BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan crosssectional (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pola sarapan pagi,akitivitas fisik dan prestasi belajar pada mahasiswa FKM USU angakatan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Lokasi peneitian ini ditentukan dengan alasan bahwa masih terdapat para mahasiwa yang tidak memperhatikan pola sarapan paginya, aktivitas fisik dan prestasi belajarnya Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Adapaun waktu penelitian ini di mulai dari bulan Oktober sampai dengan Mei Populasi dan Sampel Populasi Besarnya populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FKM USU yang masih aktif kuliah yaitu angkatan 2015 yang berjumah 540 orang yang terdiri dari 6 kelas yaitu kelas A,B,C,D,E,F.

2 3.3.2 Sampel Besarnya sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel ( rumus lemeshow) sebagai berikut: n = Z². P (1-P) N d² (N-1) + Z². P (1-P) Keterangan : N n = Besar Populasi = Jumlah Sampel d = Galat Pendugaan (0,1) Z = Tingkat Kepercayaan (90%=1,96) P = Penyimpangan statistika dari sampel terhadap populasi yang ditetapkan (0,5) Perhitungan : n = Z². P (1-P) N d² (N-1) + Z². P (1-P) n = (1,96)². 0,5 (1-0,5) 540 (0,1)² (540-1) + (1,96)². 0,5 (1-0,5) n = 518,616 = ,3504 Besar sampel dan responden dalam penelitian ini sebanyak 82 mahasiswa.

3 Pengambilan sample untuk masing-masing kelas dilakukan secara sebanding yaitu dengan menggunakan rumus Sugiono(2007) yaitu: n = populasi mahasiwa tiap kelas x jumlah sampel yang ditentukan jumlah populasi keseluruhan Kelas A = 96 x82=14, Kelas B = 91 x 82 =13, Kelas C =92 x 82 = Kelas C =92 x 82 = kelas D = 80 x 82 =12, Kelas E = 91 x 82 =13, Kelas F = 90 x 82 =13, Setelah dilakukan perhitungan, maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar 83 mahasiswa, jumlah sampel masing-masing tiap kelas yaitu pada kelas A sebanyak 15 mahasiswa,kelas B sebanyak 14 mahasiswa,kelas C sebanyak 14

4 mahasiswa, kelas D sebanyak 12 mahasiswa, kelas E sebanyak 14 mahasiswa dan kelas F sebanyak 14 mahasiswa. 3.4 Metode Pengumpulan Data 1.Data Primer a. Data primer diperlukan dalam penelitian ini yaitu data komsumsi sarapan pagi, aktivitas fisik, dan prestasi belajar. Konsumsi sarapan pagi di peroleh melalui wawancara secara langsung yaitu meliputi jenis sarapan pagi,frekuensi sarapan pagi dalam bentuk angket sementara jumlah gizinya dihitung dari formulir wawancara dengan menggunakan daftar komposisi makanan dari nutrisurvey,dan data aktivitas fisik diperoleh melalui metode recall 1x24 jam pada hari sekolah dan akan dihitung dengan rumus (total aktivitas fisik dalam jam/24 jam). 2.Data Sekunder Pengumpulan sumber data sekunder berasal dari direktori mahasiswa FKM USU angkatan 2015 dan bagian pendidikan mahasiswa FKM USU yang terkait dengan rumusan permasalahan yang sedang diteliti yaitu meliputi jumlah mahasiswa, jenis kelamin dan prestasi belajar mahasiswa serta gambaran umum FKM USU. 3.5 Variabel dan Defenisi Operasional 1. Konsumsi sarapan pagi adalah gambaran konsumsi sarapan murid mahasiswa FKM USU meliputi frekuensi dan jumlah zat gizi sarapan (energi dan protein )

5 2. Sarapan pagi adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan sebelum memulai aktivitas di pagi hari hingga pukul Frekuensi sarapan pagi adalah keacapan mengkonsumsi makanan di pagi hari dalam seminggu. 4. Jumlah gizi sarapan adalah banyaknya zat gizi dalam makanan sarapan pagi meliputi energi dan protein sarapan. 5. Jumlah energi sarapan adalah banyaknya energi yang dikonsumsi anak setiap pagi dibandingkan dengan angka kecukupan energi sarapan yang dianjurkan. 6. Jumlah protein sarapan adalah banyaknya protein yang dikonsumsi anak setiap pagi dibandingkan dengan angka kecukupan protein sarapan yang dianjurkan. 7. Aktivitas fisik adalah alokasi waktu (24 jam) yang dihabiskan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari yang diukur menggunakan Physical Activity Rasio (PAR). 8. Prestasi belajar adalah nilai belajar mahasiswa yang dimasukan ke dalam indeks prestas belajar.

6 3.6 Aspek Pengukuran Frekuensi Sarapan Pagi Frekuensi sarapan pagi dilihat untuk mengetahui jumah berapa kali mahasiswa/i FKM USU sarapan dalam seminggu.peneliti membagi frekuensi sarapan menjadi 4 kategori yaitu : Tidak pernah Jarang : 1-3 kali seminggu Sering : 4-6 kali seminggu Setiap hari Jumlah Zat Gizi Sarapan Pagi Jumlah zat gizi sarapan diukur dari kandungan gizi yang terdapat pada makanan sarapan yang dibandingkan dari % dari AKG yaitu: Tingkat konsumsi energy = jumlah energy yang dikonsumsi X 100 % Angka Kecukupan energy Tingkat konsumsi protein = jumlah protein yang dikonsumsi X 100 % Angka Kecukupan energi Selanjutnya dikategorikan menjadi : baik ( 15% ) dan kurang (<15%) (Depkes, 2014): 1. Baik : ( 15% ) % AKG 2. Kurang : (<15%) % AKG Aktivitas Fisik Aktivitas fisik selama 24 jam digunakan untuk menaksir pengeluaran energi. Nilai Physical Activity Ratio (PAR) untuk setiap kegiatan ditunjukkan dalam Tabel 2.1. Nilai PAR diperlukan untuk menentukan tingkat aktivitas

7 fisik. Tingkat aktivitas fisik (Physical Activity Level) diperoleh dengan mengalikan PAR (Physical Activity Ratio) dengan lama melakukan sebuah aktivitas (FAO/WHO/UNU 2001). Secara sederhana, rumus untuk menghitung nilai PAL: Physical Activity Level (PAL) = (Lama melakukan aktivitas x PAR) 24 jam Kategori tingkat aktivitas Physical Activity Level (PAL) dibedakan menjadi tiga, yaitu aktivitas ringan, sedang dan berat. 1. Aktivitas fisik ringan memiliki nilai PAL antara 1,40-1,69 2. Aktivitas fisik sedang memiliki nilai PAL 1,70-1, Aktivitas fisik berat memiliki nilai PAL 2,00-2, Prestasi Belajar Pengukuran prestasi belajar dapat lihat dari indeks prestasi(ip) mahasiswa tersebut,dengan kategori: Jika, IP 3 maka,dikatakan baik Jika, IP 3 maka, dikatakan buruk 3.7 Metode Analis Data Seluruh data akan dikumpulkan dan diolah kemudian dari hasil tersebut dideskripsikan dalam persentase yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. 3.8 Metode Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut;

8 1. Editing (Pemeriksaan Data) Editing dilakukan untuk memeriksa data dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara atau menanyakan kembali jawaban pengisian kuisioner kepada responden. 2. Coding (Pemberian kode) Kegiatan pemberian kode data untuk mempermudah proses pengelompokan. 3. Entry (Memasukkan Data) Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masing-masing pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) yang dimasukkan dalam program atau software statistic komputer. Dalam penelitian ini program statisitik computer yang dipakai ialah program SPSS (Statistical Product Service Solution). 5. Scoring (Pemberian Skors) Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian skors terhadap isian kuisioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik uji yang akan dipakai dalam penelitian.

9 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Program studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat diresmikan pada tanggal 31 Juli 1985 berada dibawah asuhan Fakultas Kedokteran. Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0376/0/1993 tanggal 21 Oktober 1993 Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang selama ini dibawah asuhan Fakultas Kedokteran telah berubah menjadi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 25 Januari Fakultas Kesehatan Masyarakat saat ini memiliki 5358 mahasiswa, yang terdiri dari stambuk Proses belajar mengajar di FKM USU dimulai dari WIB sampai dengan jam WIB. Namun proses belajar tidaklah berkelanjutan dari jam , melainkan ada jeda setiap pergantiaan kuliah sekitar 1 sampai 2 jam tergantung sks yang dicapai oleh mahasiswa tersebut.saat pergantian waktu jeda mata kuliah disitulah rata rata mahasiswa menyempatkan diri untuk makan bagi mereka yang belum sarapan dari rumah atau kost, dan rapat bagi mereka yang ikut serta dalam organisasi,dan duduk santai bagi mereka yang tidak ada kegiatan, lalu kembali melanjutkan mata kuliahnya masing-masing setelah jam mata kuliah sudah tiba.

10 Fakultas Kesehatan Masyarakat memiliki visi dan misi. Visi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dari Fakultas Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut : a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan untuk menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat, Magister Kesehatan, dan Doktor sesuai kompetensi dalam bidang kesehatan masyarakat. b.menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian ilmiah yang dapat member kontribusi untuk pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, tercapainya kompetensi lulusan dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat. c. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian masyarakat yang dapat memberi kontribusi untuk pengembangan seni, ilmu, teknologi kesehatan masyarakat, kompetensi lulusan dan pemecahan masalah kesehatan masyarakat. 4.2 Karakteristik Responden Deskripsi karakteristik mahasiswa meliputi jenis kelamin dan umur. Distribusi berdasarkan karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut Jenis Kelamin dan umur Jenis kelamin dan umur mahasiswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan disajikan dalam tabel 4.1. Mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu sekitar 76 orang (100 %) dan juga lebih banyak terdapat pada usia tahun dengan total 65 orang (85,5%).

11 Tabel 4.1 Distribusi mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dan Umur di Fakultas Kesehatan Masyarakat. No Jenis kelamin Umur responden Total tahun tahun n % n % n % 1 Perempuan 65 85, , ,0 2 Laki-laki 4 57,1 3 42, ,0 4.3 Pola Konsumsi Sarapan Mahasiswa Fakultas Kesehtan Masyarakat Angkatan 2015 Pola konsumsi sarapan pagi mahasiswa FKM adalah berbagai informasi yang memeberikan gambaran sarapan mahasiswa yang terdiri dari frekuensi sarapan dan jumlah gizi sarapan pagi yang dikonsumsi oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2015.Gambaran distribusi setiap komponen konsumsi sarapan pagi tersebut dijelaskan sebagai berikut: Frekuensi Sarapan Pagi Distribusi Frekuensi sarapan dapat dilihat pada tabel 4.2. Ditemukan ada mahasiwa yang jarang sarapan pagi yaitu sekitar 16 mahasiswa (19,3%), bahkan masih ditemukan juga ada terdapat mahasiswa yang sama sekali tidak pernah sarapan pagi yaitu 11 mahasiswa (13,3%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sarapan pagi pada mahasiswa FKM USU angkatan 2015 No Frekuensi sarapan Jumlah Presentase (%) 1 Setiap hari 34 41, Sering Jarang Tidak pernah ,5 19,3 13,3 Jumlah ,0

12 4.3.2 Jumlah Energi Sarapan Hasil penelitian jumlah energi sarapan dapat dilihat pada tabel 4.4. Konsumsi energi dikategorikan baik jika mahasiswa mengkonsumsi energi ataupun sebanyak 80% dari AKG,dan kurang apabila mahasiswa mengkonsumsi energi 80% dari AKG. Sementara untuk mahasiswa dengan rentang umur tahun memiliki jumlah energi yang sama yaitu berdasarkan AKG yaitu energi =2250 kkal sedangkan untuk laki-laki energi =2725 kkal. Jumlah energi yang dikonsumsi pada saat sarapan pagi berada kategori baik yaitu sebanyak 42 orang (50,6%) dan kategori kurang sebanyak 41 orang (49,4%) Tabel 4.3 Distribusi Jumlah Energi Sarapan Pagi Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Sarapan pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2015 No Jumlah energi sarapan Jumlah Presentase (%) 1 Baik ( 15 %AKG) 42 50,6 2 Kurang (<15 %AKG) 41 49,4 Jumlah ,0 Hasil penelitian jumlah energi sarapan dilihat pada tabel 4.5.Menunjukan bahwa yang baik asupan energinya adalah mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan yaitu sekitar 41 orang (53,9%). Rata-rata jumlah energi yang dikonsumsi oleh mahasiswa adalah sekitar 1785,9 kkal masih jauh dari AKG Jumlah Protein Sarapan Hasil penelitian jumlah protein sarapan yang diperoleh terhadap anjuran kecukupan gizi sarapan dilihat pada tabel 4.6. Konsumsi protein dikategorikan baik jika mahasiswa mengkonsumsi protein 15%AKG, dan kurang

13 apabila mahasiswa mengkonsumsi protein 15% dari AKG. Mahasiswa yang jumlah protein sarapannya ada pada kategori baik yaitu 46 orang (55,4%), dan kategori kurang ditemukan sebanyak 37 orang (46%). Tabel 4.4 Distribusi Jumlah Protein Sarapan Pagi Terhadap Anjuran Kecukupan Gizi Sarapan pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2015 No Jumlah Protein Sarapan Jumlah Persentase (%) 1 Baik 15%AKG 46 55,4 2 Kurang <15 %AKG 37 44,6 Jumlah ,0 4.4 Aktivitas Fisik Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2015 Aktivitas fisik merupakan semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam satu hari (24 jam). Penilaian aktivitas fisik diperoleh melalui formulir aktivitas fisik.hasil penelitian aktivitas fisik berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.8. Aktivitas fisik yang dilakukan mahasiswa cenderung pada kategori ringan dan ada pada mahasiswa perempuan yaitu 58 orang (76,3%). Tabel 4.5 Distribusi Aktivitas Fisik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Sumatera Utara Angkatan 2015 Aktivitas Fisik Mahasiswa No Jenis Ringan Sedang Berat kelamin n % n % n % Jumlah n % 1 Laki-laki 5 71,4 2 28,6 0 0, ,0 2 Perempuan 58 76, ,1 2 28, ,0

14 4.5 Prestasi Belajar Prestasi belajar dapat dilihat dari indeks prestasi (IP) mahasiswa dengan kategori, jika IP nya 3 maka termasuk dalam kategori baik dan bila IP nya 3 maka termasuk dalam kategori kurang (Buku Pedoman Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyrakat Tahun Akademik 2013/2014). Distribusi prestasi belajar dilihat pada tabel 4.9.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang prestasi belajarnya kurang yaitu sebanyak 34 orang (41,0%). Tabel 4.6 Distribusi Prestasi Belajar Mahasiswa di Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2015 No Tingkat Prestasi Belajar Jumlah Persentase (%) 1 Baik 49 59,0 2 Kurang 34 41,0 Jumlah ,0 4.6 Prestasi Belajar Berdasarkan Konsumsi Sarapan Konsumsi sarapan pagi seseorang berpengaruh pada tingkat prestasi belajar orang tersebut, Asupan gizi yang diperoleh akan mempengaruhi kecerdasan otak, terutama daya ingat anak sehingga dapat mendukung prestasi belajar anak menjadi lebih baik. Kebiasaan sarapan pagi pada mahasiswa akan menunjang aktivitas perkuliahan agar tetap fit. Bila tidak sarapan, kadar gula darah turun padahal gula dalam darah merupakan energi utama yang sangat diperlukan bagi otak. Tingkat prestasi belajar berdasarkan konsumsi sarapan pagi mahasiswa (frekuensi,dan jumlah zat gizi ) adalah sebagai berikut :

15 4.6.1 Prestasi Belajar Berdasarkan Frekuensi Sarapan Distribusi prestasi belajar mahasiswa berdasarkan frekuensi sarapan pagi disajikan pada tabel Mahasiwa yang rutin setiap hari melakukan sarapan pagi cenderung juga memiliki tingkat prestasi belajar yang lebih baik yaitu sebanyak 24 orang (70,6%). Tabel 4.7 Tabulasi Silang Frekuensi Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Mahasiswa di FKM USU Angkatan 2015 No Prestasi Belajar Jumlah Frekuensi Baik kurang sarapan n % n % n % 1 Setiap hari 24 70, , ,0 2 Sering 11 50, , ,0 3 Jarang 9 56,2 7 43, Tidak pernah 5 45,5 6 54, , Prestasi Belajar Berdasarkan Jumlah Energi Sarapan Distribusi prestasi belajar mahasiswa berdasarkan sumbangan energi sarapan pagi disajikan pada tabel di bawah ini Tabel 4.8 Tabulasi Silang Jumlah Energi Sarapan dengan Tingkat Prestasi Belajar Mahasiswa di FKM USU Angkatan 2015 No Prestasi Belajar Jumlah Energi Baik Kurang Jumlah Sarapan N % n % n % 1 Baik 15%AKG 32 76, , Kurang 15%AKG 17 41, , ,0 Pada tabel 4.11 diatas ditemukan bahwa masih ada mahasiswa yang asupan energi sarapan nya kurang 17 orang (41,5%) dan juga memiliki prestasi belajar yang kurang baik 24 orang (58,5%).

16 4.6.3 Prestasi Belajar Berdasarkan Jumlah Protein Sarapan Distribusi prestasi belajar mahasiswa berdasarkan jumlah energi sarapan pagi disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Tabulasi Silang Jumlah Protein Sarapan dengan Tingkat Prestasi Belajar Mahasiswa di FKM USU Angkatan 2015 No Prestasi belajar Jumlah energi Baik 15%AKG Kurang <15%AKG Jumlah n % n % n % 1 Baik 32 65, , ,0 2 Kurang 10 29, , ,0 Pada tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang asupan proteinya kurang yaitu 17 orang (34,7%) dan juga prestasi belajar yang kurang yaitu sebanyak 24 orang ( 70,6%) Prestasi Belajar Berdasarkan Aktivitas Fisik Mahasiswa FKM USU Angktan 2015 Berdasarkan tabel 4.13 dibawah menunjujkkan bahwa mahasiswa yang waktu belajarnya 7-8 jam memiliki mahasiswa yang prestasi belajarnya 21 orang dan 25 orang yang prestasi belajarnya kurang. Tabel 4.10 Tabulasi Silang antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Prestasi Belajar Mahasiswa di FKM USU Angkatan 2015 Prestasi Belajar No ma waktu Baik Kurang Jumlah Belajar n % n % n % jam 11 73,3 4 26, , jam 17 77,3 5 22, , jam 21 45, , ,0

17 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Konsumsi Sarapan Pagi Mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 Konsumsi sarapan pagi adalah gambaran konsumsi sarapan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Angkatan 2015, yang meliputi frekuensi sarapan dan jumlah gizi sarapan pagi (energi dan Protein) Frekuensi Sarapan Pagi Mahasiswa FKM USU Angaktan 2015 Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa lebih banyak mahasiswa FKM USU yang setiap hari rutin melakukan sarapan pagi yaitu sebanyak 34 orang dengan persentase (41,0 %) dengan frekuensi 7 kali dalam seminngu.sarapan dilakukan pada pagi hari sebelum berangkat ke kampus atau dalam perjalanan ke kampus pukul WIB (45,0%), dan sebagian besar mahasiswa sarapan pagi di rumah atau kostan masing-masing (42,3%). Hal ini dapat diketahui dari hasil kuesioner wawancara sarapan pagi. Sebagian mahasiswa ada yang frekuensi sarapannya 1-3 kali dalam seminggu,4-6 kali dalam seminggu bahkan ada juga yang tidak pernah sarapan dalam satu minggu. hal ini terjadi karena Mahasiswa tersebut memang tidak biasa sarapan dari rumah dengan berbagai alasan seperti tidak sempat, dan tidak selera. Penelitian Ratna (2015) menunujukkan bahwa sebagian murid ada yang sarapan 3 kali dalam seminggu, dengan alasan karena anak tersebut memang tidak sarapan dari rumah dengan alasan tidak sempat, tidak ada yang menyiapkan makanan dan tidak selera

18 Jenis makanan sarapan yang paling sering dikonsumsi anak mahasiwa pada saat sarapan adalah nasi, telur ayam serta lontong dan hanya pake air putih pada saat sarapan. Mahasiwa yang memiliki frekuensi jarang dalam sarapan pergi ke kampus hanya makan satu biji roti dan air putih dan mengandalkan maknanan jajanan yang kurang sehat ketika jam istirahat perkuliahan Mahasiswa sangat memerlukan jumlah gizi yang cukup untuk mendukung perkembangan fisik dan otaknya,oleh karena itu harus melakukan sarapan sebelum berangkat ke kampus, hal ini sangat penting untuk mendukung segala kegiatannya di kampus seperti akan membantu meningkatkan konsentrasinya dalam mengikuti mata kuliah dalam ruangan Jumlah Energi Sarapan Pagi Mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 Kekurangan energi sarapan ini menunjukkan bahwa porsi makanan dan zat gizi yang dikonsumsi saat sarapan terutama sumber energi masih sedikit sehingga tidak cukup untuk memenuhi 15%-30% dari kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh seoarang mahasiswa. Berdasarkan penelitian konsumsi jumlah energi sarapan dalam kategori baik lebih tinggi pada mahasiswa yang berusia tahun ada 45 (53,9%) yang mengkonsumsi energi sarapan berdasarkan AKG. Rendahnya asupan zat gizi dapat disebabkan oleh karakteristik perilaku anak, salah satunya dari kebiasaan makan. Aprilia (2013) mangatakan bahwa sepertiga dari pemenuhan angka kecukupan gizi diperoleh dari makan pagi. Selain

19 dalam pemenuhan kecukupan gizi, sarapan terutama asupan energi dari sarapan juga mempengaruhi konsentrasi belajar anak. Kondisi ini berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sumber energi, dimana glukosa akan diangkut dan digunakan sebagai nutrisi otak yang akan memengaruhi daya konsentrasi. Penelitian Ratna (2015), kekurangan energi sarapan pada anak usia sekolah dasar dapat mengganggu aktivitas anak di sekolah termasuk aktivitas belajar. Kekurangan energi yang berlangsung lama akan mengakibatkan kekurangan gizi pada anak. Keadaan gizi yang kurang akan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh, terhambatnya proses tumbuh kembang, dan prestasi anak Jumlah Protein Sarapan Mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein sarapan mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 sebagian besar adalah masih kategori baik yaitu sebanyak 46 orang (55,4%), Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi saat sarapan sudah memenuhi kebutuhan protein mahasiswa tersebut. Kekurangan protein sarapan ini menunjukkan bahwa porsi makanan dan zat gizi yang dikonsumsi saat sarapan terutama sumber protein masih sedikit sehingga tidak cukup untuk memenuhi 15%-30% dari kebutuhan protein yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Seperti dalam penelitian Tutik (2013) mengatakan terdapatnya asupan dengan katagori kurang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain, jumlah makanan yang dikonsumsi kurang seimbang antara jumlah protein yang masuk dengan jumlah protein yang di keluarkan,jenis makanan yang

20 dikonsumsi tidak memenuhi kecukupan gizi, tidak teratumya frekuensi makanan setiap harinya. Faktor yang menjadi penyebab tidak tercukupi sumbangan proteinnya adalah menu dan jumlah makan yang tidak seimbang, karena banyak mahasiswa yang menu makan pagi nya hanya makan nasi putih, satu butir telur,roti, mie instan serta jarang meminum susu. Jumlah sarapan yang dikonsumsi tidak cukup untuk kebutuhan mahasiswa tersebut, sehingga sumber protein hewani hanya dengan porsi kecil. Berdasarkan penelitian konsumsi jumlah protein sarapan dalam kategori Baik terdapat pada mahasiswa yang berusia tahun (52,2%), sedangkan konsumsi jumlah protein kurang ada pada mahasiswa yang berusia tahun (28,6%). 5.2 Aktivitas Fisik Mahasiswa Aktivitas Fisik Mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil aktivitas fisik mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 adalah sebagian besar kategori ringan. Hal ini juga menunjukkan sebagian besar aktivitas mahasiswa rendah dan ada juga kategori berat, dikarenakan sesuai dengan kegiatan hanya dilakukan berdiam diri di rumah atau kost an.sebagian besar mereka hanya menghabiskan sekitar 4-5 jam di kampus dan selebihnya hanya melakukan kegiatan-kegiatan santai,seperti nongkrong bersama teman-teman,pergi berbelanja ke mall, pergi jalan-jalan dan juga nonton tv di rumah dan tidur siang,hanya beberapa mahasiswa yang

21 mengikuti kegiatan-kegiatan kampus itu pun tidaklah terlalu memakai tenaga yang banyak hanya duduk santai mengikuti rapat organisasi.. Penelitian Sumaryanti yang dikutip oleh Rahmawati (2013) menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki manfaat bagi anak dengan disabilitas intelektual untuk dapat memperbaiki sirkulasi darah, meningkatkan kerja saraf yang berperan pada kegiatan mengingat dan proses belajar.kegiatan aktvitas dapat menunjang perkembangan fisik mahasiswa. 5.3 Prestasi Belajar Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa prestasi belajar mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 yang paling banyak adalah prestasi dengan kategori baik yaitu sebanyak 49 mahasiswa (59,0%). sedangkan dengan kategori kurang sebanyak 34 orang (41,0%).Prestasi belajar yang diperoleh dalam penelitian ini dilihat dari hasil indeks prestasi (IP) mahasiswa selama satu semester kemudian di hitung rata-ratanya untuk mengetahui prestasi belajarnya.jika mahasiswa memiliki indeks prestasi (IP) 3 maka di kategorikan baik dan apabila IP nya 3 maka di kategorikan kurang.(buku Pedoman Program Studi S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat 2013/2014). Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh mahasiswa selama proses belajarnya yang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah faktor gizi yang diperoleh mahasiswa. Peningkatan konsentrasi belajar dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya adalah sarapan pagi. Seperti dalam penelitian Jumarni (2012) faktor yang mempengaruhi prestasi belajar selain

22 status gizi adalah kebiasaan saarapan pagi pada anak, dimana gizi untuk menunjang aktivitas sekolah agar tetap fit sangat dipengaruhi oleh sarapan pagi. Kebiasaan melewatkan sarapan akan berdampak pada fungsi kognitif secara keseluruhan. Gangguan terhadap fungsi kognitif dapat menyebabkan mahasiswa berada dalam keadaan sulit menerima pelajaran yang pada akhirnya mengganggu prestasi belajar mahasiswa di kampusnya. 5.4 Prestasi Belajar Berdasarkan Konsumsi Sarapan pagi Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh oleh masing-masing mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran. Penelitian prestasi belajar mahasiswa diukur dengan menggunakan indeks prestasi (IP) selama satu semester belajar, yang dikategorikan menjadi dua yaitu baik apabila IP nya 3 dan kurang apabila IP nya 3. Sarapan kegiatan yang sangat penting dilakukan untuk pemenuhan gizi seimbang serta dapat memengaruhi daya pikir dan aktivitas anak, sarapan pagi sebaiknya dilakukan setiap hari dengan menu sarapan yang lengkap dan mengandung semua unsur gizi yang dibutuhkan tubuh hingga dapat memberikan nutrisi yang baik untuk kadar gula darah turun padahal gula dalam darah merupakan energi utama yang sangat diperlukan bagi otak Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa FKM USU Angkatan 2015, diperoleh data yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang sering melakukan sarapan pagi cenderung memiliki tingkat prestasi belajar yang baik sebanyak 24 orang (70,6%) sedangkan yang memiliki prestasi belajar yang kurang sebanyak 11 mahasisiswa (50,0%) dari seluruh mahasiswa yang sering

23 melakukan sarapan pagi.mahasiswa yang jarang melakukan sarapan pagi memiliki beberapa mahasiswa yang tingkat prestasi belajaranya kurang baik yaitu 7 mahasiswa (43,8%), sedangkan mahasiswa yang tidak pernah melakukan sarapan pagi memiliki beberapa mahasiswa yang tingkat prestasi belajarnya kurang yaitu sebanyak 6 mahasiswa (18,7%). 5.5 Prestasi Belajar Berdasarkan Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah suatu kegitan yang dilakukan sehari-hari dengan alokasi waktu (24 jam) yang dihabiskan oleh mahasiswa yang diukur menggunakan Physical Activity Rasio (PAR).Bagi pelajar, aktivitas fisik memberikan pengaruh yang baik.penelitian oleh Coe et al(20060 menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan sehingga dapat menigkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. Menurut Grisson (2005), kesegaran jasmani berhubungan positif terhadap prestasi belajar. Siswa dengan kesegaran jasmani cenderung memiliki prestasi belajar yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa FKM USU angkatan 2015 waktu belajar yang di habiskan oleh mahasiswa dalam sehari adalah 7-8 jam dan memiliki prestasi belajar yang baik yaitu 45,7 %.

24 BAB VI KESIMPULAN 1.1 Kesimpulan 1. Konsumsi sarapan mahasiswa FKM USU angkatan 2015 menurut frekuensi sarapan mahasiswa, sebagian besar sudah termasuk dalam kategori setiap hari melakukan sarapan pagi yaitu 7 kali perminggu yang dilakukan sebelum berangkat ke kampus. 2. Konsumsi jumlah energi sarapan mahasiswa menurut jumlah energi sarapan mahasiswa sebagian besar sudah dalam kategori baik dan konsumsi jumlah protein sarapan mahasiswa menurut jumlah protein sarapan mahasiswa juga sudah sebagian besar dalam kategori baik. 3. Aktivitas fisik mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 sebagian besar kategori adalah kategori ringan dan terdapat pada mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan.mahasiswa yang memiliki aktivitas fisik yang ringan cenderung memiliki prestasi belajar yang baik begitu pula mahasiswa yang memiliki aktivitas sedang cenderung memiliki prestasi belajar yang baik juga. 4. Prestasi belajar mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 sebagian besar adalah kategori baik.mahasiswa yang memiliki prestasi belajar cenderung berasal dari mahasiswa yang rutin melakukan sarapan setiap hari serta memiliki jumlah energi dan protein yang cukup.

25 1.2 Saran 1. Kepada seluruh mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 diharapakan untuk lebih meningkatkan kebiasaan sarapan pagi sebelum berangkat ke kampus. 2. Diharapkan kepada mahasiswa FKM USU Angkatan 2015 agar lebih meningkatkan aktivitas fisiknya, terutama dalam belajar karena dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan prestasi belajarnya

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian 23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosssectional study dimana seluruh paparan dan outcome diamati pada saat bersamaan dan pengumpulan data dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 15 METODOLOGI PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain crossecsional study, semua data yang dibutuhkan dikumpulkan dalam satu waktu (Singarimbun & Effendi 2006).

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30) 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan cross sectional study. Pemilihan tempat tersebut dilakukan secara purposive, yaitu di Bogor pada peserta Program

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian mengenai konsumsi pangan, aktivitas fisik, status gizi dan status kesehatan lansia menggunakan desain cross sectional. Desain ini merupakan pengamatan yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 = 17 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang dilakukan di perguruan tinggi penyelenggara Beastudi Etos wilayah Jawa Barat yaitu

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan ketika penelitian berlangsung. Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara PenarikanSampel Jenis dan Cara Pengambilan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study dengan metode observasional. Penelitian dilaksanakan di Polres Kota Cimahi. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 13 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian tentang hubungan tingkat konsumsi dan aktivitas fisik terhadap tekanan darah dan kolesterol ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40 15 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah metode survei dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Babakan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2015 bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dalam peningkatan kesehatan termasuk gizi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan yaitu dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan metode survey dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Bogor. Penentuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksplanatif yang ingin menganalisis hubungan antara variabel-variabel penelitian. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Anak usia sekolah dasar merupakan masa pertumbuhan yang baik sebagai awal perkembangan prestasi dan aset bangsa yang sangat berharga untuk pembangunan bangsa di masa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Sistematika pengambilan contoh. Pemilihan SDN Kebon Kopi 2 Bogor. Purposive. siswa kelas 5 & 6. Siswa laki-laki (n=27) METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah case study. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kebon Kopi 2, Kota Bogor. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan bagi anak sehingga memerlukan gizi yang cukup dan seimbang. Defisiensi gizi pada usia sekolah dapat menyebabkan anak menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab dan pada usia ini sudah termasuk remaja. Keadaan kesehatan gizi anak sekolah tergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang maupun gizi lebih pada dasarnya disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang. Sementara

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN

HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN HUBUNGAN KESEIMBANGAN ASUPAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KONDISI FISIK ANAK SD DI KECAMATAN KOTANOPAN Dr. Erli Mutiara, M.Si, Dra. Adikahriani, M.Si dan Elvi Novi Yanti erlimutiara@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada masa remaja mengalami banyak perubahandiantaranya perubahan fisik, menyangkut pertumbuhan

Lebih terperinci

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )² BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesa dengan pendekatan

Lebih terperinci

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Bagan Kerangka Pemikiran ## KERANGKA PEMIKIRAN Olahraga pendakian gunung termasuk dalam kategori aktivitas yang sangat berat (Soerjodibroto 1984). Untuk itu diperlukan kesegaran jasmani, daya tahan tubuh yang prima, dan keseimbangan

Lebih terperinci

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Panti Asuhan 1. Kondisi Umum Panti Asuhan Darunajah terletak di Kota Semarang, lebih tepatnya di daerah Semarang Timur. Berada di daerah dusun

Lebih terperinci

Output Perhitungan Besar Sampel dengan Software G Power

Output Perhitungan Besar Sampel dengan Software G Power Lampiran 1 Output Perhitungan Besar Sampel dengan Software G Power Exact - Correlations: Difference from constant (one sample case) Options: exact distribution Analysis: A priori: Compute required sample

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah dengan makan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu cara orang untuk bertahan hidup adalah makan. Makanan sangat penting sebagai penghasil energi, untuk digunakan dalam beraktifitas. Biasanya orang

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT 1 POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN 060921 KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 Ratna Juwita Sari 1, Zulhaida Lubis 2, Jumirah 2 1 Mahasiswa Fakultas Kesehatan Gizi Masyarakat 2 Dosen

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 26 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study dimana seluruh pengumpulan data dilakukan pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Malangsari

Lebih terperinci

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE. n = Z 2 P (1- P) 18 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Lokasi penelitian adalah TKA Plus Ihsan Mulya Cibinong.

Lebih terperinci

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG

PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG 12 PENERAPAN HASIL BELAJAR NUTRISI PADA PERILAKU GIZI SISWA SMK SANDHY PUTRA BANDUNG Ai Martin Sopiah¹ ), Ai Nurhayati² ), Rita Patriasih² ) Abstrak: Siswa SMK berada dalam usia remaja pada masa ini rentan

Lebih terperinci

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11 METODE Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study (sebab akibat diteliti dalam satu waktu). Pemilihan PAUD dilakukan secara purposive, dengan kriteria memiliki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ix xi xiv xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan... 4 1. Tujuan Umum... 4 2. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak

BAB I PENDAHULUAN. makan. Selain itu anak sekolah umumnya tidak pernah lepas dari makanan jajanan, karena anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah adalah investasi bangsa dan generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti

Gambar 1. Kerangka pemikiran tingkat kecukupan energi zat gizi anak usia sekolah Keterangan : = Variabel yang diteliti = Hubungan yang diteliti KERANGKA PEMIKIRAN Usia sekolah adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Kebutuhan gizi pada masa anak-anak harus dipenuhi agar proses pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat indeks kesegaran jasmani merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 yang perlu diukur secara berkala. Manusia yang sehat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan analitik cross sectional yang diarahkan untuk mengetahui hubungan pola makan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo.. sampai dengan tanggal 25 Desember tahun 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulalowo wilayah kerja Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo..

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Pada Data Primer Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat dengan melakukan penelitian / survei yang berjudul Gambaran Umum Status Gizi dan Kesehatan Baduta,

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi

Karakteristik Sampel: Usia Jenis Kelamin Berat Badan Tinggi Badan. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi. Status Gizi 20 KERANGKA PEMIKIRAN Status gizi merupakan hasil masukan zat gizi dan pemanfaatannya dalam tubuh. Untuk mencapai status gizi yang baik diperlukan pangan yang mengandung cukup zat gizi, aman untuk dikonsumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh 19 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain Case Study.Penelitian ini dilakukan di SDN Pasanggrahan 2, Desa Cilangohar, Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Purwakarta.Pengambilan

Lebih terperinci

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional Study yang dilakukan pada siswa sekolah dasar di SD Negeri Empang 1 Bogor. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015 Nama Mahasiswa : Umur : Tinggi Badan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang dicirikan oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini merupakan bagian dari Penelitian Aspek Sosio-ekonomi dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang. pedesaan. Salah satu alasan tingginya tingkat kesukaan pada makanan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Salah satu alasan tingginya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sarapan Pagi Kecukupan Tingkat Kecukupan Asupan Kebiasaan Protein Pengetahuan Pendidikan energi Perilaku Energi Energi makan BAB dan ibu di dan protein Gizi sekolah pagi II Pengetahuan gizi Ibu Protein ibu Sarapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk jenis (Explanatory Research), yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih variabel

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku

KERANGKA PEMIKIRAN. Karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh: Karakteristik contoh: Pengetahuan gizi seimbang. Jenis kelamin Umur Uang saku 126 KERANGKA PEMIKIRAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi praktek gizi seimbang yang selanjutnya diterapkan dalam konsumsi energi dan zat gizi. Faktor tersebut diantaranya adalah pengetahuan,sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang diperlukan oleh tubuh dalam kehidupan sehari-hari dalam jumlah yang cukup sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif, yaitu untuk menjelaskan hubungan antara jumlah zat gizi pada makanan balita, frekuensi makan balita, jenis

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yang bertujuan mempelajari hubungan pengetahuan gizi ibu dan kebiasaan jajan siswa serta kaitannya dengan status

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data primer untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan investasi bangsa yang sangat penting, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman dahulu makanan berfungsi untuk menghilangkan rasa lapar. Akan tetapi makanan bagi manusia merupakan sumber energi utama. Yang didapat dari dari asupan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian proyek intevensi cookies muli gizi IPB, data yang diambil adalah data baseline penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 8 METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dan kebiasaan olahraga dengan status gizi dan densitas tulang remaja di TPB IPB dilakukan dengan menggunakan desain

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Visi Direktorat Gizi Masyarakat adalah terwujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Untuk dapat mencapai masyarakat yang sehat, perlu ditanamkan pola

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa kanak-kanak khususnya antara 6-12 tahun atau sering disebut juga sebagai usia sekolah. Pada masa perkembangan ini anak mulaidiarahkan menjauh dari kelompok

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, KESESUAIAN DIET DAN STATUS GIZI ANGGOTA UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) SEPAKBOLA INSTITUT PERTANIAN BOGOR B A S I R PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000) Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya Variabel 1 Kategori Karakteristik contoh : Umur anak Uang saku per hari Sosial ekonomi keluarga Pendidikan orang tua (Ayah dan Ibu) 9-1 1 tahun < Rp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa anak-anak terutama usia sekolah merupakan tahapan yang penting bagi kehidupan seseorang. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi, protein,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu peneliti melakukan pengukuran terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

LAMPIRAN. Universitas Indonesia 90 LAMPIRAN 91 Lampiran 1: Prosedur Tes Bangku 3 Menit YMCA METODE TES KEBUGARAN: TES BANGKU 3 MENIT YMCA/ YMCA 3-MINUTE STEP TEST (Nieman, 2007) Tes bangku 3 menit YMCA dilakukan pada responden yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan di masa datang. Untuk

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 16 METODOLOGI PENELITIAN Desain Waktu dan Tempat Penelitian Desain penelitian ini adalah Cross sectional study yaitu rancangan yang digunakan pada penelitian dengan variabel sebab atau faktor resiko dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan

Lebih terperinci

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../.. KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN 2015 I. INFORMASI WAWANCARA No. Responden Nama Responden Angkatan/Semester Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI ENELITIAN 4.1 Desain enelitian enelitian ini menggunakan jenis rancangan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang digunakan untuk mengetahui gambaran konsumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. n = 24 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study karena pengumpulan variabel independen dan dependen dilakukan pada satu waktu yang tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan desain penelitian analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan sekolah merupakan masalah yang perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola sekolah. Makanan dan jajanan sekolah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study yaitu seluruh variabel diamati pada saat yang bersamaan pada waktu penelitian berlangsung. Pemilihan

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 16 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik yang menggambarkan sistem penyelenggaraan makan dan preferensi para atlet terhadap menu makanan yang disajikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Pembangunan kesehatan merupakan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Identitas Responden LAMPIRAN Lampiran 1. Kuisioner FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG No. Responden: Nama Jenis Kelamin Usia Kelas Tanggal: Identitas Responden

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci