) merupakan suatu kecenderungan perilaku yang menyebabkan seseorang tetap menggunakan suatu teknologi. Actual use merupakan perilaku nyata dalam mengadopsi suatu sistem. Menurut Davis (1989), actual system usage didefinisikan sebagai bentuk respon psikomotor eksternal yang diukur oleh seseorang dengan penggunaan nyata (Davis, 1989). Actual system usage dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu penggunaan teknologi (Ratnaningrum, 2013). 3.1.4. External Variable External Variable dianggap sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi manfaat (PU) dan persepsi kemudahan penggunaan (PEOU). Dengan mengidentifikasi external variabel atau faktor-faktor eksternal yang berpengaruh akan dapat diketahui bagaimana suatu persepsi dibentuk dan bagaimana variabel-variabel eksternal tersebut dapat dimanipulasi untuk meningkatkan penerimaan dan penggunaan dari suatu teknologi (Mathieson, 1991). 22

Variabel eksternal disediakan pada TAM untuk memberikan keleluasaan pada penelitian selanjutnya untuk memberikan saran mengenai variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi persepsi kegunaan atau persepsi kemudahan penggunaan sehingga mempengaruhi penggunaan nyata sistem. Variabel-variabel eksternal yang diuji dalam penelitian ini adalah persepsi resiko (perceived of risk), kondisi fasilitas (facilitating conditions), dan pengaruh sosial (social influence). a. Persepsi resiko (perceived of risk) Persepsi resiko mengacu pada sejauh mana kecemasan, kekhawatiran, rasa tidak nyaman, dan ketidakpastiaan yang dirasakan seseorang terhadap suatu sistem (Chin & Ahmad, 2015). Persepsi resiko berpengaruh terhadap keputusan seseorang dalam menggunakan e-money (Miliani et al., 2013). Resiko yang dianggap besar dapat mengurangi minat konsumen dalam menggunakan sistem pembayaran elektronik. Oleh karena itu, persepsi resiko harus dipertimbangkan ketika merancang sistem e- payment (Chin & Ahmad, 2015). b. Kondisi fasilitas (facilitating conditions) Kondisi fasilitas mengacu pada sejauh mana seorang individu percaya bahwa infrastruktur dan teknis ada untuk mendukung penggunaan sistem. Kondisi fasilitas memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan suatu teknologi (Venkatesh, 2003). Kondisi fasilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat pengguna e- banking di Iran (Ghalandari, 2012). Pada adopsi mobile shopping di Texas, kondisi fasilitas berhubungan positif dengan persepsi manfaat (Yang & Forney, 2013). 23

c. Pengaruh sosial (social influence) Pengaruh sosial didefinisikan sebagai sebuah ukuran dimana seorang individu merasa bahwa orang lain menginginkan mereka untuk menggunakan sistem baru (Venkatesh, 2003). Pengaruh sosial memiliki dampak yang signifikan dan efek positif terhadap minat penggunaan Alipay di China (Xie & Lin, 2014). Dilihat dari sisi psikologis, pada usia remaja, pengaruh lingkungan sangat kuat, terutama teman sebaya, serta orang-orang yang dianggap idola atau panutan (Aufseeser et al., 2006). 3.2. Uang Elekronik (E-Money) Uang elektronik atau e-money berdasarkan publikasi yang diterbitkan oleh Bank for International Settlement (BIS) didefinisikan sebagai suatu produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang (Hidayati et al., 2006). Uang elektronik diatur dalam PBI Nomor 16/8/PBI/2014 tentang perubahan atas PBI Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik (Electronic Money) (Syafi'i & Widijoko, 2015). Menurut Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia No. 16/8/PBI/2014- Uang Elektronik (Electronic Money) pasal 1 poin 3 yang dimaksud dengan uang elektronik adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur: a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media server atau chip c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut 24

d. Nilai uang elektronik yang dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan (Syafi'i & Widijoko, 2015). 3.2.1. Manfaat E-Money Beberapa manfaat atau kelebihan dari penggunaan e-money dibandingkan dengan uang tunai maupun alat pembayaran non-tunai lainnya, antara lain: a. Lebih cepat dan nyaman dibandingkan dengan uang tunai, khususnya untuk transaksi yang bernilai kecil (micro payment), disebabkan pengguna tidak perlu menyediakan sejumlah uang pas untuk suatu transaksi atau harus menyimpan uang kembalian. Selain itu, kesalahan dalam menghitung uang kembalian dari suatu transaksi tidak terjadi apabila menggunakan e-money. b. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu transaksi dengan e-money dapat dilakukan jauh lebih singkat dibandingkan transaksi dengan kartu kredit atau kartu debit, karena tidak harus memerlukan proses otorisasi on-line, tanda tangan maupun PIN. c. Electronic value dapat diisi ulang kedalam kartu e-money melalui berbagai sarana yang disediakan (Hidayati et al., 2006). 3.2.2. Jenis E-Money Berdasarkan media yang digunakan untuk merekam nilai uang produk e-money umumnya dikategorikan atas dua kelompok yaitu card-based product dan softwarebased product. 25

a. Card-based product (prepaid card) E-money dalam bentuk card-based product sering juga disebut sebagai electronic purses. Card-based product pada prinsipnya dimaksudkan untuk pembayaran yang bersifat langsung (face to face). Jenis produk ini menggunakan media kartu dengan teknologi integrated circuit (IC) atau dikenal dengan IC card yang mengandung microprocessor chip (chip). b. Software-based product (prepaid software) Jenis e-money ini sering disebut juga digital cash. Produk e-money yang masuk dalam kelompok ini pada prinsipnya merupakan suatu aplikasi (software) yang kemudian di-install ke dalam suatu Personal Computer (PC) atau pun smartphone. Produk ini dikembangkan untuk melakukan transaksi melalui suatu jaringan komputer (internet) (Hidayati et al., 2006). 26