BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah
|
|
- Iwan Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang kegiatannya adalah menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan konsumen. Perusahaan berusaha membuat suatu produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Jika produk dapat diterima oleh masyarakat atau konsumen berarti tujuan perusahaan telah tercapai. Dinamika persaingan bisnis yang semakin ketat antara berbagai kegiatan dalam menghasilkan dan menjual produknya, memberikan pengaruh terhadap pandangan bahwa perusahaan harus memberitahukan dan memperkenalkan produknya agar konsumen terdorong untuk membeli produk perusahaan melalui kegiatan promosi dan penetapan harga yang sesuai. Kemudahan memperoleh produk merupakan hal yang mempengaruhi terhadap keputusan pembelian suatu produk. Keputusan pembelian merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu (Setiadi, 2003:16). Para pemasar harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi, dan perilaku belanja konsumen sasaran. Indonesia merupakan negara urutan ketiga terbesar setelah negara Cina dan India yang mengkonsumsi rokok. Rokok adalah barang yang banyak dikonsumsi masyarakat dimana mereka mendapat sensasi kenikmatan tersendiri.. Rokok terdiri atas berbagai jenis ( 23 Februari 2011) antara lain Sigaret Kretek Mesin (SKM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Putih Mesin (SPM),
2 Cerutu (CRT), Rokok Klobot (KLB), Klebak Meyan (KLM), dan Tembakau Iris (TIS). Walaupun efek samping dari rokok sangat membahayakan kesehatan bahkan mengakibatkan kematian dimana tercatat jiwa/tahun di Indonesia meninggal disebabkan oleh rokok. Untuk mengurangi penggunaan rokok di Indonesia telah dikeluarkan UU no. 36 tahun 2009 yang mengamanatkan segera disahkannya Peraturan Pemerintah tentang pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif. Berdasarkan UU no. 36 tahun 2009 berapa daerah di Indonesia pun sudah mengeluarkan peraturan pemerintah untuk menekan penggunaan zat adiktif ini seperti Peraturan Walikota Pontianak no. 39 tahun 2009 tentang kawasan tanpa rokok dan Peraturan Daerah Surabaya no. 5 tahun 2009 tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Kawasan Bebas Rokok (KTM) akan tetapi tetap saja masih banyak peminat rokok. Untuk itu anggota DPR melalui komisi IX DPR telah membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang pengendalian dampak tembakau terhadap kesehatan sebagai upaya prefentif dan merupakan program legislasi nasional tahun Akan tetapi Rancangan Undang-Undang ini belum mendapatkan persetujuan ,2 4,8 4,8 4,5 2,8 1,9 1,8 1,7 C ina India Indonesia R usia Amerika J epang Brasil J erman T urki Gambar 1.1 Sembilan negara dengan konsumsi rokok terbesar Sumber: WHO Report on Global Tobacco Epidemic, 2009 (23 Februari 2011 diolah)
3 Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Indonesia meraih peringkat ketiga dalam mengkonsumsi rokok terbesar didunia. Industri rokok tidak pernah sepi karena semakin hari semakin bertambah peminat rokok karena ternyata masyarakat Indonesia terkadang tidak sadar membelanjakan banyak uangnya hanya untuk merokok. Buktinya bila dikalkulasikan secara nasional, pengeluaran orang Indonesia untuk membeli rokok mencapai rata-rata sekitar Rp. 50,48 triliun per tahun. Demikian hasil simulasi Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LDFEUI) yang disampaikan peneliti LDFEUI Prof Sri Moertiningsih Adioetomo di Jakarta. Bahwa Rata-rata pengeluaran nasional untuk tembakau rata-rata pengeluaran rumah tangga perokok per bulan untuk membeli rokok pada tahun 2010 adalah Rp ,-. Jumlah rumah tangga yang memiliki pengeluaran rokok adalah rumah tangga, sehingga pengeluaran untuk membeli rokok secara nasional tahun 2010 mencapai x x 12 = Rp triliun. PT Djarum adalah perusahaan yang bergerak dalam industri rokok. Rokok Ten Mild merupakan salah satu dari beberapa rokok yang diproduksi oleh PT Djarum. Rokok Ten Mild pertama kali diproduksi bulan Agustus agar produknya dapat dikenal oleh konsumen rokok Ten Mild melakukan kegiatan promosi dengan mensponsori berbagai kegiatan seperti festival musik, roadrace, dan kegiatan lainnya sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian. Selain itu penetapan harga yang sesuai serta kemudahan untuk memperoleh produk, juga merupakan strategi yang digunakan untuk memenangkan persaingan. Harga yang ditawarkan untuk 1 bungkus rokok Ten Mild adalah Rp Selain itu rokok Ten Mild juga dapat dibeli dengan harga per batang di toko-toko kecil dan besar bahkan hingga di pinggir jalan sekalipun, sehingga memudahkan konsumen untuk membeli rokok Ten Mild. Tabel 1.1 Pangsa Pasar Industri Rokok Kretek di Indonesia Tahun 2010
4 No Perusahaan Rokok Pangsa Pasar 1 PT SAMPOERNA 48,64 2 PT DJARUM 22,76 3 PT GUDANG GARAM 15,58 4 PT. BENTOEL 3,55 5 PERUSAHAAN LAIN 10,48 Sumber: (5 April 2011) Tabel 1.1 menjelaskan bahwa pangsa pasar PT Djarum sebesar 22,76% dari produk rokok lainnya. Dimana salah satu produk PT Djarum adalah rokok Ten Mild dengan kadar nikotin yang rendah. Produk rokok Ten Mild dibuat dalam bentuk rokok kretek dengan klasifikasi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Tahun Tabel 1.2 Volume Penjualan PT Djarum Perwakilan Medan Rokok LA Lights dan Rokok Ten Mild Penjualan rokok LA Kenaikan Penjualan rokok Ten Kenaikan (%) LIGHTS (bungkus) (%) Mild (bungkus) , , , ,19 Sumber: data primer diolah (5 April 2011) Tabel 1.2 menjelaskan peningkatan volume penjualan PT Djarum yaitu rokok LA Lights dan rokok Ten Mild. Dimana pada tahun 2009 rokok LA Lights mengalami peningkatan sebesar 1,21% sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan sebesar 1,86%. Tahun 2010 rokok LA Lights mengalami peningkatan sebesar 1,20% sedangkan rokok Ten Mild mengalami peningkatan sebesar 1,19%. Merokok tidak membatasi usia dari peminatnya. Banyak alasan yang mempengaruhi para konsumen ini untuk mengkonsumsi rokok. Mulai dari gaya hidup, pengaruh pergaulan, penikmat rokok itu sendiri, untuk dapat menghilangkan stress, agar terlihat gaul dan keren, untuk menguruskan badan, menambah kepercayaan diri dan lainnya. Presentase perokok terbesar berdasarkan usia mulai merokok di Indonesia adalah pada umur berkisar antara tahun yang pada umumnya adalah para
5 pelajar. Rokok bukanlah barang primer yang termasuk dalam jenis kebutuhan manusia, tetapi pembelian rokok selalu ada dan seolah menjadi barang primer bagi sebagian masyarakat. Para konsumen rokok mempunyai alasan yang berbeda-beda dalam mengkonsumsi rokok. Mahasiswa Fakultas Hukum merupakan pangsa pasar yang potensial mengkonsumsi rokok Ten Mild. Hal ini dapat dilihat bahwa banyak kegiatan yang dilakukan Fakultas Hukum disponsori rokok Ten Mild. Hal ini mengakibatkan nama rokok Ten Mild sudah tidak asing lagi buat para mahasiswa fakultas hukum universitas sumatera utara. Dimana para mahasiswa mulai menyediakan dana untuk pembelian produk rokok Ten Mild tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.3 hasil pra survey yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 1.3 Tingkat Penjualan Rokok di Fakultas Hukum 2011 Penjualan Ten Mild LA lights Sampoerna Marlboro Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Total Sumber: data primer diolah (April 2011) Tabel 1.3 menjelaskan selama seminggu penjualan rokok Ten Mild di fakultas hukum berada di urutan ke empat sebanyak 30 bungkus, setelah rokok Sampoerna sebanyak 102 bungkus, Marlboro 72 bungkus dan LA Lights 54 bungkus. Hal ini menjadikan fenomena alasan bagi peneliti untuk membahas tentang keputusan pembelian rokok Ten Mild. Faktor-faktor seperti produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk merupakan landasan untuk mengetahui jawaban dari fenomena tersebut. Mahasiswa Fakultas Hukum merupakan segmen pasar yang besar untuk konsumen rokok.
6 Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Rokok Ten Mild Pada Mahasiswa Fakultas Hukum. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum? 2. Apakah faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan pembelian rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum. b) Untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian produk rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat peneliti melakukan penelitian ini adalah: 1) Bagi perusahaan, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh faktor produk, harga, promosi dan kemudahan memperoleh produk terhadap keputusan
7 pembelian rokok, agar dapat menentukan strategi apa yang digunakan dalam pemasaran rokok Ten Mild pada mahasiswa Fakultas Hukum Univesitas Sumatera Utara. 2) Bagi Peneliti lain, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama. 3) Bagi peneliti sendiri penelitian ini bermaanfaat untuk memperluas wawasan berfikir dalam bidang pemasaran secara umum dan suatu kesempatan untuk dapat menuangkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah dalam penyusunan skripsi ini.
BAB I PENDAHULUAN. yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 milimeter (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 milimeter yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri rokok merupakan industri yang sangat besar di Indonesia, dengan total produksi nasional rata-rata mencapai 220 milyar batang per tahun dan nilai penjualan nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pemasaran global saat ini, apabila kita mengunjungi pasar tradisional, supermarket, minimarket ataupun warung-warung yang ada di pinggir jalan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasil tembakau terbanyak di dunia setelah Cina, Brazil, India, Amerika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu dari beberapa negara penghasil tembakau terbesar didunia. Berdasarkan data tahun 2004, Indonesia merupakan negara ke-6 penghasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pengolahan tembakau mempunyai peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai multiplier effect yang sangat luas, seperti menumbuhkan industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini menjadi kontroversi Indonesia mendapat urutan kertiga sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk olahan dari tembakau yang hingga saat ini menjadi kontroversi Indonesia mendapat urutan kertiga sebagai Negara pengkonsumsi tembakau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri rokok di Indonesia saat ini terbagi menjadi beberapa jenis kategori produk, antara lain Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM)
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 449 /KMK.04/2002 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 449 /KMK.04/2002 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/KMK.05/2000 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/KMK.05/2000 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal
Lebih terperinciPabrikan Rokok "A" dalam Masan Pajak November 2000 melakukan kegiatan sebagai berikut :
Lampiran 1 Contoh Pengisan SPT Masa PPN untuk Pabrikan Tembakau (Rokok) : Pabrikan Rokok "A" dalam Masan Pajak melakukan kegiatan sebagai berikut : - Tanggal 27 menebus pita cukai pada Direktorat Jenderal
Lebih terperinci2017, No c. bahwa pada tanggal 4 Oktober 2017, Pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia telah menyepakati tar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1485, 2017 KEMENKEU. Cukai Hasil Tembakau. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.010/2017 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.010/2017 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146/PMK.010/2017 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula
BAB 1 PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alamnya. Di era industri yang terus berkembang, Indonesia turut pula mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, hal ini dikerenakan pesatnya perkembangan pasar bebas. Situasi persaingan yang
Lebih terperinciPengaruh Variabel Atribut Produk Rokok Clas mild Terhadap Keputusan Pembelian Dikalangan Mahasiswa Universitas Jember
Pengaruh Variabel Atribut Produk Rokok Clas mild Terhadap Keputusan Pembelian Dikalangan Mahasiswa Universitas Jember (Effect of Variable Product Attributes Against Purchase decisions Among Jember University
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan pola berfikir manusia yang semakin maju dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memungkinkan munculnya perusahaan untuk membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri rokok di Indonesia cukup menggairahkan. Hal ini dapat terlihat dari semakin banyaknya perusahaan baru dan jenis atau merek yang beredar di pasaran.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 31/BC/2010
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 31/BC/2010 TENTANG TATA CARA PERDAGANGAN DAN KEMASAN PENJUALAN ECERAN BARANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 597/KMK.04/2001 TANGGAL 23 NOVEMBER 2001 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 597/KMK.04/2001 TANGGAL 23 NOVEMBER 2001 TENTANG PENETAPAN TARIF CUKAI DAN HARGA DASAR HASIL TEMBAKAU Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek). Merek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena Persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sudah menjadi kebiasaan, dan gaya hidup masyarakat, sehingga meskipun telah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan industri rokok di Indonesia tidak terlepas dari dukungan berbagai faktor yang ada di dalamnya, salah satunya adalah kondisi sosial budaya masyarakat
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-08/BC/2011 TENTANG DESAIN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG
Lebih terperinciKEBIJAKAN CUKAI HASIL TEMBAKAU
KEBIJAKAN CUKAI HASIL TEMBAKAU Disampaikan Oleh: Djaka Kusmartata Kepala Bidang Kebijakan Kepabeanan dan Cukai II Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Jakarta,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-17/BC/1998 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN NOMOR : KEP17/BC/1998 TENTANG PENUNJUKAN PERUSAHAANPERUSAHAAN HASIL TEMBAKAU DALAM NEGERI DENGAN MASINGMASING
Lebih terperincibidang bisnis. Situasi ini mengharuskan pihak manajemen tertinggi sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia secara garis besar memang belum benar-benar pulih sejak terjadi krisis moneter sekitar tujuh tahun yang lalu, hal ini bisa dilihat
Lebih terperinciPaparan Publik. Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018
Paparan Publik Ruang Seminar 1 & 2 Bursa Efek Indonesia, Jakarta 27 April 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS )
Lebih terperinciKEBIJAKAN TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU 2013 : SINERGI DALAM ROADMAP INDUSTRI HASIL TEMBAKAU
KEBIJAKAN TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU 2013 : SINERGI DALAM ROADMAP INDUSTRI HASIL TEMBAKAU Oleh: Surono Widyaiswara Pusdiklat Bea dan Cukai Abstraksi: Kebijakan tarif cukai hasil tembakau tahun 2013 dilandasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, Indonesia telah memasuki perdagangan bebas, dimana Indonesia semakin dituntut untuk semakin siap dalam menghadapi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.437, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Cukai. Hasil Tembakau.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.437, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Cukai. Hasil Tembakau. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181/PMK.011/2009 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyediaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, dalam. terhadap penerimaan negara. (Bapeda Bandung, 2011)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri rokok di Indonesia merupakan salah satu industri hasil tembakau yang mempunyai peran penting dalam menggerakkan ekonomi nasional, karena mempunyai dampak yang
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA DI PT. GUDANG GARAM TBK Kediri, 27 Maret 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN KERJA DI PT. GUDANG GARAM TBK Kediri, 27 Maret 2015 Assalamu alaikum Wr Wb. Yth. Direktur Utama PT. Gudang Garam Tbk dan Jajarannya Yth. Para hadirin sekalian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1121, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Cukai. Tembakau. Tarif. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.011/2012 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU DENGAN
Lebih terperinci1 of 5 21/12/ :02
1 of 5 21/12/2015 14:02 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.011/2012 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Kesimpulan berikut diambil berdasarkan pemaparan uji deskriptif dan analisa dua jalur : 4.1.1. Komposisi Responden Antara Segmen Mahasiswa Dan Pekerja Dari komposisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkenalkan bidang bisnis yang mereka miliki kepada konsumen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha tidak lepas dari persaingan bisnis antar perusahaan. Untuk mempertahankan kredibilitas perusahaan yang telah lama berdiri dari munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang makin maju seperti saat ini, rokok adalah suatu barang yang tidak asing lagi bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Perusahaan rokok yang makin
Lebih terperinciBAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,
BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsure kesejahteraan yang harus diwujudkan bagi segenap bangsa Indonesia sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan rokok gudang garam yang menawarkan produknya ke pasar, sehingga menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan. Hal ini menuntut
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.011/2012 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.011/2012 TENTANG TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi ini mengakibatkan kemajuan pada teknologi dan pada dunia bisnis. Keadaan ini yang menuntut suatu perusahaan untuk selalu memperbaiki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penjualan Rokok Nasional (miliar batang) Tahun SPM SKM Mild SKM Reguler SKT ,86 45,22 83,79 79,85
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan industri rokok di Indonesia saat ini terlihat semakin besar, ini terlihat dari semakin besarnya penerimaan negara dari cukai dan pajak rokok dari tahun ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sampoerna A Mild adalah perintis rokok mild di Indonesia sejak awal tahun 90-an. Perusahaan ini telah bekerja keras untuk mempromosikan dan mengedukasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian saat ini banyak membawa perubahan yang. cepat dalam berbagai bidang usaha. Hal tersebut akan menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan perekonomian saat ini banyak membawa perubahan yang cepat dalam berbagai bidang usaha. Hal tersebut akan menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang usaha.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Jumlah perokok dari tahun ketahun mengalami peningkatan, baik laki-laki, perempuan. Usia perokok juga bervariasi dari yang dewasa sampai remaja bahkan anak dibawah umur.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan masalah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian baik bagi
Lebih terperinciTUGAS LAPORAN. Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur. PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
TUGAS LAPORAN Analisis Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur PT. HM SAMPOERNA Tbk. Laporan ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Proses Bisnis (APB) Disusun Oleh : Nama : Andrian Ramadhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan industri rokok khususnya rokok kretek di Indonesia semakin menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang peranan dalam perekonomian
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-46/BC/2010 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-46/BC/2010 TENTANG DESAIN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi penyebab kematian terbanyak diseluruh dunia. Penyakit Tidak Menular (PTM) umumnya dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan rokok mempunyai multiplier effect
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Situasi perekonomian yang tidak menentu dan sulit diramalkan dewasa ini sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha yang ingin tetap bertahan dan mengembangkan semaksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan berkembang pesatnya teknologi. Perkembangan teknologi ini juga membawa dampak
Lebih terperinci181/PMK.011/2009 TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU
181/PMK.011/2009 TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU Contributed by Administrator Monday, 16 November 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 181/PMK.011/2009 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan di bidang perekonomian memiliki tujuan mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan di bidang perekonomian memiliki tujuan mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan peranan
Lebih terperinciROKOK : KEMUBAZIRAN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI KALANGAN SANTRI. Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebuireng
ROKOK : KEMUBAZIRAN DAN UPAYA PENGENDALIANNYA DI KALANGAN SANTRI Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebuireng Data global mencatat bahwa 6 juta orang meninggal dunia tiap tahun akibat penyakit terkait
Lebih terperinciSTIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tingginya tingkat persaingan perusahaan dan produk menyebabkan setiap perusahaan harus dapat memberikansuatu strategi yang berbeda dari perusahaan lain
Lebih terperinciP - 48/BC/2009 DESAIN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL
P - 48/BC/2009 DESAIN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL Contributed by Administrator Wednesday, 02 December 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sejak rokok mild diperkenalkan oleh PT HM Sampoerna dengan merek dagang Sampoerna A Mild pada tahun 1989, pangsa pasar rokok jenis ini berkembang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi PT. Gudang Garam Tbk PT. Handjaya Mandala Sampoerna Tbk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Studi 1.1.1 PT. Gudang Garam Tbk. PT Gudang Garam Tbk yang selanjutnya disebut Gudang Garam adalah sebuah perusahaan rokok populer asal Indonesia. Perusahaan ini didirikan
Lebih terperinciPaparan Publik. Mindaugas Trumpaitis. Bursa Efek Jakarta April 27, 2018
Paparan Publik Mindaugas Trumpaitis Bursa Efek Jakarta April 27, 2018 Forward-Looking and Cautionary Statements Presentasi ini disusun oleh manajemen PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ( HMS ) semata-mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumen yang semakin teliti untuk memilih produk yang akan dibeli, membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan dituntut melakukan berbagai upaya untuk meraih pangsa pasar konsumen. Konsumen yang
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK PERIODE TAHUN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. GUDANG GARAM TBK PERIODE TAHUN 2002-2006 SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinci203/PMK.011/2008 TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU
203/PMK.011/2008 TARIF CUKAI HASIL TEMBAKAU Contributed by Administrator Tuesday, 09 December 2008 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.011/2008 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan produk dalam industri di Indonesia akibat munculya berbagai produk sejenis maupun tidak sejenis yang ditawarkan dengan berbagai merek, menjadikan
Lebih terperincidalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi rokok merupakan salah satu epidemi terbesar dari berbagai masalah kesehatan masyarakat di dunia yang pernah dihadapi, membunuh sekitar 6 juta orang setiap tahunnya.
Lebih terperinciKEBIJAKAN CUKAI HASIL TEMBAKAU SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALIAN KONSUMSI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN KEBIJAKAN FISKAL 1 KEBIJAKAN CUKAI HASIL TEMBAKAU SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALIAN KONSUMSI Disampaikan Dalam Acara Kongres II InaHEA: Pengendalian Rokok Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah angka perokok di dunia terbilang sangat besar. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di dunia hampir 1 miliar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Rokok merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia dan juga salah satu pembunuh paling berbahaya saat ini. Merokok merupakan salah satu faktor resiko utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan akan produk dengan kualitas dan harga yang hampir sama. Hal ini diakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. WHO mencatat jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara dengan berbagai potensi besar yang dimilikinya baik potensi alam, sumberdaya manusia, maupun teknologi tentunya memiliki berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek menurut UU No.8 Th. 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan tembakau pada dasarnya merupakan penyebab kematian yang dapat dihindari. Namun, kecanduan dalam merokok masih belum bisa lepas dari masyarakat di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri ritel Indonesia kini semakin semarak. Kehadiran para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi perkembangan industri ritel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi, tetapi tidak dapat dipungkiri indonesia menjadi salah satu dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat, khususnya para pengusaha telah di kejutkan dengan adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah mengatakan untuk tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rokok yang ada di Indonesia. Dari total unit usaha di industri rokok di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri rokok di dunia usaha dewasa ini diwarnai dengan persaingan yang ketat. Apalagi dengan adanya beberapa perusahaan industri rokok yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu dari sekian banyaknya masalah kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit bahkan kematian. Hampir semua orang tahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis pada saat ini telah banyak kita jumpai berbagai jenis produk yang di tawarkan dipasar oleh para pelaku bisnis. Hal ini mempengaruhi minat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang pada tahun 2008, bila jumlah penduduk dunia pada tahun yang sama mencapai 6,7 milyar jiwa, maka berarti prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemunduran industri rokok di negara barat memberikan dorongan kepada industri tembakau untuk mencari konsumen baru di negara-negara termiskin di dunia. Fakta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan sebuah fenomena biasa yang terjadi dalam masyarakat Indonesia. Keyakinan akan mitos menyesatkan bagi masyarakat Indonesia, seperti merokok bisa memecahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pada bidang teknologi informasi, membuat arus informasi semakin mudah diakses oleh setiap individu dan kelompok yang membutuhkannya. Dengan demikian, informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi di perusahaan rokok yang semakin pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai dari kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok adalah salah satu zat adiktif yang apabila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus,
Lebih terperinciSURVEI PROMOSI HARGA ROKOK DI 10 KOTA
SURVEI PROMOSI HARGA ROKOK DI 10 KOTA PENDAHULUAN Prevalensi perokok anak di Indonesia menunjukan kecenderungan yang terus meningkat. 75,7% perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun, jumlahnya mencapai
Lebih terperinciPemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan. Namun dengan semakin menipisnya sumber devisa migas yang secara
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan perolehan devisa, baik dari sektor migas maupun dari sektor non migas. Namun dengan semakin menipisnya sumber
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular dan penyakit tidak menular masih memiliki angka prevalensi yang harus diperhitungkan. Beban ganda kesehatan menjadi permasalahan kesehatan bagi seluruh
Lebih terperinciperilaku. Dalam memutuskan merek apa yang akan dibeli, atau toko mana untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan jaman, yaitu ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga penyampaian informasi menjadi lebih mudah menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok dan juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Begitu banyak
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH EFEKTIFITAS IKLAN TERHADAP SIKAP KONSUMEN DAN KEYAKINAN KONSUMEN PADA NIAT BELI ROKOK STAR MILD DI SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada fakultas ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat. Kebiasaan merokok masyarakat dapat dijumpai di berbagai tempat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengeluaran utama negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti biaya pegawai,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengeluaran utama negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti biaya pegawai, subsidi, utang, bunga dan cicilannya. Keperluan tersebut dipenuhi dari penerimaan
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM BADAN LEGISLASI DPR RI DENGAN GABUNGAN PERSERIKATAN PABRIK ROKOK INDONESIA (GAPRI) DAN GABUNGAN PRODUSEN ROKOK PUTIH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu yang hendak dicapai. Dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi pada umumnya mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, perusahaan
Lebih terperinci