BAB II TINJAUANPUSTAKA. atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik pada pagi hari. Sarapan pagi termasuk dalam 10 Pedoman Umum Gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

Penyakit Diabetes Bisa Disembuhkan Seutuhnya..?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin


BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA Beastudi Etos Karakteristik Individu Umur dan Jenis Kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB II LANDASAN TEORI

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

Program Studi : Ilmu Gizi / Ilmu Kesehatan Masyarakat (Lingkari salah satu) Umur Sampel : tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

Rumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

KUESIONER PENELITIAN

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Transkripsi:

BAB II TINJAUANPUSTAKA 2.1 Sarapan Pagi Kata sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran-an, kata sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari. Dalam bahasa Inggris disebut Break Fast. Kemudian setelah diberi akhiran an menjadi kata benda, memiliki arti makanan pada pagi hari. Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sarapan yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas, yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan, jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari,dan mengkonsumsi sarapan biasanya dilakukan secara teratur setiap hari antara pukul 06.00-09.00. Sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu. Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat sehat lima sempurna sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan amunisi yang lengkap (Khomsan, 2010). Sarapan pagi termasuk dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang dalam pesan ke delapan. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan (Soekirman, 2000).

Manusia membutuhkan sarapan pagi karena dalam sarapan pagi terdapat ketersediaan energi yang digunakan untuk jam pertama melakukan aktivitas. Akibat tidak sarapan pagi akan menyebabkan tubuh tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan aktivitas terutama pada proses belajar karena pada malam hari di tubuh tetap berlangsung proses oksidasi guna menghasilkan tenaga untuk menggerakkan jantung, paru-paru dan otot-otot tubuh lainnya (Moehji, 2009). Anak-anak yang tidak melewatkan waktu sarapan akan mengalami gangguan fisik terutama kekurangan energi untuk beraktivitas. Dampak lain juga akan dirasakan pada proses belajar mengajar yaitu anak menjadi kurang konsentrasi, mudah lelah, mudah mengantuk dan gangguan fisik lainnya. Anakanak yang sarapan memiliki performa yang lebih baik dalam perkembangan kognitif di sekolah dibandingkan mereka yang tidak sarapan (Ahmad dkk, 2011). 2.1.1 Manfaat Sarapan Pagi Sarapan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang.bagi orang dewasa, sarapan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh saat bekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.bagi anak sekolah, sarapan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik (Khomsan, 2010). Berikut ini adalah beberapa manfaat sarapan pagi: 1.Memberi energi untuk otak Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang terjamin normal,

maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebih baik sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas. 2.Meningkatkan asupan vitamin Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan beberapa zat gizi yang diperlukan tubuh seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. Ketersediaan zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis dalam tubuh (Khomsan, 2010). 3. Memperbaiki memori atau daya ingat Penelitian terakhir membuktikan bahwa tidur semalaman membuat otak kelaparan.jika tidak mendapat glukosa yang cukup pada saat sarapan, maka fungsi otak atau memoridapat terganggu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suzan E. Bagwel (2008) pada dua kelompok populasi dengan kebiasaan sarapan yang rutin pada suatu kelompok dan kebiasaan sarapan yang tidak rutin pada kelompok lainnya, menggunakan tes daya ingat yaitu dengan cara memberikan delapan kata yang sering ditemukan oleh kedua kelompok tersebut untuk dihafal selama lima menit, kemudian menuliskannya kembali dalam waktu satu menit.hasil dari tes tersebut didapatkan nilai rata-rata yang lebih tinggi pada kelompok dengan kebiasaan sarapan rutin daripada kelompok dengan kebiasaan sarapan yang tidak rutin. 4.Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres Dari sebuah survei, anak-anak dan remaja yang sarapan memiliki performa lebih, mampu mencurahkan perhatian pada pelajaran, berperilaku positif, ceria, koperatif, mudah berteman dan mudah menyelesaikan masalah dengan

baik.sedangkan anak yang tidak sarapan tidak dapat berfikir dengan baik dan selalu kelihatan malas.manfaat lain dari sarapan adalah mengurangi kemungkinan jajan di sekolah dan mengurangi risiko dari bahan tambahan makanan berbahaya seperti zat pewarna, pengawet, pemanis, penyedap dan sebagainya. Sarapan bergizi seimbang dan cukup mengandung karbohidrat kompleks dari serealia juga akan mengurangi kemungkinan makan siang dan malam lebih banyak (Martianto, 2006). 2.1.2 Kerugian Tidak Sarapan Pagi Seseorang tidak sarapan pagi berarti perutnya dalam keadaan kosong sejak makan malam sebelumnya sampai makan siang nantinya.dalam keadaan seperti ini, tubuh tidak berada dalam kondisi yang baik untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Bila anak sekolah yang tidak sarapan pagi maka kadar gulanya akan menurun. Jika kondisi ini terjadi, maka tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil cadangan glikogen. Jika cadangan glikogen habis, maka cadangan lemaklah yang diambil (Moehji, 2009). Selain itu, bila tidak sarapan pagi dapat menyebabkan konsentrasi belajar berkurang, kecepatan bereaksi menurun tajam sehingga kemampuan memecahkan suatu masalah juga menjadi sangat menurun yang akan menyebabkan prestasi belajar juga ikut menurun. Hal ini akan menghambat proses belajar di sekolah. Bila anak usia sekolah tidak terbiasa sarapan pagi secara terus menerus akan mengakibatkan penurunan berat badan dan daya tahan tubuh, kurang gizi dan anemia gizi besi (Ahmad dkk, 2011).Berikut ini adalah beberapa kerugian tidak sarapan pagi:

1.Hipoglikemia Pada anak yang tidak sarapan, menipisnya ketersediaan glikogen otot tidak tergantikan. Untuk menjaga agar kadar gula darah tetap normal, tubuh memecah simpanan glikogen dalam hati menjadi gula darah. Jika bantuan pasokan gula darah ini habis juga, tubuh akan kesulitan memasok jatah gula darah ke otak. Akibatnya anak bisa menjadigelisah, bingung, pusing, mual, berkeringat dingin, kejang perut bahkan bisa sampai pingsan. Ini merupakan gejala hipoglikemia atau merosotnya kadar gula darah (Ratnawati, 2001). 2.Obesitas Orang yang tidak sarapan merasa lebih lapar pada siang dan malam hari daripada orang yang sarapan karena asupan energi cenderung meningkat ketika sarapan dilewatkan. Mereka akan mengonsumsi lebih banyak makanan pada waktu siang dan malam hari. Asupan makanan yang banyak pada malam hari akan berakibat pada meningkatnya glukosa yang disimpan sebagai glikogen. Karena aktivitas fisik pada malam hari sangat rendah, glikogen kemudian disimpan dalam bentuk lemak. Hal inilah yang akan mengakibatkan terjadinya obesitas (Siagian, 2008).Kerugian lain jika tidak ada asupan makanan di pagi hari yaitu dapat memicu kadar insulin lebih tinggi dalam darah. Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dapat menjadi cikal bakal penyakit diabetes.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Sarapan Mahasiswa/I Berikut adalah beberapa faktor faktor yang mempengaruhi kebiasaan sarapan pagi mahasiswa/i: 1. Uang Saku Mahasiswa cendurung mendapat uang sakit dari orangtuanya baik harian, mingguan maupun bulanan untuk keperluan sehari-hari.pemberian uang saku ini berpengaruhi terhadap mahasiswa/i untuk bertanggung jawab mengelola uang tersebut.namun karena uang tersebut kebanyakan mahasiswa menggunkanya untuk mengkonsumsi aneka ragam makanan. Salah satu factor seorang anak itu mengkomsumsi aneka ragam makanan adalah uang saku (Rohayati,2001). 2. Telat bangun Telat bangun merupakan faktor penyebab mahasiswa banyak yang tidak sarapan pagi.mereka sering menggabungkan waktu sarapan pagi dengan makan siang pada saat matakuliah jeda. 2.1.4 Jenis Makanan Sarapan Pagi Jenis makanan untuk sarapan dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan dan akan lebih baik bila terdiri dari makanan makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan dan minuman dalam jumlah yang seimbang (Depkes, 2014). Pengelompokan jenis hidangan yang dikonsumsi oleh mahasiswa/i untuk sarapan adalah:

1). makanan pokok 2). makanan pokok dan hewani 3). makanan pokok dan nabati 4). makanan pokok, hewani dan nabati 5). makanan pokok, hewani, nabati dan sayuran 6). makanan pokok, nabati dan sayuran 7). makanan pokok, hewani, nabati, sayuran dan makanan jajanan 8). makanan jajanan. Berikut disajikan daftar kandungan gizi pada bebrapa jenis sarapan pagi : Tabel 2.1 Kandungan Gizi Makanan Sarapan Pagi per 100 Gram Makanan sarapan pagi Energi(kal) Protein (g) Beras 335 6,2 Mie 339 10,0 Ayam goring 300 34,2 Telur dadar 251 16,3 Burger 276 12,8 Kornet 241 16,0 Sosis 452 14,5 Tahu 68 7,8 Tempe 149 18,3 Abon 212 18,0 Sumber : Khomsan 2010

Jenis makanan yang dapat dijadikan sebagai menu sarapan antara lain (Sianturi, 2001): 1.Susu Susu dapat dijadikan sebagai menu sarapan karena susu mengandung zat gizi dan kalori yang cukup lengkap. Namun, untuk mencukupi 25 persen dari total kalori per hari maka susu harus dikombinasikan dengan makanan lainnya seperti biskuit, sandwich, roti dan sebagainya. 2.Sereal Sereal umumnyaadalah sereal yang mengandung zat gizi cukup lengkap.sereal dapat pula dikombinasikan dengan roti, biskuit dan sandwich. 3.Buah-buahan Buah-buahan adalah sumber vitamin, mineral dan serat yang baik. Buahbuahan dapat dikonsumsi secara langsung atau dibuat jus sebagai pelengkap sarapan. Selain itu, buah dapat pula dimakan saat di perjalanan atau ketika tiba di sekolah atau tempat kerja. 5.Roti Roti dapat disajikan dalam bentuk sandwich atau roti isi selai ataupun keju sebagai menu sarapan.roti memiliki nilai kalori yang cukup tinggi serta dapat pula dikombinasikan dengan jus buah. 6.Telur

Telur adalah sumber protein yang baik.telur mengandung zat gizi lengkap, antara lain cholin, vitamin E, A, B, asam folat B dan kolesterol. 2.1.5 Pola Komsumsi Sarapan Mahasiswa/I Menurut Hoang yang dikutip oleh Zulfrida (2003) pola konsumsi adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang (keluarga) dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologis, kebudayaan dan sosial.pola makan anak umumnya terdiri dari tiga kali makan utama (pagi, siang dan malam) dan dua kali makan selingan (snack). Waktu memberikan makanan selingan adalah diantara dua waktu makan yaitu tepatnya diantara waktu makan pagi dan makan siang serta diantara siang dan makan malam.waktunya jam 10 pagi dan jam 4 sore. Menurut Khomsan (2010) sarapan sebaiknya menyumbangkan energi sekitar 25% dari asupan energi harian yang terdiri dari sekitar 450-500 kalori dan 8-9 gram protein. Sarapan yang mengandung sekitar 25% kebutuhan gizi sehari merupakan bagian dari pemenuhan gizi seimbang serta dapat memengaruhi daya pikir dan aktivitas seseorang seharian, terlebih lagi pada anak dalam usia pertumbuhan. Oleh karena itu, sarapan pagi sebaiknya harus dilakukan setiap hari dengan menu sarapan yang lengkap dan mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkan tubuh seperti protein, karbohidrat, vitamin, zat besi dan lemak yang mengandung omega 3sehingga dapat memberikan nutrisi yang baik untuk perkembangan tubuh anak.

2.1.6 Kaitan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Dalam peningkatan konsentrasi belajar dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah makan pagi atau biasa disebut dengan sarapan. Makan pagi atau sarapan mempunyai peranan penting bagi anak sekolah, yaitu untuk memenuhi gizi di pagi hari, dimana para mahasiswa berangkat ke kampus dan mempunyai aktivitas yang sangat padat di tamabah lagi dengan kegiatan organisasi lainnya. Apabila terbiasa sarapan pagi, maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan otak, terutama daya ingat sehingga dapat mendukung prestasi belajar yang lebih baik. Menurut Djaali dalam penelitian Jumarni (2012) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar selain status gizi adalah kebiasaan sarapan pagi pada anak, dimana gizi untuk menunjang aktivitas sekolah agar tetap fit sangat dipengaruhi oleh sarapan pagi. Bila tidak sarapan, kadar gula darah turun padahal gula dalam darah merupakan energi utama yang sangat diperlukan bagi otak. Konsentrasi dipengaruhi oleh asupan energi sarapan pagi dan energi snack pagi, protein sarapan pagi dan protein snack sarapan pagi, dan skor konsentrasi pagi. Kondisi tersebut berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sumberenergi (Sunarti dkk, 2006).Dalam keadaan normal, system saraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi.. Dampak negatif meninggalkan makan pagi adalah ketidakseimbangan system syaraf pusat yang diikuti dengan rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah, dalam keadaan ini anak sulit menerima pelajaran dengan baik (Khomsan, 2002), konsentrasi belajar terganggu karena cadangan dari makan malam sudah

menurun (Sunarti dkk, 2006), gangguan ingatan jangka pendek, tidak bisa menyelesaikan masalah, perhatian terganggu (Gionannini, 2008) dan penurunan hasil tes prestasi belajar (Philips, 2005). 2.2 Mahasiswa FKM Seseorang yang sedang menyandang pendidikan kesehatan di perguruan tinggi yang diharapakan menjadi seorang sarjana yang berintelektual dalam bidang kesehatan dalam bentuk preventif dan promotif. 2.2.1 Kebutuhan Gizi Mahasiswa Kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan banyak aktifitas yang dilakukan oleh mahasiswa sangat memengaruhi.mahasiswa membutuhkan makanan yang bervariasi yang dapat memberikan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.mahasiswa juga dikategorikan sebagai remaja akhir (16-18 tahun) dan sekitar 19-29 tahun yang memiliki kebutuhan gizi yang berbeda-beda. a. Energi Kebutuhan energi berhubungan dengan laju pertumbuhan. Kebutuhan energi individual anakbergantung pada tingkat aktivitas anak dan ukuran tubuhnya.aktivitas fisik memerlukan energi diluar kebutuhan untuk metabolisme basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan

tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Sumber energi berkonsentrasi tinggi adalah bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan dan biji-bijian. Setelah itu bahan makan sumber karbohidrat, seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni. Semua makanan yang dibuat dari dan dengan bahan makanan tersebut merupakan sumber energi. Kebutuhan akan energi berbeda-beda setiap orang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh orang tersebut. Tabel 2.2 Kebutuhan energy pada usia remaja akhir Golongan Usia Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Energi (kkal) Pria 16 18 tahun 56 165 2675 Pria 19 2 9 tahun 60 168 2725 Wanita 16-18 tahun 50 158 2125 Wanita 19-29 tahun 54 159 2250 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia. b. Karbohidrat Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohiddrat juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan terhadap protein.

Tabel 2.3 kebutuhan karbohidrat pada remaja akhir Golongan Usia Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Karbohidrat(g) Pria 16 18 tahun 56 165 368 Pria 19 2 9 tahun 60 168 375 Wanita 16-18 tahun 50 158 292 Wanita 19-29 tahun 54 159 309 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia c. Protein. Berdasarkan daftar Angka Kecukupan Gizi(2013), angka Kecukupan protein yang dianjurkan (tiap orang per harian) pada anak usia remaja akhir dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4 kebutuhan protein pada remaja akhir Golongan Usia Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Protein(g) Pria 16 18 tahun 56 165 66 Pria 19 2 9 tahun 60 168 62 Wanita 16-18 tahun 50 158 59 Wanita 19-29 tahun 54 159 56 Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indo d.lemak Makanan tinggi lemak, khususnya yang mengandung lemak jenuh tinggi dan asam lemak agar dikonsumsi sedikit mungkin. Demi kesehatan WHO menganjurkan agar konsumsi lemak sebesar 15-30% dari kebutuhan energi total.

Menurut jenisnya,konsumsi lemak jenuh maksimal sebesar 10% dari kebutuhan energi total, sedangkan untuk lemak tak jenuh sebesar 3-7% (Widodo R, 2009). 2.3 Aktivitas fisik Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya. Selama aktivitas fisik, otot membutuhkan energi di luar metabolism untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh. Banyaknya energi yang dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan (Almatsier, 2009). Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari dapat memengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang kurang menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh seseorang. Aktivitas fisik tersebut diperlukan untuk membakar energi dari dalam tubuh. Apabila pemasukan energi berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik akan memudahkan seseorang menjadi gemuk (Nurmalina, 2011). Aktivitas fisik remaja atau usia sekolah pada umumnya memiliki tingkatan aktivitas fisik sedang, sebab kegiatan yang sering dilakukan adalah belajar di sekolah. Kegiatan belajar yang mereka lakukan mulai pukul 07.00-13.00 WIB. Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan remaja perempuan sangat berbeda, untuk remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih tinggi daripada perempuan. Remaja laki-laki aktivitas fisiknya lebih berat, sebab pada usia tersebut sedang memprioritaskan olah raga seperti hiking, sepak bola, tenis, dan berenang.

Sedangkan untuk remaja perempuan aktivitasnya lebih ringan dari remaja laki-laki seperti mengerjakan pekerjaan rumah, merawat tanaman, berdandan dan sebagainya (Subardja dalam Sayuti 2000). Tersedianya sarana dan fasilitas dalam kehidupan, membuat aktivitas fisik semakin berkurang. Pola hidup menjadi lebih santai karena segalanya sudah tersedia. Remaja banyak menggunakan waktunya di rumah dengan bermain gadget, kesempatan bermain diluar kurang, juga menonton televisi yang diselingi memakan makanan yang mengandung energi dan lemak tinggi mempermudah terjadinya obesitas (Nurmalina, 2011). 2.3.1 Kaitan Aktivitas Fisik dengan Prestasi Belajar Aktivitas fisik memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja otak. Penelitian oleh Coe et al. (2006) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan, sehingga dapat meningkatkan perhatian terhadap pelajaran. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut Grissom (2005), kesegaran jasmani berhubungan positif dengan prestasi belajar. Siswa dengan kesegaran jasmani yang baik cenderung mendapatkan prestasi belajar yang baik. Indikator keberhasilan pembelajaran seorang mahasiswa salah satunya dapat dilihat dari pencapaian prestasi belajarnya (Sadler, 2010). 2.3.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Fisik Mahasiswa Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik bagi remaja yang kegemukan atau obesitas, berikut ini beberapa factor tersebut:

a.umur Aktivitas fisik remaja sampai dewasameningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya. b.jenis kelamin Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik remaja laki-laki hampir sama dengan remaja perempuan, tapi setelah pubertas remaja laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar. c.pola makan Makanan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas, karena bila jumlah makanan dan porsi makanan lebih banyak, maka tubuh akan merasa mudah lelah, dan tidak ingin melakukan kegiatan seperti olah raga atau menjalankan aktivitas lainnya.kandungan dari makanan yang berlemak juga banyak mempengaruhi tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari ataupun berolahraga, sebaiknya makanan yang akan di konsumsi dipertimbangkan kandungan gizinya agar tubuh tidak mengalami kelebihan energi namun tidak dapat dikeluarkan secara maksimal. d.penyakit/ kelainan pada tubuh Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, hemoglobin/sel darah dan serat otot. Bila ada kelainan pada tubuh seperti di atas akan mempengaruhi aktivitas yang akan di lakukan. Seperti kekurangan sel darah merah, maka orang tersebut tidak di perbolehkan untuk melakukan olah raga yang

berat. Obesitas juga menjadikan kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik. ( Karim, 2002). 2.3.3 Pengukuran Aktivitas Fisik Aktivitas fisik dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu, aktivitas fisik berat adalah kegiatan yang secara terus menerus melakukan aktivitas fisik selama 10 menit sampai meningkatnya denyut nadi dan nafas lebih cepat dari biasanya (misalnya memompa air,lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dan lain-lain) selama minimal tiga hari dalam satu minggu dan total waktu beraktivitas 1500 MET minute, aktivitas sedang yaitu apabila melakukan aktivitas fisik sedang (menyapu, mengepel,dll) minimal lima hari atau lebih dengan total lamanya beraktivitas 150 menit dalam satu minggu, aktivitas ringan adalah selain dari aktivitas tersebut (Riskesdas, 2013). Kegiatan fisik dihitung dengan menggunakan metode faktorial dengan cara merinci jenis kegiatan secara spesifik serta lamanya kegiatan telah dilakukan selama 24 jam (dalam menit) untuk kemudian dicatat dan kemudian disesuaikan dengan estimasi standar faktorial dari total pengeluaran energi. Besar energi kegiatan dihitung sebagai kelipatan BMR per menit yang disebut sebagai Physical Activity Ratio (PAR), dan kebutuhan energi 24 jam dengan menggunakan nilai Physical Activity Level (PAL) (FAO,2001). PAL = (PAR x alokasi waktu tiap aktivitas) 24 jam Keterangan : PAL: Physical Activity Level PAR: Physical Activity Ratio

Tabel 2.5 Estimasi Standar Faktorial dari Total Pengeluaran Energi Jenis Kegiatan Durasi (Jam) PAR Total (PAL) Aktivitas Ringan Tidur 8 1 8 Perawatan pribadi (berpakaian mandi) 1 2,3 2,3 Makan 1 1,5 1,5 Memasak 1 2,1 2,1 Duduk (pekerjaan di sekolah) 8 1,5 12 Pekerjaan rumah tangga 1 2,8 2,8 Berangkat ke/ dari sekolah mengendarai mobil/ 1 2 2 sepeda motor Berjalan 1 3,2 3,2 Kegiatan santai (menonton TV, mengobrol) 2 1,4 2,8 Total 24 36,7/24 = 1,53 Aktivitas Sedang Tidur 8 1 8 Perawatan pribadi (berpakaian, mandi) 1 2,3 2,3 Makan 1 1,5 1,5 Mengajar dikelas 8 2,2 17,6 Berangkat ke/ dari sekolah dengan angkutan umum 1 1,2 1,2 Olahraga/ senam intensitas rendah 1 4,2 4,2 Kegiatan santai (menonton TV, mengobrol) 3 1,4 4,2 Total 24 42,2/24 = 1,76 Aktivitas Berat Tidur 8 1 8 Perawatan Pribadi (berpakaian, mandi) 1 2,3 2,3 Makan 1 1,5 1,4 Memasak 1 2,1 2,1 Kerja pertanian (penanaman, menyiram, mencangkul) 6 4,1 24,6 Mengumpulkan air/kayu 1 4,4 4,4 Pekerjaan rumah tangga (menyapu, mencuci piring dan 1 2,3 2,3 pakaian dengan tangan) Berjalan 1 3,2 3,2 Kegiatan santai (menonton TV, mengobrol) 4 1,4 5,6 Total 24 53,9/24 = 2,25

Berikut ini tabel aktivitas fisik standar berdasarkan nilai Physical Activity Level (PAL). Tabel 2.6 Kategori Aktivitas Fisik Standar Berdasarkan Nilai Physical Activity Level (PAL) Kategori aktivitas fisik berdasarkan Physical Nilai PAL Activity Level (PAL) Ringan 1,40-1,69 Sedang 1,70-1,99 Berat 2,00-2,40 Sumber: FAO, 2001 2.4 Prestasi Belajar Prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Berdasarkan penelitian Effendi F, 2012 bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan mahasiswa setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu dalam bentuk indeks prestasi kumulatif (IPK). 2.4.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa a. Faktor Internal Faktor internal ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi presta belajarnya. Faktor internal ini terdiri dari faktor fisiologis (jasmani) yaitu kondisi fisiologis dari mahasiswa seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya yang dapat mempengaruhimenerima materi pembelajaran, dan faktor psikologis (intelegensi, minat, bakat, dan

motivasi) yang pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbedabeda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Hal ini dapat berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga,kampus, maupun lingkungan masyarakatjuga mempengaruhi prestasi belajr siswa.

2.5 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat di gambarkan: Komponen Penelitian Pola sarapan pagi: 1. Frekuensi sarapan 2. Jumlah gizi sarapan pagi (energi dan protein) Prestasi belajar Aktivitas fisik Tabel 2.5 Gambaran pola sarapan pagi, aktifitas fisik dan prestasi belajar mahasiswa FKM USU angkatan 2015