BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi kerja yang dapat meningkatkan kualitas pekerjaan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang sama yaitu mencari keuntungan atau laba. Usaha menjaga. perusahaan dengan kuat, perusahaan dapat mempertahankannya baik

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Perkembangan Cukai Rokok di Indonesia Tahun Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu industri adalah di pasar modal yaitu dengan menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

ANALISIS PENGARUH AKUISISI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Empiris pada PT. Sampoerna TBK di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain baik di dalam

I. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN GAMBAR 1.1 LOGO PT. GUDANG GARAM TBK.

MUSLIKAH SUCIATI B

BAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, hal ini dikarena industri tembakau mempunyai multiplier effect yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian global persaingan ekonomi semakin kompetitif. Semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Begitu besarnya dampak krisis ekonomi global yang terjadi di Amerika Serikat secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan-perusahaan di Indonesia terus diwarnai

BAB 1 PENDAHULUAN. ketentuan perusahaan rokok masing-masing di setiap negara. Meskipun yang

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, dalam. terhadap penerimaan negara. (Bapeda Bandung, 2011)

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN ROKOK MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memasuki pasar bebas perdagangan dunia, aktivitas perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa maupun produksi. Maka dari itu, perusahaan di. tuntut untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Gudang Garam, Tbk

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP LABA BERSIH PT. SAMPOERNA. TBK. Zulyanto Ariwibowo

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar satu perusahaan dengan perusahaan lain merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu industri yang paling dinamis. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak tahun 1997, Indonesia mengalami dampak atas memburuknya kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, tujuan utama perusahaan adalah untuk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DU PONT SYSTEM. Sandy Yolanda 1) Fadjar Harimurti 2) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara berkembang yang memiliki potensi pertumbuhan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat suatu perusahaan dituntut untuk terus tumbuh dengan tujuan

Paparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman dan pertumbuhan jumlah penduduk di

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk melipatgandakan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Karena pasar modal menjalankan dua fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik industri rokok merupakan consumer goods dan invisible (taste),

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal telah menyadari bahwa sebelum melakukan investasi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK. DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 1886

BAB I PENDAHULUAN. Di era perdagangan bebas seperti sekarang ini persaingan usaha diantara

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sudah baik. Jika dinilai kinerja kurang baik maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan pasar modal untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. atau keberhasilan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah bagi. telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1993).

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat dunia usaha menjadi lebih kompetitif. Sehingga dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari penjualan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat hal ini

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian. suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan di bidang perekonomian memiliki tujuan mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencari keuntungan dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA. TBK. Danial Farhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek menurut UU No.8 Th. 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur. (idx.co.id, diakses tanggal 14 Februari 2015) Perusahaan rokok merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam kategori sektor Barang Konsumsi. Dalam sektor barang konsumsi (consumer goods) terdapat 5 subsektor yaitu Food and Baverages (Makanan dan Minuman), Tobacco Manufactures (Rokok), Pharmaceuticals (Kimia), Cosmeticand Household (Kosmetik), dan Houseware (Perlengkapan Rumah Tangga). Adapun perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2013 sebanyak 4 perusahaan. Yaitu : Tabel 1.1 Perusahaan Rokok yang terdaftar di BEI sampai dengan tahun 2013 Kode No Nama Perusahaan IPO Perusahaan 1 GGRM Gudang Garam Tbk. 27 Agustus 1990 2 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk 15 Agustus 1990 3 RMBA Bentoel International Investama Tbk 5 Maret 1990 4 WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk 18 Desember 2012 Sumber : www.idx.co.id, diakses pada 14 Februari 2015 1

a) PT. Gudang Garam Tbk. Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT. Gudang Garam Tbk. Sumber : www.gudanggaramtbk.com diakses pada 14 Februari 2015 Perusahaan rokok Gudang Garam adalah salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di kota Kediri, Jawa Timur. Hingga kini, Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Produk Gudang Garam bisa ditemukan dalam berbagai variasi, mulai sigaret kretek klobot (SKL), sigaret kretek linting-tangan (SKT), hingga sigaret kretek linting-mesin (SKM). (www.gudanggaramtbk.com, diakses tanggal 14 Februari 2015) b) PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk. Gambar 1.2 Logo Perusahaan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Sumber : www.sampoerna.com diakses pada 14 Februari 2015 PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Atau sampoerna merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti Sampoerna Kretek, A Mild, serta raja kretek yang legendaris Dji Sam Soe. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia. Afiliasi berarti memiliki hubungan kerjasama dengan perusahaan lain, atau tergabung dengan perusahaan atau beberapa perusahaan lain karena kepentingan atau pemilikan atau pengurus yang 2

sama. PT Hanjaya Mandala Sampoerna adalah bagian dari Philip Morris International, produsen rokok terkemuka di dunia. Keluarga Putera Sampoerna dan sejumlah pemegang saham lain menjual sahamnya sebanyak 40% di PT HM Sampoerna kepada Philip Morris International Inc. Pada tanggal 18 Maret 2005 persentase kepemilikan saham Philip Morris di HM Sampoerna menjadi 98,18 persen. (www.sampoerna.com, diakses tanggal 14 Februari 2015) c) PT. Bentoel International Investama Tbk. Gambar 1.3 Logo Perusahaan PT. Bentoel International Investama Tbk Sumber www.bentoelgroup.com diakses pada 14 Februari 2015 Pada akhir tahun 1960-an, Bentoel Group menjadi perusahaan pertama di Indonesia untuk memproduksi rokok kretek filter buatan mesin dan membungkus kotak rokoknya dengan plastik. Inovasi-inovasi ini kemudian menjadi standar pada industri tembakau nasional. Pada tahun 1990 perusahaan Bentoel menjadi perusahaan publik terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Rajawali Group mengambil alih pengelolaan dari perusahaan Bentoel pada tahun 1991. Kemudian pada tahun 2000, perusahaan Bentoel mengubah nama perusahaan menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Pada tahun 2009 British American Tobacco plc. mengakuisisi PT Bentoel Internasional Investama Tbk. PT Bentoel Internasional Investama Tbk kemudian bergabung dengan PT BAT Indonesia Tbk pada tahun 2010, dengan tetap mempertahankan nama Bentoel. Bentoel mempekerjakan lebih dari 8.000 orang yang tersebar di bagian produksi, pemasaran dan distribusi rokok. Bentoel Group mengarahkan dirinya untuk menjadi perusahaan tembakau dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. (www.bentoelgroup.com, diakses tanggal 14 Februari 2015) 3

d) PT. Wismilak Inti Makmur Tbk. Gambar 1.4 Logo Perusahaan PT. Wismilak Inti Makmur Tbk Sumber www.wismilak.com diakses pada 14 Februari 2015 Wismilak merupakan industri rokok terkemuka Indonesia yang menghasilkan sekitar tiga milyar batang sigaret kretek tangan, sigaret kretek mesin dan cerutu. Didirikan pada tahun 1962, saat ini Wismilak memiliki 18 kantor cabang, 4 stock points dan 26 agents yang tersebar di seluruh pulau besar Indonesia. Wismilak meraih sukses dengan ekuitas premium, manajemen berpengalaman lebih dari 30 tahun, kapabilitas keuangan yang solid dan tumbuh pesat, serta pasar rokok Indonesia yang menjanjikan (www.wismilak.com, diakses tanggal 14 Februari 2015) 1.2 Latar Belakang Penelitian Rokok memiliki sifat produk yang dilematis, disatu sisi cukai dari industri rokok sebagai salah satu sumber penerimaaan terbesar bagi negara tetapi disisi lain rokok merupakan ancaman kesehatan. Sebagai salah satu sumber pemerimaan negara, cukai mempunyai kontribusi yang sangat penting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Nota Keuangan Anggaran Belanja Negara (NKAPBN) 2014 pendapatan cukai sebagai penyumbang terbesar ketiga dengan kontribusi rata-rata 9,4 persen penerimaan negara yang masuk kedalam pendapatan pajak dalam negeri, atau sebesar 104,7 triliun. Pendapatan cukai di indonesia, didominasi oleh pendapatan cukai hasil tembakau yang memberikan kontribusi rata-rata 96,2 persen. Sementara itu, kontribusi pendapatan cukai lainya hanya kurang dari 4 persen. Data ini menunjukan bahwa industri rokok di Indonesia masih memiliki peranan penting dalam penerimaan negara. 4

Menurut Yasasan Lembaga Konsumen Konsumen Indonesia (YLKI) Para perokok menghabiskan 12,4 persen dari pendapatan mereka untuk membeli rokok. Sedangkan konsumsi beras mereka menghabiskan 19% dari penghasilan mereka. Hal ini menjadikan kebutuhan merokok prioritas kedua setelah kebutuhan akan mengonsumsi beras. Berdasarkan data tersebut rokok merupakan produk yang sangat diminati di indonesia. (us.finance.detik.com, artikel September 2011 diambil 15 Februari 2015) Berikut adalah perkembangan produksi rokok, jumlah perusahaan dan Cukai industri rokok. Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Perusahaan, Produksi dan Cukai Industri Rokok (2007-2011) Sumber Ditjen Bea Cukai di Gambaran Umum Industri Rokok diakses pada 15 Februari 2015 Tabel 1.3 menunjukan bahwa industri rokok di Indonesia sepanjang tahun 2007-2011 berkembang cukup baik, tahun 2007 sampai 2011 produksi rokok terus meningkat. Meskipun produksi rokok mengalami peningkatan tetapi fenomena menunjukkan bahwa jumlah perusahaan rokok semakin turun. Hal ini dikarenakan cukai yang semakin memberatkan para pengusaha di industri rokok Indonesia.Tahun 2015 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan berencana untuk menaikkan tarif cukai rokok sebesar 10% (Duniaindustri.com artikel Oktober 2014 diambil 16 Februari 2015). Disisi lain Pemerintah juga telah mulai menerapkan pembatasan iklan, berpromosi, dan sponsor kegiatan, kepada perusahaan di antaranya tentang keharusan mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar maupun tulisan pada produk rokok (duniaindustri.com artikel Oktober 2014 diambil 16 5

Februari 2015). Menurut Pengamat Pasar Modal dari Trust Securities, Reza Priyambada, Sebenarnya dari demand (permintaan) rokok di dalam negeri masih cukup tinggi walaupun pasarnya yang menurun tetapi demand-nya masih ada. Hanya saja frekuensi konsumsi sudah mulai berkurang karena masalah kesehatan dan lingkungan. Kalau dibilang industri rokok sedang masuki masa sulit. (detikfinance.com Mei 2014 diambil tanggal 17 Februari 2015). Pasar modal telah menjadi bagian penting dari berkembangnya perekonomian di Indonesia. Dalam dunia pasar modal perusahaan memandang pasar modal sebagai alternatif pendanaan selain dari sektor perbankan. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wadah untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya. Salah satu produk investasi yang sering digunakan oleh investor di pasar modal adalah saham. Menurut Hidayat (2011:93), saham adalah instrumen investasi yang paling populer di pasar modal. Tujuan utama yang diinginkan oleh investor atau pemegang saham adalah ketika mereka setuju untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya dan mereka mendapatkan keuntungan yang maksimal dari hasil investasinya tersebut. Untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal seorang investor seharusnya menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kinerja yang baik. Mengukur kinerja keuangan merupakan hal yang perlu dilakukan oleh para calon pemegang saham. Calon pemegang saham akan melihat harga saham perusahaan tersebut. Harga saham tersebut mencerminkan kondisi keuangan perusahaan. Para pemegang saham cenderung menjual sahamnya jika kinerja keuangan perusahaan tersebut buruk, sebaliknya jika kinerja perusahaan tersebut baik, maka pemengang saham akan mempertahankanya. 6

Gambar 1.5 Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Rokok 2009-2013 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 10.000 0 2009 2010 2011 2012 2013 GGRM HMSP RMBA Sumber: finance.yahoo.com, diakses pada 20 februari 2015 Pergerakan harga saham perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di BEI sendiri mengalami fluktiatif dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. Dalam perusahaan Gudang Garam Tbk, harga saham penutupan dari tahun 2009 ke 2011 mengalami peningkatan. Tahun 2009 harga saham Gudang Garam Rp.21.550/lembar mengalami peningkatan sampai akhir tahun 2011 yaitu Rp. 62.050/lembar. Tetapi pada tahun 2012 sampai ke 2013 saham dari Gudang Garam Tbk. Mengalami penurunan. Harga saham Gudang Garam Tbk. Tahun 2013 sebesar Rp.42.000/lembar. Berbeda dengan Gudang Garam Tbk. Pergerakan harga saham perusahaan Handjaya Mandala Sampoerna terus mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Pada akhir tahun 2009 harga saham perusahan Rp.10.400/lembar mengalami kenaikan tiap tahunya dan ditahun 2013 saham perusahaan Handjaya Mandala Sampoerna Rp. 62.400/lembar. Harga saham dari perusahaan bentoel tahun 2009 ke 2010 mengalami kenaikan. Tahun 2009 harga saham sebesat Rp. 650/lembar naik menjadi Rp.800/lembar di akhir tahun 2010. Tetapi dari tahun 2011 ke 2013 harga saham penutupan perusahaan ini terus mengalami penurunan dari Rp.790/lembar di tahun 2009 menjadi Rp.570 di tahun 2013. 7

Banyak hal yang mempengaruhi penilaian terhadap suatu saham, namun pada umumnya kinerja perusahaan cukup berpengaruh terhadap kenaikan ataupun penurunan harga saham. Kinerja manajemen yang baik maka saham perusahaan tersebut akan diminati investor, sehingga harga saham akan meningkat dan nilai perusahaan akan meningkat. (Nurswendo:2013). Kinerja perusahaan dapat dinilai dengan melakukan analisis pada laporan keuangan. Menurut Lanaomi (2012), kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa alat analisis keuangan, salah satunya yaitu laporan keuangan, dengan menggunakan pendekatan beberapa rasio keuangan misalnya rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio laverage dan lain-lain. Tetapi dalam penerapannya, analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan hanya digunakan data nilai keuangan historisnya dan tanpa dipertimbangkan nilai pasar dari aset yang dimilikinya. Pengukuran kinerja yang mengabaikan biaya seluruh modal, tidak dapat mengungkapkan bagaimana perusahaan yang sukses menciptakan nilai bagi pemiliknya. (Warsono dalam Bergita et al : 2014). Hal ini secara tidak langsung akan mengabaikan kepentingan investor yang telah menanggung resiko dengan menanamkan modalnya, untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dikembangkan konsep Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Menurut Uegene F Brigham dam Joel F Houston (2001:50), nilai Tambah Pasar (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas dan modal ekuitas yang di investasikan investor. Dengan kata lain kekayaan pemegang saham akan menjadi maksimal dengan memaksimalkan perbedaan antara nilai pasar ekuitas perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang diinvestasikan investor. Menurut Husnan (2012:66), sementara MVA menilai tambahan kemakmuran para pemilik perusahaan, EVA menilai efektivitas manajerial EVA untuk suatu tahun tertentu. EVA menunjukan ukuran yang baik sejauh mana perusahaan telah menambah nilai terhadap para pemilik perusahaan. Dengan kata lain apabila manajemen memusatkan diri pada EVA, maka mereka akan mengambil keputusan-keputusan keuangan yang konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan. 8

Menurut Horne (2007: 141), nilai Tambah Ekonomi (EVA) adalah laba ekonomi yang dihasilkan perusahaan setelah semua biaya modal dikurangkan. Secara lebih spesifik, EVA adalah laba operasional bersih setelah pajak dikurangi beban nilai biaya modal untuk modal yang digunakan. Menurut Dona (2010), penggunaan metode EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada usaha penciptaan nilai perusahaan. Pengertian nilai diartikan sebagai nilai daya guna maupun benefit yang dinikmati oleh stakeholder (karyawan, investor, pemilik). Penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan mengenai ada tidaknya pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham beraneka ragam. Penelitian yang dilakukan oleh Mardiyanto (2013) menunjukan bahwa EVA dan MVA berpengaruh terhadap harga saham secara simultan, namun secara parsial EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian oleh Ismanegara (2013) EVA dan MVA berpengaruh secara simultan terhadap harga saham. Dan secara parsial EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Bergita et al. (2014) memiliki hasil yang berbeda, EVA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian dari Lanaomi (2012) juga menunjukan hasil yang berbeda secara parsial MVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian dari Rosy (2009) juga menunjukan hasil yang berbeda hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan tidak terdapat pengaruh antara Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham. sedangkan Market Value Added (MVA) dengan harga saham terdapat pengaruh secara parsial. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Harga Saham Perusahaan Barang Konsumsi Sub Sektor Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013 9

1.3 Perumusan Masalah 1. Bagaimana trend pergerakan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), dan Harga Saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013? 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013? 3. Apakah terdapat pengaruh signifikan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013? 4. Apakah terdapat pengaruh signifikan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui trend pergerakan Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA) dan harga saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013? 3. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013? 4. Untuk mengetahui pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013? 10

1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini ditinjau dari aspek teoritis adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama mengenai penilaian kinerja perusahaan yang diukur berdasarkan pendekatan dengan metode Economic Value Added dan Market Value Added terhadap harga saham. 2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk pendalaman penelitian selanjutnya sehingga berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kegunaan penelitian ditinjau dari aspek praktis adalah: 1. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak perusahaan dalam menilai kinerja berdasarkan Economic Value Added dan Market Value Added. 2. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Penyusunan sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi tentang gambaran objek penelitian, latar belakang, masalah, perumusan masalah, tujuan dari penelitian kegunaan penelitian dan sistematika dari penulisan. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKAN DAN LINGKUP PENELITIAN Bab II berisi tentang teori-teori yang mendukung penelitian ini, literatur yang digunakan, kerangka pemikiran dan ruang lingkup penelitian. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi mengenai tahapan penelitian, jenis penelitian, oprasional variabel, skala pengukuran, jenis dan teknik pengumpulan data, teknik sampling dan analisis data yang digunakan dalam penelitian. 11

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi mengenai hasil dan pembahasan dari berbagai aspek, analisis data dan pembahasan atas hasil pengolahan data. 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, saran yang diberikan pada perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya. 12